pertemuan 8 agropastural (2)

Download Report

Transcript pertemuan 8 agropastural (2)

SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM)
PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN
AGROPASTURAL - 2
Ade Wachjar
Adiwirman
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR, 2009
 Integrasi sub sistem budidaya pertanian
(tanaman, ternak, ikan, hutan) yang saling
menguntungkan dapat dijelaskan sbb :
 Tanaman :
- Sumber pangan (karbohidrat/vitamin) bagi
manusia
- Sumber pakan (hijauan/pelet) bagi ternak
dan ikan
- Sumber bahan organik bagi tanah dan unsur
hara bagi tanaman
- Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
 Ternak :
- Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia
- Kotoran padat dan cair, sumber pakan
(phytoplankton) bagi ikan, sumber bahan organik
bagi tanah dan unsur hara bagi tanaman
- Sumber biogas
- Sumber tenaga kerja, tenaga pengangkut
- Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
 Ikan :
- Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia
- Sumber bahan organik bagi tanah dan
unsur hara bagi tanaman
- Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
 Hutan :
- Sumber mata air dan oksigen bagi kehidupan
- Sumber bahan organik bagi tanah dan
unsur hara bagi tanaman
- Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)
 Integrasi antar sub sistem dalam sistem pertanian
terpadu dapat terjadi :
 Antara semua sub sistem (tanaman, ternak, ikan,
hutan)
 Antara dua sub sistem (tanaman-ternak,
tanaman-ikan, ternak-ikan).
Contoh: Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT),
Mina Padi (Padi Sawah-Ikan=Parla), Padi
Sawah-Itik, Kolam Ikan-Ternak Unggas
(Longyam)
 Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming
System): Pola Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT)
 Potensi Perkebunan Kelapa Sawit
 Penghasil minyak nabati yang cukup penting
(Crude Palm Oil, Palm Kernel Oil)
 Penghasil limbah tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk bahan pakan (pelepah daun,
anak daun) dan pupuk organik (tandan kosong)
 Penghasil limbah pengolahan yang dapat
dimanfaatkan untuk bahan pakan: bungkil kelapa
sawit (palm kernel cake), lumpur minyak sawit
(palm oil sludge), dan serat perasan buah sawit
(palm press fibre). Biomasa tanaman dan olahan
kelapa sawit untuk setiap hektar (Tabel 1).
 Sebagai sumber rumput alam yang dapat
mendukung pakan ternak.
 Potensi Ternak Sapi
 Penghasil daging dan susu.
 Sebagai tenaga kerja, tenaga pengangkut
 Penghasil bahan organik yang berasal dari
kotoran padat dan kotoran cair. Kotoran yang
dihasilkan 1 ekor sapi ± 20 kg/hari
 Penghasil biogas
 Potensi Tanaman Jagung
 Sumber penghasil pangan.
 Sumber penghasil pakan
 Penghasil bahan organik yang berasal limbah
tanaman.
 Sumber bahan baku industri
Tabel 1. Biomasa Tanaman dan Olahan Kelapa Sawit
per hektar
Biomasa
Bobot Segar
(kg)
Bahan Kering
(%)
(kg)
Daun tanpa lidi
1 430
46.18
658
Pelepah
9 292
26.07
1 640
Tandan kosong
3 680
92.10
3 386
Serat perasan
2 880
93.11
2 681
Lumpur sawit,
solid
4 704
24.07
1 132
560
91.83
514
Bungkil K. sawit
Total
Sumber: Diwyanto et al (2003)
10 011
Keterangan :
- 1 ha k.sawit = 130 pohon
- 1 pohon dapat menyediakan pelepah sejumlah 22
pelepah/tahun
- 1 pelepah bobotnya 2.2 kg (hanya 1/3 bagian yang
dimanfaatkan)
- Bobot daun per pelepah 0.5 kg
- Tandan kosong 23 % dari TBS
- Produksi minyak sawit 4 ton/ha/tahun (Liwang, 2003)
- 1 000 kg TBS menghasilkan 250 kg minyak sawit, 294
kg lumpur sawit,180 kg serat perasan dan 35 kg
bungkil kelapa sawit (Jalaludin et al., 1991).
- Kebutuhan pakan 1 ekor sapi dewasa 20 – 25 kg/hari.
- Potensi per ha kebun kelapa sawit dapat mendukung
pakan ternak sebanyak 4 ekor sapi Bali.
 Manfaat Sistem Pertanian Terpadu SSJT
 Peningkatan produktivitas secara efisien dengan
pemanfaatan lahan, tenaga kerja, serta menekan
biaya pemupukan, dan pengangkutan sarana
produksi dan hasil panen.
 Peluang pengembangan ternak sapi, untuk
memenuhi permintaan daging sapi yang
cenderung meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, perkembangan
ekonomi, perubahan gaya hidup, kesadaran gizi,
dan perbaikan tingkat pendidikan (Delgado et al.,
1999).
 Mengatasi terjadinya penyusutan lahan yang
mengakibatkan berkurangnya peluang produksi
hijauan dan persediaan hasil samping pertanian
yang dapat dijadikan pakan ternak.
 Sistem Pertanian Terpadu SSJT menuju ke arah
konsep LEISA (Low External Input Sustainable
Agriculture), yaitu konsep perkebunan terpadu,
berkesinambungan, menekan penggunaan input
eksternal dan memaksimalkan penggunaan input
internal, sehingga akan diperoleh suatu sistem
usaha perkebunan yang efisien dan berdaya
saing global.
 Kajian Sosial Ekonomi Sistem Integrasi Sapi
dengan Kelapa Sawit (SISKA) (Sumber: Manti et
al., 2003)
 Pengelolaan SISKA
 Diperlukan perpaduan teknis dari kedua
komoditas (sapi dan sawit)
 Dikendalikan dan dikelola dalam satu wadah
 Pengelola yang terlibat: pihak perkebunan,
koperasi karyawan, dan peternak yang
sekaligus pekebun (karyawan perkebunan dan
petani plasma)
 Peran dan fungsi :
 Pihak perkebunan :
- Perencana, penggerak dan pengendali dengan
menyediakan tenaga ahli peternakan
- Mengusahakan modal untuk pembelian sapi
- Memberikan wawasan pengembangan
 Koperasi karyawan :
- Wadah karyawan dan petani plasma
- Pengelola dana untuk pembelian sapi dan biaya
lain
- Memberi pelayanan kebutuhan
- Penyambung kepentingan anggota dan
perusahaan
- Kegiatan pemasaran
- Imbalan bagi koperasi berupa keuntngan dalam
bentuk sisa hasil usaha (SHU)
 Pengadaan dan Perkembangan Sapi
 Sapi yang diintroduksi sapi Bali dan terutama
sapi betina:
- Sudah beradaptasi baik di daerah
- Jenis ternak yang umum dipelihara di daerah
- Daya berkembangbiaknya tinggi
 Teknologi Pemeliharaan Sapi
 Pemeliharaan sapi
- Dilakukan dengan pola penggembalaan dan di
kandang
- Penyediaan pakan dari bagian dalam pelepah,
rumput King Grass, rumput kebun
- Sapi dikandangkan yang dilengkapi dengan
penampungan kotoran
- Kandang dibangun berkelompok pada lokasi dekat
rumah karyawan agar mudah melakukan
pengawasan, perawatan, pengumpulan kotoran,
penjagaan keamanan secara bergilir, memudahkan
pengamatan masa berahi, dan memudahkan
melakukan penimbangan
 Daya Tampung Sapi
 Bergantung pada jumlah tandan buah segar (TBS)
yang diturunkan, setiap TBS yang diturunkan
menghasilkan 2 buah pelepah
 Daya dukung pakan ternak dari pelepah, daun dan
hijauan rumput per hanca (15 ha) (Tabel 2).
Tabel 2. Daya Dukung Pakan Ternak dari Pelepah, Daun
dan Hijauan Rumput per Hanca (15 ha)
Potensi Daya Dukung
Batang pelepah
Daya Tampung Ternak
(unit ternak
19.1
Daun Kelapa Sawit
2.5
Hijauan Gulma
1.4
Total
Sumber : Manti et al. (2003)
23.0
 Sumber Modal
 Dari pihak perkebunan dengan cara kredit
 Analisis Kelayakan Usaha
 Tingkat suku bunga
 Revenue per Cost (R/C)
 Net Present Value (NPV)
 Internal Rate of Return)
 Manfaat dan Efisiensi SISKA
 Aset petani meningkat berupa sapi, 2 – 11 ekor
dengan rata-rata 6 ekor/petani.
 Meningkatkan pendapatan.
 Efisien dalam penggunaan tenaga kerja
pengangkutan hasil panen.
 Meningkatkan kemampuan pemanen dalam
mengelola kebun.
 Penghematan pemakaian pupuk kimia.
 Memperbaiki struktur dan tingkat kesuburan tanah.
TERIMA KASIH