Transcript Materi 13

The End-game of
Tobacco*
Diberikan oleh:
Yayi Suryo Prabandari
Prodi S2 IKM FK UGM , Yogyakarta
* Slide diambilkan dari Reddy (2013) “Tobacco control: The End Game”
1826 : ROKOK DIKETAHUI BERACUN
1950 : MEROKOK BERHUBUNGAN DENGAN
KANKER PARU DAN TUMOR LAINNYA
1965 : IKLAN ROKOK DILARANG DI INGGRIS
1971 : IKLAN ROKOK DILARANG
DITAYANGKAN DI TELEVISI DI AMERIKA
United States Surgeon
General’s Reports
1964: Merokok berbahaya untuk
kesehatan
1986: Dampak rokok terhadap
perokok pasif
1988: Rokok bersifat adiktif
2004: Rokok menyebabkan
penyakit pada hampir SEMUA
ORGAN TUBUH
The end-game of
tobacco di Indonesia?
Sejarah dan Fakta
tentang rokok di
Indonesia
Sejarah tembakau
dan rokok
1492
6000 SM
1596
Sejarah rokok
6000 sm
1492
1847
Philip Morris
1760,
Pierre
Lorillard
Sejarah Industri Rokok di
Indonesia
Tempat
ditemukannya
cengkeh 
bahan rokok
Kretek >
Halmahera
1904
1891
> 1000
industri
rokok
1840-1940
1820
Evidence based medicine
Dicari penyebab di
luar tubuh manusia:
gambar rumah,
lingkungan kumum
Dicari penyebab di
luar tubuh
organisme:
gambar cacing,
virus dsb
Evidence based public health
Indonesia
adalah
negara
terbanyak ke
3 jumlah
perokoknya
di Indonesia
146.860.000
population is
smoker
Proporsi Perokok di
Indonesia
Tahun
Laki-laki
Perem
puan
Total
1995*
53.9
1.7
27.2
2001*
62.9
1.4
31.8
2004*
63.0
5.0
35.0
2007**
65.3
5.1
35.4
2010***
65.9
4.2
34.7
*Kosen, Aryastami, Usman, Karyana, Konas Presentation IAKMI XI, 2010
** Ministry of Health, Basic Health Research, 2007 ( prevalence of > 10 years old)
*** Ministry of Health, Basic Health Research, 2010 (prevalence of > 15 years old)
Pajak yang diberikan oleh industri
rokok di Indonesia*
Tahun Produksi
Target
rokok (Milyar (Trilyun
batang)
rupiah)
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
241,92
224,97
207,62
190,00
203,80
221,10
220,00
226,00
235,00
-
10,16
17,60
22,30
27,70
26,20
28,90
38,50
42,50
48,20
54,00
55,90
*Dirjen bea cukai
Realitas
pajak
(Trilyun
rupiah)
12,46
17,60
23,30
27,03
27,70
29,30
38,40
44,00
50,20
Pencapaian
Target (%)
110,79
99,38
103,88
101,08
102,57
103,14
43,51
106,29
FCTC/Framework convention on
tobacco control
Belum dilaksanakan diIndonesia
 Akses mudah untuk beli rokok (belum ada aturan) dan
murah
 Setiap orang bisa beli rokok (tidak ada batasan umur)
 Iklan rokok dimana-mana (termasuk di media
elektronik
 Kebijakan pengendalian rokok belum
diimplementasikan secara luas  dan kurang
penguatan hukum
 Sebagai sarana pertemanan, dianggap “budaya”
 Belum ada aturan untuk membatasi industri atau
pertanian
 Ada tiupan rumor bahwa kegiatan pengendalian
tembakau “dikendalikan” oleh kekuatan farmasi
Basic Health Survey
2007 - 2010
Smoking prevalence based on
demographic characteristics in Indonesia
Demographic Characteristics
Current smoker
2007
Age group
Gender
2010
10-14
2.0
15-24
24.6
26.6
25-34
35
37.2
35-44
36
37
45-54
38
38.2
55-64
37.5
37.1
65-74
34.7
33.6
75*
33.1
32.2
Male
55.7
65.9
4.4
4.2
Female
Smoking prevalence based on
demographic characteristics in Indonesia
Demographic Characteristics
Education
Residence
House hold
expenditure
Current Smoker
2007
2010
None
30.9
31.8
Drop out from elementary
25.3
37.8
Elementary
28.3
36.6
Junior high school
30.6
33.1
Senior high school
34
35.5
University
27
25.5
Urban
26.6
32.3
Rural
30.9
37.4
Quintile 1
29
35
Quintile 2
29.6
36
Quintile 3
29.5
36
Quintile 4
29.5
34.4
Quintile 5
28.7
32
Age Initiation to Smoke
5-9
2007
Age
Sex
Married
status
10-14
2010 2007
15-19
20-24
2010 2007 2010
2007
> 25
2010 2007
2010
10-14
1.4
15-24
0.1
2.2
17.8
29.3
57.3
56.5
7.1
5.7
0.0
25-34
0.1
1.4
9.8
18.6
44.6
51.5
18.6
14.5
3.9
4.0
35-44
0.2
1.5
7.7
15.4
34.7
43.6
19.5
17.5
8.9
8.9
45=54
0.1
1.5
7.1
14.1
28.3
37.7
18.8
17.7
11.9
12.4
55-64
0.1
2.0
7.3
12.8
22.9
30.4
17.3
17.0
13.3
15.9
65-74
0.1
2.4
6.9
11.7
19.2
25.4
14.0
14.7
13.1
15.6
75+
0.1
2.1
6.7
10.2
15.9
20.4
10.3
12.2
11.7
12.9
Male
0.1
1.7
10.1
18.3
38.2
45.0
16.8
14.6
6.9
6.8
Female
0.3
1.5
4.7
7.6
14.0
20.6
10.2
14.3
15.5
27.6
19.0
0.0
0.0
0.0
Single
2.0
26.0
55.1
8.1
1.5
Married
1.7
15.4
40.9
16.4
9.6
Widow
1.5
11.9
25.1
16.4
17.3
Age Initiation to Smoke
5-9
Education
Occupation
10-14
15-19
20-24
> 25
2007
2010
2007
2010
2007
2010
2007
2010
2007
2010
None
0.2
1.8
7.7
12.6
21.3
25.4
12.0
11.6 10.4
12.0
DO fr Elem
0.2
2.5
10.1 16.9
29,1
35.6
14.5
14.0
9.1
10.6
Elementary
0.1
1.8
11.2
17.9
35.0
40.2
16.0
15.2
7.6
9.1
Junior high
0.1
1.6
11.1
21.4
43.0
47.7
15.6
12.9
4.9
6.1
Senior high
0.1
1.3
7.6
16.6
45.1
52.5
19.3
14.9
6.4
6.1
University
0.1
1.2
5.6
13.5
38.4
47.4
24.6
19.9 10.2
8.9
None
1.8
18.5
39.7
11.0
10.1
Student
2.6
36.8
51.5
2.9
0.1
Official
1.4
15.1
47.0
19.2
8.6
Enterpreuner
1.6
16.7
47.4
15.5
7.7
Farmer/labor
1.7
16.8
40.7
14.6
8.4
Other
1.7
16.9
39.8
16.9
11.4
Age Initiation to Smoke
5-9
Residence
Econo
mic
status
10-14
2007
2010
Urban
0.1
Rural
2007
15-19
 25
20-24
2010
2007
2010
2007
2010
2007
2010
1.8
9.2 18.0
40.7
46.0
18.4 15.1 7.5
7.9
0.2
1.6
9.9 17.0
34.1
40.5
15.3 14.0 7.6
8.6
Quintile 1
0.1
1.6
10.6 17.2
34.9
40.1
14.6
12.9 6.9
9.3
Quintile 2
0.1
1.8
10.4 17.3
35.9
42.0
15.5
14.1 7.1
7.9
Quintile 3
0.1
1.6
9.6 17.7
36.8
44.5
16.1
14.5 7.5
8.1
Quintile 4
0.1
1.8
9.4 17.4
37.0
44.6
16.6
15.7 7.8
8.6
Quintile 5
0.2
1.8
8.4 17.9
36.9
45.8
18.6
15.8 8.4
9.6
Logistic
Regression
of Gender,
Education
and
economic
status with
smoking
behavior
-----------------------------------------------------------------------------|
Robust
smoker | Odds Ratio
Std. Err.
z
P>|z|
[95% Conf. Interval]
-------------+---------------------------------------------------------------1.sex
Male
|
48.83015
1.585416
119.76
0.000
45.8196
52.03851
|
educstion |
none |
2.65454
.2219741
11.68
0.000
2.25326
3.127283
d.o. elemtr |
3.225809
.1937587
19.50
0.000
2.867551
3.628826
elementary |
2.678008
.1399927
18.84
0.000
2.417216
2.966938
juior high |
1.686555
.0905743
9.73
0.000
1.518056
1.873757
senior high |
1.68288
.0858376
10.20
0.000
1.522777
1.859815
Economic sta
1
2
3
4
|
|
1.06613
.0447782
1.52
0.127
.9818817
1.157607
|
1.007685
.0423369
0.18
0.855
.9280307
1.094176
|
1.046219
.0443829
1.07
0.287
.9627486
1.136927
|
1.062706
.0448195
1.44
0.149
.9783939
1.154283
|
_cons |
.0214726
.0012472
-66.13
0.000
.0191622
.0240615
------------------------------------------------------------------------------
All together, gender,
education and
economic status
contribute to smoking
behavior
Quit Tobacco
Indonesia Research
Result
Please visit the website of
Quit Tobacco International:
www.quittobaccointernational.org
Assessment of
Smoking Status*
• 72% of physicians
reported that they
do not routinely ask
patients about their
smoking status
• 34% (male) and
21(female) physicians
reported that they did
routinely ask patients
Doctor’ report
Patient Exit Interview
• Objective: to examine patient reports of
doctors’ asking and advising patients to quit
smoking
• Method: exit interview survey in four public
health centers in Yogyakarta
 Of the 355 male patients
interviewed, 41% of
them were smoking in
the last 30 days
 Only 10% of all patients
were asked by doctors
about their smoking
behavior during their
clinical encounter
Patient’ report
Ng N, Prabandari YS, Padmawati RS, Okah F, Haddock CK, Nichter M, Nichter M, Muramoto M, Poston WSC, Pyle SA,
Mahardinata N, Lando HA. Physician assessment of patient smoking in Indonesia: a public health priority. Tob Control.
2007 Jun;16(3):190-6
Pengendalian
Tembakau`
FCTC (Framework Convention on Tobacco
Control)
 FCTC atau kerangka konvensi pengendalian tembakau
adalah traktat dunia pengendalian tembakau yang
dirancang WHO atau Badan Kesehatan Dunia
 Dikembangkan sejak th 1995 dan secara resmi dibuka
untuk ratifikasi dan tandatangan pada Juni 2003-Juni
2004. Sudah ditandatangani dan diratifikasi 160 negara
 Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia
Pasifik yang belum atau tidak meratifikasi dan
menandatangani traktat ini
 Pasal 8 dan 18 berhubungan dengan perlindungan
terhadap kesehatan lingkungan dan manusia
FCTC:
Intervensi dari Segi
Permintaan
• Harga dan pajak dinaikkan
• Pelarangan dan pembatasan
iklan dan sponsor rokok
secara komprehensif
• Proteksi dari paparan asap
rokok
• Komunikasi edukasi,
pelatihan dan peningkatan
kesadaran publik
• Kemasan dan pemberian label
• Intervensi untuk berhenti
merokok
• Regulasi isi kandungan rokok
Intervensi dari Segi
Penyediaan
– Pelarangan
– Pembatasan
penjualan
rokok pada anak
– Subtitusi pertanian
– Pembatasan
perdaganan
– Memonitor rokok
selundupan
Bukan
merupakan
intervensi
yang efektif
Pengecualian
dan intervensi
kunci
Intervensi multi level untuk
pengendalian tembakau
Intensive
interventions
Pharmocotherapies
• prescribed
• non-prescribed
Brief intervention
• Pharmacotherapies
• non-prescibed
TV campaigns
Taxation, workplace bans, restricted access, health warnings
Intervensi Efektif untuk
Pengendalian Penggunaan
Tembakau (Seatca, 2007)
• Menaikkan pajak (65% dari harga
eceran)
• Melarang semua bentuk iklan rokok
• Mengimplementasikan 100% Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) di tempat umum,
tempat kerja, tempat pendidikan
• Memperbesar peringatan merokok di
bungkus rokok dan menambahkan
gambar akibat kebiasaan merokok
pada bungkus rokok
MENGAPA PAJAK ROKOK
PERLU DINAIKKAN?
Kematian, penyakit, dan kecanduan semakin
murah; dan dapat dibeli orang miskin
8.00
Harga 1 bungkus rokok isi 20 batang(US$)
7.00
7.47
Marlboro
Merk rokok termurah
5.73
6.00
5.00
4.00
3.00
2.18
1.79
2.00
1.25
1.25
1.25
1.03
0.93
1.00
0.94
0.62
0.61
0.38
0.39
0.31
0.10
0.00
Cambodia
Indonesia
Lao PDR
Malaysia
Philippines
Singapore
Thailand
Viet Nam
MENGAPA IKLAN
HARUS DILARANG?
Apa hubungan iklan rokok
dan kebiasaan merokok?
• Pucci & Siegel (1999), melakukan penelitian
antara paparan iklan dan kebiasaan merokok,
hasilnya adalah adanya hubungan antara
paparan iklan dan kebiasaan merokok 
semakin tinggi paparan iklan, semakin
frekuen merokoknya
• Iklan rokok merupakan faktor potensial
pencetus inisiasi merokok di kalangan remaja
(Botvin, Botvin, Michela, & Filazzola, 1991)
• Prabandari, dkk (2007) mengadopsi
penelitian Puccini dan hasilnya sama.
Tobacco control in
Indonesia
Indonesian
Gov Reg on
Tobacco
Control (GRTS)
Number 109
2012 about
substance
protection that
contain addictive
substance, tobacco
effect for health
Policy
Ministry of Education
instruction no 4 1997:
Smoke Free School
Indonesia has
not yet
ratified FCTC
Tobacco control
more
decentralized and
carried out locally
+
MPOWER
(WHO)
National
Regulation on
SMOKE FREE
AREA (2009) –
follow by local
regulation
(Example: Yogyakarta
Governor regulation
no 39 2009)
Governor
Yogyakarta
regulation no
39  7 SMOKE
FREE setting
Campaign and dissemination of Smoke
free area
Regulation cannot
be applied in the
house hold 
private area 
SMOKE FREE
HOUSE KAMPONG
Pengendalian
Kebiasaan
Merokok di
Yogyakarta
Perjalanan Kebijakan di
Yogyakarta
2007
Perda no 5 th 2007 ttg
Pengendalian
Pencemaran Udara:
Pasal 11 ayat 1 “
Setiap Orang dilarang
merokokdi Kawasan
dilarang merokok
Pasal 11 ayat 2
“Penetapan kawasan
dilarang merokok
sbgmn disebut ayat 1
diatur dengan
Peraturan gubernur
dan/atau peraturan
bupati/walikota sesuai
dengan
kewenangannya
2009
Gubernur DIY
menetapkan Pergub no
42 tentang Kawasan
Dilaarang Merokok
Pasal 4 ayat 4
“Bupati/Walikota dapat
menetapkan tempat lain
sebagai Kawasan
dilarang Merokok selain
yang ditetapkan pada
ayat 1
Nasional:
PP tahun 2009
Ttg Kesehatan pasal
113 ayat 2  tembakau
zat adiktif
Pasal 115 ayat 1
ditetapkan beberapa
kawasan sebagai
Kawasan Tanpa Rokok
(Pelayanan kesehatan,
tempat proses
mengajar, tempat anak
bermain, tempat ibadah,
angkutan umum, tempat
kerja dan tempat umum
Status Kebijakan KTR
di DIY
Wilayah
Status
Keterangan
Kabupaten
Ditetapkan perbup KDM
Perbup Nomor 61 Tahun
Kulonprogo
Kabupaten
2009
Ditetapkan perbup KDM
Gunungkidul
Kota Yogyakarta
Perbup Nomor 22 Tahun
2009
Penyusunan perwal
Masih dalam pembahasan
Kabupaten Bantul Penyusunan perbup
Masih dalam pembahasan
Kabupaten
Masih dalam pembahasan
Sleman
Penyusunan perbup
Workshop untuk
penyusunan
naskah akademik
dan Raperda KTR
1. Inisiatif DPRD
2. Rekomendasi
ekskutif
Pertemuan
Badan
Legislasi
DPRD
Rapat paripurna
DPRD
PROLEGDA 2012
Langkah
untuk
menetapkan
regulasi KTR
di
Yogyakarta
QTI & Yogya Sehat Tanpa
Tembakau
Pansus PERDA
Rapat Paripurna
Penetapan
* Naskah akademik dikembangkan oleh QTI dan Yogya Sehat Tanpa Temkau didasarkan survei
kolaborasi antara QTI dan Dinas Kesehatan Propinsi dan Kota Yogyakarta
Perkembangan usulan KTR
masing-masing wilayah
Wilayah
Status
Keterangan
DPRD Prov. DIY
Prolegda 2012
Pendalaman materi antar
fraksi
DPRD Kota
Belum prolegda
Yogyakarta
Proses pengajuan NA dan
Raperda
DPRD Kab. Bantul
Prolegda 2012
Proses konsinyering
DPRD Kab. Sleman
Prolegda 2012
Proses konsinyering
DPRD Kab.
Belum prolegda
Proses audiensi DPRD
Belum prolegda
Proses audiensi DPRD
Kulonprogo
DPRD Kab.
Gunungkidul
Strategy for community:
Implementation of Smoke Free House Kampong
Quit Tobacco Indonesia works with Provincial & District Health Office
• Community survey
• Qualitative
methods for
exploring
community
perception and
opinion (in-depth
interview, FGD)
• Training for health
provider and local
leader
Initial
program
Community
approach
•
Join in existing
community meeting
• Women group (PKK)
• Men group
• Wife and husband
(separate and
couple)
• Youth
• Community leader
• Agreement on
establishing
local regulation
• Issued a petition
Local policy
development
• Coordination meeting
Nichter, M., Nichter, M., Padmawati, RS., & Ng, N. Developing a smoke free household
initiative: an Indonesian case study. Acta Obstetricia et Gynecologica. 2010; 89: 578–581
Terima kasih atas
perhatiannya
Telusuri website berikut untuk
mendapatkan bahan presentasi dan
sosialisasi tentang dampak rokok
terhadap kesehatan, serta
pengendalian tembakau secara
umum:
www.quittobaccointernational.org