Hukum Asuransi Pertemuan 10

Download Report

Transcript Hukum Asuransi Pertemuan 10

ASURANSI
PENGANGKUTAN
1. Asuransi Pengangkutan
dalam perdagangan dunia
 Asuransi pengangkutan telah dikenal oleh
semua pihak sejak berabad-abad yang lalu
sebagai bagian yang penting dalam dunia
perdagangan untuk memberikan jaminan atas
barang dagangan yang menjadi tanggung
jawab pemilik, pengangkut maupun bank.
Dokumen yang membuktikan adanya ikatan
asuransi disebut polis asuransi pengangkutan.
Polis asuransi pengangkutan merupakan salah
satu dokumen pendukung perdagangan selain
dari Invoice, Packing List, Bill of Lading, Letter
of Credit dan lain-lain. Dokumen pendukung ini
biasa disebut sebagai 'shipping documents'.
2. Syarat perdagangan dan
asuransi pengangkutan.
 Dalam dunia asuransi pengangkutan akan melibatkan
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan atas risiko
barang-barang yang menjadi tanggung jawabnya selama
barang-barang tersebut sedang dalam masa
pengangkutan/pengiriman. Pihak-pihak tersebut
umumnya adalah penjual dan pembeli.
Untuk memperjelas hak dan kewajiban semua pihak
yang terlibat dalam dunia perdagangan ini maka ada
suatu aturan yang wajib diikuti yaitu "Incoterms".
Dibeberapa negara telah diterbitkan peraturan bahwa
dalam hal adanya import barang kenegara tersebut maka
polis asuransi pengangkutan barang import dibuat oleh
perusahaan asuransi negara pengimport tersebut.
a. Kontrak CIF dan asuransi
pengangkutan
 Kondisi asuransi dan nilai pertanggungan umumya
dicantumkan dalam 'sales contract' ataupun Letter of
Credit, namun apabila tidak ada ketentuan tentang hal
tersebut maka segala sesuatunya mengacu pada
'Incoterms' atau praktek umum yang berlaku dalam dunia
perdagangan.
Didalam kontrak CIF, ekportir berkewajiban mengurus /
menyiapkan
asuransi pengangkutan untuk menjamin perjalanan
barang hingga tiba ditempat tujuan dan juga mengirimkan
shipping documents serta polis asuransi kepihak impotir
atau pembeli diluar negeri.
b. Kontrak FOB dan C&F
(CFR)
 Dalam persyaratan FOB, ekportir atas biaya sendiri dan atas
risiko yang dihadapi berkewajiban untuk menyampaikan barang
yang dipesan/dibeli oleh importer diluar negeri hingga dimuat
keatas kapal dipelabuhan muat. Risiko yang mungkin terjadi
selama diperjalanan darat dari gudang ekportir hingga
pelabuhan muat menjadi tanggung jawab ekportir. Dengan
demikian dia berkewajiban mengasuransikan barang-barang
tersebut dengan polis inland marine. Sedangkan risiko
perjalanan selanjutnya keluar negeri diurus asuransinya oleh
importer diluar negeri.
Hal ini berlaku pula pada syarat C&F (CFR). Yang
membedakan antara FOB dan C&F (CFR) adalah tentang siapa
yang menyediakan kapal laut.
Dalam hal C&F (CFR) ekportir berkewajiban menyediakan
kapal laut untuk mengirim barang-barang yang dibeli importir.
 Asuransi pengangkutan merupakan jenis pertanggungan
yang tertua dalam sejarah perkembangan industri
asuransi kerugian dimana pada mulanya yang ada
hanyalah asuransi pengangkutan melalui air sungai saja.
Dengan berkembangnya teknologi di bidang
pengangkutan, maka asuransi pengangkutan inipun
kemudian berkembang dan meluas dengan
pengangkutan melalui laut, udara dan darat atau
merupakan gabungan daripada cara-cara pengangkutan
tersebut.
 Asuransi pengangkutan memberikan
jaminan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan atas kerusakan,
kerugian dan pengeluaran biaya-biaya
yang timbul akibat suatu kecelakaan
yang berhubungan dengan alat
pengangkutannya dan/atau bahayabahaya selama dalam pengangkutan.
Bahaya-bahaya yang mungkin timbul khususnya
dalam hal pengangkutan melalui laut
 PERILS OF THE SEAS, bahaya-bahaya
yang erat hubungannya dengan sifat laut
itu sendiri. Yaitu bahaya yang tidak
setiap hari terjadinya, tidak terduga dan
secara kebetulan ; seperti cuaca buruk,
tabrakan, kandas, taufan dan yang
sejenisnya.
 PERILS ON THE SEAS, bahaya-bahaya
yang mungkin timbul atau terjadi pada
waktu berada diatas laut seperti
kebakaran, peledakan dan sejenisnya.
 EXTRANEOUS RISK, bahaya yang
tidak termasuk dalam perils of the seas
maupun perils on the seas seperti
pencurian, pembongkaran, tidak
dikirimkan oleh penjual, pecah,
kerusakan karena air dan sejenisnya.
 Asuransi pengangkutan tidaklah bertujuan untuk
menutup semua kerugian yang diderita oleh tertanggung,
dan hanya menjamin kerusakan atau kerugian yang
timbul akibat peristiwa yang secara kebetulan datang dari
luar (insidental cause) yang dapat terjadi akan tetapi
belum pasti akan terjadi.
Berdasarkan bahaya-bahaya tersebut diatas, maka
luasnya pertanggungan jaminan yang diberikan serta
syarat/kondisi asuransi pengangkutan diatur dalam polis
asuransi pengangkutan.
ASURANSI PENGANGKUTAN
BARANG MELALUI LAUT (MARINE
CARGO INSURANCE)




I. KEPENTINGAN YANG DAPAT
DIASURANSIKAN
Barang itu sendiri atau cargo
Biaya pengangkutan (uang tambang/freight)
Keuntungan yang diharapkan (imaginary profit)
Premi asuransi barang tersebut (insurance
premium)
II. JAMINAN YANG DAPAT DIBERIKAN
A. Syarat-syarat dan kondisi polis berdasarkan
klausula-klausula baru Institute Cargo Clauses
1-1-1982 yakni sebagai berikut:
1. INSTITUTE CARGO CLAUSES (A)
Jaminan dalam klausula ini adalah yang
paling luas, meliputi perils of the
seas, perils on the seas dan extraneous
risk, tapi dengan pengecualian
tertentu.
2. INSTITUTE CARGO CLAUSES (B)
Jaminan yang diberikan dalam klausula ini hanya meliputi
risiko-risiko
tertentu saja yakni:
a. Kebakaran dan ledakan
b. Kapal kandas, tenggelam atau terbalik
c. Tabrakan kapal
d. Bahaya-bahaya pembongkaran barang disuatu pelabuhan
darurat.
e. Gempa bumi, letusan gunung berapi, petir.
f. Tindakan General Average (penyelamatan umum)
g. Pembuangan barang kelaut atau terlemparnya barang ke laut
(Jettison or washing overboard)
h. Air laut memasuki palka, peti kemas dan tempat-tempat
penimbunan
dikapal akibat perils of the seas.
i. Total Loss per package ketika proses bongkar muat.
j. Tanggung gugat untuk biaya penyelamatan dan general
average.
k. Dalam hal tabrakan kapal dengan kapal lain (both to blame
collision
clause).
 3. INSTITUTE CARGO CLAUSES (C)
Jaminan yang diberikan dalam klausula ini hanya meliputi
risiko-risiko
tertentu yang lebih sempit daripada dalam klausula B,
yakni:
a. Kebakaran dan ledakan.
b. Kapal kandas, tenggelam atau terbalik.
c. Tabrakan kapal dengan benda lain, selain air.
d. Bahaya-bahaya pembongkaran barang disuatu
pelabuhan darurat.
e. Tindakan general average (penyelamatan umum).
f. Pembuangan barang ke laut (jettison).
g. Tanggung gugat untuk biaya penyelamatan dan
general average.
h. Dalam hal kapal tabrakan dengan kapal lan (both to
blame collision clause).
 4. RISIKO-RISIKO YANG TIDAK DIJAMIN
Dalam syarat/kondisi polis A, B dan C secara umum dikecualikan
risiko-risiko sebagai berikut:
a. Kerugian/kerusakan dari perbuatan yang disengaja oleh
tertanggung
b. Kerugian/kerusakan karena bocor, susut berat isi, dan keausan
dari barang yang diasuransikan
c. Kerugian/kerusakan akibat pembungkus packing yang kurang
baik
d. Kerugian/kerusakan akibat sifat-sifat alamiah dari barang itu
sendiri
e. Kerugian/kerusakan akibat dari keterlambatan, kecuali yang
berhubungan dengan general average dan biaya-biaya
penyelamatan
f. Kerugian/kerusakan yang timbul akibat dari ketidakmampuan
keuangan (insolvency)dari pemilik kapal, pencarter atau
pengoperasi kapal
g. Kerugian/kerusakan yang timbul dari tindakan sengaja dari
orang lain yang bukan tertanggung (khusus untuk syarat B dan C
saja)
 h. Kerugian/kerusakan yang timbul akibat senjata atom,
nuklir dan radio aktif
i. Kerugian/kerusakan akibat tidak laik lautnya kapal
pengangkut
j. Kerugian/kerusakan bilamana tertanggung telah
mengetahui bahwa kapal tidak laik laut pada waktu
pemuatan barang dilakukan
k. Kerugian/kerusakan yang disebabkan oleh perang,
perang saudara, pemberontakan, revolusi, pergolakan
sipil dan tindakan permusuhan terhadap penguasa
l. Kerugian/kerusakan yang disebabkan oleh penahanan,
penyitaan dan penangkapan atau percobaan-percobaan
kearah itu
m. Kerugian/kerusakan yang disebabkan oleh bahanbahan ranjau yang membahayakan, terpedo, bom atau
senjata perang yang berbahaya
n. Kerugian/kerusakan yang disebabkan oleh
pemogokan, pemberhentian pekerjaan atau perbuatan
seseorang dalam rangka gangguan pekerja, kerusuhan,
huru-hara dan pergolakan sipil
o. Kerugian/kerusakan yang disebabkan oleh teroris dan
tindakan yang berlatar belakang
 5. PERLUASAN JAMINAN
Dengan membayar premi tambahan, tertanggung dapat
menambah/memperluas jaminan dengan risiko-risiko
sebagai berikut:
a. Institute War Clause (Cargo)
Memberikan jaminan atas risiko-risiko perang
b. Institute Strike Clause (Cargo)
Memberikan jaminan atas risiko-risiko pemogokan
c. Institute Malicious Damage Clause
Memberikan jaminan atas niat jahat seseorang atau
sekelompok orang-orang
B. Syarat-syarat dan kondisi polis berdasarkan klausulaklausula Institute Cargo Clauses 1-1-1963 yakni sebagai
berikut:
 1. Institute Cargo Clause F.P.A. (Free From Particular Average)
Syarat pertanggungan atas dasar F.P.A. hanya menjamin kerugian berupa:
a. Kerusakan keseluruhan (total loss).
b. Total loss atas tiap-tiap bungkus/karung yang terjadi sewaktu pemuatan,
transhipment atau sewaktu pembongkaran (misalkan 1 package jatuh ke
dalam laut).
c. Kerugian atas kerusakan sebagian, apabila hal itu disebabkan oleh
kebakaran, peledakan dan tabrakan.
d. Kerugian atas kerusakan sebagian akibat dari kapal atau tongkang
kandas, tenggelam atau mengalami kebakaran. Namun kerugian-kerugian
lain yang dapat digolongkan kepada cuaca buruk tidak dijamin oleh polis
kecuali hal itu mengakibatkan kapal kandas, tenggelam atau terbakar.
e. Contribusi yang berhubungan dengan General Average.
f. Biaya-biaya salvage, dan biaya-biaya khusus lainnya yang dikeluarkan
sehubungan dengan kerugian atas barang, dengan pengertian bahwa
kerugian atas barang untuk mana dikeluarkan biaya salvage dan biaya
khusus dijamin oleh polis yang menutup Particular Average.
g. Biaya pengemasan (sue and labour charge).
 2. Institute Cargo Clause W.A. (With Particular
Average).
Resiko yang dijamin dalam kondisi ini ialah semua risiko
yang termasuk dalam kondisi F.P.A. Disamping itu
kerusakan-kerusakan sebagian akibat dari risiko laut
lainnya ditutup juga dengan kondisi ini, dengan
pengertian jumlahnya melebihi dari percentage yang
disebutkan dalam memorandum polis.
Jika kerugian sebagian itu dapat digolongkan akibat dari
cuaca buruk (heavy weather) penanggung menjamin
sepenuhnya tanpa memperhatikan memorandum polis.
 3. Institute Cargo Clause A.R (All Risks).
Memberikan jaminan ganti rugi terhadap
kerugian/kerusakan yang diakibatkan oleh
semua risiko kecuali:
a. Kerusakan/kerugian yang disebabkan karena
keterlambatan.
b. Kerusakan/kerugian yang disebabkan karena
sifat/cacat daripada barang itu sendiri.
c. Kerusakan/kerugian yang termasuk dalam
pengecualian umum.
PENGECUALIAN UMUM

Semua jenis asuransi pengangkutan tidak memberikan
ganti rugi atas kerugian/kerusakan yang disebabkan
karena:
a. Kesengajaan.
b. Sifat barang sendiri: misalnya pembusukan pada
buah-buahan dan daging.
c. Alat pengangkut yang tidak layak secara teknis.
d. Perang, Perang saudara, Revolusi, Penyitaan oleh
pihak musuh dan yang sejenis.
e. Terorisme, Pemogokan.
f. Kerusakan karena pemakaian (wear and Tear).
PERLUASAN JAMINAN
 Disamping jenis pertanggungan tersebut
diatas, dengan tambahan premi asuransi
pengangkutan dapat secara khusus
diperluas dengan risiko:
WAR + S.R.C.C. (Strikes, Riots and
Civil Commotions).
I. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI TARIF PREMI.
 a. Macam penutupan/jenis pengangkutan.
b. Jenis dan sifat barang yang diangkut.
c. Cara pengepakan (Container, Bag, Case,
curah dsb).
d. Syarat-syarat /kondisi penutupan.
e. Alat pengangkut yang dipergunakan (umur,
tonnage, konstruksi,
jenis dsb).
f. Jangka waktu perjalanan
g. Route perjalanan
II. KETERANGAN-KETERANGAN YANG
DIPERLUKAN UNTUK
PELAKSANAAN PENUTUPAN ASURANS
 a. Nama dan alamat tertanggung.
b. Jenis barang secara terperinci, kwalitas,
kwantitas, serta harga per unit.
c. Nama alat pengangkutnya dan tanggal
pemberangkatan.
d. Tempat pemberangkatan serta tempat
tujuan.
e. Jumlah pertanggungan.
f. Nama dan alamat sipenerima barang.
g. Luas jaminan yang dikehendaki.
h. Keterangan lain yang meliputi ; Nama Bank,
Nomor L/C, Nomor B/L.