BAPPENAS - Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

Download Report

Transcript BAPPENAS - Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN
BIDANG KESEHATAN & DUKUNGAN PROGRAM
KEFARMASIAN DAN ALKES
Dr. Hadiat, MA
Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Bandung, 12 Maret 2012
SISTEMATIKA PAPARAN
I. PENDAHULUAN
II. ISU STRATEGIS-PEMBANGUNAN KESEHATAN
III. TANTANGAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT
KESEHATAN
IV. DUKUNGAN TERHADAP PROGRAM KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN
V. PENGEMBANGAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN
2
I. PENDAHULUAN
KERANGKA PIKIR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
UHH
AKI
Angka
Kesakitan
Gizi dan
KIA
Pengendalian
Penyakit &
Penyehatan
Lingkungan
SDM
Ketersediaan
Kesehatan & Mutu Obat
Pelayanan
Gizi dan Kesehatan
Ibu dan Anak
SDM/
Tenakes
Sarana
Kesehatan
Pembinaan
Upaya
Kesehatan
Biaya
AKB
SASARAN
GIZI
Indikator
OUTCOME
Angka
Kematian
Pembiayaan
Jaminan
Kesehatan
GOAL
Pemberdayaan Masy.
Pemberdayaan
Masyarakat &
Promosi Kes.
Sediaan
farmasi
& Alkes
Pelayanan Manajemen
Kesehatan Kesehatan
Pengendalian
Penyakit &
Penyehatan
Lingkungan
Litbang
Kesehatan
Manajemen
-Hukum
-Data & Sist.
Informasi
FOKUS
PRIORITAS
UPAYA
INPUT
4
ISU UTAMA PEMBANGUNAN KESEHATAN
ISU UTAMA
RPJMN
2010-2014
ARAHAN PRESIDEN
Supply :
• Akses dan kualitas Pelayanan
Kesehatan masih rendah
• Penyediaan Pelayanan Kesehatan
masih rendah
Demand :
PEMBANGUNAN
SDM DAN
KEHIDUPAN
BERAGAMA
Penurunan
angka
kesakitan
(morbiditas)
dan angka
kematian
(mortalitas)
• Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan meningkat
(Pertumbuhan penduduk, Ageing,
Perubahan Iklim, Transisi
Epidemiologi)
• Status kesehatan masyarakat
masih rendah
PRIORITAS
NASIONAL 3 :
KESEHATAN
Peningkatan Akses
dan Kualitas
Pelayanan Kesehatan
Berantas Penyakit
Menular dan Cegah
Berkembangnya
Penyakit Tidak
Menular
Perbaiki Kesehaan
Ibu dan ANak
Cakupan pelayanan kesehatan baik
preventif promotif maupun kuratif
rehabilitatif belum optimal
6 Isu Strategis
(Akses Yankeszi, Pengendalian Penyakit,
Tenaga, Pembiayaan, Obat, dan Makanan,
Pelayanan KB)
5
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN
DUKUNGAN UNTUK PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
DAN TIDAK MENULAR
Upaya Preventif -Promotif
1 Surveilans untuk penyakit menular dan penyakit tidak menular
NO
K/L TERKAIT
Kemkes, Kemdagri
2
Penyediaan vaksin dan sarana pendukung imunisasi
Kemkes, Kemdagri
3
Pemberdayaan masyarakat melalui Komunikasi, Informasi, dan
Edukasi
Kemkes, Kemdikbud, Kemkominfo,
Kemkokesra, Kemdagri
4
Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan (tenaga
surveilans, tenaga promosi kesehatan, epidemiolog)
Kemkes, Kem PAN&RB, Kemdikbud
5
Perbaikan kualitas kesehatan lingkungan
Kemkes, Kem PU, Kemdagri, Kem LH
6
Perbaikan asupan gizi dan pola konsumsi masyarakat
7
Penelitian dan pengembangan IPTEK Bidang Kesehatan
8
Penguatan pencatatan dan pelaporan melalui pengembangan
sistem informasi
Kemkes, Kemtan, KKP, BPOM, Kemdag,
Kemperin
Kemkes, LIPI, Kemristek
Kemkes, Kemdagri
Upaya Kuratif- Rehabilitatif
1
Penyediaan obat, alkes, dan prasarana deteksi dini
2
Peningkatan jumlah dan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan
dalam penemuan dan penanganan kasus
3
Peningkatan jumlah dan kualitas tenaga kesehatan (tenaga medis
di pelayanan kesehatan)
Kemkes, BPOM
Kemkes
Kemkes, Kem PAN&RB, Kemdikbud
6
STATUS PEMBANGUNAN KESEHATAN
Akses Pelayanan Kesehatan dan Gizi terus meningkat ditandai antara lain dengan:
• Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 82,2% (2010)
• Cakupan kunjungan ibu hamil: K1: 95,26% dan K4: 85,56% (2010)
• Cakupan imunisasi dasar lengkap: menjadi 53,8% (2010)
• Pemberian Vit A dan Fe : 69,8% dan 92,2% (2010)
Persentase Pertolongan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan Terlatih (2005-2010)
82,20
84
80
56
74,87
72,41
53,8
52
77,34
76
72
Persentase Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada Anak Usia
12-23 bulan tahun 2007 dan 2010
48
72,53
46,2
70,47
44
68
40
64
2005
2006
2007
2008
2009
2010*
Sumber : Susenas (2005-2009), *Riskesdas (2010)
2007
2010
Sumber : Riskesdas 2007, Riskesdas 2010
Input Utama Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan
Kesehatan
Kuratif dan Rehabilitatif
Preventif & Promotif
• Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
• Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk seluruh
• Jaminan Pertolongan Persalinan (Jampersal)
Puskesmas
• Pemenuhan Tenaga Kesehatan Strategis (Dr, Drg, Perawat dan • Peningkatan Puskesmas mampu PONED dan Rumah Sakit
mampu PONEK
Bidan) terutama di Daerah Terpencil Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) • Penyediaan Obat dan Alat Kesehatan
• Perbaikan Akses dan Kualitas Pelayanan Imunisasi,
termasuk penyediaan vaksin
• Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
• Penguatan Kapasitas UKBM melalui Posyandu, Poskesdes
• Penyediaan suplemen gizi
UKBM: Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat; PONED: Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar, PONEK: Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Komprehensif 7
Proporsi Anggaran Preventif/Promotif Vs Kuratif/Rehabilitatif
100%
90%
80%
47,00%
48,05%
70%
51,96%
60%
Preventif/Promotif
50%
Kuratif/Rehabilitatif
40%
30%
53,00%
51,95%
20%
48,04%
10%
NO
TAHUN
PREVENTIF/
KURATIF
KURATIF/
REHABILITAT
IF
1
2010
Rp. 11.688 M
Rp. 13.181 M
2
2011
Rp. 13.289 M
Rp. 14.367 M
3
2012
Rp. 14.772 M
Rp. 13.437 M
0%
2010
2011
2012
• Obat dan Alkes tercakup dalam
perhitungan proporsi anggaran
kuratif/rahabilitatif
• Vaksin tercakup dalam perhitungan
proporsi anggaran preventif/promotif
8
II. ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN
KESEHATAN
Fokus Prioritas RKP 2012
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan
balita yang menjamin continuum of care
2. Perbaikan status gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular serta
penyakit tidak menular, diikuti
penyehatan lingkungan
4. Pengembangan sumber daya manusia
kesehatan
5. Peningkatan ketersediaan,
keterjangkauan, pemerataan, mutu dan
penggunaan obat serta pengawasan
obat dan makanan
6. Pengembangan sistem pembiayaan
jaminan kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat dan
penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan
8. Peningkatan upaya kesehatan yang
menjamin terintegrasinya pelayanan
kesehatan primer, sekunder dan tersier
Isu Strategis RKP 2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peningkatan akses pelayanan
kesehatan dan gizi yang berkualitas
bagi ibu dan anak,
Peningkatan pengendalian penyakit
menular dan tidak menular serta
penyehatan lingkungan,
Peningkatan profesionalisme dan
pendayagunaan tenaga kesehatan
yang merata,
Peningkatan jaminan pembiayaan
kesehatan,
Peningkatan ketersediaan ,
pemerataan, keterjangkauan, jaminan
keamanan, khasiat/manfaat dan mutu
obat, alat kesehatan, dan makanan,
serta daya saing produk dalam negeri,
dan
Peningkatan Akses Pelayanan KB
Berkualitas yang Merata.
10
NO
ISU STRATEGIS
KELUARAN
1. Peningkatan • Meningkatnya cakupan balita yang
akses
ditimbang berat badannya (D/S) di
pelayanan
Posyandu menjadi 80 %
kesehatan dan • Meningkatnya cakupan bayi usia 0-11
gizi yang
bulan yang mendapat imunisasi dasar
berkualitas
lengkap menjadi 88%
bagi ibu dan
• Meningkatnya cakupan kunjungan ibu
anak
hamil ke empat (K4) menjadi 93%
• Meningkatnya cakupan persalinan
yang ditolong oleh tenaga kesehatan
terlatih menjadi 89 %
• Meningkatnya cakupan kunjungan
neonatal pertama (KN1) menjadi 89%
INPUT UTAMA YANG DIBUTUHKAN
• Penyediaan Posyandu kit
• Penyediaan vaksin
• Penyediaan tenaga kesehatan di
tingkat desa, puskesmas dan rumah
sakit
• Penyediaan obat dan alat
kesehatan sesuai standar
pelayanan
• Upaya peningkatan pembiayaan
• Peningkatan jumlah puskesmas
perawatan.
• Perluasan jangkauan BOK
• Penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan sesuai standar
11
NO
ISU
STRATEGIS
2. Peningkatan
pengendalian
penyakit
menular dan
tidak menular
serta
penyehatan
lingkungan
KELUARAN
• Menurunnya prevalensi HIV menjadi <5
• Menurunnya kasus malaria per 1000
Penduduk (API) menjadi 1,25
• Jumlah desa yang melaksanakan STBM
menjadi 16.000 desa
• Meningkatnya Provinsi yang melakukan
pembinaan pencegahan dan
penanggulangan penyakit tidak
menular (SE, deteksi dini, KIE dan
tatalaksana) sebesar 90%
INPUT UTAMA YANG
DIBUTUHKAN
• Pengadaan ARV, bahan
surveilans & reagen
• Penguatan saryankes dalam
penemuan & penanganan kasus
• Penyediaan logistik imunisasi
secara merata dan bermutu:
ADS & safety box
• Advokasi, sosialisasi dan fasilitasi
provinsi dan pelaksanaan STBM
• Peningkatan SE FR & Registri,
deteksi dini & penanganan dini,
serta tatalaksana
• Pelaksanaan KIE
12
NO ISU STRATEGIS
KELUARAN
• Jumlah lulusan tenaga kesehatan dari
3. Peningkatan
profesionalisme
lembaga pendidikan pemerintah
dan
menjadi 15.000 orang
pendayagunaan • Jumlah tenaga kesehatan yang
tenaga kesehatan didayagunakan di dalam dan di luar
yang merata
negeri menjadi 5.320 orang
• Jumlah residen yang didayagunakan dan
diberi insentif menjadi 3.650 orang
• Jumlah tenaga kesehatan yang
ditingkatkan kemampuannya melalui
pendidikan berkelanjutan menjadi
9.000 orang
• Persentase tenaga kesehatan yang
profesional dan memenuhi standar
kompetensi menjadi 80%
INPUT UTAMA YANG
DIBUTUHKAN
• Penyediaan institusi
pendidikan tenaga kesehatan
yang memenuhi standar
• Penyediaan data dan informasi
PPSDM Kesehatan
• Penugasan tenaga kesehatan
strategis di DTPK dan DBK
• Pemberian insentif tenaga
kesehatan
• Pelatihan tenaga kesehatan
• Pemenuhan tenaga
kesehatan startegis
(termasuk tenaga farmasi)
13
NO
4.
ISU
STRATEGIS
Peningkatan
jaminan
pembiayaan
kesehatan
KELUARAN
INPUT UTAMA YANG
DIBUTUHKAN
• Persentase RS yang melayani pasien penduduk miskin • Penyediaan
peserta program Jamkesmas menjadi 90%
pembiayaan
Jamkesmas untuk
• Persentase tempat tidur (TT) kelas III RS yang
digunakan untuk pelayanan Jaminan kesehatan 32% rumah sakit dan
puskesmas
• Jumlah puskesmas yang memberikan pelayanan
• Penyedian
Jamkesmas 8.868 puskesmas
pembiayaan Jampersal
• Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang telah
• Penyediaan sarana
melayani program jampersal menjadi 2.663 fasilitas
fisik, peralatan dan
• Persentase penduduk (termasuk seluruh penduduk
tempat tidur kelas III
miskin) yang memiliki jaminan kesehatan menjadi
rumah sakit
94,5%
• Dukungan
penyediaan obat dan
alkes
14
NO
ISU STRATEGIS
5. Peningkatan
ketersediaan ,
pemerataan,
keterjangkauan,
jaminan
keamanan,
khasiat/manfaat
dan mutu obat
alat kesehatan,
dan makanan,
serta daya saing
produk dalam
negeri
KELUARAN
• Persentase ketersediaan obat dan
vaksin sebesar 95%
• Meningkatnya parameter uji obat
dan makanan menjadi rata-rata
10 untuk setiap sampel
• Meningkatnya jumlah evaluasi
pre market obat dan makanan
yang selesai tepat waktu menjadi
89%
• Meningkatnya coverage
pengawasan sarana produksi
obat dan makanan menjadi 37%
• Meningkatnya coverage
pengawasan sarana distribusi
obat dan makanan menjadi 18%
INPUT UTAMA YANG
DIBUTUHKAN
• Penyediaan obat dan vaksin
• Penyusunan standar obat dan
makanan
• Pelatihan tenaga penguji
• Penyediaan alat laboratorium
• Penyediaan reagensia kimia dan
mikrobiologi
• Pelatihan inspektur GMP/GDP
• Penyediaan bahan baku obat
• Penguatan kualitas laboratorium
dan peningkatan kemampuan
tenaga lab.
15
NO
ISU STRATEGIS
KELUARAN
INPUT UTAMA YANG DIBUTUHKAN
6.
Peningkatan
Akses Pelayanan
KB Berkualitas
yang Merata
1. Peningkatan Akses dan Kualitas
Pelayanan KB
• 7,5 juta Peserta KB Baru
• 3,97 juta Peserta KB Baru dari
keluarga miskin (Pra KS dan KS-1)
• 29 juta Peserta KB Aktif
• Pelayanan KB di 23.500 klinik KB
pemerintah dan swasta
2. Peningkatan Advokasi-KIE dan
Penggerakan
• Pemahanan Kesehatan Reproduksi
bagi PUS, WUS dan Remaja (95%)
2. Pembinaan dan Pemberdayaan
Keluarga
• Pembinaan Keluarga Balita (BKB)
• Pemberdayaan ekonomi keluarga
(UPPKS)
• Penyediaan alat dan obat kontrasepsi
bagi 4,99 juta akseptor miskin
• Penyediaan layanan side efek penggunaaan
obat dan alat kontrasepsi
• Pelayanan KB Mobile di daerah
sulit/tertinggal, terpencil, perbatasan dan
kepulauan
• Penggerakan pelayanan KB
• Penyediaan sarana dan prasana (alat
Kesehatan reproduksi) bagi klinik
pelayanan KB
• Media Penerangan sosialisasi Program KB
• Pembinaan Lini Lapangan KB
• Penguatan program Bina Keluarga Balita
(BKB) sebagai bagian Program Nasional
PAUD Holistik terintegrasi
• Pemberdayaan ekonomi keluarga untuk
mempertahankan kesertaan ber-KB
16
III. TANTANGAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
1. Kemandirian dalam penyediaan bahan baku obat dan obat tradisional
a. Pemenuhan Obat :
 90 % kebutuhan obat nasional telah dipenuhi oleh industri farmasi di dalam negeri yang terdiri
dari204 perusahaan nasional,28 perusahaan asing & 4 perusahaan BUMN)
 Namun, 95 % bahan baku obat yang digunakan masih diimpor (khususnya dari India dan China)
b. Target Pemerintah :

Tahun 2012 bahan baku obat produksi dalam negeri mencapai 15 Buah.

Kenaikan porsi bahan baku obat dalam negeri diharapkan bertambah 5 buah tiap tahun hingga
mencapai 25 buah pada tahun 2015
2. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
3. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan terutama untuk
penduduk miskin
4. Peningkatan pengawasan obat
5. Jaminan terhadap penyediaan obat yang memadai dan terjangkau
6. Penyediaan peralatan kesehatan produksi dalam negeri yang memadai, berkualitas
dan mampu bersaing dengan negara lain
IV. UPAYA PENGEMBANGAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN
NO
TANTANGAN
KEGIATAN
1.
Kemandirian
dalam
penyediaan
bahan baku
obat dan obat
tradisional
Pengembang
an industri
bahan baku
obat dan obat
tradisional
2.
Penyediaan
peralatan
kesehatan
produksi
dalam negeri
yang
memadai,
berkualitas
dan mampu
bersaing
dengan negara
lain
Pengembang
an industri
alat
kesehatan
dan
kedokteran
TARGET
UPAYA
Kemandirian • Penyiapan tahapan produksi bahan
bahan baku
baku obat dan obat tradisional:
obat dan obat
• Industri kimia dasar
tradisional
• Industri kimia menengah
• Industri bahan baku obat dan
obat tradisional
• Pengembangan Penelitian di bidang
bahan baku obat dan obat
tradisional
Tersedianya
• Perlunya peningkatan industri alat
industri alat
kesehatan dalam negeri
kesehatan
• Perlu MOU antara industri yang
dan
memproduksi alkes dengan Pemda
kedokteran
dlm prioritas penggunaan alkes
produksi dalam negeri
SEKTOR TERKAIT
• Kementerian
Perindustrian
• LIPI
• Kemristek
• BPPT
• Litbang Kemkes
• Kementerian
Perindustrian
• LIPI
• Kemristek
• BPPT
• Litbang Kemkes
18
JUMLAH TENAGA DI PUSKESMAS MENURUT
JENIS TENAGA DAN RATA2
Tenaga di Puskesmas
Dokter
Dokter Gigi
Perawat
Bidan
Perawat Gigi
Apoteker
Tenaga Tek. Farmasi
Gizi
Sanitarian
Promkes
Rekam Medis
Analis Kesehatan
Nakes Lainnya
Adm/Pekarya
Dari Jml
Puskemas
8980
8980
8980
8980
8980
8980
8979
8980
8980
8979
8979
8980
8978
8977
Jumlah
Tenaga
17,876
7,158
105,699
108,364
9,599
1,819
8,221
9,874
11,300
4,144
1,101
6,937
4,913
42,408
Rata2
1.99
0.80
11.79
12.07
1.07
0.20
0.92
1.10
1.26
0.46
0.12
0.77
0.55
4.72
Persen Jenis Tenaga terhadap Total Tenaga*)
di Puskesmas
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
100.0
80.0
65.9
60.0
40.0
13.9
20.0
7.4
3.0
7.5
0.0
*)Total Tenaga di Puskesmas: 339413 orang
2.4
(%)
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
100
PERSENTASE PUSKESMAS
MENURUT KELENGKAPAN ALKES POLI UMUM
INDONESIA
50
40
34,1%
30
27,0%
20,8%
20
11,8%
10
6,2%
Papua
Pabar
Aceh
NTB
Sulbar
Sulut
Maluku
Sumbar
Riau
Sulsel
Sulteng
Lampung
Sumut
Kepri
Sultra
INDONESIA
Kalteng
Sumsel
Malut
Jambi
Kalbar
Kaltim
Banten
Jatim
NTT
Bengkulu
Babel
Jabar
DIY
DKI
Kalsel
Gortal
Jateng
Bali
32,6%
0
0
>= 80%
60-79%
40-59%
20-39%
< 20%
20
40
60
80
<40% Lengkap
Kelengkapan alat berdasarkan kepemilikan
56 alkes standar poli
Rifaskes Puskesmas
umum
100
(%)
21
(%)
100
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERSENTASE PUSKESMAS
MENURUT KELENGKAPAN ALKES POLI GIGI
Papua
Pabar
Malut
INDONESIA
Sultra
Sulteng
Maluku
50
Bengkulu
Gortal
Sumsel
Sumut
Sulut
Kalbar
40
Sulbar
Lampung
33,8%
Aceh
Riau
Kalteng
30
NTT
27,3%
32,2%
INDONESIA
Kaltim
21,8%
Jambi
Kepri
Jabar
20
Sulsel
Banten
NTB
Sumbar
10,4%
10
Babel
Jateng
6,6%
Kalsel
Jatim
DKI
Bali
DIY
0
>= 80%
60-79%
40-59%
20-39%
< 20%
0
20
40
60
80
100
<40% Lengkap
Rifaskes68
Puskesmas
Kelengkapan alat berdasarkan kepemilikan
alkes standar poli gigi
22
(%)
100
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PERSENTASE PUSKESMAS
MENURUT KELENGKAPAN ALKES POLI KIA
INDONESIA
40
30
20
10
0
35,9%
31,8%
15,5%
10,0%
>= 80%
6,8%
60-79%
40-59%
20-39%
< 20%
100
80
60
40
20
0
<40% Lengkap
Rifaskes59
Puskesmas
Kelengkapan alat berdasarkan kepemilikan
alkes standar poli KIA
23
(%)
PERSENTASE PUSKESMAS
MENURUT KELENGKAPAN ALKES LABORATORIUM
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
100
INDONESIA
40
34,5%
30
33,0%
26,0%
20
10
5,9%
0,6%
0
>= 80% 60-79% 40-59% 20-39%
< 20%
Maluku
Papua
Sultra
Sulut
DKI
Sumut
Pabar
Gortal
Malut
Bali
Sulteng
Bengkulu
Banten
Sulbar
Aceh
Kalteng
NTT
Lampung
Jabar
Kepri
Babel
INDONESIA
Kalbar
Riau
Sumbar
Kaltim
Jambi
Sumsel
Sulsel
Jatim
Kalsel
Jateng
NTB
DIY
67,5%
0
Kelengkapan alat berdasarkan kepemilikan
58 alkes standar
Rifaskes Puskesmas
laboratorium
20
40
60
80
100
(%)
24
PERSENTASE PUSKESMAS
MENURUT KETERSEDIAAN OBAT PONED
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
INDONESIA
0,6
1,8
>= 80%
60-79%
7,4
40-59%
77,7
14,3
20-39%
< 20%
92,0
Rifaskes Puskesmas
25
Ketersediaan Obat Umum
100
80
60
40
20
0
>=80% lengkap
100
80
60
40
20
0
40%-80% lengkap
>40%-80% lengkap
100
80
60
40
20
0
<40% lengkap
Rifaskes Puskesmas
26
PROPORSI RSU PEMERINTAH BERDASARKAN
KEBERADAAN 5 ALAT UTAMA PELAYANAN KESEHATAN
ANAK
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
100
90
73.5
63.3
80
70
60
50.7
43.7
50
40
15.4
30
20
2.1
3.9
10
0
Blue light
Suction pump
Inkubator
bayi
Defirilator
bayi
Infant
Warmer
Tidak punya
sama sekali
Punya
seluruh alat
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
100.0
PROPORSI RSU PEMERINTAH BERDASARKAN
KEBERADAAN 4 ALAT UTAMA PELAYANAN KEBIDANAN
DAN KANDUNGAN
84.2
88.1
74.3
90.0
80.0
70.0
50.0
60.0
35.1
50.0
40.0
30.0
20.0
2.7
10.0
0.0
Vakum
ekstraktor
Fetal Monitor
(CTG)
USG
Doppler
Tidak punya
sama sekali
Punya seluruh
alat
PROPORSI RSU PEMERINTAH BERDASARKAN KOMPONEN
PONEK MENURUT PROVINSI
RIFASKES 2011
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
Kamar
operasi
Pelayanan
darah
Lab
Radiologi
Ruang
Pemulihan
Farmasi dan
penunjang
ACEH
84.0%
64.0%
84.0%
72.0%
56.0%
80.0%
Kamar
bersalin siap
operasi < 30
menit
72.0%
SUMATERA UTARA
72.2%
44.4%
55.6%
53.7%
42.6%
51.9%
48.1%
75.9%
29.6%
40.7%
32.1%
SUMATERA BARAT
72.7%
50.0%
68.2%
63.6%
59.1%
63.6%
72.7%
72.7%
36.4%
36.4%
47.6%
RIAU
59.1%
42.9%
63.6%
63.6%
50.0%
54.5%
59.1%
59.1%
31.8%
40.9%
45.5%
JAMBI
84.6%
69.2%
76.9%
76.9%
69.2%
69.2%
76.9%
84.6%
46.2%
53.8%
69.2%
SUMATERA SELATAN
53.8%
50.0%
57.7%
50.0%
50.0%
65.4%
50.0%
65.4%
34.6%
34.6%
42.3%
BENGKULU
58.3%
30.8%
23.1%
30.8%
23.1%
23.1%
23.1%
46.2%
7.7%
.0%
7.7%
LAMPUNG
100.0%
76.9%
92.3%
61.5%
61.5%
100.0%
84.6%
100.0%
30.8%
76.9%
53.8%
KEP. BANGKA BELITUNG
57.1%
71.4%
14.3%
14.3%
28.6%
42.9%
57.1%
28.6%
14.3%
42.9%
42.9%
KEP. RIAU
77.8%
44.4%
66.7%
66.7%
66.7%
66.7%
66.7%
77.8%
22.2%
22.2%
11.1%
DKI JAKARTA
77.8%
61.1%
72.2%
72.2%
72.2%
72.2%
72.2%
77.8%
55.6%
61.1%
44.4%
JAWA BARAT
80.0%
64.4%
71.1%
64.4%
55.6%
64.4%
62.2%
84.4%
55.6%
57.8%
59.1%
JAWA TENGAH
76.3%
67.8%
76.3%
72.9%
69.5%
81.4%
78.0%
84.7%
42.4%
52.5%
64.4%
DI YOGYAKARTA
77.8%
66.7%
88.9%
55.6%
77.8%
100.0%
66.7%
77.8%
66.7%
77.8%
66.7%
JAWA TIMUR
89.3%
57.3%
77.3%
72.0%
76.0%
84.0%
80.0%
90.7%
45.9%
52.0%
56.0%
BANTEN
66.7%
55.6%
55.6%
55.6%
55.6%
55.6%
77.8%
77.8%
55.6%
55.6%
44.4%
BALI
100.0%
92.3%
100.0%
100.0%
92.3%
100.0%
100.0%
92.3%
53.8%
61.5%
69.2%
NTB
77.8%
77.8%
77.8%
77.8%
66.7%
88.9%
77.8%
88.9%
66.7%
55.6%
66.7%
NTT
82.4%
64.7%
76.5%
76.5%
52.9%
88.2%
58.8%
88.2%
35.3%
58.8%
88.2%
KALIMANTAN BARAT
83.3%
66.7%
61.1%
55.6%
38.9%
50.0%
66.7%
83.3%
16.7%
22.2%
16.7%
KALIMANTAN TENGAH
62.5%
81.3%
81.3%
75.0%
56.3%
87.5%
31.3%
43.8%
31.3%
18.8%
50.0%
KALIMANTAN SELATAN
72.2%
44.4%
61.1%
44.4%
38.9%
77.8%
38.9%
72.2%
22.2%
22.2%
22.2%
KALIMANTAN TIMUR
60.0%
45.0%
60.0%
55.0%
50.0%
65.0%
60.0%
60.0%
25.0%
30.0%
15.0%
SULAWESI UTARA
43.8%
37.5%
37.5%
31.3%
31.3%
56.3%
31.3%
50.0%
12.5%
18.8%
31.3%
SULAWESI TENGAH
73.3%
53.3%
73.3%
46.7%
53.3%
80.0%
66.7%
80.0%
20.0%
33.3%
60.0%
SULAWESI SELATAN
70.6%
55.9%
58.8%
48.5%
42.4%
63.6%
50.0%
64.7%
36.4%
39.4%
36.4%
SULAWESI TENGGARA
53.3%
20.0%
33.3%
26.7%
33.3%
53.3%
26.7%
53.3%
6.7%
33.3%
20.0%
GORONTALO
66.7%
66.7%
50.0%
50.0%
66.7%
50.0%
50.0%
66.7%
16.7%
16.7%
33.3%
SULAWESI BARAT
66.7%
66.7%
66.7%
66.7%
.0%
33.3%
66.7%
66.7%
.0%
.0%
.0%
MALUKU
64.3%
28.6%
42.9%
28.6%
21.4%
35.7%
42.9%
64.3%
7.1%
21.4%
21.4%
MALUKU UTARA
25.0%
41.7%
25.0%
25.0%
16.7%
25.0%
16.7%
33.3%
8.3%
8.3%
25.0%
PAPUA BARAT
40.0%
40.0%
30.0%
10.0%
20.0%
10.0%
30.0%
20.0%
.0%
10.0%
10.0%
PAPUA
72.2%
22.2%
55.6%
55.6%
33.3%
66.7%
33.3%
66.7%
33.3%
55.6%
33.3%
INDONESIA
72.8%
55.1%
64.9%
58.8%
53.4%
67.4%
60.0%
73.6%
34.7%
41.7%
44.2%
Siap 24 Jam
PROVINSI
Tim siap
operasi 24
80.0%
Protokol
PONEK
44.0%
Koordinasi
internal
36.0%
Tim
PONEK
44.0%
29
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
109 RSU (16.2%) MEMENUHI 11 KOMPONEN PONEK
NASIONAL : 16,2
%
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PROPORSI RSU PEMERINTAH BERDASARKAN KEBERADAAN RUANGAN DI
INSTALASI FARMASIRIFASKES 2011 (N=684)
31
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
PROPORSI RSU PEMERINTAH BERDASARKAN
PELAYANAN FARMASI RIFASKES 2011 (N=684)
32
V. DUKUNGAN TERHADAP PROGRAM KEFARMASIAN DAN
DAN ALAT KESEHATAN
A. Dukungan DAK terhadap Program Kefarmasian dan Alkes
DAK BIDANG KESEHATAN TA 2012
DAK BIDANG KESEHATAN TA 2013
1. Penyediaan obat dan perbekalan
kesehatan
2. Pembangunan baru/Rehabilitasi dan
Penyediaan sarana pendukung instalasi
farmasi kab/kota.
3. Pembangunan baru instalasi farmasi
gugus pulau/satelit dan penyediaan
sarana pendukungnya.
1. Pengadaan obat dan perbekalan
kesehatan
2. Pembangunan baru, rehabilitasi,
penyediaan sarana pendukung Instalasi
Farmasi Kabupaten/Kota
3. Pembangunan baru Instalasi Farmasi
gugus pulau/satelit dan sarana
pendukungnya
4. Rehabilitasi Gudang Obat dan
Perbekalan Kesehatan di Puskesmas
(usulan)
Kriteria teknis penerima DAK Bidang Kesehatan diutamakan untuk DTPK, DBK dan Daerah Pemekaran, serta
melihat komponen berikut :
–
–
–
–
Anggaran Obat dan Perbekkes per kapita dalam APBD yang disediakan oleh Kabupaten/Kota dan sisa stock obat
Pemetaan Ketersediaan dan Kondisi Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota dan sarana pendukungnya yang tidak sesuai standar
Jumlah Puskesmas dengan sarana penyimpanan Obat dan Perbekkes yang tidak sesuai standar
Kondisi Geografis wilayah.
Lanjutan Dukungan Program Kefarmasian dan Alkes…
4,500.0
4,000.0
3,500.0
3,000.0
2,500.0
2,000.0
1,500.0
1,000.0
500.0
Total Alokasi DAK
2010
2,829.7
2011
3,000.8
2012
3,005.9
usulan 2013
4,324.0
Yandas
1,223.7
1,150.9
1,156.0
1,955.6
YanRujukan
Yanfar & Alkes
606.1
749.3
749.3
1,215.4
1,000.0
1,100.7
1,100.7
1,153.0
Alokasi DAK untuk kefarmasian dan Alkes dari tahun ke tahun semakin meningkat
34
KEMENTERIAN PPN/
BAPPENAS
ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI MENURUT PROGRAM
NO
URAIAN
ANGGARAN (Rp/dlm
Miliar)
2011
2012
1
Sekretariat Jenderal
2,824
2,668
2
Inspektorat Jenderal
0,088
0,092
3
Ditjen Bina Gizi dan KIA
1,926
2,145
4
Ditjen Bina Upaya Kesehatan
18,472
19,130
5
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
2,223
1,312
6
Ditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan
1,450
1,492
7
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
0,558
1.267
8
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan
2,837
2,615
30,378
29,916
JUMLAH:
Sumber : RKA-KL Kementerian Kesehatan Tahun 2012
35
Lanjutan Dukungan Program Kefarmasian dan Alkes…
B. Dukungan melalui Usulan Kegiatan dalam Draft Rancangan RKP 2013
KEGIATAN
1. Peningkatan
Pelayanan
Kefarmasian
2. Peningkatan
Ketersediaan Obat
Publik dan
Perbekalan
Kesehatan
TARGET
INDIKATOR
2013
2014
2015
1. Persentase instalasi farmasi RS Pemerintah yg
melaksanakan
35
40
45
2. Persentase puskesmas perawatan yg
melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai
standar
9
12
15
3. Persentase penggunaan obat rasional di sarana
pelayanan kesehatan dasar Pemerintah
50
55
60
1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin
90
95
100
2. Persentase penggunaan obat generik di fasilitas
pelayanan kesehatan
70
75
80
3. Persentase instalasi farmasi kab/kota sesuai
standar
70
75
80
36
Lanjutan Dukungan Program Kefarmasian dan Alkes…
B. Dukungan melalui Usulan Kegiatan dalam Draft Rancangan RKP 2013
KEGIATAN
3. Peningkatan
Produksi dan
Distribusi Alat
Kesehatan
4. Peningkatan
Produksi dan
Distribusi
Kefarmasian
INDIKATOR
TARGET
2013
2014
2015
1. Persentase sarana produksi alat kesehatan
dan PKRT yang memenuhi persyaratan cara
produksi yang baik
50
55
60
2. Persentase sarana distribusi alat kesehatan
yang memenuhi persyaratan distribusi
60
65
70
3. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT
yang beredar memenuhi persyaratan keamanan,
mutu, dan manfaat
85
90
95
1. Jumlah bahan baku dan obat tradisional
produksi di dalam negeri
20
25
45
2. Jumlah standard produk kefarmasian yang
disusun dalam rangka pembinaan produksi dan
distribusi
8
10
10
37
Lanjutan Dukungan Program Kefarmasian dan Alkes…
B. Dukungan melalui Usulan Kegiatan dalam Draft Rancangan RKP 2013
KEGIATAN
5. Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
pada Progrm
Kefarmasian dan
Alat Kesehatan
TARGET
INDIKATOR
2013
2014
2015
2016
1. Persentase dokumen anggaran yang
diselesaikan
90
95
100
100
2. Persentase dukungan manajemen dan
pelaksanaan program kefarmasian dan alat
kesehatan di daerah dalam rangka
dekonsentrasi
80
90
100
100
38
TERIMA KASIH
39