HUBUNGAN KAUSALITAS

Download Report

Transcript HUBUNGAN KAUSALITAS

HUBUNGAN KAUSALITAS
PSIKOLOGI
EKSPERIMEN
Pertemuan ke-2
HUBUNGAN KAUSALITAS


HUBUNGAN KAUSALITAS
Hubungan kausalitas: mengetahui
hubungan satu variabel (gejala)
dengan variabel (gejala) yang lain.
POLA HUBUNGAN ANTAR GEJALA




Necessity Condition
Sufficient Condition
Sufficient and Necessity Condition
Causative Condition
Necessity Condition




Yaitu kondisi yang harus ada (necessity)
sekalipun tidak cukup untuk menimbulkan
suatu akibat tertentu.
Munculnya suatu gejala (Y) jika terdapat X1
yang hadir secara bersama-sama dengan gejala
lainnya (X2, X3, Xn).
Faktor X1 saja tidak cukup untuk menimbulkan
Y.
Ex: Seorang anak dapat berjalan (Y) jika
mencapai kematangan motorik (X), namun X
Sufficient Condition
• Yaitu kondisi yang cukup memadai untuk
timbulnya kejadian tertentu.
• X merupakan satu dari beberapa sebab yang
secara independen menghasilkan Y
• X1, X2, X3, atau Xn secara mandiri dapat
menghasilkan munculnya variabel Y
• Hubungan variabel bebas dan tergantung pada
eksperimen mencerminkan pola sufficient
condition.
• Penelitian Piffner & McBurnett (1997): Pelatihan
ketrampilan (X) cukup memadai pada perubahan
perilaku destruktif (Y) pada anak hiperaktif.
Sufficient and Necessity Condition




Yaitu kondisi yang cukup memadai dan harus
ada untuk menghasilkan kejadian tertentu.
Kejadian X merupakan penyebab timbulnya
Y, dan Y terjadi jika ada kejadian X.
Ex: Behaviorisme beranggapan bahwa
Reward dan Punishment adalah kondisi yang
sufficient dan necessity untuk membentuk
perilaku tertentu
Pola hubungan ini di bidang psikologi jarang
dijumpai
Causative Condition


Merupakan hubungan sebab akibat yang tidak bersifat necessity atau
sufficient tetapi suatu unsur memberi kontribusi bagi munculnya kejadian
tertentu.
Dibedakan menjadi 2 macam:

Feedback Loop
• Hubungan bahwa X menyebabkan Y, dan di lain pihak Y
menyebabkan X (X ↔ Y)
• Prestasi rendah menyebabkan malas belajar, tetapi
disaat lain malas belajar menyebabkan prestasi yang
rendah.

Causal Clain
• Hubungan yang menunjukkan bahwa X menimbulkan Y
dan Y menimbulkan Z
• (X → Y →Z)
• Penelitian Capaldi & Clark (1998):
• Orang tua tidak terampil mengasuh anak (X) → perilaku
anak antisosial (Y) → perilaku agresif pada
PSIKOLOGI MEMERLUKAN
METODOLOGI
• METODOLOGI
– Suatu metode ilmiah untuk mengumpulkan dan
mengevaluasi data-data psikologis
• BENTUK METODOLOGI
– Eksperimen
Adalah metode yang melibatkan manipulasi terhadap
variabel dan dilakukan pada 2 kelompok atau lebih
– Non Ekperimen
Adalah metode yang tidak melakukan manipulasi pada
variabel penelitian, misal: observasi, survei
PENELITIAN ILMIAH
 Observasi (Observation)
Melihat dan mengamati variabel yang diteliti
 Pengukuran (Measurement)
Tidak memanipulasi (memberi perlakuan)
tetapi hanya mengukur saja
 Eksperimen (Experimentation)
Melakukan manipulasi variabel penelitian
CIRI-CIRI EKSPERIMEN
 Ada
perlakuan (manipulasi terhadap
variabel independen/variabel bebas)
 Minimal ada 2 kelompok yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
 Pengendalian ekstraneous variabel

Dalam Psikologi Eksperimen menggunakan
logika sufficient condition
SEBAB
AKIBAT
Anteseden
Perilaku yg akan diterangkan
SEBAB
Variabel Independen
(Variabel Bebas)
AKIBAT
Variabel Dependen
(Variabel Tergantung)



Anteseden adalah kondisi yang
mendahului perilaku yang akan
diterangkan
Dalam penelitian metode eksperimen,
anteseden diciptakan oleh peneliti
Peneliti harus yakin bahwa anteseden
akan menentukan munculnya perilaku
yang ada. Hal ini dalam psikologi disebut
Treatment (perlakuan)
Anteseden dibagi menjadi 2, yaitu:

Anteseden Sufficient
Yaitu kondisi penyebab yang bersifat cukup bisa menyebabkan perilaku
SEBAB
Pelatihan “AMT”

AKIBAT
Prestasi Belajar Meningkat
Anteseden Necessity Conditions
Yaitu kondisi penyebab yang harus ada untuk menyebabkan adanya perilaku
SEBAB
Kurangnya perhatian Orang Tua
AKIBAT
Kenakalan Remaja