Psikologi-Eksperimen-HUBUNGAN

Download Report

Transcript Psikologi-Eksperimen-HUBUNGAN

PERTEMUAN KE-2
Untuk memahami hubungan kausalitas, mari kita
ingat-ingat lagi pengertian dan tujuan penelitian
eksperimen…
HUBUNGAN KAUSALITAS

CAUSAL RELATIONSHIP
Hubungan kausalitas: mengetahui hubungan
satu variabel (sebab) dengan variabel (akibat)
yang lain.
KAUSALITAS
 SEBAB (CAUSE)
INUS condition = an insufficient but non-redundant part
of an unnecesary but sufficient condition. (Mackie, 1974)
 AKIBAT (EFFECT)
 Counterfactual model : something that is contrary to
fact (Hume, dalam Lewis, 1973).
 Apa yang terjadi (what did happen) jika seseorang
mendapatkan treatment? Apa yang akan terjadi (what
would happened) jika orang tersebut tidak
mendapatkan treatment?
 Akibat adalah perbedaan antara what did happen
dengan what would happen.
Hubungan Kausal
 Menurut JS Mills, hubungan kausal akan terjadi
jika syarat berikut terpenuhi:
1. Sebab mendahului akibat
2. Sebab berhubungan dengan akibat
3. Tidak ada penjelasan lain yang menjelaskan
akibat selain sebab.
Implikasi Hubungan Kausal
 Tiga karakteristik penelitian eksperimen:
1. Memanipulasi variabel bebas (var. sebab) dan
melakukan observasi terhadap outcomenya.
2. Mengamati variasi dari var. sebab yang
mempengaruhi variasi var. akibat.
3. Menggunakan berbagai macam pendekatan
selama eksperimen untuk menurunkan adanya
penjelasan lain terhadap akibat.
POLA HUBUNGAN ANTAR GEJALA
 Necessity Condition
 Sufficient Condition
 Sufficient and Necessity
Condition
 Causative Condition
Necessity Condition
 Yaitu kondisi yang harus ada (necessity) sekalipun tidak
cukup untuk menimbulkan suatu akibat tertentu.
 Munculnya suatu gejala (Y) jika terdapat X1 yang hadir
secara bersama-sama dengan gejala lainnya (X2, X3,
Xn).
 Faktor X1 saja tidak cukup untuk menimbulkan Y.
 Ex: Seorang anak dapat berjalan (Y) jika mencapai
kematangan motorik (X), namun X saja tidak cukup tetapi
ada variabel yang lain kesehatan, pelatihan.
Sufficient Condition
 Yaitu kondisi yang cukup memadai untuk timbulnya




kejadian tertentu.
X merupakan satu dari beberapa sebab yang secara
independen menghasilkan Y
X1, X2, X3, atau Xn secara mandiri dapat menghasilkan
munculnya variabel Y
Hubungan variabel bebas dan tergantung pada
eksperimen mencerminkan pola sufficient condition.
Penelitian Piffner & McBurnett (1997): Pelatihan
ketrampilan (X) cukup memadai pada perubahan perilaku
destruktif (Y) pada anak hiperaktif.
Sufficient and Necessity Condition
 Yaitu kondisi yang cukup memadai dan harus
ada untuk menghasilkan kejadian tertentu.
 Kejadian X merupakan penyebab timbulnya Y,
dan Y terjadi jika ada kejadian X.
 Ex: Behaviorisme beranggapan bahwa Reward
dan Punishment adalah kondisi yang sufficient
dan necessity untuk membentuk perilaku tertentu
 Pola hubungan ini di bidang psikologi jarang
dijumpai
Causative Condition
 Merupakan hubungan sebab akibat yang tidak
bersifat necessity atau sufficient tetapi suatu
unsur memberi kontribusi bagi munculnya
kejadian tertentu.
 Penelitian Capaldi & Clark (1998):
 Orang tua tidak terampil mengasuh anak (X)
→ perilaku anak antisosial (Y) → perilaku
agresif pada pasangannya (Z)
 Dibedakan menjadi 2 macam:
 Feedback Loop
Hubungan bahwa X menyebabkan Y, dan di lain
pihak Y menyebabkan X (X ↔ Y)
 Prestasi rendah menyebabkan malas belajar, tetapi
disaat lain malas belajar menyebabkan prestasi
yang rendah.
 Causal Clain
 Hubungan yang menunjukkan bahwa X
menimbulkan Y dan Y menimbulkan Z
 (X → Y →Z)

 Dalam Psikologi Eksperimen menggunakan
logika sufficient condition
SEBAB
AKIBAT
Anteseden
Perilaku yg akan diterangkan
SEBAB
Variabel Independen
(Variabel Bebas)
AKIBAT
Variabel Dependen
(Variabel Tergantung)
 Anteseden adalah kondisi yang mendahului perilaku
yang akan diterangkan
 Dalam penelitian metode eksperimen, anteseden
diciptakan oleh peneliti
 Peneliti harus yakin bahwa anteseden akan
menentukan munculnya perilaku yang ada. Hal ini
dalam psikologi disebut treatment (perlakuan)
Anteseden dibagi menjadi 2, yaitu:

Anteseden Sufficient
Yaitu kondisi penyebab yang bersifat cukup bisa menyebabkan perilaku
SEBAB
Pelatihan “AMT”

AKIBAT
Prestasi Belajar Meningkat
Anteseden Necessity Conditions
Yaitu kondisi penyebab yang harus ada untuk menyebabkan adanya perilaku
SEBAB
Kurangnya perhatian Orang Tua
AKIBAT
Kenakalan Remaja