ETIKA BEKERJA DALAM ISLAM

Download Report

Transcript ETIKA BEKERJA DALAM ISLAM

FALSAFAH BEKERJA DALAM ISLAM
Muhammad Yasir Yusuf
Disampaikan Pada Pengajian Perdana IIBF Aceh, Tanggal 19 Desember 2012
Realitas Kenapa Muslim Bekerja



Semua orang berharap untuk mendapatkan sukses
atau kemenangan (al falah).
Kemenangan di akhirat dan kemenangan dunia
adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, dia
bagaikan sisi mata uang yang tidak akan bermakna
jika salah satu sisinya hilang.
‫ ومن كان في هذه أعمى فهو في اآلخرة أعمى وأضل‬
‫سبيال‬
“ Barang siapa yang buta hatinya di dunia, niscaya di
akhirat nanti akan lebih buta ” (QS. 17: 72).
Maka Allah memberikan motivasi
kepada hambanya:
Dan kami tinggikan bagimu sebutan
(nama)mu. Karena sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan
(KONDISI) itu ada kemudahan (PELUANG).
Maka apabila kamu telah selesai dari
suatu urusan, kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan
hanya kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap. QS 94:4-8


Sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang
sebagai profesi, sengaja dilakukan untuk
mendapatkan penghasilan.
Pengeluaran energi untuk kegiatan yang
dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai
tujuan tertentu.

Orientasi Ekonomi (Instrumental): pekerja
memandang pekerjaan dari sudut uang yang
didapat

Orientasi Sosial (Relasional): pekerajaan

Orientasi Psikologis (Personal): pekerja
sebagai suatu lingkungan sosial yang didominasi
oleh hubungan interpersonal/loyalitas personal
mengembangkan diri dan memenuhi kebutuhannya
dari pekerjaan yang dilakukan
Kenapa kita bekerja ?

Bekerja adalah kodrat hidup, baik kehidupan
spiritual, intelektual, fisik biologis, maupun
kehidupan individual dan sosial dalam
berbagai bidang (al-Mulk: 2).
‫الذي خلق الموت والحياة ليبلوكم أيكم أحسن عمال وهو‬
‫العزيز الغفور‬






Karenanya Al-Qur’an menyebut kerja dengan
berbagai terminologi.
Al-Qur’an menyebutnya sebagai “amalun”, terdapat
tidak kurang dari 260 musytaqqat (derivatnya),
mencakup pekerjaan lahiriah dan batiniah.
Disebut “fi’lun” dalam sekitar 99 derivatnya, dengan
konotasi pada pekerjaan lahiriah.
Disebut dengan kata “shun’un”, tidak kurang dari 17
derivat, dengan penekanan makna pada pekerjaan
yang menghasilkan keluaran (output) yang bersifat
fisik.
Disebut juga dengan kata “taqdimun”, dalam 16
derivatnya, yang mempunyai penekanan makna pada
investasi untuk kebahagiaan hari esok.
Posisi kerja dalam kitabullah

Artinya dalam bentuk apapun kerja yang
dilakukan ia bermakna….ibadah
Karena Kerja punya dimensi ibadah (dunia dan
akhirat maka ada syaratnya
Ikhlas, yakni mempunyai motivasi yang benar, yaitu untuk
berbuat hal yang baik yang berguna bagi kehidupan dan
dibenarkan oleh agama. Dengan proyeksi atau tujuan akhir
meraih mardhatillah (al-Baqarah:207 dan 265).
 Shawab (benar), yaitu sepenuhnya sesuai dengan tuntunan
yang diajarkan oleh agama melalui Rasulullah SAW untuk
pekerjaan ubudiyah (ibadah khusus), dan tidak bertentangan
dengan suatu ketentuan agama dalam hal muamalat (ibadah
umum). Ketentuan ini sesuai dengan pesan Al-Qur’an (Ali
Imran: 31, Al-Hasyr:10).
Riba (Interest)
Gharar (Uncertainty)
Tadlis (Penipuan)
Manipulasi
dll
Kualitas Kerja
 Semboyangnya
“Tiada waktu tanpa kerja,
Tiada waktu tanpa amal.
 Baik
dan Bermanfaat. Islam hanya memerintahkan atau
menganjurkan pekerjaan yang baik dan bermanfaat bagi
kemanusiaan, agar setiap pekerjaan mampu memberi nilai tambah
dan mengangkat derajat manusia baik secara individu maupun
kelompok. “Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat
(seimbang) dengan apa yang dikerjakannya.” (al-An’am: 132)
‫ ولكل درجات مما عملوا وما ربك بغافل عما يعملون‬
 Kualitas kerja yang itqan atau perfect merupakan sifat pekerjaan Rabbani,
kemudian menjadi kualitas pekerjaan yang Islami (an-Naml: 88).
‫ وترى الجبال تحسبها جامدة وهي تمر مر السحاب صنع هللا الذي أتقن كل‬
‫شيء إنه خبير بما تفعلون‬
 Bekerja “Ihsan” memberikan dedikasi yang terbaik Untuk Allah,
Rasul dan Manusia (khusunya mukmin).
 Mujahadah (Kerja Keras dan Optimal). Bekerja dengan
semangat jihad (ruhul jihad) menjadi kewajiban setiap muslim
dalam rangka tawakkal sebelum menyerahkan (tafwidh) hasil
akhirnya pada keputusan Allah (Ali Imran: 159, Hud: 133).
 Mujahadah (Kerja
Keras dan Optimal). Bekerja
dengan semangat jihad (ruhul jihad) menjadi kewajiban
setiap muslim dalam rangka tawakkal sebelum
menyerahkan (tafwidh) hasil akhirnya pada keputusan
Allah (Ali Imran: 159, Hud: 133).
 Tanafus dan Ta’awun (Berkompetisi dan Tolongmenolong). (Maka, berlomba-lombalah kamu sekalian dalam
kebaikan) (al-Baqarah: 108).
Petikan surat Khalifah Umar bin Khatthab
kepada Gubernur Abu Musa al-Asy’ari ra,
sebagaimana dituturkan oleh Abu Ubaid,
”Amma ba’du. Ketahuilah, sesungguhnya
kekuatan itu terletak pada prestasi kerja.
Oleh karena itu, janganlah engkau
tangguhkan pekerjaan hari ini hingga esok,
karena pekerjaanmu akan menumpuk,
sehingga kamu tidak tahu lagi mana yang
harus dikerjakan, dan akhirnya semua
terbengkalai.” (Kitab al-Amwal, 10)

Renungkan Dan Kerjakanlah
Visi seorang Muslim
“Barangsiapa yang mengharap perjumpaan
dengan Rabb-nya maka hendaklah ia
mengerjakan amal shalih dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam
beribadat kepada-Nya” .QS. Al Kahfi:110)
Beli tanah…tidak produktif…atau tanah
produktif
 Emas dibeli dalam bentuk investasi yang
terus diputar…(Jual beli emas sebagai
pedagang)
 Zakat…pedagang emas
