Kajian sni man min_21032014 - Trisakti Blogger Community

Download Report

Transcript Kajian sni man min_21032014 - Trisakti Blogger Community

KAJIAN PENGEMBANGAN SNI
MAKANAN MINUMAN DALAM
MENGHADAPI AEC 2015
Jakarta, 21 Maret 2014
Kondisi industri MANMIN
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny
Wahyudi :
Potensi industri makanan dan minuman di Tanah Air masih
sangat besar. Tingkat permintaannya juga terus meningkat,
bahkan untuk memenuhinya, Indonesia masih banyak
bergantung bahan baku dari impor.
Contoh : impor gandum tahun 2011 mencapai 5,6 juta ton,
gula 2,7 juta ton, dan kedelai 2 juta ton. "Ketergantungan kita
terhadap bahan baku masih cukup besar. Seperti gandum,
gula, dan kedelai. Bahkan untuk produk susu, sekitar 70%
bahan bakunya juga masih mengandalkan impor,” katanya.
(ACH)
Sumber : http://www.eksekutif.co.id/component/content/article/4-beritabisnis/771-industri-makanan-dan-minuman-prospektif.html
(data th 2012)
Penjualan Makanan Minuman
Pengeluaran Tahunan Makanan Minuman
Hasil studi McKinsey
memperkirakan Annual
Consumer Spending
Mamin Indonesia
meningkat dari USD 73
bn (2011) menjadi USD
194 bn (2030)
Pertumbuhan Pasar Minuman Ringan
•Pasar minuman ringan
memiliki prospek yang
besar untuk tumbuh
menuju level matang
(growing to mature).
•Pasar minuman ringan
diperkirakan tumbuh
12,3 persen.
Pertumbuhan Industri Mamin dan Tembakau
Sisi produksi, Industri Mamin
menjadi kontributor terbesar
pembentukan PDB Sektor
Industri Manufaktur non migas
dengan share yang terus
meningkat 28,6 % (2005)
menjadi 36,3% (2012)
Impor Barang Konsumsi Mamin Olahan
•Import content bahan baku
mamin masih relatif besar
(70% - 80%). Impor mamin
bahan baku mencapai Rp 66 tn
(GAPMMI, 2013).
•Nilai impor barang konsumsi
mamin tumbuh rata-rata 17%
(Kemendag, 2012)
Tuntutan globalisasi (AEC 2015) dan dampak terhadap industri
serta pasar di Indonesia
Untuk lingkup ASEAN, terutama dalam kelompok ACCSQ
(ASEAN Consultative Committee on Standard and Quality)
disepakati pengembangan atas ASEAN COMMON FOOD
CONTROL REQUIREMENTS.
Dokumen persyaratan pengendalian makanan minuman untuk
lingkup ASEAN ini menetapkan banyak acuan standar atau
prinsip manajemen keamanan pangan seperti HACCP, GAP, GMP
maupun GRP.
ASEAN Cooperation in Food, Agriculture and Forestry (FAF)
ASEAN Economic Community (AEC) by 2015 will be a single market and
production base:
• enhancement of competitiveness of food, agricultural and forestry
products in international markets, and the empowerment of farmers
through the promotion of agricultural cooperatives has become
regional priorities
• Emerging and cross-cutting issues such as food security, mitigation
of and adaptation to climate change for the agriculture and forestry
sector, and sanitary and phytosanitary (SPS) are also addresses
within the priorities.
• Initiatives towards the Realisation of ASEAN Integration Through the
harmonisation of quality and standards, assurances of food safety,
and standardisation of trade certification, ASEAN agricultural
products are expected to be ready to compete in the global market by
offering safe, healthy and quality foods : ASEAN Integrated Food
Security (AIFS) Framework and Strategic Plan of Action on ASEAN
Food Security (SPA-FS)
Has been achieved :
• ASEAN good agricultural practices (GAP), standards for the
production, harvesting and post-harvest handling of
agricultural produces (2006)
• the ASEAN maximum residue limit of pesticides, criteria for the
accreditation of livestock and livestock products enterprises
• guidelines on good management practices for shrimp, and a
code of conduct for responsible fisheries
will be used as references for
developing national priorities and
means to support the agro-industry
ASEAN STANDARD FOR FRUITS
1 MANGOES
2. DURIAN
3. PINEAPPLE
4. PAPAYA
5. PUMMELO
6. RAMBUTAN
7. GUAVA
8. LANSIUM
9. MANDARIN
10. Mangosteen
11.WATERMELON
12. YOUNG COCONUT
13. BANANA
Sumber :
ASEAN STANDARD FOR FRUITS
(ASEAN MINISTERS MEETING ON AGRICULTURE AND FORESTRY (AMAF),
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY.
DIREKTORAT MUTU DAN STANDARDISASI
DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN
TAHUN 2009)
Terobosan yang perlu dilakukan untuk menghadapi AEC 2015 antara lain:
1. Analisis kemampuan daya saing industri khususnya untuk
makanan dan minuman
2. Review standar, SNI dan regulasi terkait
3. Pengembangan dan pembinaan kemampuan daya dukung SDM
(smart, etis dan inovatif)
4. Edukasi masyarakat menuju “smart consumer”
TUJUAN WORKSHOP
1. Terbentuknya gugus kerja perumus untuk
pengembangan dan penerapan standar/SNI sektor
makanan minuman termasuk air minum dalam
kemasan
2. 10 – 20 SNI sektor makanan minuman yang dapat
digunakan untuk meningkatkan daya saing dan
memenangkan persaingan di pasar domestik
sekaligus sebagai strategi untuk memasuki pasar
global.
3. Naskah akademis pengembangan dan penerapan
standar/SNI sektor makanan minuman termasuk air
minum dalam kemasan
Hasil Identifikasi dan Assessment Data
Termasuk dalam industri strategis untuk FG :
1. Industri minyak goreng dari kelapa sawit beserta bahan bakunya yaitu CPO dan keturunannya seperti margarin,
Hydrogenated Oil dst
2. Industri minuman ringan termasuk Air Minum Dalam Kemasan ; Minuman Beraroma ; Sirup dan Minuman ringan
lainnya yang termasuk Katagori Pangan 14 beserta gula pasir, HFS (High Fruktosa sirup) dan juice/ konsentrat buah
yang masih import.
3. Industri berbahan baku Terigu dan pati-patian termasuk bahan baku Terigu, tapioka (pati ubi kayu) Industri Mi
Instan , Makaroni, bihun, Soun dan sejenisnya ; Industri Roti , industri makanan ringan / snack , industri Biskuit
4. Industri berbahan baku utama Gula Pasir dan sirup seperti kembang gula , industri confectionery seperti coklat dst.
5. Industri minyak goreng kelapa beserta bahan bakunya kopra
6. Industri berbahan baku susu beserta bahan baku susu cair, susu bubuk , Anhydrous Milk Fat, Buter milk
7. Industri pengolahan teh dan kopi beserta bahan bakunya teh dan kopi
8. Industri pengolahan buah seperti manisan, pulp /konsentrat , buah kaleng, dried fruit dsb
9. Industri lainnya seperti kecap, saus sambal, saus bumbu dsb beserta bahan bakunya pasta cabe, pasta tomat, dsb
10. Industri Minuman Keras (?)
11. Industri tempe ;
12. Industri Infant Foods including infant formula, baby cereals & RTE meals ;
13. Industri Medical Foods including supplement ;
14. Industri Frozen Foods.
Dari assessemnt data
diperoleh hasil industri
strategis untuk 17 Finished
goods dan 11 Raw material
Langkah berikut dilakukan
identifikasi SNI oleh
Sekretariat
Identifikasi SNI berdasarkan cluster FG dan RM serta Kategori Pangan
1. FG (17 kluster) maupun RM (11 kluster), cocokkan dengan Katagori
Pangan / KP (Regulasi BPOM). Berhasil diidentifikasi 117 Kategori
Pangan
2. Kategori Pangan (117 kategori) disandingkan dengan SNI. Berhasil
teridentifikasi 330 SNI.
3. Identifikasi kemutakhiran 330 SNI
4. Identifikasi Kategori Pangan yang tidak ada SNI nya
Komdoditi , kategori pangan dan SNI
No
1
2
3
4
5
6
Kategori
FG
RM
RM
FG
FG
RM
7
8
RM
FG
9
10
11
12
13
FG
RM
FG
RM
FG
14
15
16
17
RM
FG
RM
FG
18
19
RM
FG
20
21
22
23
24
25
RM
FG
RM
FG
RM
FG
26
27
28
FG
FG
RM
ITEM
Cooking Oil including Plam Oil & Coconut oil
CPO & similar crude oil
Hydrogenated Oil & other product
Mineral Water including bottle water & natural mineral water
Flavored beverages including similar products
Sugar , Fructoce syrup , invert sugar, Glucose syrup &
Molasses
Chocolate, Candies & similar product
Instant Noodle, Dried Noodle, Wet noodle made of Wheat flour
; Rice Noodle & other starch noodle
Bread, Biscuit & other similar product
Wheat Flour , Rice flour & other starch/ flours
Snacks , Cracker, Cereal products & similar products
Dried Copra
Milk products : Milk powder, Sugar sweetened milk,
pasteurized milk, butter, AMF, yogurt, Cheese etc
Fresh Milk
Teh products : instant tea, dried tea, RTD tea beverages
Dried tea : black tea, green tea, Oolong tea etc
Coffee products : instant coffee, coffee powder, coffee mix,
RTD coffee etc
Coffee bean
Fruit & Vegetable products : dried fruits, fruit juices , Fruit
concentrate , frozen fruit etc
Fruit
Sauce, Ketchup , Seasoning & Condiments
Dried Spice & Herbs
Tempe, Soy sauce, Tauco
Soybean
Infant Foods including infant formula, baby cereals, RTE baby
meals
Medical Foods including supplement
Frozen Foods
Malt
Ket
12 main items, 12 SNI
5 main items, 5 SNI
4 main items, 4 SNI
4 main items, 5 SNI
10 main items, 13 SNI
7 main items, 10 SNI
8 main items, 8 SNI
6 main items, 8 SNI
5 main items, 5 SNI
8 main items, 12 SNI
3 main items, 15 SNI
1 main item, 2 SNI
9 main items, 13 SNI
I main item, 2 SNI
2 main items, 8 SNI
2 items, 1 SNI
4 main items, 5 SNI
1 main item, 2 SNI
7 main items, 29 SNI
1 main item, 12 SNI
4 main item, 14 SNI
2 main items, 17 SNI
1 main item, 4 SNI
1 main item,1 SNI
3 main items, 6 SNI
3 main items, 6 SNI
2 main items, 109 SNI
1 main item, 2 SNI
Kondisi SNI
250
216
200
150
100
66
50
23
17
5
4
0
EXP
NA
FG
OK
RM
Hasil pertemuan 23 Januari 2014
I. Pengolahan data kluster komoditi
NO
Kluster Komoditi
Jml SNI RM
RM
NA
Jml SNI FG
FG
NA
1
CPO dan PKO
3
7
2
Kelapa dan Kopra
1
7
3
AIR
4
Gula
5
5
Kakao
1
6
1
6
Tepung & Pati, serta produk
berbasis tepung & pati
12
28
4
1
1
9
1
8
7
Susu
1
7
8
Teh
3
5
9
Kopi
1
7
10 Buah Segar dan Sayur
Jumlah
2
3
7
29
5
92
1
7
Catatan : Terdapat 10 kluster komoditi dengan 60 komoditi
II. AGENDA SETELAH PERTEMUAN 23 JANUARI 2014
1. Pertemuan Mastan dengan pimpinan Gapmmi dan
Asosiasi terkait kontribusinya untuk membantu sponsorisasi
pembuatan dan penyempurnaan RSNI.
2. Pertemuan dengan pimpinan BSN
3. Pertemuan dengan Kadin yang difasilitasi Gapmmi
4. Pertemuan dengan Menteri BUMN
5. Agenda WS dan penentuan tanggal , lokasi dan
daftar participants.
Outcome Kajian
1. Penetapan SNI sektor makanan dan
minuman terpilih secara tepat waktu dalam
menghadapi AEC 2015.
2. Ketersediaan infrastruktur penerapan SNI
sektor makanan dan minuman.
3. Tersusunnya panduan penerapan SNI,
sertifikasi serta proses export bagi pelaku
usaha sektor makanan dan minuman
BIAYA KAJIAN PENGEMBANGAN SNI MANMIN
1. Kaji Ulang SNI MANMIN (10)
2. Perumusan SNI baru (12)
Total
Rp 4.894.400.000
Rp 2.709.600.000
Rp 7.605.000.000
NILAI TAMBAH KAJIAN
1. Pemberdayaan Tenaga Kerja
2. Jumlah Perusahaan
Total
355.694
2.433
Rp 67 Triliun
Outcome
•Penetapan SNI sektor makanan dan minuman
terpilih secara tepat waktu dalam menghadapi
AEC 2015
•Ketersediaan infrastruktur penerapan SNI
sektor makanan dan minuman tersebut di atas
•Tersusunnya panduan penerapan SNI,
sertifikasi serta proses export bagi pelaku usaha
sektor makanan dan minuman