Partai_Itu_Bukan_Seperti_yang_Mereka_Kira.pptx

Download Report

Transcript Partai_Itu_Bukan_Seperti_yang_Mereka_Kira.pptx

PARTAI ITU BUKAN SEPERTI
YANG MEREKA KIRA
Philippe C. Schmitter
Konsolidasi Demokrasi
Menurut Philippe C. Schmitter
konsolidasi demokrasi dapat dikonseptualisasikan sebagai proses
-atau proses-proses- yang mendasari kepercayaan dan
penenteraman ulang dan, oleh karena itu, membuat jadi teratur,
tidak tentu, dan menjadikan kompetisi untuk meraih jabatan dan
pengaruh yang tepat masih dibatasi
Pengertian konsolidasi demokrasi tadi terkesan janggal dan
paradoks, karena memang seperti yang dikatakan sendiri oleh
Schmitter, istilah tersebut rupanya merupakan oxymoronic
(contradictio in terminis).
Namun demikian, karena sebagai suatu proses, maka dalam
konsolidasi demokrasi terdapat banyak peluang dan jalan baru
yang bisa disiasati agar demokrasi menjadi hidup dan dinamis
kembali.
Terminologi “Transitolgy”
dan “Consolidology”
Menurut Guillremo O’Donnell dan Philippe C
Schmitter, “transisi” adalah interval (selang
waktu) antara satu rejim politik dan rejim yang
lain. Transisi dibatasi oleh dimulainya proses
perpecahan rejim autoritarian oleh pengesahan
beberapa bentuk demokrasi, kembalinya
beberapa bentuk pemerintahan otoriter atau
kemunculan
beberapa
suatu
alternatif
revolusioner.
Refleksi Schimitter tentang
“Consolidology”
Demokrasi bukan merupakan suatu hal yang tidak dapat
dihindarkan, dan dia dapat dicabut atau diubah. Demokrasi
tidak dibutuhkan; baik untuk memenuhi suatu kebutuhan
fungsional dari kapitalisme, ataupun ia juga tidak merespon
kepada beberap keharusan etis dari revolusi sosial. Oleh karena
itu, konsolidasinya menghendaki suatu periode yang panjang
dari “pembiasan diri”, para politisi dan warga Negara dapat
memandang ke depan kea rah rutinitas (dan biasanya
membosankan) pengabdian dari demokrasi yang stabil. Dan
bahkan kemudian, selalu ada prospek untuk suatu
“dekonsolidasi”, yang kemudian karena institusi yang
bersangkutan gagal untuk beradaptasi untuk mengubah
parameter-parameter eksternalnya
Fungsi Konsolidasi Partai
-Fungsi Partai Politik
•Proses pemilihan calon untuk stuktur birokrasi,dengan
merekrut orang2 untuk berpartisipasi secara aktif
dalam kampanye
•Partai politik harus memberikan stabilitasi kepada
warga nya,ide-ide (ideologi) dan tujuan yg jelas dalam
demokrasi dan mengarahkan mereka secara umum ke
arah pilihan kebijakan, dan membuat mereka merasa
menjadi bagian dari proses pemilihan
•Harus mampu membentuk pemerintahan dan
menyediakan struktur internal untuk proses penentuan
calon legislatif
Penutup
Transisi menuju demokrasi bisa mengambil
sejumlah bentuk. Dari segi waktu bisa
berlangsung cepat atau perlahan-lahan.
Kecepatan terjadi transformasi dipengaruhi
sejumlah faktor baik domestik, misalnya
adalah akomodasi atau pertentangan, serta
faktor eksternal.
Transisi menuju demokrasi juga bisa menempuh
pendekatan aktor pelaku perubahan itu sendiri. Bila
elit politik rejim yang berkuasa mau berakomodasi
dengan pendukung pro demokrasi maka seperti
terjadi di Hongaria bisa terjadi transisi menuju alam
demokrasi yang relatif mulus.
Namun bentuk lain bisa juga terjadi seperti
diperlihatkan
dalam
pengalaman
Argentina,
Cekoslowakia dan bahkan yang sedang dalam proses
seperti Indonesia. Adanya konsep-konsep masa
transisi sebuah negara menuju demokrasi itu bisa
membuka peluang untuk mengkaji lebih luas
bagaimana transisi di suatu negara bisa terjadi dan
mengapa terjadi seperti itu.