Document 9652925

Download Report

Transcript Document 9652925

Mata kuliah
Tahun
: O0264 / TEKNIK WAWANCARA MEDIA
: 2008 / 2009
TEKNIK WAWANCARA
BAGI MEDIA CETAK
Pertemuan 17 & 18
Learning Objectives
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa dapat menyimpulkan pengertian
bahwa mempersiapkan wawancara dan
teknik pelaksanaan wawancara bagi media
cetak (koran, majalah atau buletin) sehingga
mendapatkan hasil yang optimal.
Bina Nusantara University
3
Peran wartawan media cetak
1.
2.
3.
4.
Agar masyarakat taat azas dan tertib dalam melaksana
kan fungsi-nya, maka jurnalis media cetak melakukan:
menginformasikan (to inform)
menghibur (to entertaint)
mendidik (to educate)
mengawasi kinerja pemerintah dan perilaku masyarakat
(social control)
Namun ada saja jurnalis yang mengecam msyarakat
yang melanggar hukum, tidak mendidik, atau sok jadi
penguasa dalam pemberitaannya.
Bina Nusantara University
4
Tujuan wawancara
Tujuan seorang jurnalis melakukan wawancara adalah
mengumpulkan informasi yang lengkap, akurat, dan
adil (fair).
Seorang jurnalis yang baik mencari kesempatan agar
narasumber dapat mengungkapkan atau membuka
wawasan (insight), pikiran atau sudut pandang yang
menarik, yang cukup bernilai untuk diketahui.
Jadi bukan sesuatu mendapatkan dari narasumber,
sesuatu yang sudah secara umum didengar atau
diketahui.
Bina Nusantara University
5
Proses Wawancara (1/3)
1. Jurnalis benar-benar harus meredam egonya selama proses
wawancara karena pada saat itu dia berhadapan muka dengan
narasumber, karena dengan demikian memperkecil peluang bagi
narasumber yang di wawancarai untuk mengungkapkan lebih
banyak.
2. Jurnalis harus memantau semua yang diucapkan oleh dan bahasa
tubuh dari narasumber, sambil berusaha menciptakan suasana
santai dan tidak-mengancam. Dalam prakteknya, berbagai pikiran
dapat muncul di benak jurnalis ketika wawancara sedang
berlangsung apalagi jika jurnalis tidak membawa Daftar
Pertanyaan. Seperti: Apa yang harus ditanyakan lagi? Bagaimana
nada bicara narasumber? Dari gerak tubuh dan nada suaranya,
apakah terlihat ia bicara jujur atau mencoba menyembunyikan
sesuatu?
Bina Nusantara University
6
Proses Wawancara (2/3)
3. Jurnalis sekaligus melakukan berbagai hal:
mendengarkan, mengamati, menyelidiki,
menanggapi, dan mencatat. Kadang-kadang ia
seperti seorang penginterogasi, kadang-kadang
secara tajam ia menyerang dengan menunjukkan
kesalahan-kesalahan narasumber.
4. Jurnalis mengklarifikasikan, disini seharusnya
menjadi pendengar yang empatik. Suksesnya suatu
wawancara tergantung pada kemampuan jurnalis
melakukan kombinasi berbagai keterampilan yang
ini secara tepat, sesuai dengan tuntutan situasi dan
kondisi narasumber.
Bina Nusantara University
7
Proses Wawancara (3/3)
5. Karakter jurnalis bermacam-macam, tergantung dari informasi apa
yang diinginkan jurnalis dan bagaimana situasi serta kondisi yang
dihadapi narasumber. Sifat jurnalis sangat bervariasi, dari yang
kelam atau biasa saja sampai yang antagonistik. Dari yang
menunjukkan luapan perasaan sampai yang bersifat defensif dan
menutup diri.
6. Jurnalis yang baik harus mengerti bagaimana cara “memegang”
narasumber dan menangani situasi. jurnalis harus dapat merasa,
apa yang harus dilakukan pada momen tertentu ketika
berlangsung wawancara–kapan ia harus bersikap lembut, kapan
harus ngotot atau bersikap keras, kapan harus mendengarkan
tanpa komentar, dan kapan harus memancing dengan pertanyaanpertanyaan tajam.
Bina Nusantara University
8
Lima prinsip Jurnalis Media Cetak (1/2)
1. Setiap jurnalis akan mengenal lima prinsip jurnalisme,
yaitu akurat, obyektif, fair, seimbang dan tidak memihak.
Kelima prinsip itu menjadi pegangan kerja sehari-hari
para jurnalis dalam wawancara mengumpulkan dan
menulis berita.
2. Prinsip jurnalisme itu dapat dioperasionalisasikan
apabila jurnalis bekerja dalam keadaan independen atau
mandiri. Dalam tradisi pers bebas ditegaskan, jika
redaksi harus independen. Independensi redaksi bukan
semata suatu situasi atau keadaan tidak tergantung
kepada pihak lain, tetapi juga suatu nilai yang memberi
semangat jurnalis dalam menerapkan prinsip-prinsip
jurnalisme.
Bina Nusantara University
9
Lima prinsip Jurnalis Media Cetak (2/2)
3. Memasuki era industri pers, isu independesi redaksi
menjadi penting, sebab dalam sikap kerja seharihari, independensi redaksi tidak hanya terancam
oleh kekuatan politik dominan, tetapi juga oleh
pemilik media. Yang terakhir ini adalah pemodal
(investor sebagai pemilik media) yang
mempertaruhkan uangnya demi mengejar
keuntungan bisnis disatu sisi, sedangkan sisi lain
adalah independensi jurnalis.
Meski media cetak juga memasuki
industrialisasinya competitive advantage dengan
industri yang sama diluar negeri, maka jurnalis
tidak usah merisaukan hal independensi redaksi
media cetak.
Bina Nusantara University
10
Dari kacamata media cetak (1/2)
1. Jumlah dan jenis media di Indonesia sangat banyak,
sehingga tidak mungkin ada suara tunggal dalam
pemberitaan koran dan majalah. Artinya pembaca
yang terbatas itu memiliki banyak pilihan untuk
mementukan media mana yang dipercaya, dan
mana yang tidak.
2. Media cetak tidak begitu padat modal jika dibanding
kan dengan jenis media lain, sehingga pemodal
yang terlibat dalam bisnis media cetak juga
beragam. Artinya, jika saja ada pemodal yang
membuat tingkah laku yang berlebihan, maka
jajaran redaksi yang tidak puas terhadap kelakuan
investor terkait dapat saja mencari pemodal lain.
Bina Nusantara University
11
Dari kacamata media cetak (2/2)
3. Jurnalis media cetak sudah memiliki tradisi yang
kuat dalam mempertahankan independensi redaksi.
Makanya investor siapapun yang menanamkan
modalnya dalam media cetak dituntut komitmennya
untuk menjaga independensi redaksi, sebab mereka
berhadapan dengan redaksi dan jurnalis yang
punya kepercayaan tinggi terhadap nilai dan prinsip
jurnalisme.
Bina Nusantara University
12
Feature (1/2)
• Suatu artikel atau karangan yang lebih ringan, atau
lebih umum, tentang daya pikat manusiawi, atau
gaya hidup, daripada jurnalis mencari berita (straight
news) yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat;
maka feature sering ditulis untuk selingan saja
• Feature merupakan artikel yang kreatif, kadangkadang subjektif, yang dirancang jurnalis terutama
untuk menghibur dan memberitahu pembaca tentang
peristiwa, situasi atau aspek kehidupan.
• Feature dapat berupa karangan yang melukiskan
suatu peryataan dengan lebih terinci sehingga apa
yang dilaporkan hidup dan tergambar dalam
imajinasi pembaca.
Bina Nusantara University
13
Feature (2/2)
• Feature dapat berupa laporan kreatif, yang terkadang
subjektif, karena bertujuan untuk menyenangkan dan
memberi informasi kepada khalayak tentang suatu
kejadian, keadaan atau aspek kehidupan.
• Feature merupakan tulisan mengenai kejadian yang
dapat menyentuh perasaan ataupun yang menambah
pengetahuan pembaca lewat penjelasan rinci,
lengkap, serta mendalam. Berita ini tidak terikat akan
aktualitas. Nilai utamanya adalah unsur manusiawi
atau informasi yang dapat menambah pengetahuan.
Bina Nusantara University
14
Closing
Setelah memahami pengertian, bahwa saat
wawancara bagi media cetak mempunyai satu ciri
yang khusus, bahwa dalam suatu wawancara jurnalis
adalah yang menyebabkan terjadinya diskusi
tersebut dan dia harus dapat menentukan arah dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
The End
Bina Nusantara University
15