Document 9652924

Download Report

Transcript Document 9652924

Mata kuliah
Tahun
: O0264 / TEKNIK WAWANCARA MEDIA
: 2008 / 2009
ORGANISASI JURNALIS
Pertemuan 5 & 6
Learning Objectives
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan
mahasiswa dapat menyimpulkan pengertian
organisasi internal para jurnalis dan
organisasi pendukung eksternal.
Bina Nusantara University
3
ORGANISASI INTERNAL
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Secara umum organisasi internal suatu pemberitaan
pers terdiri dari:
Pengurus Yayasan
Direksi
Pemimpin Umum
Pemimpin Redaksi
Pemimpin Perusahaan
Redaktur Eksekutif dan Redaktur Senior
Kontributor
Manajer Foto
Manajer Iklan, Promosi dan Relasi Media
Pemasaran dan Distribusi
Bina Nusantara University
4
KOMUNIKASI DAN PENYULUHAN KERJA
• Sebelum jurnalis melaksanakan wawancara di lapangan
pada pagi hari umumnya redaktur ekskutif ataupun
redaktur senior memberikan briefing yang meliputi
petunjuk-petunjuk yang bersifat teknis. Hal ini dilakukan
karena setiap wawancara mengandung masalah yang unik.
• Demikian pula, setelah selesai wawancara ketika jurnalis
akan menulis berita, komunikasi dan diskusi dengan para
seniornya lazim dilakukan. Dengan demikian kelancaran
kerja pada suatu organisasi media dapat berlangsung
dengan baik.
• Ada suatu media yang mengadakan rotasi pekerjaan
jurnalis-nya, hal ini menambah kepandaian jurnalis dalam
meliput berita.
Bina Nusantara University
5
ORGANISASI EKSTERNAL (1/2)
• Terjadinya organisasi para jurnalis yang resmi adalah
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) namun terjadinya
Aliansi Jurnalis Indonesia ada dibalik penyebab yang lain.
• Aliansi Jurnalis Independen (AJI) lahir sebagai perlawanan
komunitas pers Indonesia terhadap kesewenang-wenangan
rezim Orde Baru.
• Mulanya adalah pembredelan media Detik, Editor dan
Tempo, pada 21 Juni 1994. Ketiganya dibredel karena
pemberitaannya yang tergolong kritis kepada penguasa.
Tindakan represif inilah yang memicu aksi solidaritas
sekaligus perlawanan dari banyak kalangan secara merata
di sejumlah kota.
Bina Nusantara University
6
ORGANISASI EKSTERNAL (2/2)
Pada masa Orde Baru, AJI masuk dalam daftar organisasi
terlarang. Karena itu, operasi organisasi ini di bawah tanah.
Roda organisasi dijalankan oleh dua puluhan jurnalisaktivis. Untuk menghindari tekanan aparat keamanan,
sistem manajemen dan pengorganisasian diselenggarakan
secara tertutup.
Sistem kerja organisasi semacam itu memang sangat efektif
untuk menjalankan misi organisasi, apalagi pada saat itu AJI
hanya memiliki anggota kurang dari 200 jurnalis.
Terdapat sekitar 30 organisasi wartawan dan organisasi
perusahaan pers Indonesia yang membentuk AJI (tahun
2006).
Bina Nusantara University
7
PENGAKUAN DARI PERS LUAR NEGERI
•
•
•
•
•
Sampai dengan saat ini, jurnalis Indonesia pernah mendapatkan
pengakuan dari :
International Federation of Journalist (IFJ)
Article XIX
International Freedom Expression Exchange (IFEX)
Non Government Organization termasuk lembaga-lembaga
dibawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mempunyai
perwakilan di Jakarta.
Developing Asia Journalism Award yang berpusat di Tokyo,
akhir 2008 memberikan penghargaan pada Wartawan harian
Pikiran Rakyat (Zaky Yamani)
Bina Nusantara University
8
ERA INDUSTRI PERS
Isu independesi redaksi menjadi penting, sebab dalam
keseharian, independensi redaksi tidak hanya terancam oleh
kekuatan politik dominan, tetapi juga oleh pemilik media.
Pemilik media sebagai pemodal yang mempertaruh kan uangnya
demi mengejar keuntungan bisnis.
1. Jumlah dan jenis media di Indonesia sangat banyak, sehingga
tidak mungkin ada suara tunggal dalam pemberitaan koran dan
majalah. Artinya pembaca yang terbatas itu memiliki banyak
pilihan untuk mementukan media mana yang dipercaya, dan
mana yang tidak.
2. Media cetak tidak begitu padat modal jika dibandingkan
dengan jenis media lain, sehingga pemodal yang terlibat
dalam bisnis media cetak juga beragam. Artinya, jika saja
ada pemodal yang barulah berlebihan, maka jajaran
redaksi yang tidak puas bisa mencari pemodal lain
Bina Nusantara University
9
ERA INDUSTRI PERS
3. Ketiga, jurnalisme media cetak sudah memilikan tradisi yang kuat
dalam mempertahankan independensi redaksi. Makanya siapapun
yang memodali media cetak dituntut komitmennya untuk menjaga
independensi redaksi, sebab mereka berhadapan dengan orangorang yang punya kepercayaan tinggi terhadap nilai dan prinsip
jurnalisme.
Ketiga faktor itulah yang tidak ada dalam dunia pertelevisian kita,
sehingga independensi redaksi dalam pertelevisian kita masih
merupakan harapan daripada kenyataan. Oleh karena itu, tidak perlu
heran apabila dalam sehari-hari kita tidak hanya muak menyaksikan
acara-acara nonjurnalistik di televisi, tetapi juga sangat sebal dengan
produk jurnalistik yang muncul di layar kaca.
Bina Nusantara University
10
Kualitas Profesional seorang Jurnalis
1. Rasa ingin tahu yang besar (curiousity)
2. Kematangan dan tanggungjawab
3. Pengetahuan umum yang luas
4. Kreatifitas dan imajinasi
5. Kesabaran dan ketekunan
6. Keberanian
7. Keadilan, kejujuran dan integritas
8. Cara berpikir yang independen dan selalu berusaha mencari
jawaban atau suatu gejala
Bina Nusantara University
11
Sepuluh Elemen bagi Jurnalisme
Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, menyatakan dalam era industri pers:
1.
2.
3.
4.
5.
Kewajiban utama jurnalisme adalah pada pencarian kebenaran.
Loyalitas utama jurnalisme adalah pada warga negara.
Esensi jurnalisme adalah disiplin verifikasi.
Jurnalis harus menjaga independensi dari obyek liputannya.
Jurnalis harus membuat dirinya sebagai pemantau independen dari
kekuasaan.
6. Jurnalis harus memberi forum bagi publik untuk saling-kritik dan menemukan
kompromi.
7. Jurnalis harus berusaha membuat hal penting menjadi menarik dan relevan.
8. Jurnalis harus membuat berita yang komprehensif dan proporsional.
9. Jurnalis harus diperbolehkan menguji kesadaran personalnya, hati nuraninya.
10. Publik juga memiliki hak dan kewajiban ketika berhadapan dengan berita.
Bina Nusantara University
12
ORGANISASI DAN MASYARAKAT KONTRADITIF JURNALIS
1. Beritanya tidak terlalu penting atau mendesak tetapi sayang jika
diabaikan.
2. Tidak pas disampaikan lewat straight news, menonjolkan fakta
daripada waktu kejadian.
3. Menceritakan kebenaran dengan teknik penulisan yang lugas.
4. Berisi opini “objektif” dengan titik berat tinjauan terhadap fakta.
5. Uraiannya meliputi latar belakang peristiwa, sebab-akibat
interpretasi dan penjelasan mengenai fakta.
6. Menyentuh perasan, karenanya cerita yang tersaji harus ringan,
dapat menimbulkan tawa, tangis, haru atau senang. Intinya,
feature bersentuhan dengan emosi manusia.
7. Gaya penuturannya ringan dan hidup sehingga mampu
mengendap dalam imajinasi pembaca.
Bina Nusantara University
13
SPESIFIKASI JURNALIS
Jika seorang wartawan mewawancarai seorang pejabat
pemerintah tentang keberhasilan salah satu programnya,
tentu si wartawan akan mendapat tanggapan yang baik
dan panjang-lebar.
Namun jika si wartawan mencoba mengungkap praktek
korupsi yang diduga dilakukan oleh pejabat bersangkutan,
tentu si pejabat akan bersikat defensif bahkan tertutup
Bina Nusantara University
14
Closing
Setelah memahami pengertian bahwa demi tegaknya
harkat, martabat, integritas, dan mutu kewartawanan
Indonesia serta bertumpu pada kepercayaan
masyarakat, dengan ini Persatuan Wartawan Indonesia
(PWI) menetapkan Kode Etik Jurnalistik yang harus
ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh wartawan
Indonesia.
The End
Bina Nusantara University
15