Document 9652831

Download Report

Transcript Document 9652831

Matakuliah
Tahun
: O0232
: Tahun 2009
Pertemuan 7
IMPLIKASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI
Materi :
• DAMPAK TEKNOLOGI PADA KEHIDUPAN
MASYARAKAT
• IMPLIKASI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
TEKNOLOGI KOMUNIKASI
• TEKNOLOGI INFORMASI DI DUNIA KETIGA
DAMPAK TEKNOLOGI PADA KEHIDUPAN MASYARAKAT
• King (1983) mengemukakan pendapat dimana ketika telah
ditemukannya peralatan perkakas pada masa primitif dan
penggunaan api, disini telah tercatat sebagai pencapaian
permulaan dari teknologi homo sapiens. Selanjutnya
penemuan-penemuan metalurgis akhirnya memungkinkan
terjadinya zaman besi dan ini adalah titik awal jalan membuka
jenis peradaban baru dan redistribusi kekusaan.
Perkembangan teknologi selalu memiliki implikasi ekonomi
militer dan politik, dan aspek penting lainnya dampak dari
ekonomi dalam perkembangan teknologi adalah terjadinya
pembagian kerja secara internasional (international devision of
labor). Mesin pemintal dan alat tenun telah diperkenalkan pada
masa revolusi industri yang telah berhasil menggeser industri
kecil dengan tenaga manual.
• Selanjutnya produksi pupuk kimia telah membuat kekacauan
industri salpetre chili, dan yang sangat ironis diproduksinya jam
tangan mikroelektronik digital buatan Jepang dan Amerika
Serikat berhasil menggeser posisi industri jam Swiss yang
sangat terkenal.
• Dalam bidang perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi dimana kemajuan sangatlah menakjubkan, implikasi
yang ditimbulkan akan memiliki pengaruh ke seluruh aspek
kehidupan.
• Secara sederhana dapat disaksikan bahwa perkembangan
teknologi lebih lanjut akan terus mendatangkan konsekuensi
utama di bidang politik, yang lebih spesifik melalui aplikasi
militer dan pergeseran di wilayah industri dan perdagangan.
• Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi akan
memiliki concern (perhatian) yang tidak jauh berbeda bahkan
sangat mirip antara negara maju dan berkembang.Beaird pada
tahun 1981 mengemukakan pembuktian kemiripan perasaan
tersebut, dan ini dapat disaksikan dari prevalence pada
kebijakan informasi nasional yang memiliki tujuan 2 perhatian
(concern) yang saling mengisi, yakni :
1. Tetap harus melindungi kedaulatan nasional dari
interpendensi yang akan muncul dari hasil kemajuan
teknologi yang dalam sebutan populis nya abad informasi .
2. Infrastruktur informasi nasiona menjadi prioritas untuk
dikembangkan, dan diusahakan untuk mengurangi
ketergantungan kepada resources (sumber-sumber)
informasi asing.
• Sehingga kebijakan informasi akan sering kali menghasilkan
pembatasan terhadap arus informasi internasional, dan
sekaligus industri jasa dan jasa informasi. Pada realitas yang
sesungguhnya AS adalah sebagai agen pusat industri informasi
dimana berakibat untuk negara-negara lain khawatir dan
memutuskan untuk mengambil sikap sangat hati-hati . Sebuah
konvergensi kekuatan telah mampu menggerakkan sebuah
kecenderungan proteksionis untuk negara-negara lain kearah:
1. Antara kemampuan teknologi dan telekomunikasi serta
komputer menjadi meningkat pertaliannya (linkages).
2. Jumlah negara industri yang akan menjadikan informasi
sebagai base perekonomian diprediksi akan cenderung
meningkat.
3. Di dalam negara-negara berkembang akan memiliki
perbedaan dalam sumber-suber informasi dengan negara
maju, dan hal yang sama terjadi di sesama negara industri.
4. Sejak Perang Dunia II telah tumbuh lebih dari 100 bangsa baru
yang memiliki tujuan strateginya mengarah kepada
pembangunan ekonomi dan sosial.
5. Antara negara-negara di blok Timur dan Barat akan terjadi
perbedaan dan pembagian secara ideologis.
• Dampak perubahan teknologi di prediksi menurut Rada (1983)
dimana pentingnya diperhatikan ketidak seimbangan atau
disparitas (ketimpangan) yang akan terjadi di antara dan di
kalangan bangsa di dunia.
• Dalam perkembangan mikroelektronik atau yang lebih spesifik
dan khusus yaitu teknologi informasi sekurang-kurangnya akan
muncul 3 disparitas yang sangat mencolok antara negara maju
dan negara berkembang, yakni :
1. Di dalam pembagian distribusi internasional kemampuan
sains dan teknologi. UNESCO memiliki pandangan bahwa
porsi negara berkembang dalam total pengeluaran sains dan
teknologi sekitar 3 persen dan hanya mempunyai 13 persen
dari seluruh ilmuwan dan insinyur yang ada di dunia.
2. Disparitas kedua behubungan dengan kemampuan industri.
Pada Konfrensi United Nation Development Organization
(UNIDO) tahun 1975 di Lima telah disepakati bahwa sasaran
industrialisasi bagi negara berkembang , yang dikenal dengan
sebutan ‘sasaran lima target’, dimana negara berkembang
harus meningkatkan keluaran dari 7 persen harus meningkat
minimum menjadi 13 persen untuk akhir abad ini.
3. Disparitas ketiga dalam bidang infrastruktur informasi
masyarakat . Sistem hubungan antar aktivitas yang berbedabeda , yakni, pada aspek sosial, kultural, politik dan ekonomi.
• Selanjutnya dalam bentuk nilai peralatan pengolahan data,
diprediksi bahwa AS,Jepang, dan Eropa Barat mencapai 83
persen dari seluruh dunia.
• Dalam peralatan telekomunikasi negara berkembang hanya 10
persen dari pasar dunia pada tahun 1980, dan hanya
meningkat menjadi 14 persen pada tahun 1990.
• Dikarenakan sifat revolusi komunikasi yang menyebar dan
merasuk disemua lini kehidupan,sehingga implikasi yang akan
munculpun akan menjadi kompleks dan global.
• Porat (1978) mengemukakan aneka isu-isu komunikasi dan
masalah informasi internasional yang timbul disebabkan
perkembangan yang ada saat ini, sperti :
1. Permasalahan di negara Dunia kesatu dengan Dunia ketiga
sebutan populernya adalah masalah Utara Selatan.
• Masalah yang muncul antara Dunia Kesatu dan Dunia kedua
populer dengan sebutan masalah Timur –Barat, dimana disini
meliputi keamanan nasional dan hak-hak asasi manusia (HAM)
• Masalah di wilayah Dunia kesatu juga meliput pola
perdagangan.
• Tobin Foundation (1982) mengidentifikasikan implikasi
perkembangan teknologi komunikasi antara lain adalah :
1. Perencanaan orbit/spektrum
2. Integrated Service Digital Networks (ISDN)
3. High Definition Television
• Sedangkan permasalahan yang menjadi problem di negara
Dunia Ketiga dari akibat perkembangan teknologi informasi
adalah :
1. Sempitnya lapangan pekerjaan, disebabkan : meningkatnya
otomatisasi dalam sistem produksi dimana teknologi
komputerisasi, robotisasi, dan kecerdasan artifisial ( artificial
intelegence)yang semakin canggih sehingga posisi, peran dan
fungsi manusia telah tergantikan.
2. Bisnis teknologi canggih antar Dunia kesatu sangat kompetitif
dimana bisnis teknologi informasi termasuk rangkaian
produknya telah menimbulkan persaingan ketat sedang untuk
negara-negara di Dunia Ketiga tidak mungkin menjadi pesaing
dalam kompetisi dengan Dunia Kesatu yang sudah mencapai
bisnis teknologi canggih.
3. Ketergantungan negara Dunia berkembang di berbagai sektor
ekonomi dan perdagangan, ditambah tekanan-tekanan
ekonomi dari negara maju terhadap dunia berkembang.
4. Perubahan yang terjadi pada pola industrialisasi, dimana
harapan dari negara bekembang yang berkeinginan dapat
berpartisipasi untuk ikut dipakai sebagai tenaga kerja di
negara maju sebagai lokasi investasi industri, pada
kenyataannya tidak sepenuhnya terwujud.
• Sebuah ungkapan yang dipaparkan oleh Elmandjran (1985) :
“Tidak ada bidang lain yang mengakibatkan lebih
membesarnya jurang dikalangan sesama negara Utara
dan negara Utara dengan Selatan seperti yang terjadi pada
sektor informasi dan komunikasi” ,
• Ternyata ungkapan tersebut nyata sekali terbukti dimana
fakta telah menunjukan kecenderungan perkembangan
industri informasi di masa depan akan meningkatkan
hegemoni ekonomi di sebuah bidang.
• Sebuah organisasi yang diprakarsai oleh tokoh-tokoh dari
negara Dunia Ketiga yang berpusat di Roma, membuat
identifikasi permasalahan yang antara lain :
1. Tenaga kerja yang berjumlah lebih dari setengah populasi
dunia, diperkerjakan di bidang industri dan di wilayah kerja
bidang informasi adalah bidang yang memperoleh hampir 60
persen GNP Amerika Serikat dan lebih dari 55 persen total
GNP negara-negara yang bergabung dalam MEE.
2. Pergerakan industri informasi di dunia sekitar tahun 1983
berkisar 200 Milyar $, untuk tahun selanjutnya menjadi
industri terbesar di dunia,selanjutnya prediksi untuk di tahun
2000an industri informasi merupaka 40 persen dari produksi
dunia ( dan ini saat ini sudah terbukti).
3. Untuk negara-negara di Dunia Ketiga porsinya yang aktual
(actual share) dalam bidang industri informasi masih di bawah
10 persen dan investasi negara Dunia Ketiga dalam riset ilmu
dan teknologi hanya tidak lebih dari 34 persen dari total dunia.
4. Dua negara yang telah diuntungkan di bidang informasi , yakni
- Jepang sekitar 40-50 Milyar $
- dan Amerika Serikat senilai 20-50 Milyar $
Sedangkan negara-negara Eropa anggota MEE mengalami
defisit lebih dari 15 Milyar.
• Sehingga untuk negara-negara di Dunia Ketiga, sangat
penting berhati-hati dalam menyikapi perkembangan teknologi
informasi. Kemajuan teknologi informasi tidak hanya di lihat
sisi positifnya saja namun lebih pada kemungkinan sisi
15
lainnya.
Bina Nusantara University
LATIHAN PERTANYAAN :
1. Jelaskan masalah yang akan timbul pada negara Dunia
Kesatu dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi! Berikan contoh kasus!
2. Apa pendapat Elmandjra tentang perkembangan teknologi di
sektor informasi dan komunikasi? Dan jelaskan mengapa Ia
memiliki prediksi seperti ungkapnnya tersebut?
3. UNESCO memberikan gagasan tentang akan adanya
disparitas yang sangat menonjol di antara negara maju dan
negara berkembang di bidang apakah itu ? Berikan penjelasan
anda!
Bina Nusantara University
16