ARAH PERUBAHAN SOSIAL: GLOBALISASI

Download Report

Transcript ARAH PERUBAHAN SOSIAL: GLOBALISASI

ARAH PERUBAHAN SOSIAL:
GLOBALISASI
Luhman, N. 1994 The Direction of Evolution,
dalam Social Change and Modernity, Edited
by: Haferkamp & N.J. Smelser, h. 179-293;
Bernard Giesen, The Temporalization of
Social Order, Edited by: Haferkamp & N.J.
Smelser, 294-319; Sztompka, Bab VI
Arah Perubahan Sosial: Globalisasi







Deskripsi Temporal Masyarakat
Evolusi dan Improbability
Indikator-indikator Perubahan Sosial
Globalisasi, Implikasi Perubahan Sosial
Analsisis Klasik tentang Globalisasi
Globalisasi Kultur
Citra Globalisasi Dunia dan Ideologi
Globalisasi
Deskripsi Temporal Masyarakat





Menurut Luhman, sejumlah pergeseran terjadi di
masyarakat dalam memandang waktu, terutama
masa lalu dan masa datang.
Salah satu konsep masa lalu yang hilang, adalah
konsep keabadian.
Beberapa perubahan yang terjadi adalah: konsep
waktu, dan stratifikasi sosial
Perubahan konsep waktu, antara lain merubah
paradigma tentang waktu tidak lagi berada di
luar sejarah, tapi waktu menjadi arah sejarah.
Stratifikasi sosial telah hilang, bahwa stratifikasi
bukan sesuatu yang diciptakan Tuhan, namun
oleh perbedaan kualitas kehidupan manusia.
Indikator-indikator Perubahan Sosial
1.
2.
Postulat baru yang diusulkan Immanuel Kant
melalui pertanyaan “How is x possible?” (Kant,
1783, dalam Haferkamp, 1994: 288). Walau tidak
terlalu bergaung, namun pertanyaan ini
selanjutnya menggulirkan masalah dari lahan
rasional menjadi lahan empiris.
Perbedaan yang terkenal antara entropy dan
negentropy. Konteks ini menyangkut penelitian.
Jika entropy “ada di antara” kemungkinan dan
ketidak-mungkinan, maka dalam negentropy,
pengamat meneliti kemungkinan yang hilang
dalam susunan masyarakat
Indikator . . .
3. Saat ini, terdapat pergeseran dalam pengertian
noise (gangguan). Jika dahulu istilah ini dikaitkan
dengan masalah dalam pengiriman informasi,
saat ini digunakan untuk pengembangan susunan
4. Saat ini juga dikembangkan “ramdomness”
(pengacakan) sebagai bagian dari susunan.
5. Untuk “meluruskan” konsep evolusioner, para
ahli mengusulkan konsep “teleologika”.
6. Jika dalam paradigma terdahulu, unsur-unsur
alam dianggap stabil, menurut Ilya Prigogine
(dalam Haferkamp, 1994: 289), menemukan
bahwa partikel elementer umumnya bersifat tidak
stabil.
Globalisasi, Implikasi Perubahan Sosial



Bagi Roberson (dalam Haferkamp, 1994: 395;
dalam Sztompka, 2007:101) globalisasi
diartikan sebagai “proses yang menghasilkan
dunia yang tunggal”
McLuhan (dalam Haferkamp, 1994: 396)
menyatakan globalisasi telah menjadikan dunia
menjadi satu melalui istilahnya “global village”
atau desa global.
Bagi Robertson, globalisasi telah menciptakan
pergeseran sosial dari gemainschaft ke
Gesselschaft (dalam Haferkamp, 1994: 395).
Globalisasi, Implikasi . . .



Bagi Polanyi (1957), perubahan yang cepat
menciptakan Great Transformation
Proses globalisasi, menurut Peter Worsley, terjadi
pada dekade tahun 1980-an:
“Sebelum dekade 1980-an, masyarakat global
belum terwujud” (Worsley, dalam Sztompka, 2007:
101).
Pertumbuhan ini, dengan sendirinya merubah
paradigma sosiologi melalui “sosiologi masyarakat
dunia” (Norbert Ellias, dalam Sztompka, 2007: 101)
Analsisis Klasik tentang Globalisasi

1.
2.
3.

Terdapat tiga analsis klasik tentang Globalisasi
(Sztompka, 2007: 103-105)
Teori Imperialisme
Teori Ketergantungan
Teori Sistem Dunia
Teori Imperialisme ditemukan dalam karya J.A
Hobson (1902) dan dikembangkan Bukharin
(1929) & Lenin (1939). Teori ini berasumsi
bahwa globalisasi terjadi karena negara-negara
kapitalis yang over produksi melakukan
ekspansi ke berbagai negara untuk
mempertahankan posisi.
Analisis . . .

Teori Ketergantungan, antara lain
dikemukakan oleh F. Cordoso dan E.
Faletto dalam “perkembangan yang
tergantung” (1964). Bahwa masalah
utama negara adalah keterbatasan
teknologi dan perkembangan sektor
barang modal. Akumulasi perluasan &
pembentukan kapital lokal memerlukan &
tergantung pada pelengkap di luar dirinya.
Kapitalis lokal harus mencemplung ke
dalam kontak kapitalisme universal.
Analisis . . .

1.
2.
3.
Teori Sistem Dunia pertama kali
dikemukakan oleh Immanuel
Wallerstein (1974, 1983). Ia
membedakan tiga tahap perkembangan
sejarah:
Tahap Sistem Mini
Tahap Kekaisaran Dunia
Tahap Ekonomi Dunia yang muncul
pada Abad XVI (Wallerstein, dalam
Sztompka, 2007: 105-106).
Globalisasi Kultur




Globalisasi kultur terdapat dalam karya
Antropolog-Sosial seperti Malinowski (18841942) dan A.R.Radcliffe Brown (1881-1955).
Riset mereka mengacu pada benturan
peradaban Barat yang merasuk ke dalam
kawasan pribumi di kawasan jajahan mereka.
Kontak kultur ini disebut para ahli dengan
“imperialisme kultural”
Saat ini, unifikasi dan homogenisasi kultur
pada skala global ditampilkan melalui media
massa, terutama Televisi.
Globalisasi . . .

1.
2.
3.
4.
Menurut Hannerz (dalam Sztompka,
2007: 110-111), empat kemungkinan
yang akan terjadi dalam penyatuan
kultur di masa akan datang:
Homogenisasi global;
Proses khusus dari homogenisasi global
yang disebut kejenuhan;
Kerusakan kultur pribumi;
Kedewasaan
Citra Globalisasi Dunia dan Ideologi
Globalisasi


1.
Para ahli menyatakan, akibat globalisasi
antara lain menciptakan citra baru tentang
dunia.
Robertson (1992, dalam Sztompka, 2007:
113-114), mengemukakan empat citra:
Citra pertama, Komunitas Global I; dunia
sebagai mozaik komunitas yang berhubungan
erat, tatanan kelembagaan yang sederajat
dan unik, dengan komunitas unggul tertentu
di puncaknya. Citra ini termasuk reaksi
negatif terhadap globalisasi
Citra . . .
2. Citra kedua, Komunitas Global II;
menekankan kesatuan dan konsensus
nilai dan gagasan seluruh dunia. Citra ini
lebih bersifat pemberian petunjuk.
3. Citra ketiga, Masyarakat Global I;
melihat dunia sebagai mozaik berdaulat,
saling terbuka, dan terlibat dalam
pertukaran intensif di bidang ekonomi,
politik dan kultural.
Citra . . .
4. Citra keempat, Masyarakat Global II;
membayangkan penyatuan negara-negara
di dunia di bawah pemerintahan dunia
yang kompak.