sumber norma, nilai dan hukum ekonomi islam

Download Report

Transcript sumber norma, nilai dan hukum ekonomi islam

SUMBER NORMA, NILAI
DAN HUKUM EKONOMI
ISLAM
SUMBER HUKUM EKONOMI ISLAM
Sumber hukum (Sudarsono, 2004 hal 25) yang
diakui sebagai landasan ekonomi islam terdiri dari:
1. Al-Qur’an
2. Al-Hadits
3. Ijtihad
4. Ijma
5. Qiyas
6. ‘Urf
7. Istihsan
8. Istishlah
9. Istishab
10. Maslahah Mursalah
AL-QUR’AN
1.
2.
3.
4.
5.
Ayat pengelolaan harta: Surat an-Nisa’ ayat
10, Surat adz-dzariyat ayat 19
Ayat tentang Perdagangan: Surat Yunus
ayat 67, Surat Al-Jumu’ah ayat 10
Ayat tentang riba: Surat Ali Imran ayat
130, Al-Baqarah ayat 278
Ayat tentang Utang: Surat al-baqarah 280,
282
Ayat tentang Pertanian dan perkebunan:
Surat Al-’An’am ayat 99
Ayat tentang Perikanan dan perhiasan ayat;
Surat an-Nahl ayat 14
7. Ayat tentang Peternakan; Surat an-Nahl
ayat 5
8. Ayat tentang Pertambangan dan Industri;
Surat al Hadiid ayat 25
9. Ayat tentang Pakaian; Surat al-A’raaf ayat
26
10. Ayat tentang Industri Konstruksi; Surat al
A’raaf ayat 74
11. Ayat tentang industri perkapalan; Surat
Huud; ayat 37
12. Ayat tentang besi baja; Surat al-Anbiiyaa
ayat 80, surat Saba’ ayat 10-11
6.
ْ‫ل يَ ْربُو ِْعْن َْد اللَّ ِه‬
َْ َ‫َّاس ف‬
ِْ ‫ال الن‬
ِْ ‫ف ْأَْم َو‬
ْ ِ ‫َوَما ءَاتَ ْيتُ ْْم ِم ْْن ِربًا لِيَ ْربُ َْو‬
ِ
ِ
‫ك ُه ُْم‬
َْ ِ‫يدو َْن َو ْْج ْهَ اللَِّْه فَأُولَئ‬
‫ر‬
‫ت‬
‫اة‬
ْ
‫ك‬
‫ز‬
ْ
‫ن‬
‫م‬
ُ ُ ََ ْ ‫َوَما ءَاتَ ْيتُ ْْم‬
‫ضعِ ُفو َْن‬
ْ ‫الْ ُم‬
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka
(yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya).
DALIL tentang riba
ِ ‫ط ِّيباتٍ أ‬
َِّ‫ن ال‬
ِ ٍ‫فَ ِبظُ ْلم‬
َّ
ِ
ِ
ٍ
ٍ
‫ت‬
‫ل‬
‫ُح‬
ٍ
ٍ
‫ا‬
‫ن‬
‫ا‬
‫و‬
‫اد‬
‫ه‬
ٍ
‫ين‬
‫ذ‬
ٍ
‫م‬
‫صٍِّد ِه ٍْم‬
‫ب‬
‫م‬
‫م‬
‫ه‬
‫م‬
‫ر‬
‫و‬
‫ه‬
‫ل‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ح‬
‫ع‬
َ
َّ
َ
َ
َ
ْ
َ
ُ
َ
َ
ْ
َ
َ
َ
َ َ ُْ
ْ
ْ
‫الرَبا َوقٍَْد ُن ُهوا َعٍْن ٍُه َوأَ ْك ِل ِه ٍْم‬
‫يل اللَّ ٍِه َك ِث ًا‬
ٍِ ‫س ِب‬
ٍْ ‫َع‬
ِّ ‫َخ ِذ ِه ٍُم‬
ْ ‫) َوأ‬160(‫ير‬
َ ‫ن‬
ِ ‫ين ِم ْنه ٍم ع َذابا أ‬
ِ ‫َعتَ ْد َنا ِل ْل َك‬
ِ ‫اس ِبا ْلب‬
ِ
َّ ‫ال‬
ِ
‫يما‬
‫َل‬
ٍ
‫ر‬
‫اف‬
‫أ‬
‫و‬
ٍ
‫ل‬
‫اط‬
ٍَ ‫أ َْم َو‬
َ
ْ
ً
َ
َ ٍِ ‫الن‬
َ
ُْ
ً
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena
mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan
karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang
batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir
di antara mereka itu siksa yang pedih.
ِ
ْ
ْ‫اع َف ْةً َواتَّ ُقوا اللَّْهَ لَ َعلَّ ُك ْْم تُ ْفلِ ُحو َن‬
‫ض‬
‫م‬
‫ا‬
ْ
‫ف‬
‫ا‬
‫ع‬
‫َض‬
‫أ‬
‫ا‬
‫ب‬
‫الر‬
‫ا‬
‫و‬
‫ل‬
‫ك‬
‫أ‬
‫ت‬
ْ
‫ل‬
‫ا‬
‫و‬
‫ن‬
‫ام‬
‫ء‬
ْ
‫ين‬
‫ذ‬
َ
ُ
ُ
ً
َ ُ َ َ َ َّ‫يَاأَيُّ َها ال‬
َ َ ُ َ ْ َِّ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.
ِ
ِ
ِ
َّ
َّ
‫)فَِإ ْن َْلْ تَ ْف َعلُوا‬278(‫ي‬
َْ ِ‫الربَا إِ ْن ُكْنتُ ْْم ُم ْؤِمن‬
ْ
‫ن‬
‫م‬
ْ
‫ي‬
‫ق‬
‫ب‬
‫ا‬
‫م‬
‫ا‬
‫و‬
‫ر‬
‫ذ‬
‫و‬
ْ
‫ه‬
‫ل‬
‫ال‬
‫ا‬
‫و‬
‫ق‬
‫ات‬
‫ا‬
‫و‬
‫ن‬
‫ام‬
‫ء‬
ْ
‫ين‬
‫ذ‬
َ
ِّ َ َ َ َ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ َّ‫يَاأَيُّ َها ال‬
‫وس أ َْم َوالِ ُك ْْم َْل تَظْلِ ُمو َْن َوَْل تُ ْظلَ ُمو َْن‬
ُْ ُ‫فَأْ َذنُوا ِِبَْربْ ِم َْن اللَِّْه َوَر ُسولِِْه َوإِ ْن تُْبتُ ْْم فَْلَ ُك ْْم ُرء‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman.
Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa
riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan
memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu
tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.


QS. Ar-Ruum: 39 “Dan sesuatu riba
(tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu
tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
maka (yakan ng berbuat demikian) itulah orangorang yang melipat gandakan (pahalaya).”
QS. Al-Baqarah: 278: “Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika
kamu orang-orang yang beriman.”
HUKUM SISTEM EKONOMI ISLAM
AL-QUR’AN
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai kalian menyianyiakan harta” (H.R. Bukhari)
 “Umar bin Khatab memiliki seratus bagian dari tahah
Khaibar yang ia beli, lalu ia datang kepada Rasul saw.
Dan berkata, “wahai Rasul, sesungguhnya aku
memperoleh harta yang belum pernah kuperoleh
sebelumnya sebanyak itu, sedangkan aku bermaksud
menjadikannya sarana taqarub/dekatkan diri kepada
Allah swt.” maka Rasul saw bersabda “Pertahankan
pokoknya dan manfaatkanlah hasilnya di jalan Allah”
(HR. Sufyan dari Ubaidillah ibnu Umar dari Nafi, dari
Ibnu Umar)

HADITS tentang harta


“Sesungguhnya Allah mencintai seorang diantara
kamu yang melakukan pekerjaan dengan baik
(ketekunan)” HR. Bukhari
“Seseorang bertanya kepada Nabi, jenis
penghasilan mana yang terbaik, nabi menjawab
“Hasil kerja seorang dengan tangannya sendiri
dari setiap transaksi perdagangan yang disetujui”
(HR. Ahmad)
HADITS tentang kerja keras


“Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya
termasuk dalam golongan para nabi, orangorang yang benar-benar tulus dan para
syuhada’” (HR. Tarmizi, Darimi dan Daruqutni)
“Allah memberikan rahmatnya pada setiap orang
yang bersikap baik ketika menjual, membeli dan
membuat suatu pernyataan” (HR. Bukhari)
HADITS tentang Perdagangan


“Sesungguhnya riba itu bisa terjadi pada jual beli
secara utang (kredit)” (HR. Bukhari muslim, dan
Ahmad)
“Dari Ubada bin Sami ra. Nabi saw bersabda;
“Emas untuk emas, perak untuk perak, gandum
untuk gandum. Barang siapa membayar lebih
atau menerima lebih dia telah berbuat riba,
Pemberi dan penerima sama saja” (HR. Muslim
dan Ahmad)
HADITS tentang riba


“Sebaik-baik manusia adalah yang sebaik-baik
membayar utang” (HR. Muslim)
“Dilarang menjual ikan di laut, yang seperti
gharar “ (HR. Muslim)
HADITS tentang utang dan
larangan judi
Ijma’ merupakan kesepakatan para mujtahid
memutuskan suatu masalah setelah wafatnya
Rasul terhadap peristiwa.
 Ijma terdiri dari:
1. Ijma sharih; kesepakatan mujtahid terhadap
hukum mengenai suatu peristiwa.
2. Ijma sukuti; sebagian mujtahid terang-terangan
menyatakan pendapatnya dengan fatwa, atau
memutuskan perkara sebagian lainnya diam.

IJMA’



Ijtihad; mencurahkan daya kemampuan untuk
menghasilkan hukum syara’ dari dalil-dalil syara’
secara terperinci.
Ijtihad merupakan penafsiran kembali dasar
hukum ekonomi Islam seperti Al-Qur’an dan
hadits untuk disesuaikan dengan kondisi yang
ada.
Qiyas adalah mempersamakan peristiwa yang
tidak terdapat nash hukumnya denga peristiwa
yang terdapat nash. Karena illat: Exs: khomer
dengan narkotik (memabukkan)
IJTIHAD DAN QIYAS

Diartikan sebagai kemaslahatan yang tidak
disyariatkan oleh syara’.
MASLAHAH MURSALAH


Istishab: pelajaran yg diambil dari sahabat rasul.
Menurut istilah adalah menjadikan hukum tetap
di masa lalu, tetap dipakai sampai sekarang,
sampai ada dalil yang menunjukkan
perubahannya.
Istishan adalah membandingkan apa yang
dilakukan mujtahid dari qiyas jalli (jelas) kepada
qiyas khaffi (yang tersembunyi).
Istishab dan Istishan
Adat istiadat atau kebiasaan yang sudah seperti
menjadi adat istiadat namun tetap tidak
menyalahi aturan Islam.
 Macam-macam urf:
1. Urf shahih: kebiasaan yang dilakukan yang
tidak bertentangan dengan syara’. Misal adat
membayar mahar
2. Urf fasid: kebiasaan yang dilakukan berlawanan
denga syara’ contoh akad dengan perjanjian
riba

URF
NORMA SISTEM EKONOMI ISLAM
Norma adalah aturan atau ketentuan yg mengikat
warga kelompok dl masyarakat, dipakai sbg
panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yg
sesuai dan berterima: setiap warga masyarakat
harus menaati -- yg berlaku
Sistem ekonomi islam memiliki prinsip
sebagaimana dalam pemikiran pemikiran
Choudhury (1986), didasarkan atas prinsip :
1. Tauhid (norma/moral Islam),
2. Brotherhood (persaudaraan),
3. Work and productivity (kerja &
produktivitas),
4. Distributive equity (distribusi pendapatan
& kekayaaan yang merata),
5. Cooperation (kerja sama),
6. Organization (organisasi),
7. Islamic institutionalism (institusi islam).








Doa orang Islam “Rabbana, anugerahi kami kebaikan dunia dan kebaikan
akhirat dan selamatkan kami dari siksa neraka” (al-Baqarah 202)
Alam adalah hak milik mutlak Allah swt. (Al-Maidah;120)
Hak milik relatif perseorangan diakui sebagai hasil jerih payah usaha yang
halal dan hanya digunakan untuk hal-hal yang halal pula (annisa 32)
Allah melarang untuk menimbun kekayaan tanpa ada manfaat bagi
sesama manusia (at-Taubah 43)
Di dalam harta orang kaya, terdapat hak orang miskin, Fakir, dan lain
sebagainya (al-Israa’ 26, al an’am 14)
Allah menghalalkan perniagaan atas dasar sama-sama suka (antarodihin) dan melarang keras memakan harta sesama dengan batil (annisa 29, al baqarah 188) maupun dengan jalan penipuan (al-an’am 152)
ataupun jalan-jalan pencurian (al-Maidah 38)
Allah menghalalkan perniagaan dan mengharamkan riba (al-Baqarah 275,
278-280)
NB: Saifuddin Anshari, Wacana Islam: Pokok-pokok pikiran tentang
Paradigma dan sistem islam, Gema Insani, 2004 hal 144
NILAI DAN NORMA
3. Prinsip Ekonomi Islam













Kerja (resource utilization)
Kompensasi (compensation)
Efisiensi (efficiency)
Professional (professionalism)
Kecukupan (efficiency)
Pemerataan kesempatan (equal opportunity)
Kebebasan (freedom)
Kerja sama (cooperation)
Persaingan (competition)
Keseimbangan (equilibrium)
Solidaritas (solidarity)
Information simetri (Symmetris information)
Hidup hemat/tidak bermewah-mewah
(abstain from wasteful and luxurious living)
21
Sistematika Nilai Sistem
Ekonomi Islam
Sistem Ekonomi
Filsafat Sistem Ekonomi
Nilai-nilai Instrumental Sistem
Ekonomi
Nilai-nilai Dasar Sistem Ekonomi
Filsafat Sistem Ekonomi
Dunia dan seluruh alam adalah
milik Allah. Manusia
Allah Maha Pencipta, dan semua
ciptaanNya tunduk kepadaNya.
Manusia adalah khalifah Allah.
memilikinya secara terbatas.
Pengaturan organisasi
pemilikan.
Pembatasan tingkah laku
individual
Iman kepada hari kiamat
mempengaruhi semua tingkah
laku ekonomi.
TAUHID
Norma tingkah laku para
pelaku ekonomi.
Sifat Ekonomi Islam
Bersumber dari Tuhan dan
mengikat
Ada bukan karena alasan
apologetik
Produksi dan konsumsi dilakukan bukan
karena alasan manfaat semata, melainkan
karena diizinkan oleh Tuhan
Berasas: Tauhid, ibadah, khilafah, dan takaful
Nilai Instrumental Sistem Ekonomi
Islam
1.Zakat
2.Pelarangan Riba
3.Kerjasama Ekonomi
4.Jaminan Sosial
5.Peranan Pemerintah
6.
7.
8.
9.
10.
Kebebasan Individu didasarkan nilai tauhid
Hak terhadap harta
Ketidaksamaan ekonomi dalam batas wajar
Distribusi kekayaan
Larangan menumpuk kekayaan
25
Nilai Dasar Sistem Ekonomi
Pemilikan
1. Pemilikan hanya
atas
manfaatnya
2. Pemilikan
terbatas
sepanjang umur
3. Tak ada
pemilikan
individu atas
barang umum
Keseimbangan
1. Sederhana
2. Hemat
3. Menjauhi
pemborosan
(thdp pemilikan
& pengelolaan
sumber daya)
4. Menikmati hasil
pembangunan
5. Perbaikan
kesejahteraan
setiap individu
Keadilan
1.
2.
3.
4.
Berarti kebebasan
bersyarat akhlak
Islam
Harus diterapkan di
semua fase kegiatan
ekonomi
Alokasikan sejumlah
hasil kepada yang
tak mampu masuk
pasar atau tak
sanggup membeli
menurut kekuatan
pasar.
Kebenaran,
Kejujuran,
Keberanian,
26
Kelurusan
Prinsip Dasar Akad Muamalat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Al Hurriyyah (fredom of making
contract)
Al Musaawah (equality)
Al Adalah (justice)
Al Ridha (willingness)
As Shidqu (faithful)
Al Kitabah (documentation)
Pertama : Kebebasan / ‫الحرية‬
ً ‫ «الصلح جائز بين المسلمين إال صلحاً حرم حالال‬
‫ والمسلمون على شروطهم إال‬،ً‫أو أحل حراما‬
»ً‫شرطاً حرم حالال ً أو أحل حراما‬
 Kompromi (damai) boleh antara kaum
muslimin, kecuali yang mengharamkan
yang halal dan menghalalkan yang harom.
 Kaum muslimin bergantung pada
persyaratan yang mereka buat sendiri,
kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal dan menghalalkan yang haram “
(HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Pertama : Kebebasan / ‫الحرية‬


‫ «الصلح جائز بين المسلمين إال صلحاً حرم حالال ً أو‬
ً‫ والمسلمون على شروطهم إال شرطا‬،ً‫أحل حراما‬
»ً‫حرم حالال ً أو أحل حراما‬
Kompromi (damai) boleh antara kaum
muslimin, kecuali yang mengharamkan yang
halal dan menghalalkan yang harom.
Kaum muslimin bergantung pada persyaratan
yang mereka buat sendiri, kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal dan menghalalkan
yang haram “
(HR Abu Daud dan Tirmidzi)
PRAKTEK : Syarat kelebihan diharamkan
Kedua : Al-Musaawah
‫ للمملوك‬:‫ مالك بلغني عن أبي هريرة قال‬:‫مثال‬
.‫طعامه وكسوته بالمعروف – بين مالك وأبوهريرة اثنان‬


Malik Mengatakan : Telah sampai kepadaku
Abu Hurairah mengatakan: “bagi budak
(berhak) mendapatkan makanan dan pakaian
secara makruf ( baik sesuai kebiasaan)” (HR
Muwattho’)

PRAKTEK : Secara umum dalam setiap akad
(termasuk tabarru’), secara khusus dalam akad
Tijary
Ketiga : Keadilan (al-adaalah)
ً ‫عي‬
َ
َ ‫ك‬
َ ْ‫ف ِإن‬
‫فا أَ ْو َال‬
َ ‫س ِفيهًا أَ ْو‬
ِ ‫ض‬
ِ ‫ذي عَ لَ ْي‬
ِ َّ‫ان ال‬
َ ُّ‫حق‬
َ ‫ه ا ْل‬
َ ‫و‬
ِ
ِ َْ
ْ ‫ه بِا ْلع‬
ِ ‫يع أَنْ ُي‬
ِ ‫س َت‬
ُ ‫ط‬
َ ‫ل‬
َ ُ‫ل ه‬
ُ ُّ‫ولِي‬
ْ ِ‫مل‬
ْ ‫ف ْل ُي‬
ْ َ‫ي‬
َّ ‫م‬



Jika yang berutang itu orang yang lemah
akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia
sendiri tidak mampu mengimlakan, maka
hendaklah walinya mengimlakan dengan
jujur (Al-Baqoroh 282)
PRAKTEK : Keadilan antara penjual dan
pembeli, bahkan juga produsen dan
konsumen akhir
Keempat : Keridhoan
َ
َ
ْ
َ
ْ
َّ
َ
ُّ
‫ل‬
‫ط‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ب‬
‫م‬
‫ك‬
‫ن‬
‫ي‬
‫ب‬
‫م‬
‫ك‬
‫ل‬
‫ا‬
‫و‬
‫م‬
‫أ‬
‫ُوا‬
‫ل‬
‫ك‬
‫َأ‬
‫ت‬
‫ال‬
‫وا‬
‫ن‬
‫م‬
‫آ‬
‫ين‬
‫ذ‬
‫ل‬
‫ا‬
‫ا‬
‫ه‬
‫ي‬
‫يَا أ‬
ُ
ُ
ُ
ِ
ِ
َ
َ
َ
َ
َ
َ
ْ
ْ
ْ
ِ
ُ
َ
ْ
ِ
َ‫إِ َّال أ‬
ً
َ
ْ‫ن‬
َ‫ع‬
‫م‬
‫ر‬
‫ت‬
‫ن‬
‫ة‬
‫ر‬
‫ا‬
‫ج‬
‫ت‬
‫ون‬
‫ك‬
‫ت‬
َ
َ
ُ ‫م ْن‬
ُ
ِ ‫اض‬
ِ
َ
َ
َ
ْ ‫ك‬
ْ
ٍ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah 
kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu (QS An-Nisa 29)
 PRAKTEK : jenis akad, harga, barang dan
pelayanan
Kelima : Kejujuran
َ ْ
َ ‫قا‬
َ ‫ف َّر‬
َ ‫م يَ َت‬
‫ك‬
َ ‫ص‬
ِ ‫ن بِا ْل‬
ِ ‫« ا ْلبَائِعَا‬
َ ‫وبَيَّ َنا ُبو ِر‬
َ ‫قا‬
َ ْ‫ف ِإن‬
َ ‫خيَا ِر‬
ْ َ‫ما ل‬
َ ‫ح‬
َ ‫و‬
َ ْ‫وإِن‬
.» ‫ما‬
ِ ‫ت بَ َركَةُ بَ ْي‬
ِ ‫م‬
ِ ‫ما فِى بَ ْي‬
َ ‫ه‬
َ ‫ك َت‬
َ ‫ك َذبَا‬
َ ‫ما‬
َ ‫ه‬
َ ‫لَ ُه‬
ْ ‫ق‬
ُ ‫ما‬
ِ ‫ع‬
ِ ‫ع‬
ُّ ‫ه ا ْل ُبخَا ِر‬
‫م‬
َ ‫ى‬
َ ‫خ َر‬
ْ ‫م‬
ُ ‫ج‬
ْ َ‫أ‬
ٌ ِ‫سل‬
ُ ‫و‬

“ kedua belah pihak (penjual dan pembeli)
masih dalam tenggang pemilihan (khiyar)
selama belum berpisah, jika mereka berdua
jujur dan telah menjelaskan dengan baik,
maka diberkahi bagi keduanya, jika berdusta
dan menyembunyikan, maka dihapus
keberkahan itu” (HR Bukhori Muslim)

PRAKTEK : Manipulasi dan Kolusi

Keenam : Pencatatan
َ ‫ه‬
َ ‫غيرًا أَ ْو‬
ْ َ‫موا أَنْ ت‬
‫م‬
ُ ِ‫ذل‬
ِ ِ‫جل‬
ِ ‫ص‬
َ َ‫ك ِبيرًا إِلَى أ‬
َ ‫ك ُت ُبو ُه‬
َ
ْ ‫ك‬
ْ ‫و َال ت‬
ُ َ‫َسأ‬
َ
َ
َ
َ
ْ‫وأ ْدنَى أ َّال تَ ْرتَا ُبوا إِ َّال أن‬
ُ ‫س‬
َ ‫ها‬
ِ َّ ‫ع ْن َْ الل‬
ِ ‫ط‬
َ ‫لش‬
َ ‫د ِة‬
َ ‫وأ ْق‬
َ ‫ه‬
َ ‫أَ ْق‬
َّ ِ‫م ل‬
ُ ‫و‬
َ ‫م‬
َ ‫ك‬
‫ح‬
ُ ‫س عَ لَ ْي‬
ُ ‫ها بَ ْي َن‬
ِ ‫ض َر ًة ُت‬
ِ ‫حا‬
ُ َ‫ت‬
َ َ‫ْي ُرون‬
ٌ ‫ج َنا‬
َ ‫فلَ ْي‬
َ ‫جا َر ًة‬
َ ِ‫ون ت‬
ْ ‫ك‬
ْ ‫ك‬
ُ ‫م‬
َ ‫ك ُت ُبو‬
ْ َ‫أَ َّال ت‬
‫ها‬

dan janganlah kamu jemu menulis utang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya.

Yang demikian itu,:
(1) lebih adil di sisi Allah dan
(2) lebih dapat menguatkan persaksian dan
(3) lebih dekat kepada tidak (menimbulkan)
keraguanmu,,
