Transcript kelompok 6












Amanda Fairuz H
Zia Rosyidah
Niko Rilanto P
Ahmad Zamroni Lathif
Musyidul Ibad
Aderia Putri P
Windy Z A
Ika Ramadhan
Eryna Laili Putri
Ajrina Rantau L
Laila Fatmawati
101111008
101111019
101111025
101111027
101111040
101111057
101111070
101111074
101111085
101111091
101111102
IDENTIFIKASI, DIAGNOSIS, PRIORITAS
MASALAH, DAN INTERVENSI MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT
DI RW IV KELURAHAN PEGIRIAN
KECAMATAN SEMAMPIR KOTA SURABAYA

Berdasarkan usia
0-16 tahun : 10.267 jiwa
17-58 tahun : 17.486 jiwa
>60 tahun : 2.463 jiwa
Stratifikasi Sosial

Berdasarkan tingkat pendapatan
Dibawah Rp 500.000,00
:
36,78%
Rp 500.000,00 – Rp 1.500.000,00 : 55,27%
Diatas Rp 1.500.000,00
:
8,05%

Berdasarkan data diatas, dapat dilihat
bahwa tingkat pendidikan paling tinggi
adalah tamat SD sedangkan tingkat
pendidikan paling rendah adalah tidak
bersekolah. Hal ini dikarenakan rata-rata
pendapatan penduduk kelurahan
pegirian kecamatan Semampir tidak lebih
dari Rp 1.500.000 sehingga untuk
mencapai tingkat pendidikan yang lebih
tinggi, cukup berat untuk memenuhi biaya
pendidikannya.
Untuk tingkat pendidikan yang
mengalami drop out, yang paling tinggi
adalah mengalami drop out saat SD
sedangkan yang terendah adalah
mengalami drop out saat berada di
Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan
tingkat pendidikan penduduk kelurahan
pegirian kecamatan Semampir
sebagian besar adalah mengemban
pendidikan sampai SD sedangkan yang
mengemban tingkat Perguruan Tinggi,
hanya sedikit.

Dari data berdasarkan usia, usia yang
paling tinggi adalah berada pada usia
produktif yaitu 17-60 tahun sedangkan
yang paling rendah berada rentan usia
lebih dari 60 tahun. Walaupun usia
produktif lebih banyak daripada rentan
usia lainnya, hal ini tidak membuat
tingkat pendapatan menjadi tinggi
karena tingkat pendidikan yang paling
tinggi diemban kebanyakan penduduk
kelurahan Pegirian kecamatan
Semampir adalah tamat SD.
Lembaga sosial agama
Lembaga pendidikan
Lembaga sosial kemasyarakatan
Lembaga sosial politik
agama
islam
kristen
katholik
hindu
lain-lain

Dari diagram diatas bisa dilihat bahwa
Masyarakat di kelurahan pegirian,
kecamatan semampir, kota surabaya
sebagian besar adalah pemeluk agama
islam yaitu 94,43%. Memiliki 7 masjid dan 47
mushalla, 1 pondok pesantren, dan 4
madrasah dengan jumlah penduduk islam
sebanyak 28.166 jiwa. Dari sini bisa
disimpulkan bahwa tingkat religius di
kelurahan ini tinggi
Dalam laporan PKL ada lembaga
pendidikan anak usia dini (PAUD), ada
TK, 6 SD, dan 2 SLTP yang ada di
Kelurahan Pegirian.
Dari data ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa akses untuk fasilitas pendidikan
cukup mudah

Ada perkumpulan PKK (pembinaan
kesejahteraan keluarga) dan
dharmawanita, dan perilaku. Dimana
para anggotanya aktif dan sering
mengadakan kegiatan seperti
penyuluhan, pengajian, arisan, dan lainlain.

Memiliki tata pemerintahan kelurahan
yaitu kepala desa beserta perangkat
desa yang aktif. Balai desa aktif
digunakan untuk kegiatan
pemerintahan di kelurahan.
Masyarakat di
kelurahan pegirian,
kecamatan
semampir, kota
surabaya
Termasuk tipologi masyarakat
gemeinschaft gesselschalt
Alasan gemeinschaft:
1). Masyarakat hidup dengan rukun, saling membantu, dan perasaaan
tolong-menolong yang kuat.
2). Adat-istiadat dan kaidah-kaidah yang diwarnai dari generasi ke
generasi. Seperti adanya pembentukan karang taruna, pkk, dan
dharmawanita
3). Pola masyarakat ditandai dengan hubungan anggota yang bersifat
pribadi dan memiliki ikatan yang dalam karena berasal daerah yang
sama dan tempat tinggal berdekatan serta berdasar pada ikatan
darah

Gesselschaft adalah hubungan antar anggota
masyarakat dimana anggotanya lebih
memperhitungkan untung dan rugi. Selain ikatan
keluarga, hubungan sosial di masyarakat kelurahan
pegirian kecamatan semampir adalah pertukaran
ekonomi dan memperhitungkan nilai guna . Hal
tersebut terjadi karena masyarakat kelurahan
pegirian tinggal di daerah perkotaan. Jadi
masyarakat di daerah ini merupakan tipologi
masyarakat pergeseran dari gemeinschaft ke
gesselschaft karena walaupun masyarakat masih
memiliki ciri-ciri masyarakat gemeinnschaft namun
saat ini masyarakat menuju ciri-ciri masyarakat
gesselschaft yaitu adanya pembagian kerja
sehingga ada ketergantungan antar individu
Masyarakat di
kelurahan pegirian,
kecamatan
semampir, kota
surabarya
Alasan:
Termasuk tipologi
masyarakat solidarita
organik
Menurut data yang telah disajikan, jenis pekerjaan masyarakat
kelurahan pegirian, kecamatan semampir beragam sehingga
menimbulkan tingkat ketergantungan antar anggota masyarakat.
Perbedaan kerja tersebut akan menimbulkan ikatan yang saling
menguntungkan dan konstribusi anggota masyarakat yang saling
menguntungkan dan konstribusi anggota masyarakat yang saling
melengkapi. Sesama anggota masyarakat akan merasa membutuhkan
satu sama lain sehingga menyebabkan individu bertahan bersama
dengan perbedaan yang ada di dalamnya
Diantara 7 unsur budaya universal, terdapat 4 unsur
budaya yang dapat dianalisis pada masyarakat
Kelurahan Pegirian Kecamatan Semampir yaitu :
1. Sistem pengetahuan
 Sebagaian besar masyarakat tahu upaya yang
dapat dilakukan demi menunjang kesehatan
mereka seperti penggunaan air bersih, pentingnya
imunisasi, pemenuhan kebutuhan gizi, menjaga
kebersihan rumah, dan penggunaan jamban.
 Akan tetapi, pengetahuan mereka akan personal
hygiene masih rendah, kebiasaan merokok cukup
tinggi, dan rendahnya kesadaran untuk berolah
raga.
2.
Teknologi & Peralatan
Sebagian besar masyarakat masih salah
dalam hal pengolahan makanan
dengan yaitu dicuci terlebih dahulu
baru dipotong dan dimasak. Terbukti
dari hasil wawancara dengan warga
dihasilkan sebanyak 68,97% cara
pengolahan sayur adalah di potong
dahulu baru dicuci.
Sistem Mata Pencaharian Hidup
Mata pencaharian penduduk Kelurahan
Pegirian mayoritas sebagai karyawan
swasta. Hal ini sesuai dengan kondisi
demografi Kelurahan Pegirian yang terletak
di Kota Surabaya yang merupakan pusat
perekonomian dan pemerintahan provinsi
Jawa Timur.
4. Bahasa
Kelurahan Pegirian termasuk dalam
kawasan perkotaan Surabaya sehingga
masyarakatnya pasti dapat menggunakan
Bahasa Indonesia dengan lancar.
3.

Memiliki komposisi penduduk dengan
usia produktif yang tinggi
7000
6270
6000
5000
4368
4250
4131
3570
4000
3000
Jumlah Penduduk
2447
2717
2463
Persentase
2000
1000
0
< 5 tahun
6-9 tahun 10-16 tahun 17 tahun 18-25 tahun26-39 tahun40-58 tahun > 60 tahun
Gambar 3. Grafik Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Kelurahan Pegirian, Kecamatan Semampir, Kota
Surabaya, 2009
Sudah memiliki puskesmas dengan
fasilitas yang memadai
 Sebagian besar masyarakat sudah
mandiri secara ekonomi
 Kegiatan posyandu di RW IV sangat aktif
 Sudah memiliki SPAL sendiri
 Pengetahuan kesehatan sudah cukup
baik

No
Strength
Skor
Bobot
Nilai
1
S1
4
25%
1
2
S2
3
15%
0,45
3
S3
4
21%
0.84
4
S4
3
19%
0,57
5
S5
3
12%
0,36
6
S6
2
8%
0,16
Geografis :
tanah yang tidak bersertifikat lebih banyak
dari tanah yang sudah bersertifikat
 Pendidikan :
tingkat pendidikan masih rendah, mayoritas
hanya tamatan SD
 Fasilitas dan sarana kesehatan puskesmas :
kendaraan roda 2 ada 3 tetapi tidak dapat
dipakai karena BPKB hilang di Pemkot

Karakteristik responden :
1. Pendapatan Keluarga per bulan
sebagian responden di tingkat ekonomi
menengah ke bawah
2. Pengeluaran keluarga per bulan
Sebagian besar pengeluaran keluarga
per
bulan yaitu Rp. 500.000 - < Rp.1.000.000
sebanyak 49,42%
 Pola penyakit
penyakit-penyakit yang banyak diderita
responden dan keluarganya dalam 3 bulan
terakhir adalah penyakit infeksius

Gizi :
komposisi makanan sehari-hari pada
anggota keluarga responden yang
diwawancara adalah nasi + sayur + lauk
tanpa buah dan susu
 Saluran Pembuangan Air Limbah
sampah yang menyumbat sungai dan
saluran air menyebabkan genangan air di
area pemukiman
 Pembiayaan kesehatan
sebagian masyarakat belum mengetahui
tentang jaminan kesehatan dan sebagian
yang mengetahui tidak mengikuti jaminan
kesehatan tersebut


PHBS keluarga
1. mayoritas responden tidak
menggunakan sabun pada saat
mencuci tangan dan mandi
2. mayoritas responden tidak mencuci
tangan dengan sabun setelah BAB
3. mayoritas warga di Kelurahan Pegirian
sering tidak berolahraga
4. mayoritas keluarga responden
memiliki kebiasaan merokok
Atap rumah :
kondisi atap rumah responden masih
banyak yang dalam kondisi tidak utuh
(bocor)
 Kondisi dapur :
mayoritas kondisi dapur responden
adalah dalam kondisi tidak bersih
 Kondisi air untuk mandi atau mencuci :
kondisi air MCK sebagian besar masih
berbau


Hasil inteview :
1. Terdapat beberapa RT yang
lingkungannya masih kumuh (RT 7),
karena dekat dengan sungai
2. Masalah kesehatan yang banyak
terjadi di daerah ini adalah ISPA dan
diare
3. Masih terdapat masyarakat yang
membuang sampah di sungai (RT 7)
4. Kondisi perumahan yang terlalu padat
sehingga menyebabkan rumah tersebut
tidak sehat






Berdasarkan hasil dari diagnosis sosial dan
diagnosis epidemiologi diketahui bahwa
permasalahan kesehatan yang akan
dipecahkan adalah
Masalah tentang sampah yang sangat
kompleks
Adanya penyakit DBD
Adanya masalah penyakit diare
Rendahnya jumlah ibu yang memberikan
ASI eksklusif
Usia Kehamilan terlalu muda
Pengolahan pangan yang kurang benar

Faktor perilaku
1. kurangnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat akan kebersihan
dan kesehatan
2. sarana tidak memadai untuk
mendukung kebiasaan PHBS
3. kurangnya sosialisasi tentang bahaya
penyakit
No
Weakness
Skor
Bobot
Nilai
1
W1
-1
1%
-0,01
2
W2
-3
9%
-0,27
3
W3
-4
10%
-0,4
4
W4
-2
4%
-0,08
5
W5
-4
11%
-0,44
6
W6
-1
1%
-0,01
7
W7
-2
3%
-0,06
8
W8
-3
8%
-0,24
9
W9
-4
10%
-0,4
10
W10
-2
3%
-0,06
11
W11
-3
8%
-0,24
12
W12
-3
7%
-0,21
13
W13
-4
10%
-0,4
14
W14
-4
7%
-0,28
15
W15
-3
8%
-0,24
Dekat dengan rumah sakit dan
puskesmas
 Dekat dengan pusat pemerintahan

No.
Opportunity
Skor
Bobot
Nilai
1.
O1
4
60%
2,4
2.
O2
3
40%
1,2




Terdapat kuman infeksius yang berasal dari makanan
penduduk yang diolah dengan kurang higienis.
Kuman ini adalah penyebab diare dan paling banyak
diderita oleh balita.
Banyaknya vektor dan rodent memudahkan
perkembangan dan penyebaran penyakit. Hal ini
diperparah dengan jarak waktu pengambilan
sampah yang cukup lama dan tempat sampah yang
tidak tertutup.
Lingkungan kerja sebagian besar masyarakat
Kelurahan Pegirian yang tidak kondusif (panas, bising,
dan berdebu) menyebabkan mereka berisiko untuk
mengalami penyakit akibat kerja.
Adanya efek samping dari penggunaan KB suntik
yaitu perubahan siklus dan pola haid, sakit kepala,
nyeri payudara, jerawat, dll memberikan efek tidak
menyenangkan bagi ibu rumah tangga yang
menggunakannya.
No
Threat
Skor
Bobot
Nilai
1
T1
-4
35%
-1,4
2
T2
-3
27%
-0,81
3
T3
-3
23%
-0,69
4
T4
-2
15%
-0,3

S+W= 3,38-3,34
= 0,04
O+T= 3,6-3,2
=-0,4
Y-Values
0.25
0.2
0.15
Y-Values
0.1
0.05
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05

Dari diagram analisis SWOT diatas
menunjukkan bahwa daerah kelurahan
pegirian, kecamatan semampir berada
pada kuadran 1, yaitu SO.
Mengembangkan usaha produktif
mandiri
 Mengembangkan program puskesmas
yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
 Membuat sistem pengelolaan SPAL agar
tidak terbengkalai
 Melakukan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat sekitar


Membangun akses jalan yang memadai
menuju pelayanan kesehatan