ANALISIS ANTIOKSIDAN KIMIA ANALITIK RABU, 11 NOVEMBER 2009 Oleh : Kelompok 3

Download Report

Transcript ANALISIS ANTIOKSIDAN KIMIA ANALITIK RABU, 11 NOVEMBER 2009 Oleh : Kelompok 3

ANALISIS ANTIOKSIDAN
KIMIA ANALITIK
RABU, 11 NOVEMBER 2009
Oleh : Kelompok 3
Kelompok 3:
Aziz Priambodo (0806340006)
Harnadiemas R.F. (0806340044)
Muhammad Iqbal (0806340145)
Raditya Imamul K. (0806460572)

Definisi
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang
dapat menunda, memperlambat dan mencegah
proses oksidasi lipid.
Definisi
Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang
dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi
antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid
antioksidan
senyawa yang secara nyata
dapat memperlambat oksidasi, walaupun dengan
konsentrasi yang lebih rendah sekalipun
dibandingkan dengan substrat yang dapat
dioksidasi.
Kegunaan


Antioksidan sangat bermanfaat bagi kesehatan
dan berperan penting untuk mempertahankan mutu
produk pangan.
Berbagai kerusakan seperti ketengikan, perubahan
nilai gizi, perubahan warna dan aroma, serta
kerusakan fisik lain pada produk pangan karena
oksidasi dapat dihambat oleh antioksidan ini.
Antioksidan Berdasarkan Sumbernya


Antioksidan sintetik.
Antioksidan alami.
Antioksidan Sintetik







Yaitu antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis
reaksi kimia dan telah diproduksi untuk tujuan
komersial.
Contoh:
Butil Hidroksi Anisol (BHA)
Butil Hidroksi Toluen (BHT)
propil galat,
Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ)
Tokoferol
Butil Hidroksi Anisol (BHA)


BHA memiliki kemampuan antioksidan yang baik
pada lemak hewan dalam sistem makanan
panggang, namun relatif tidak efektif pada minyak
tanaman.
BHA bersifat larut lemak dan tidak larut air,
berbentuk padat putih dan dijual dalam bentuk
tablet atau serpih, bersifat volatil sehingga
berguna untuk penambahan ke materi pengemas.
Butil Hidroksi Toluen (BHT)
Antioksidan sintetik BHT memiliki sifat serupa BHA,
akan memberi efek sinergis bila dimanfaatkan
bersama BHA, berbentuk kristal padat putih dan
digunakan secara luas karena relatif murah.
Propil Galat


Propil galat mempunyai karakteristik sensitif
terhadap panas, terdekomposisi pada titik
cairnya 148 0C, dapat membentuk komplek
warna dengan ion metal, sehingga kemampuan
antioksidannya rendah.
Propil galat memiliki sifat berbentuk kristal padat
putih, sedikit tidak larut lemak tetapi larut air,
serta memberi efek sinergis dengan BHA dan BHT
Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ)



TBHQ dikenal sebagai antioksidan paling efektif
untuk lemak dan minyak, khususnya minyak tanaman.
TBHQ memiliki kemampuan antioksidan yang baik
pada penggorengan tetapi rendah pada
pembakaran.
TBHQ dikenal berbentuk bubuk putih sampai coklat
terang, mempunyai kelarutan cukup pada lemak dan
minyak, tidak membentuk kompleks warna dengan Fe
dan Cu tetapi dapat berubah pink dengan adanya
basa.
Tokoferol



Tokoferol merupakan antioksidan alami yang dapat
ditemukan hampir disetiap minyak tanaman
Tokoferol memiliki karakteristik berwarna kuning
terang, cukup larut dalam lipida karena rantai C
panjang.
Pengaruh nutrisi secara lengkap dari tokoferol belum
diketahui, tetapi α-tokoferol dikenal sebagai sumber
vitamin E.
Contoh antioksidan untuk produk pangan di
beberapa negara
Contoh antioksidan untuk produk pangan
di beberapa negara
Inhibitor seluler oksidasi lemak
Antioksidan Alami



(a) senyawa antioksidan yang sudah ada dari satu
atau dua komponen makanan
(b) senyawa antioksidan yang terbentuk dari
reaksi-reaksi selama proses pengolahan
(c) senyawa antioksidan yang diisolasi dari sumber
alami dan ditambahkan ke makanan sebagai
bahan tambahan pangan.


Isolasi antioksidan alami telah dilakukan dari
tumbuhan yang dapat dimakan, tetapi tidak selalu
dari bagian yang dapat dimakan.
Antioksidan alami tersebar di beberapa bagian
tanaman, seperti pada kayu, kulit kayu, akar, daun,
buah, bunga, biji, dan serbuk sari
Golongan Antioksidan





Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya
adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang
dapat berupa golongan
flavonoid,
turunan asam sinamat,
kumarin,
tokoferol,
dan asam-asam organic polifungsional.
Jenis flavonoid






Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas
antioksidan meliputi:
Flavon
Flavonol
Isoflavon
Kateksin
Flavonol
Kalkon


Sementara turunan asam sinamat meliputi asam
kafeat, asam ferulat, asam klorogenat, dan lain-lain.
Senyawa antioksidan alami polifenolik ini adalah
multifungsional dan dapat beraksi sebagai
(a) pereduksi
(b) penangkap radikal bebas
(c) pengkelat logam
(d) peredam terbentuknya singlet oksigen.
Jenis Antioksidan Berdasarkan
Mekanisme Kerja


Antioksidan primer
Antioksidan sekunder
Antioksidan Primer



Merupakan antioksidan yang berfungsi sebagai
pemberi atom hidrogen.
Senyawa ini dapat memberikan atom hidrogen
secara cepat ke radikal lipida (R*, ROO*) atau
mengubahnya ke bentuk lebih stabil.
Sementara turunan radikal antioksidan (A*) tersebut
memiliki keadaan lebih stabil dibanding radikal
lipida.
Mekanisme Kerja Antioksidan Primer




(a) pemberian hidrogen
(b) pemberian elektron
(c) penambahan lipida pada cincin aromatik
antioksidan
(d) pembentukan kompleks antara lipida dan cincin
aromatik antioksidan.
Reaksi Penghambatan antioksidan primer terhadap
radikal lipida:

Inisiasi : R* + AH  RH + A*
Radikal lipida

Propagasi : ROO* + AH  ROOH + A*
Antioksidan Sekunder

Merupakan antioksidan yang berfungsi
memperlambat laju autooksidasi dengan berbagai
mekanisme diluar mekanisme pemutusan rantai
autooksidasi dengan pengubahan radikal lipida ke
bentuk lebih stabil.
Mekanisme Kerja Antioksidan Sekunder





Antioksidan sekunder ini bekerja dengan satu atau
lebih mekanisme berikut
(a) memberikan suasana asam pada medium (sistem
makanan)
(b) meregenerasi antioksidan utama
(c) mengkelat atau mendeaktifkan kontaminan logam
prooksidan
(d) menangkap oksigen
(e) mengikat singlet oksigen dan mengubahnya ke
bentuk triplet oksigen.
Kelebihan Antioksidan





Aman
Tidak memberi flavor, odor, dan warna pada
produk
Efisien
Tahan pada proses pengolahan produk
Murah
Kekurangan Antioksidan



Antioksidan tidak dapat memperbaiki flavor lipida
yang berkualitas rendah.
Antioksidan tidak dapat memperbaiki lipida yang
sudah tengik.
Antioksidan tidak dapat mencegah kerusakan
hidrolisis, maupun kerusakan mikroba.
Metode Analisis Antioksidan





Metode Kualitatif
Uji Warna
Spektrofotometri IR
DPPH (Diphenyl pycril Hidrazil)
Metode Kuantitatif
Metode ORAC (Oxygen Radical Absorbance
Capacity)
Iodimetri dan iodometri
Uji Warna

Merupakan suatu metode kualitatif untuk
menentukan keberadaan suatu antioksidan dengan
mereaksikan suatu sampel dengan reaktan tertentu
sehingga menunjukkan sifat fisik berupa perubahan
warna tertentu sebagai indikator.
Uji Warna Pada Asam askorbat (Vitamin C)


Asam Askorbat + Perak nitrat (amoniakal ) 
Hitam
Asam Askorbat + Pereaksi Benedict  Merah

Asam Askorbat + Larutan Iodium (coklat – ungu ) 
Warna Hilang (bening)
Spektroskopi IR (Infra Red)


Merupakan metode analisis suatu gugus fungsi
dari suatu senyawa berdasarkan serapannya
terhadap sinar infra merah yang diberikan.
Cara kerja alat ini adalah dengan mengukur
serapan infra merah pada suatu gugus fungsi,
dimana tiap gugus fungsi mempunyai daerah
serapan yang berbeda-beda.
Data Daerah Resapan IR

Dari data tersebut kita dapat mengdentifikasi
gugus fungsi yang terdapat dalam suatu senyawa
yang diuji.
Struktur Antioksidan
Metode ORAC



Digunakan untuk menganalisis kandungan suatu
senyawa antioksidan dari suatu benda, misalnya
makanan.
Pada metode ORAC, digunakan fluorescent
sebagai bahan uji selain sampel yang digunakan.
Metode ini menggunakan mesin azo-intitiator, suatu
alat yang berfungsi untuk membuat radikal bebas,
peroxyl.



Fluorescent ditembakkan dengan peroxyl, lalu
dihitung intensitasnya selama selang waktu tertentu.
Lalu dibuatlah kurva intensitas vs waktu ( baik
ataupun tanpa antioksidan), sehingga kita dapat
menghitung luasan daerah diatara kedua kurva
tersebut.
Kadar antioksidan ditentukan dengan standar TE,
trolox equivalent, dengan trolox sebagai
standarnya.



Perhitungan nilai ORAC dilakuakn dengan rumus
berikut:
ORAC value (µM) = 20k (SSample - SBlank) / (STrolox SBlank)
Dimana S merupakan daerah dibawah kurva dan k
adalah konstanta peluruhan fluoescent.
Kelebihan ORAC dan
Kekurangannya



ORAC merupakan metode yang sangat akurat,
karena metode menggunakan pengukuran
fluorescent, ehinga ketelitian dari metode ini pn
semakin baik
Efisien
Kekurangannya metode ini hanya menunjukkan
aktivitas teradap radikal bebas tertentu, seperti
peroxyl, serta metode ini tidak dapat mnentukan
sampel yang teah rusak, entah apapun sebabnya.
Iodimetri



Merupakan metode titrasi langsung
Metode kuantitatif karena berdasarkan jumlah I2
yang dihasilkan antara sampel dengan ion iodida
Perbedaan dengan iodometri
 Iodometri
titrasi tidak langsung
 Iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia
Cont`d

Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi
oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi
reduksi (iodometri).

Ada beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup
kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka
jumlah penentuan iodimetrik adalah sedikit. Akan tetapi
banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna
dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses
iodometrik.
Aplikasi Iodimetri

Penetapan kadar vitamin C cara Iodimetri

Dasar: Kadar vitamin C yang ditetapkan secara
iodimetri
menggunakan
Vitamin
C
bersifat
iod
sebagai
reduktor
penitar.
kuat
akan
dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2
tereduksi menjadi ion iodide. Indikator yang
digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.

Reaksi :

Alat :
a. Erlenmeyer Asah 250 ml
b. Gelas Ukur 100 ml
c. Buret Scelbach 50 ml
d. Pipet Tetes
e. Statip
f. Neraca Analitik
Bahan :
a. Contoh Iberet Folic-500
b. H2SO4 10 %
c. Larutan I2 0.05 M
d. Indikator Kanji
e. Air Suling

Cara Kerja :
1) Ditimbang contoh sejumlah Y gram kedalam
Erlenmeyer asah.
2) Dilarutkan dengan air dan ditambahkan 25 ml
H2SO4 10 %.
3) Dititrasi dengan I2 0,05 M dengan indikator kanji
hingga titik akhir berwarna biru.

Perhitungan :
Kadar Vit. C = Vp x Mp x BE Vit. C x 100
x Bobot rata –rata x 100%
TERIMA KASIH