Jangan Berhenti Nulis O. Solihin E-mail: [email protected] Blog: http://osolihin.wordpress.com Mengapa Kita Harus Menulis? • Gagasan teratur, pilihan kata pas • Pembaca akan menilai dengan seksama • Efektif.

Download Report

Transcript Jangan Berhenti Nulis O. Solihin E-mail: [email protected] Blog: http://osolihin.wordpress.com Mengapa Kita Harus Menulis? • Gagasan teratur, pilihan kata pas • Pembaca akan menilai dengan seksama • Efektif.

Jangan Berhenti Nulis
O. Solihin
E-mail: [email protected]
Blog: http://osolihin.wordpress.com
Mengapa Kita Harus Menulis?
• Gagasan teratur, pilihan kata pas
• Pembaca akan menilai dengan
seksama
• Efektif mengopinikan gagasan:
sistematis
• Alat bantu ampuh bagi yang tak biasa
berbicara
Apa yang kita dapatkan dari menulis?
• Ukuran perasaan:
– Sebagai ladang amal: bahagia karena bisa berbagi
ilmu dengan orang lain; puas dan bangga karena bisa
memberikan nasihat kepada orang lain dengan lebih
detil, argumentatif dan sangat pribadi bagi pembaca
meski ditujukan untuk banyak orang
– Menjadi dikenal oleh orang lain.
• Ukuran materi:
– Menjadi ladang usaha: baik sebagai pilihan utama
ataupun sambilan.
Bagaimana memulai menulis?
• Tulislah apa saja yang ingin kita tulis. Tema
apa saja yang memang kita kuasai dan
pahami.
• Jangan takut salah: “Nggak ada noda ya,
nggak belajar”
• Jangan pikirkan: “Apa kata pertama” untuk
tulisan kita.
• Singkirkan kekhawatiran tentang perasaan
bahwa: “tulisan kita ini jelek”. Percaya diri
saja.
Memilih topik untuk tulisan
• Cari yang sedang menjadi tren.
• Atau bisa juga kita menciptakan tren.
• Pilih yang dekat dengan kebanyakan
sasaran pembaca kita.
• Hindari topik yang tidak kita kuasai atau
menimbulkan polemik yang tak perlu.
• Biasakan berlatih mengikuti peristiwa yang
berkembang untuk bahan tulisan.
Membuat kerangka tulisan
• Paparkan fakta-fakta seputar tema yang
akan kita bahas.
• Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu.
Sudut pandang rasional dan syariat.
• Kumpulkan bahan-bahan pendukung
argumentasi kita.
• Kesimpulan.
Resep jitu untuk pemula
• Biasakan menulis surat
• Jangan malu punya buku
harian
• Jadilah peneliti kecil-kecilan
Memelihara spirit menulis
• Tiga prinsip yang harus dipahami:
– menulis adalah keterampilan: Bisa
dipelajari, bukan bakat
– menulis membutuhkan waktu: luangkan
waktu, bukan mencari waktu luang
– menulis perlu motivasi kuat: Tekad yang
kuat akan menggerakkan semangat dan
aksi.
Maka, semangat menulis bisa
dipertahankan dengan…
• Terus menulis di mana pun dan kapan pun
• Bergabung dengan komunitas kepenulisan.
• Selalu melakukan kontak dengan teman atau siapa pun
“ia” (terutama yang jaraknya jauh) melalui tulisan. Surat
dan e-mail, misalnya.
• Sering membaca: Bukan nyari “sempatnya”, tapi harus
menyempatkan diri untuk membaca. Karena penulis
yang baik adalah pembaca yang baik.
• Sering berkunjung ke toko buku: agar termotivasi kita
untuk menulis terus membara karena melihat orang lain
begitu banyak yang menulis buku.
• Memantapkan tekad: menulis adalah bagian dari
perjuangan dakwah.
Membangun “brand image” diri
• I am not mee too style: Saya bukan tipe
orang yang “mee too”, yang suka ikut-ikutan.
Jadilah diri sendiri.
• Menyulut inspirasi: menjadi pribadi inspiratif
dengan pengelolaan diri: menumbuhkan
komitmen; cinta itu menggerakkan jiwa;
menajamkan visi.
• Membanjirkan gagasan: bangkitkan
perasaan; tajamkan keterampilan; kuatkan
pengetahuan.
• Tak pernah berhenti belajar.
Menjadi penulis yang handal
• Mampu menyampaikan gagasan dengan
benar
-
Bernilai Islam
Edukatif
Informatif
Sesuai kaidah penulisan
• Mampu menulis dengan baik
• Penuh daya tarik
• Tak membosankan
• Mampu menggayakan kalimat
Inilah Inspirasi…
“Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap
seniman yang tengah mengasah keterampilannya
membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan
menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit
penulis yang Anda tiru.” [William Zinsser]
“Sebuah karya akan memicu inspirasi. Teruslah
berkarya. Jika Anda berhasil, teruslah berkarya.
Jika Anda gagal, teruslah berkarya. Jika Anda
tertarik, teruslah berkarya. Jika Anda bosan,
teruslah berkarya.” [Michael Crichton]