Prof. Dr. Wuradji, MS The Educational Leadership Kepemimpinan Transformasional Oleh. Zainal Arifin, M.S.I.

Download Report

Transcript Prof. Dr. Wuradji, MS The Educational Leadership Kepemimpinan Transformasional Oleh. Zainal Arifin, M.S.I.

Prof. Dr. Wuradji, MS
The Educational Leadership
Kepemimpinan Transformasional
Oleh. Zainal Arifin, M.S.I
Reinhart & Beach
 Teori Kepemimpin dikategorikan menjadi
tiga kelompok,
1. Teori Sifat
2. Teori Perilaku
3. Teori Kualitas Kepemimpinan
Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan
secara detail teori perilaku dan kualitas
kepemimpinan
TEORI PERILAKU (behaviorist)
 Teori perilaku menghasilkan dua kontras
kepemimpinan yaitu, autokratis dan
demokratis.
 Hasil penelitian Lewin, White dan Lippit
membedakan tiga gaya kepemimpinan yaitu
autokrasi, laissez-faire, dan, demokratis.
 Perkembangan selanjutnya, perilaku
dan gaya kepemimpinan tidak
ditempatkan dalam suatu kontras, tapi
ditempatkan dalam suatu kontinum,
karena dalam kenyataannya, TIDAK
ADA PEMIMPIN YANG MEMILIKI
SATU-SATUNYA PERILAKU.
 Universitas Ohio membagi Perilaku
kepemimpinan menjadi 2, yaitu: initiating
structure dan consideration (perhatian).
 Universitas Michigan, ada 2 gaya, yaitu:
berorientasi employee-oriented dan
production-oriented. Yang secara konsep
sama makna dengan Universitas Ohio.
 Reddin, Hersey & Blanchard, kedua gaya tsb
diberi label task-oriented dan relationshiporiented.
 Kemudian dikembangkan menjadi empat
kategori yaitu:
1. Low on structure and law on
consideration
2. Low on structure and high on
consideration
3. High on structure and high on
consideration
4. High on structure and low on
consideration
Reddin
 Reddin menempatkan perilaku
kepemimpinan menjadi empat kelompok:
1. High on task, but law on relationship
2. High on relationship, but law on task
3. Low on task, and low on relationship
4. High on task, and high on relationship
PERBEDAAN TASK ORIENTED DAN
HUMAN RELATIONSHIP
TASK ORIENTED
Otoritarian (otoriter)
Direktif (instruksi)
Task Oriented
Teori X
Boss Centered
Initiating Structure
Job-centered
HUMAN RELATIONSHIP
Demokratis
Partisipatif
Human Relationship
Teori Y
People Centered
Consideration
Employee centered
Karakteristik Perilaku Direktif
 Direktif juga disebut leader facilitation, leader structure
dan/atau instrumental leadership (Chung & Megginson)
1. Merumuskan tujuan dan kinerja kelompok.
2. Memberikan tugas apa dan bagaimana harus
dilakukan karyawan.
3. Menentukan karyawan yang bertanggungjawab.
4. Melatih karyawan melakukan kerja tepat.
5. Memberikan instruksi
6. Menggunakan reward and punishment
Perilaku Direktif
 Perilaku Direktif cocok dalam kondisi:
1. Organisasi dan penataan tugas2 belum tersusun
2.
3.
4.
5.
rapi
Jika karyawan suka pemimpin berperilaku direktif
Jika kemandirian karyawan rendah dalam
mengambil inisiatif dan tanggungjawab.
Karyawan tergantung pada pengawasan dan
menunggu perintah atasan
Pemimpin memiliku power yang kuat dan
didukung legalitas formal.
Karakteristik Perilaku Suportif
 Perilaku Suportif disebut leader-consideration
atau employee centered leadership. Ciri-cirinya:
1. Perhatian aspek2 pribadi karyawan
2. Bersahabat dan dekat karyawan
3. Memotivasi,
4. Mengusahakan keharmonisan
5. Imbalan sebagai alat dukungan
6. Menggunakan imbalan positif drpd sanksi
negatif
Kepemimpinan Suportif
 Kepemimpinan Suportif cocok dlm kondisi:
1. Organisasi sudah tertata baik
2. Karyawan memiliki kemandirian dan
kemampuan dlm bertugas
3. Tugas pekerjaan memerlukan interaksi
diantara para karyawan.
Perilaku Partisipatif
Perilaku Partisipatif juga disebut
group management atau team
management, karena manajer
berbagi tanggungjawab dlm
melakukan tugas pekerjaan
organisasi.
Ciri-Ciri Perilaku Partisipatif
1. Bersama2 (dgn anggota kelompok)
merumuskan kebijakan organisasi.
2. Menyerahkan anggota kelompok merancang
tugasnya sendiri.
3. Negosiasi ttg perbedaan/kesulitan karyawan
4. Partisipasi anggota sbg alat komunikasi
5. Bersama2 melakukan kontrol prestasi kerja
6. Sistem imbalan yang berbasis kelompok
7. Bersama2 mengevaluasi keberhasilan/
kegagalan organisasi.
Kepemimpinan Partisipatif
 Kepemimpinan Partisipatif cocok untuk:
1. Karyawan memiliki kesadaran akan tugas
2. Tugas pekerjaan perlu tingkat partisipasi
yang tinggi dr kelompok.
3. Karyawan punya motivasi tinggi
4. Karyawan tanggungjawab thdp
keputusan2 proses implementasi tugas
Kepemimpinan Kontingensi
(Fiedler)
 Teori Kontingensi pengembangan dari
teori situasional.
 Menurut teori ini, efektivitas
kepemimpinan ada 3 variabel: gaya
pemimpin, keadaan pengikut, dan
situasi dimana kepemimpinan
diterapkan.
Hubungan antara faktor-faktor Situasional
dengan keefektifan Kepemimpinan menurut Teori
Kontengensi Fiedler
Faktor Situasional
Kategori
Leader-Member
Task Structure
Relationship
Position
Power
Peluang yang
efektif
1
Good
Structured
Strong
Task-Oriented
2
Good
Structured
Weak
Task-Oriented
3
Good
Unstructured
Strong
Task-Oriented
4
Good
Unstructured
Weak
Relationships
5
Poor
Structured
Strong
Relationships
6
Poor
Structured
Weak
Relationships
7
Poor
Unstructured
Strong
Relationships
8
Poor
Unstructured
Weak
Task-Oriented
Teori Transformasional
 Sadler, Kepemimpinan Transformasional
adalah proses kepemimpinan dimana
pemimpin mengembangkan komitmen
pengikutnya dengan berbagi nilai2 dan berbagi
visi organisasi.
 Ada 3 kunci:
1. Commitment
2. Shared values of organization
3. Shared vision of organization
 Komitmen: Kesediaan mematuhi aturan2
atau apa saja yang telah menjadi
kesepakatan bersama.
 Shared Values: berbagi dalam
mengembangkan nilai2 organisasi. Seperti:
kedisplinan, kebersamaan, kepatuhan, dll.
 Shared vision: saling berbagi dalam
membangun visi organisasi. Visi organisasi
merupakan cita2/harapan masa depan.
Empat Komponen
Kepemimpinan Transformasional
 Charisma: Punya sifat2 kharismatik.
 Inspiration: kaya ide dan inspirasi
 Intelectual Stimulation: Mengarahkan
pengikutnya dengan pendekatan kesadaran
(diterima dgn nalar).
 Individual consideration: Memperhatikan
kebutuhan/potensi2 pengikutnya.
Ciri-Ciri
Kepemimpinan Transformasinal
 Punya keberanian, semangat, motivasi,
displin, PD.
 Membangun kesadaran para pengikutnya,
sense of belonging, sense of responsibility
 Mengayomi, punya kharisma.
 Agen Perubahan (change agents)
 Belajar sepanjang hidup (life long learner)
 Menghargai potensi, aspirasi pengikutnya.
TEORI X, Y, DAN Z
Teori X dan Y
dikembangkan Mc Gregor
thn 1960. Teori Z oleh
William Ouchi thn 1993.
TEORI X
 Landasan asumsi Teori X
- Kebanyakan orang malas bekerja.
- Mereka bekerja jika diarahkan/diawasi.
- Agar mau bekerja jika diperintah dgn keras,
diawasi, jika melanggar diberi ancaman dan
hukuman.
 Atas dasar asumsi2 itu, maka perlu gaya autokrasi.
 Autokrasi menekankan pd perintah, arahan,
dorongan, instruksi, pengendalian pengikutnya.
Ciri2 Pemimpin Autokrasi
 Menekankan pd tugas2 yg hrs dilakukan.
 Sedikit sekali perhatian, mengabaikan aspek2 perasaan
dan hub.manusia dlm kerja
 Berusaha selalu mendapat persetujuan dan tidak
memberi hak pengikutnya untuk mengambil keputusan.
 Pemimpin berwenang dlm memberikan reward and
punishment.
 Tidak memberi kesempatan pd pengikutnya untuk
mengembangkan kreativitas.
 Dengan kekuatannya, menciptakan iklim formal, kaku
dan penuh ancaman bagi pengikutnya.
TEORI Y
 Landasan Asumsi2 Teori Y:
- Bekerja suatu yg alami, setiap org merasa
senang bekerja.
- Dalam kondisi menyenangkan, kebanyakan
orang menerima pekerjaan/bahkan mencari
pekerjaan.
- Org yg diserahi pekerjaan akan memiliki
komitmen dan tanggungjawab untuk
menyelesaikannya.
 Dengan landasan asumsi2 itu, gaya yang
tepat untuk memimpin adalah “gaya
demokratis”.
 Gaya demokratis menekankan pd aspek2
sosio emosional, memberikan kesempatan
bagi pengikutnya untuk mengambil
tanggungjawab dlm kehidupan
berorganisasi.
Ciri-Ciri Pemimpin Demokratis
 Mendengar&memperhatikan aspirasi, kebutuhan,
perasaan, interaksi, dan perbedaan2 individual
karyawan.
 Menempatkan diri sbg konsultan, advisor, guru, dan
fasilitator.
 Menjadi model perilaku yg diteladani.
 Memberikan semangat untuk mengembangkan ide,
kreativitas u/. memecahkan masalah.
 Mengikutsertakan pengikut untuk pengendalian,
evaluasi, dan pengambilan keputusan.
Perbedaan
Autokratif dan Demokratis
Dimensi
Gaya Autokratif
Gaya Demokratis
Leadership
Little confidence and trust
between administrators and
subordinates (bawahan)
Follower ideas are solicited and
used by administrators
Motivation
Taps fears, status, and
economic
Taps all major motive except
fears
Communication One-way, downward
Communication flows freely in
communication (komunikasi all direction
ke bawah)
Interaction
leader-follower
Little upward influence over
downward influence over
estimated
Substantial influence upward,
downward and horizzontaly
Decision
Making
Centralized; decision made
at the top
Decentralized; decisions
through the organization
Goal Setting
Established by top level
Establish by group
Dimensi
Gaya Autokratif
Gaya Demokratis
Control
Close over-the shoulder
supervision
Emphasis on self control
Performance
Low and passively sought by
administrators; little
commitment to developing
human resources
High and actively sought by
administrators; full
commitment to developing
human resources.
Komparasi Gaya X dan Y
Gary Yulk, 1994
Dimensi
Gaya Autokratif
Gaya Demokratis
Responsibility for group
effectiveness
Leader responsibility
Responsibility shared
by group
Control over final choice
Control held by leader
Control vested in group
Importance of position
power as source of leader
influence
Emphasized and guarded
carefully
De-Emphasized
Leader perceives group
As set of individual
As interesting,
collective entity
Task-oriented function
Performed by leader
Shared by group
Socio-emotional process
and interaction
Mostly ignore by leader
Observed closely by
leader
Expression of member
needs and feeling
Discouraged by leader;
emphasis on objective
analysis
Encouraged by leader
and dealt with in
meeting
TEORI Z
 Teori ini dikembangakan William Ouchi 1993.
 Teori Z dibangun atas dasar prinsip
pemahaman kepemimpinan harus
ditempatkan dalam kerangka budaya
organisasi secara keseluruhan (culture of the
whole organization).
 Teori Z tidak memperhatikan pada sikap, gaya,
atau pola perilaku pemimpin secara individual,
tetapi memusatkan perhatian pada budaya
organisasi secara keseluruhan.
Ciri-Ciri Teori Z
1. Mengembangkan saling kepercayaan,
kelembutan, dan kedekatan hub. Sosial
antara pemimpin dgn pengikutnya.
2. Mengembangkan budaya pengendalian
dan pengambilan keputusan secara
bersama (sharing).
3. Menghargai tenaga kerja terlatih (skilled
and trained labour).
4. Menghargai kualitas pendidikan.
Ciri-Ciri Teori Z
5. Mengembangkan sistem imbalan scr
berkeadilan (equity reward system).
6. Mengembangkan motivasi kerja melalui
pengembangan minat diri (self interest)
7. Menekankan pengembangan budaya
organisasi: - kompetisi positif, kolaboratif,
keterbukaan, jiwa toleransi, partisipatif, kerja
keras, displin, suasana kerja yang hangat,
sejuk, santai, dll