KELAS X SEMESTER 1 ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.  Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia  Mendiskripsikan tata nama senyawa anorganiK dan organik sederhana.

Download Report

Transcript KELAS X SEMESTER 1 ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.  Memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia  Mendiskripsikan tata nama senyawa anorganiK dan organik sederhana.

Slide 1

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 2

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 3

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 4

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 5

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 6

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 7

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 8

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 9

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 10

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 11

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 12

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 13

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 14

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 15

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 16

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 17

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 18

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 19

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 20

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 21

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 22

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 23

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 24

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 25

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)





Slide 26

KELAS X SEMESTER 1

ERNI SULISTIANA, S.Pd., M.P.

 Memahami hukum-hukum dasar

kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia

 Mendiskripsikan tata nama

senyawa anorganiK dan
organik sederhana serta
persamaan reaksinya

Menuliskan rumus kimia
Menuliskan nama senyawa biner (Ion dan
Kovalen)
 Menuliskan nama senyawa poliatomik
 Menuliskan nama senyawa organik sederhana
 Menuliskan rumus senyawa kimia zat dengan
diberikan nama-nama zat yang terlibat reaksi
kimia sederhana.
 Menentukan koefisien reaksi pada persamaan
reaksi sederhana



Rumus kimia zat menyatakan jenis dan
jumlah relatif atom-atom yang terdapat
dalam zat itu.
 Angka yang menyatakan jumlah atom
suatu unsur dalam rumus kimia disebut
angka indeks.
 Rumus kimia zat dapat berupa rumus
molekul atau rumus empiris.






Rumus molekul adalah rumus yang menyatakan
jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang
menyusun satu molekul senyawa. Jadi rumus
molekul menyatakan susunan sebenarnya dari
molekul zat.
Contoh:
 Rumus molekul air yaitu H2O yang berarti dalam satu

molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu
atom oksigen.
 Rumus molekul glukosa C6H12O6 yang berarti dalam
satu molekul glukosa terdapat 6 atom karbon, 12
atom hidrogen, dan 6 atom oksigen.





Rumus empiris adalah rumus yang menyatakan
perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun suatu senyawa.
Rumus kimia senyawa ion merupakan rumus
empiris.
Contoh:
 Natrium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri

atas ion Na+ dan ion Cl– dengan perbandingan 1 : 1.
Rumus kimia natrium klorida NaCl.
 Kalsium klorida merupakan senyawa ion yang terdiri
atas ion Ca2+ dan ion Cl– dengan perbandingan 2 : 1.
Rumus kimia kalsium klorida CaCl2.

▪ Rumus empiris suatu zat dapat identik dengan
rumus molekulnya. Misalnya: H2O, CCl4, HCl,
dan lain- lainnya.
▪ Rumus molekul dapat merupakan
penggandaan dari rumus empirisnya.
Misalnya: rumus empiris glukosa CH2O dan
rumus molekul glukosa C6H12O6 atau (CH2O)6.
▪ Suatu zat dapat memilki rumus empiris, tetapi
tidak mempunyai rumus molekul. Misalnya:
NaCl, MgCl2, K2SO4, dan lain-lain.

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya
terbentuk dari dua macam unsur yang berbeda
(terdiri atas unsur logam dan nonlogam).
 Unsur yang berada di depan disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut.
 Unsur yang berada di belakang disebut sesuai
dengan nama unsur tersebut dengan
menambahkan akhiran -ida.
 Jumlah atom unsur disebut dengan
menggunakan angka Latin (jika diperlukan).









Contoh:
NO : nitrogen monoksida
AlCl : aluminium klorida
NO2 : nitrogen dioksida
SnO : timah(II) oksida
FeCl3 : besi(III) klorida






Pada senyawa biner tersebut di atas, unsur logam sebagai
kation (ion positif) dan unsur nonlogam sebagai anion (ion
negatif).
Apabila ion positif dan ion negatif bergabung membentuk
senyawa, jumlah muatannya harus nol.
Sebagai contoh:
 ion Fe3+ apabila bergabung dengan ion S2– akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia Fe2S3, sebab untuk menjadikan
netral setiap tiga ion S2– yang mempunyai muatan –2
memerlukan 2 buah ion Fe3+ yang bermuatan +3,
 ion Al3+ apabila bergabung dengan ion Cl- akan membentuk
senyawa dengan rumus kimia AlCl3 = Aluminium klorida,
sebab untuk menjadikan netral setiap satu ion Al3+ yang
bermuatan +3 memerlukan tiga ion Cl– yang bermuatan –1.

Senyawa biner kedua-duanya nonlogam
merupakan senyawa yang tersusun atas
molekul-molekul, bukan ion-ion. Penamaannya
ditandai dengan awalan angkaYunani yang
menyatakan jumlah atom nonlogam diakhiri
dengan akhiran –ida. Awalan angkaYunani
 Mono
= 1 Di = 2 Tri = 3 Tetra = 4
Penta = 5 Heksa = 6 Hepta = 7 Okta = 8
Nona = 9
Deka = 10








CO
N 2O 5
SO3
CO2
PCl5

: Karbon monoksida
: Dinitrogen pentaoksida
: Belerang trioksida
: Karbon dioksida
: Fosfor pentaklorida

Ion-ion dibedakan menjadi ion atom tunggal
(ion monoatom) dan ion yang tersusun atas
gabungan beberapa unsur yang disebut ion-ion
poliatom.
 Cara pemberian nama senyawa yang tersusun
atas kation dan anion poliatomik yaitu, nama
logam kation diikuti nama anionnya.
 Khusus untuk logam golongan B disesuaikan
dengan bilangan oksidasi unsur tersebut dalam
senyawanya.









NH4Cl : amonium klorida
NaNO3 : natrium nitrat
MgSO4 : magnesium sulfat
Zn(OH)2 : seng(II) hidroksida
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi seng = 2)
FeC2O4 : besi(II) oksalat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 2)
Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat
(pada senyawa ini, bilangan oksidasi besi = 3)

 Kebanyakan ion poliatom bermuatan negatif kecuali






ion ammonium (NH4+).
Hampir seluruh ion poliatom mengandung oksigen,
kecuali CN- dan NH4+.
Untuk jumlah oksigen yang lebih sedikit diberi akhiran
-it, dan untuk jumlah oksigen yang lebih banyak diberi
akhiran -at.
Contoh: SO3 2– diberi nama sulfit sedangkan SO4 2diberi nama sulfat.
Suatu senyawa bersifat netral. Oleh karena itu,
apabila suatu senyawa belum netral, ion-ion yang
berbeda muatannya harus disamakan terlebih dahulu
dengan menambahkan angka indeks.





Ion Pb2+ dan NO3–. Oleh karena Pb bermuatan
2+ sedangkan NO3 bermuatan –1, untuk
membentuk senyawa yang netral diperlukan
2 NO3–. Maka senyawanya menjadi Pb(NO3)2
Ion Ca2+ dan ion PO43- Oleh karena Ca
bermuatan +2 dan PO4 bermuatan –3, untuk
membentuk senyawa netral Ca harus
dikalikan 3 dan PO4 harus dikalikan 2. Maka
senyawanya menjadi Ca3(PO4)2.








Asam adalah zat yang jika dilarutkan di dalam
air akan terlarut dan terurai menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan ion negatif.
Semua asam diawali dengan hidrogen kecuali
asam organik dan air.
Pada umumnya asam merupakan senyawa
biner yang mengandung hidrogen, oksigen,
dan unsure nonlogam.
Semua asam dinamai dengan awalan asam
yang diikuti nama ion negatifnya.

Beberapa senyawa yang berwujud kristal
mampu mengikat air dari udara atau bersifat
higroskopis, sehingga kristal senyawa tersebut
mengandung "air kristal".
 Senyawa yang mengandung air kristal disebut
hidrat.
 Kristal hidrat tidak berair karena molekul air
terkurung rapat dalam kristal senyawa.
 Senyawa hidrat dinamai dengan menambahkan
awalan angkaYunani yang menyatakan
banyaknya air kristal hidrat di akhir nama
senyawa tersebut.






CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat pentahidrat
CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
Na2CO3.10H2O: natrium karbonat dekahidrat






Persamaan reaksi menggambarkan reaksi
kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi
dan hasil reaksi disertai koefisiennya masingmasing.
Persamaan reaksi yang sempurna disebut
juga persamaan reaksi yang telah setara.
Wujud zat-zat yang terlibat reaksi harus
dinyatakan dalam tanda kurung setelah
rumus kimia

▪ Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi
selalu sama.
▪ Jumlah masing-masing atom sebelum dan
sesudah reaksi selalu sama (memenuhi hukum
kekekalan massa).
▪ Perbandingan koefisien reaksi menyatakan
perbandingan mol (khusus yang berwujud gas
perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan
tekanannya sama).
▪ Pereaksi dan hasil reaksi dinyatakan dengan
rumus kimia yang benar.

 Untuk membuat persamaan reaksi

menjadi setara diperbolehkan
mengubah jumlah molekul rumus
kimia, tetapi tidak boleh mengubah
rumus kimia zat-zat yang terlibat
persamaan reaksi. Jumlah satuan
rumus kimia disebut koefisien.



Selain menggambarkan rumus kimia,
persamaan reaksi yang sempurna juga
menunjukkan wujud zat yang terlibat dalam
reaksi. Wujud zat dalam persamaan reaksi
disingkat dengan:







(s) : solid (zat padat)
(aq) : aqueous (larutan dalam air)
(l ) : liquid (zat cair)
(g) : gas

Contoh:

2 H2(g) + O2(g) → 2 H2O(l )

C6H6(l ) + O2(g) → H2O(g) + CO2(g)
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + CO(g)
PH3(s) + O2(g) → P4O10(s) + H2O(g)
 CaO(s) + NH4Cl(s) → NH3(g) + H2O(g) + CaCl2(s)
 Na2CO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(l ) + CO2(g)