TBT TAHUNAN & SEMUSIM KONTRAK PERKULIAHAN 1. Metode perkuliahan : • • • • Ceramah; Diskusi; Tugas kelompok; Tugas mandiri. 2.

Download Report

Transcript TBT TAHUNAN & SEMUSIM KONTRAK PERKULIAHAN 1. Metode perkuliahan : • • • • Ceramah; Diskusi; Tugas kelompok; Tugas mandiri. 2.

Slide 1

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 2

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 3

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 4

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 5

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 6

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 7

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 8

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 9

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 10

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 11

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 12

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 13

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 14

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 15

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 16

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 17

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 18

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 19

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 20

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 21

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 22

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 23

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 24

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 25

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 26

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 27

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 28

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 29

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 30

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 31

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 32

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 33

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 34

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 35

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 36

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 37

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 38

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 39

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 40

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 41

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 42

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 43

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 44

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 45

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 46

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 47

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 48

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 49

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 50

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 51

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 52

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 53

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 54

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 55

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 56

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 57

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 58

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 59

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 60

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 61

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 62

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 63

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 64

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 65

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 66

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 67

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 68

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 69

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 70

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 71

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 72

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 73

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 74

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 75

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 76

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 77

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 78

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 79

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 80

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 81

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 82

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 83

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 84

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 85

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 86

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 87

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 88

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 89

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 90

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 91

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 92

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 93

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 94

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 95

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 96

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 97

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 98

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 99

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 100

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 101

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 102

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 103

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 104

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 105

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 106

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 107

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 108

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen


Slide 109

TBT TAHUNAN & SEMUSIM

KONTRAK PERKULIAHAN
1. Metode perkuliahan :





Ceramah;
Diskusi;
Tugas kelompok;
Tugas mandiri.

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
Perte
mua
n ke

Materi

Metode

I

a. Prospek dan pengertian tanaman
semusim
b. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)

a. Ceramah
b. Diskusi

II

a. Faktor-faktor yang berpengaruh thd
pertumbuhan tanaman (faktor tanah,
cahaya, suhu dan kelembaban/curah
hujan)
b. Cara pembudidayaan tanaman semusim

a. Ceramah
b. Diskusi

III

Cara pembudidayaan tanaman Padi

Diskusi

2. Rencana pembelajaran, waktu dan materi :
(Lanjutan)
Perte
muan
ke

Materi

Metode

VII

Prospek dan pengertian tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

VIII

Cara pembudidayaan tanaman tahunan

a. Ceramah
b. Diskusi

IX

Cara pembudidayaan tanaman Karet

Diskusi Kelompok

X

Cara pembudidayaan tanaman Cacao

Diskusi Kelompok

XI

Cara pembudidayaan tanaman Kelapa sawit

Diskusi Kelompok

XII-XIII Rancangan /gagasan inovasi teknologi atau
rencana usaha
XIV

UJIAN

XV

REMIDIASI

a. Tugas Mandiri
b. Diskusi

3. Tugas :
a. Tugas Kelompok:
TANAMAN SEMUSIM
KOMODITI

Padi

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kacang -

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Kacangan

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

(Kedelai/
Kc. Tanah )

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Jagung

a. Tugas Kelompok: (Lanjutan)
TANAMAN TAHUNAN
KOMODITI
Karet

KELOMPOK

MATERI

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Kelapa

I

Prospek dan Persiapan bahan tanam

Sawit

II

Pengolahan tanah, penanaman, dan pemupukan.

III

Pengendalian hama penyakit, panen dan
penanganan pasca panen.

Cacao

b. Tugas Mandiri:
KOMODITI

MATERI

TANAMAN
SEMUSIM

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TANAMAN
TAHUNAN

Rancangan atau gagasan inovasi teknologi atau rencana
usaha

TBT SEMUSIM
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Semusim
40
35
30
25

Beras
Jagung

20

Kedelai

15

Gula

10
5
0
2008

2009

2010

2011

2012

Proyeksi Kebutuhan Pangan di Indonesia versi Departemen Pertanian RI

Produktivitas Tanaman Semusim di Indonesia (th. 2008)

Jenis Tanaman

Luas Panen
(ha)

Produktivitas
(ku/ha)

Produksi
(ton)

Padi

12.327.425

48,94

Jagung

4.001.724

40,78

Kedelai

590.956

13,13

60.325.92
5
16.317.25
2
775.710

Kacang tanah

633.922

12,15

770.054

Kacang hijau

278.137

10,72

298.059

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras Indonesia (ribu ton)

Sumber : FAO

• Komoditas Pangan yang Masih Diimpor

No

Nama Komoditas

Kebutuhan / Tahun

1

Beras

2 juta ton

2

Kedelai

1,2 juta ton

3

Gandum

5 juta ton

4

Kacang Tanah

800 ribu ton

5

Kacang Hijau

300 ribu ton

6

Gaplek

900 ribu ton

• Luas Panen

• Produktivitas

• Produksi

PENYEBAB KRISIS PANGAN
• PERTAMBAHAN PENDUDUK
• KERUSAKAN LINGKUNGAN
• KONVERSI LAHAN & PENURUAN KUALITAS LAHAN
PERTANIAN
• TINGGINYA HARGA BAHAN BAKAR FOSIL (Transportasi &
Perdagangan Gandum Antar Negara melalui 3885 Km atau mendekati 4 kali panjang Pulau Jawa)

• PERUBAHAN POLA KONSUMSI
• PEMANASAN GLOBAL & PERUBAHAN IKLIM
• KEBIJAKAN LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL & NEGARA MAJU.

KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$ 232/hektar.
• Pada 30 negara terkaya, subsidi pertanian menyumbang 30 %
pendapatan petani dengan total nilai subsidi mencapai US$ 280
Milyar.
• Kebijakan bantuan pangan untuk melayani kepentingan raksasa
agrobisnis & perusahaan perkapalan (bantuan pangan diproduksi,
diproses, dan dikapalkan oleh perusahaan AS).

• GMO (Genetically Modified Organism) yang disalurkan pada petani
miskin. Kasus di Ethiophia.

UU No. 7 Th. 1996 tentang Ketahan Pangan
1. Keamanan pangan : sanitasi pangan, bahan tambahan pangan,
rekayasa genetika dan iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan
mutu pangan dan pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar
2. Mutu dan gizi pangan : mutu pangan, gizi pangan,
3. Label dan iklan pangan
4. Pemasukan dan pengeluaran pangan
5. Tanggung jawab industri pangan
6. Ketahanan pangan
7. Peran serta masyarakat
8. Pengawasan
9. Ketentuan pidana

KEDAULATAN PANGAN
• Organisasi dunia buruh tani dan petani dunia La Via Campesina
mengeluarkan konsep alternatif yang disebut kedaulatan pangan (food
sovereignty). Kedaulatan pangan didefinisikan sebagai hak sebuah negara
dan petani untuk menentukan kebijakan pangannya dengan
memprioritaskan produksi pangan lokal untuk kebutuhan sendiri,
menjamin ketersediaan tanah subur, air, benih, termasuk pembiayaan
untuk para buruh tani dan petani kecil serta melarang adanya praktek
perdagangan pangan dengan cara dumping.
• Hak menentukan kebijakan pangan sendiri yang dimaksud oleh kedaulatan
pangan adalah bahwasanya para buruh tani dan petani itu sendiri yang
menentukan pemilihan cara produksi, jenis teknologi, hubungan produksi,
distribusi hingga menyangkut masalah keamanan pangan. Karena itu
melalui kedaulatan pangan semua jenis aktivitas produksi pangan harus
dikerjakan oleh para petani itu sendiri, sehingga yang dinamakan
kedaulatan pangan tersebut dimiliki oleh petani bukan oleh pengusaha.

VISI PEMENUHAN PANGAN
• Agrikultur dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pangan
seluruh umat manusia. Tetapi kenyataannya pangan sekedar
komoditi dimana faktor-faktor penyetirnya adalah fungsi ekonomi.
• Pangan sebagai hak dasar sehingga kelaparan harus dihilangkan
menjadi visi yang ditinggalkan. Kelaparan modern pasca 1700
memperlihatkan bahwa kelaparan justru disebabkan karena
kebijakan yang tidak memprioritaskan keselamatan rakyatnya.
Kelaparan di Irlandia 1845-1849 terjadi setelah makanan dikirim ke
Inggris yang mampu membayar lebih, begitu juga dengan kelaparan
1973 di Ethiopia. Kelaparan terbesar dalam abad 20 terjadi di China
pada tahun 1958-1961 dimana 20 juta orang meninggal, dan ini
disebabkan kebijakan China untuk meninggalkan pertanian dan
beralih sebagian ke industri baja. (Walhi Report)

KONDISI SAAT INI DI INDONESIA
• Kemampuan pertanian untuk memenuhi kebutuhan
pangan kita sendiri, relatif telah dan sedang menurun
dengan sangat besar.
• Pada waktu ini Indonesia berada dalam keadaan
"Rawan Pangan" bukan karena tidak adanya pangan,
tetapi karena pangan untuk rakyat Indonesia sudah
tergantung dari Supply Luar Negeri, dan
ketergantungannya semakin besar.
• Pasar pangan amat besar yang kita miliki diincar oleh
produsen pangan luar negri yang tidak menginginkan
Indonesia memiliki kemandirian di bidang pangan.

KESEPAKATAN INTERNASIONAL &
KEDAULATAN PANGAN
• Agreement on Agriculture (AoA) Tahun 1995.
• AFTA TAHUN 2003 (beras, gula, produk daging,
gandum, bawang putih, cengkeh )
• ASIA PASIFIK TAHUN 2010
• PASAR BEBAS DUNIA TAHUN 2020

DATA KONVERSI LAHAN PERTANIAN
PRODUKTIF
• LAHAN PERTANIAN YANG TERSEDIA SEKITAR
7,7 JUTA HEKTAR. (KEBUTUHAN 11-15 JUTA
HEKTAR).
• KECEPATAN KONVERSI LAHAN PERTANIAN 100110 RIBU HEKTAR / TAHUN.
• PRODUKSI PER HEKTAR 4,6 TON
• POTENSI KEHILANGAN PRODUKSI PADI
506.000 TON / TAHUN

• Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di pedesaan.
• 70% dari total penduduk di pedesaan yang berjumlah
21.141. 273 rumah tangga hidup dari pertanian.
Sebagian besar adalah petani pangan berupa padi dan
holtikultura. Sebagian lain di perkebunan, peternakan,
hasil hutan dan perikanan.
• Setengah dari petani itu, 50% adalah petani yang
memiliki lahan yang sempit, kurang dari 0,5 ha bahkan
tuna kisma, sehingga sebagian besar bekerja sebagai
buruh tani dan buruh perkebunan.

PROGRAM PENINGKATAN
KETAHANAN PANGAN
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat
rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional. Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini
meliputi :
1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah
di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;
2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan
infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan
masyarakat atas pangan;
3. Peningkatan pasca panen dan pengolahan hasil, melalui optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian
untuk pasca panen dan pengolahan hasil, serta pengembangan dan pemanfaatan teknologi pertanian untuk
menurunkan kehilangan hasil (looses);
4. Diversifikasi pangan, melalui peningkatan ketersediaan pangan hewani, buah dan sayuran, perekayasaan
sosial terhadap pola konsumsi masyarakat menuju pola pangan dengan mutu yang semakin meningkat, dan
peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif/pangan lokal; dan
5. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, melalui peningkatan bantuan pangan kepada keluarga
miskin/rawan pangan, peningkatan pengawasan mutu dan kemanan pangan, dan pengembangan sistem
antisipasi dini terhadap kerawanan pangan.

DAMPAK TIDAK TERPENUHINYA
KEDAULATAN PANGAN DI INDONESIA
• Balita Kurang Gizi 4,1 juta
• Balita Gizi buruk di Indonesia 700 ribu
• Kemampuan pemerintah untuk menangani
balita gizi buruk 39.000 balita / tahun

B. Pengertian tanaman semusim (annual plant)
• Merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang
dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam
• Dalam pengertian botani, tumbuhan yang
menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
rentang setahun
• Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant,
menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim"
adalah satu tahap dalam setahun
• Bagi pertanian di daerah beriklim sedang
seringkali yang dimaksud semusim adalah apabila
tanaman yang dimaksud tidak perlu mengalami
musim dingin bagi pembungaannya (vernalisasi)

• Sejumlah tumbuhan dari daerah beriklim sedang atau
tumbuhan gurun memiliki perilaku musiman yang
sangat ekstrem.
• Mereka menyelesaikan seluruh siklus hidupnya dalam
waktu sangat singkat (4 hingga 8 minggu)
• Tumbuhan seperti narsisus, yang dikenal sebagai spring
plants (tumbuhan musim semi), mengeluarkan daun di
akhir musim dingin (musim salju) lalu berbunga dan
kemudian layu kembali hanya dalam waktu sekitar 3
bulan, untuk kemudian kembali beristirahat dalam
bentuk umbi
• Perilaku musiman ini diatur secara hormonal dan
dipengaruhi oleh suhu udara, panjang hari, serta
ketersediaan air di tanah

Berikut adalah beberapa ilustrasi.
• Bagi petani di wilayah beriklim
tropika, jagung adalah tanaman semusim
karena ia ditanam dan dipanen masih pada
musim yang sama. Bagi petani daerah beriklim
sedang, jagung disebut tanaman semusim
karena ia ditanam pada
pertengahan musimsemi dan dipanen pada
pertengahan hingga penghujung musim gugur

II. FAKTOR-FAKTOR PERTUMBUHAN
TANAMAN
A.
B.
C.
D.

TANAH
CAHAYA
SUHU
KELEMBABAN/ CURAH HUJAN

A. Hubungan Air-Tanah-Tanaman
• Tanaman memerlukan air
• Tanah menyimpan air yang dibutuhkan
tanaman
• Atmosfer menyediakan energi yang diperlukan
tanaman untuk mengambil air dari tanah

Siklus Air di Alam

• Air diperlukan tanaman untuk:







Pencernaan
Fotosintesis
Transport mineral dan hasil fotosintesis
Penunjang tubuh
Pertumbuhan
Transpirasi

• Sebagian besar (99%) air dipergunakan untuk
transpirasi
• Transpirasi: proses evaporasi dari bagian tanaman
– Terjadi bila tekanan uap di daun lebih besar daripada
di udara
– Terjadi bila stomata daun terbuka

• Selama tanaman hidup selalu ada gerakan air
dari tanah menuju bagian tubuh tanaman dan
daun
• Dari daun, air dilepas ke atmosfer dalam
bentuk uap air melalui stomata  transpirasi

• Tanah terdiri dari:
– Mineral dan bahan organik
– Udara dan air yang mengisi pori-pori antar
butiran tanah
• Butiran tanah diklasifikasikan menurut ukuran 
pasir, debu, lempung  tekstur tanah
• Kandungan air dan udara dalam tanah berubahubah  lengas tanah

Air tanah dan Lengas Tanah
• Sesudah hujan
– air bergerak ke bawah melalui zone aerasi dan
mengisi pori-pori yang kecil serta tetap tinggal
disitu ditahan oleh gaya-gaya kapiler ataupun
oleh gaya-gaya tarik molekuler disekeliling
butir-butir tanah  lengas tanah
– Bila kapasitas tanah menahan air pada zone
aerasi telah dipenuhi, air akan bergerak ke
bawah menuju zone saturasi  air tanah

Lengas tanah
• Air tersimpan dalam tanah dalam bentuk lengas tanah
– Kandungan lengas tanah
– Status lengas dalam tanah (jenuh, kapasistas lapang,
titik layu permanen, kering mutlak)
• Bentuk lengas tanah
– Air gravitasi
– Air kapiler
– Air higroskopis
• Water holding capacity

B. Suhu
• Suhu merupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
• Suhu berkorelasi positif dengan radiasi mata hari
• Suhu: tanah maupun udara disekitar tajuk tanaman
• Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan
oleh radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi
cahaya dalam tajuk tanaman, kandungan lengas
tanah

• Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis
penting: bukaan stomata, laju transpirasi, laju
penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan respirasi
• Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti
oleh peningkatan proses di atas
• Setelah melewati titik optimum, proses tersebut
mulai dihambat: baik secara fisik maupun kimia,
menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)

Pengaruh suhu terhadap lengas tanah
• Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman
akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan
lengas tanah
• Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan
lengas tanah melewati mekanisme transpirasi dan
evaporasi
• Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim
mikro di sekitar tajuk tanaman akan
mempercepat kehilangan lengas tanah terutama
pada musim kemarau

• Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim
mikro tanaman berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
terutama pada daerah yang lengas tanahnya
terbatas
• Pengaruh negatif suhu terhadap lengas tanah
dapat diatasi melalui perlakuan pemulsaan
(mengurangi evaporasi dan transpirasi)

• Penelitian dengan cara mengerudungi tanah
menggunakan mulsa plastik ternyata dapat
mempertahankan kelembaban tanah,
mengendalikan suhu tanah, dan mengurangi
evaporasi yang berlebihan
• Air tanah tidak banyak yang terbuang atau
hilang karena menguap
• Kelembaban tanah merupakan faktor penting
bagi peningkatan penyerapan unsur hara

• Keuntungan pemakaian mulsa: meningkatkan
penyerapan air oleh tanah, mempebaiki sifat fisik
tanah, mengurangi
kisaran suhu tanah,
dapat mengendalikan
pertumbuhan gulma
• Salah satu dampak
pemulsaan terhadap
perbaikan sifat fisik tanah:
memperbaiki aerasi tanah
sehingga akar dapat
berkembang dengan baik,
pertumbuhan tanaman
akan lebih subur

Pemberian mulsa dan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik dengan warna tertentu mampu
meningkatkan produktifitas tanaman
• Mulsa plastik menyebabkan suhu iklim mikro lebih
stabil (tidak naik turun)
• Proses fisiologis terutama fotosintesis akan
meningkat, produksi bahan kering meningkat
• Di samping itu, pemberian mulsa plastik dengan
warna tertentu menyebabkan distribusi cahaya di
dalam tajuk tanaman lebih merata (mengurangi
kasus mutual shading)

Suhu Iklim Global
• Saat ini terjadi peningkatan
suhu iklim global
• Efek gas rumah kaca,
meningkatnya konsentrasi CO2
di atmosfer
• Meningkatnya konsentrasi
CO2 diatmosfer sebenarnya
berdampak positif terhadap
proses fisiologis tanaman,
tetapi pengaruh positif CO2
dihilangkan oleh peningkatan
suhu atmosfer yang
cenderung berdampak negatif
terhadap proses fisiologis
tersebut

• Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer :
merangsang proses fotosintesis, meningkatkan
pertumbuhan tanaman dan produktivitas
pertanian tanpa diikuti oleh peningkatan
kebutuhan air (transpirasi).
• Pengaruh negatif peningkatan CO2:
meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan
produktifitas tanaman. Peningkatan suhu
menghilangkan pengaruh positif dari
peningkatan CO2

C. Cahaya
• Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan
tanaman
• Cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
• Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi
cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi
(ATP dan NADPH2)

• Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton
• Tidak semua radiasi matahari mampu diserap
tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang
400 s/d 700 nm
• Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang
sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari,
komposis atmosfer
• Cahaya yang diserap
daun 1-5% untuk
fotosintesis,
75-85% untuk
memanaskan
daun dan transpirasi

• Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi,
menaikkan suhu
• Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi
stomater, mekanisme bukaan stomata
• Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk
setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe
tanaman C3, C4, CAM
• C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah,
dibatasi oleh tingginya fotorespirasi

• C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi,
sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh
fotorespirasi
• Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
• ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum

• ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
• Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman)
maupun sistem tanam
• Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap
dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan
(mutual shading)
• Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi
cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya

• Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis
tanaman perlu dilakukan kajian mengenai
jarak tanam yang menyebabkan tercapainya
ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah
tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan
lahan maupun habitus tanaman (morfologi
tanaman)
• Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi
juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil
dari pertanaman.

• Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara
kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik,
ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan
tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan
penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih
banyak untuk keperluan vegetatif
• Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif
tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil
berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat
mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum
cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI
optimum

Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi
Matahari ke Bumi
• Sudut datang matahari (dari suatu titik
tertentu di bumi)
• Panjang hari
• Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap
air)

• Panjang hari sering menjadi faktor pembatas
pertumbuhan di daerah sub-tropik
• Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik
pada musim tertentu, sehingga kekurangan
radiasi matahari merupakan kendala utama
pertanian di sub-tropik
• Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas),
relatif konstan, 12 jam/hari
• Yang sering menjadi faktor pembatas adalah
masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)

Naungan
• Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi
intensitas cahaya yang terlalu tinggi.
• Pemberian naungan dilakukan pada budidaya
tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3
maupun dalam fase pembibitan
• Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan
IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan

• Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya
diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang
siklus hidup tanaman
• Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi
• Naungan selain diperlukan untuk mengurangi
intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok,
juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma

• Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama
rumputan
• Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh
semakin cepat
• Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada
pertumbuhan gulma
• Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi
dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik
jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi
dan sisanya untuk pertumbuhan
• Naungan mengurangi volume kecepatan aliran
permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi
tanaman

Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro
• Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
• Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
• Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil
(60-70%)
• Mengurangi laju evapotranspirasi
• Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air
dengan tingkat transpirasi tanaman

• Naungan dapat menghindari fluktuasi
temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
• Naungan dapat digunakan sebagai saranan
konservasi tanah, karena meningkatkan
jumlah pori penyedia air tanah (melalui
pengaturan temperatur dan evaporasi)
• Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada
temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat
morfologis tanaman. Puncak fotosintesis
terkait dengan besarnya sinar dan temperatur

Hasil penelitian pada tembakau







Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
Laju transpirasi tanaman tembakau menurun
sebesar 45,6%
Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%
Kadar air daun meningkat
Total luas daun tembakau meningkat 40%

Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
• Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah
• IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun,
suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar
menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak berkembang
• IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu
tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun
terbakar)

• Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
• Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
• Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili
mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%

Syarat Pertumbuhan Beberapa Tanaman Semusim dan Tahunan Terhadap Faktor
Lingkungan
Kondisi Lingkungan
Jenis Tanaman

Tinggi
Tempat

Padi

(m dpl)
0 - 1500

Jagung

1000-1800

Kedelai

Tanah

Cahaya

Suhu

Curah Hujan

(jam/hari)

(oC)

(mm/th)

tanah sawah yang
kandungan fraksi
pasir, debu dan
lempung dalam
perbandingan tertentu.
tanah yang ketebalan
lapisan atasnya antara
18 -22 cm dengan pH
antara 4 -7

23

1500 – 2000
dengan bulan
kering 2 bulan

tanah yang gembur,
subur dan kaya humus

23 - 30

1000 - 2500

23 - 30

1200 - 4800

Optimum 50600
kurang dari
berbagai jenis tanah
600
asal drainase (tata air)
dan aerasi (tata udara)
tanah cukup baik

Kondisi Lingkungan
Jenis
Tanaman

Tinggi
Tempat
(m dpl)

Karet

1- 600

Kopi

800 –
2000

Tanah
Podzolik merah
kuning,
latosol, alluvial
Gembur dengan
bahan organik
yang cukup,
cocok
ditanam pada
tanah bekas
hutan

Cahaya
(jam/hari)

Suhu
(oC)

Curah Hujan
(mm/th)

5-7

25-30

2000 - 3500

Kakao

Kelapa
Sawit

1 - 500

(Tanah Latosol,
Ultisol dan
Aluvial, tanah
gambut saprik,
dataran pantai
dan muara
sungai

5-7

15º - 25º

1.750 – 3000
dengan bulan
kering 3 bulan

15 – 30

1500 - 2500
dengan bulan
kering tidak
lebih dari 3
bulan

24 – 28
1000 - 1500
Suhu optimal 26 terbagi merata
sepanjang
tahun

Cara Pembudidayaan Tanaman Semusim
1. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah
Pengolahan tanah bertujuan mengubah keadaan tanah
pertanian dengan
alat tertentu hingga memperoleh
susunan tanah ( struktur tanah ) yang
dikehendaki
oleh tanaman. Pengolahan tanah sawah terdiri dari
beberapa
tahap :
a. Pembersihan
b. Pencangkulan
c. Pembajakan
d. Penggaruan

2. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Persiapan lahan
b. Mutu benih/ bibit
c. Umur bibit

3. Penanaman
a. cara tanam : langsung
dan pembibitan
b. Memindahkan bibit
c. Menanam:
 Cara tanam
 Jarak tanam
 Hubungan tanaman
 Jumlah tanaman tiap lobang
 Kedalaman menanam bibit

4. Pemeliharaan
a. Penyulaman dan
penyiangan
b. Pengairan
c. Pemupukan
d. Pengendalian
Hama penyakit

5. Panen
a. kriteria panen : masak agronomis dan
masak fisiologis
b. cara panen : manual,
mesin

6. Penanganan pasca panen
a.
b.
c.
d.

Pengangkutan
Prosesing
Pengemasan
Penggudangan

TBT TAHUNAN
I. PENDAHULUAN
A. Prospek Komoditas Tanaman Tahunan
a. luas daratan Indonesia sekitar 188,20 juta ha,
lahan yang sesuai untuk pengembangan
pertanian mencapai 100,80 juta ha, baik untuk
lahan basah (sawah, perikanan air payau atau
tambak) maupun lahan kering (tanaman pangan,
tanaman tahunan/ perkebunan, dan padang
penggembalaan ternak)

• Luas areal Perkebunan (th. 2008)
4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000

Luas Areal (ha) P.
Rakyat
Luas Areal (ha) P.
Pemerintah

1,500,000

1,000,000

500,000

0

Perkembangan luas areal beberapa komoditas perkebunan Indonesia,1986 - 2006.



Sumber : Jurnal Litbang Pertanian, 27(1), 2008

Produksi Tanaman Perkebunan dari Tahun 1995 - 2008
12,000,000

10,000,000

8,000,000

Karet Kering
Minyak Sawit
Biji Sawit
Coklat

6,000,000

Kopi
Teh
Kulit Kina
Gula Tebu 1)

4,000,000

Tembakau 1)

2,000,000

0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008*

• Produksi Tanaman Perkebunan (th. 2008)
9,000,000

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000

P. Rakyat
4,000,000

3,000,000

2,000,000

1,000,000

0

P. Pemerintah
P. Swasta

b. Pangsa Ekspor (%) Minyak Sawit Dunia

70
60
50

40

Indonesia
Malaysia

30
20
10
0
1969 1974 1979 1984 1989 1994 1999 2000 2001 2002

• Ekspor kelapa sawit Indonesia masih di bawah
Malaysia dimana pada tahun 2002 hanya
mencapai 6,3 juta ton atau sekitar 32,64%
lebih rendah dibandingkan Malaysia yang
mencapai 11,2 juta ton atau sekitar 57,28%
dari total ekspor dunia



Perkembangan Rata-rata Pangsa Pasar Negara Penegekspor di Pasar Kopi Dunia (%)

25

20

Indonesia
15

Brazilia
Vietnam
Kolombia

10

Meksiko
India
5

0

1986-1989

1990-1999

2000-2004

Produksi Karet Alam Negara Produsen Utama
3500

3000

2500

Thailand
Indonesia

2000

Malaysia
1500

India
China

1000

Lain-lain

500

0

2002

2003

2004

2005

2006

2007

Indonesia memiliki luas lahan karet terbesar di dunia
dengan luas lahan mencapai 3,4 juta hektar di tahun
2007

Manfaat Hasil Tanaman Perkebunan

B. Pengertian Tanaman Tahunan
• Tanaman tahunan (perennial plants) adalah
tumbuhan yang siklus hidupnya memerlukan
waktu lebih dari dua tahun dan tumbuhan
tersebut dapat meneruskan kehidupannya
setelah bereproduksi.
• Banyak tanaman tahunan (perennial plants)
berupa pohon, meskipun terdapat pula terna
ataupun semak

• Untuk mengatasi tantangan lingkungan,
tumbuhan tahunan mengembangkan berbagai
strategi untuk bertahan hidup, seperti
menggugurkan daun, mengubah morfologi, atau
menghasilkan senyawa tertentu yang membuat
sel-selnya mampu bertahan pada perubahan
lingkungan yang ekstrem

III. CARA PEMBUDIDAYAAN TANAMAN TAHUNAN
A. Persiapan Lahan dan pengolahan tanah

1. PERSIAPAN KEBUN
a. Jaringan Jalan
b. Pembibitan
c. Saluran Air
d. Afdeling & Blok

2. PEMBUKAAN LAHAN DI TANAH MINERAL
a. Rintisan Areal
b. Pembukaan Lahan dengan Cara Bakar
c. Pembukaan Lahan Hutan Tanpa Bakar
d. Pembukaan Lahan Areal Alang-Alang
e. Pembukaan Lahan Pembibitan &
Infrastruktur

3. PEMBUKAAN LAHAN TANAH GAMBUT
a. Pembangunan Saluran Atas
b. Pembukaan Hutan

4. PENGAWETAN TANAH
a. Pengawetan Tanah secara Fisik
b. Rorak / Benteng
c. Pembuatan Parit Drainase
d. Pengawetan Tanah
Secara Biologi

5. PEMBUATAN JALAN, JEMBATAN & GORONGGORONG
a. Jalan
b. Jembatan & Gorong-gorong

B. Persiapan bahan tanaman dan pembibitan
a. Pemahaman Dokumen Persilangan/ Klon
b. Strategi Penanganan Bahan Tanaman di
Pembibitan Awal
c. Strategi Penanganan di Pembibitan Utama
d. Strategi Penanganan Pada Saat Penanaman

Pembibitan
1. PERSIAPAN PEMBIBITAN
a. Pemilihan Lokasi
b. Luas Pembibitan
c. Bahan Tanaman
d. Sistem Pembibitan
e. Media Tanam
f. Kantong Plastik (Polibeg)

2. PEMBIBITAN AWAL
a. Bedengan
b. Naungan
c. Penanaman Kecambah

3. PEMELIHARAAN PEMBIBITAN AWAL
a. Penyiraman
b. Pengendalian Gulma
c. Pemupukan
d. Pengendalian Hama & Penyakit
e. Seleksi Bibit
f. Pemindahan & Pengangkutan Bibit

4. PEMBIBITAN UTAMA
a. Persiapan & Pengolahan Tanah
b. Kebutuhan Air & Instalasi Penyiraman
c. Pemasangan Pipa Untuk Penyiraman Sistem
Gembor
d. Penyiraman dengan Sprinkler
e. Tata Letak Sprinkler
f. Pemancangan
g. Pengisian Tanah Ke Polibeg
h. Pembuatan Lubang Pada Polibeg
i. Penanaman Bibit
j. Pemeliharaan Pembibitan Utama

C. PEMELIHARAAN TBM
1. KONSOLIDASI TANAMAN
2. PENYISIPAN TANAMAN
3. PEMELIHARAAN PIRINGAN POHON
a. Cara Manual
b. Cara Kimia
4. PEMELIHARAAN PENUTUP TANAH

5. PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Perlengkapan
c. Organisasi Kerja
d. Cara Memupuk
e. Pengawasan

6. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
a. Hama
b. Penyakit
c. Gulma
7. PERSIAPAN SARANA PANEN
a. Jalan Pemanenan
b. Tempat Pengumpulan Hasil

D. PEMELIHARAAN TM
1. PENGENDALIAN GULMA
a. Pengendalian Gulma di Piringan
b. Pengendalian Gulma di Jalan Panen
c. Pengendalian Gulma di Gawangan
2. PENGENDALIAN HAMA & PENYAKIT
3. PENGAWETAN TANAH & AIR
4. PEMUPUKAN
a. Jenis Pupuk
b. Dosis Pupuk
c. Cara, Waktu dan Frekuensi Pemupukan
d. Organisasi Pemupukan
e. Peralatan Pemupukan
5. PEMELIHARAAN JALAN

Teknologi Pemupukan
1. JENIS PUPUK
a. Pupuk Tunggal
b. Pupuk Campuran
c. Pupuk Majemuk/ Tablet
d. Rekomendasi Jenis Pupuk Oleh PPKS

2. METODE PEMUPUKAN

3. DOSIS, WAKTU, & FREKUENSI PEMUPUKAN
4. PERSIAPAN & PELAKSANAAN PEMUPUKAN
a. Persiapan
b. Pelaksanaan
c. Pengawasan
d. Keamanan

5. PEMUPUKAN TBM
6. PEMUPUKAN TM
8. PENGGUNAAN LIMBAH/
Pupuk Organik SEBAGAI PUPUK

E. PANEN
PERSIAPAN PANEN
a. Kriteria Panen

b. Rotasi Panen

c. Cara Panen