Transcript Kelompok 5

FARMAKOTERAPI
SISTEM PEMILIHAN OBAT DAN
EVALUASI
ANDITA DWI PRAMESTI
ANDRE RESTA FERDIAN
AULIA FITRI
DWI RETNO NINGSIH
ELZA OKTA ANGGIA
HJ. SARTIKA
INRA FELAWATI.S.
MARLISNAWATI
SISTEM PEMILIHAN OBAT
suatu sistem untuk memilih obat yang
tepat, sesuai dengan dosis dan
penyakit yang dilakukan dalam
pengobatan.
• FUNGSINYA
untuk menentukan obat yang
benar-benar diperlukan sesuai dengan
pola penyakit ( KepMenKes, 2008 )
Dasar – Dasar Pemilihan Obat
( KepMenKes, 2008 )
• Berdasarkan seleksi ilmiah,
medik dan statistik yang
memberikan efek terapi >
resiko efek samping
• Jenis obat yang dipilih
seminimal mungkin
• Hindari penggunaan obat
kombinasi
Kriteria pemilihan obat
( KepMenKes RI, 2008 )
• Memiliki keamanan dan khasiat yang
didukung dengan bukti ilmiah.
• Memiliki
manfaat
yang
maksimal
dengan resiko yang minimal
• Mutu terjamin
• Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang
memiliki efek terapi yang serupa maka
pilihan diberikan kepada obat yang :
a.1
Sifatnya paling banyak
diketahui berdasarkan data
ilmiah.
a.2
Stabilitas yang paling baik
a.3
Paling mudah diperoleh
Parameter Faktor Pemilihan Obat
dengan Metode SAW (Simple Additive
Weighting )
Khasiat
Harga
Ketersediaan Barang
Rasa
Pertimbangan Umum Dalam
Pemilihan Obat
• Timbanglah manfaat – resikonya.
• Gunakan obat yang sudah terpilih untuk indikasi
tertentu , sudah sering digunakan dan ternyata
efektif
• Kebutuhan jenis obat harus sesuai untuk setiap
pasien
• Dosis obat sesuai dengan pasien karena tidak semua
pasien memerlukan dosis yang sama
• Gunakanlah dosis efektif terkecil
• Pilihlah cara pemberian yang paling aman
Pemilihan Obat Pada Kondisi
Fisiologi Tertentu
1. Neonatus dan Bayi Prematur
Kulit neonatus sangat tipis dan
permeable terhadap zat atau obat
yang kontak dengan kulitnya,
sehingga akan berbahaya jika kontak
dalam waktu yang cukup lama. Ex :
sulfonamide , aspirin, heksaklrofen,
alkohol
2. Anak –anak
Dari usia , berat badan dan luas
permukaan tubuh, perhitungan dosis
berdasarkan LPT ( Luas Permukaan
Tubuh ) adalah yang paling tepat
3. Lansia
• Pilih obat yang memberi rasio manfaat
- resiko paling menguntungkan dan tidak
berinteraksi dengan obat lain atau
penyakit lain
• Mulai pengobatan dengan dosis separuh
lebih sedikit dari dosis biasa yang
diberikan kepada pasien dewasa muda
Pemilihan Obat Pada Kondisi Patologis
• Gangguan Saluran Pencernaan
Hindarkan obat iritan terhadap
sal.cerna, misalnya aspirin
• Penyakit Kardiovaskular
Turunkan dosis awal maupun dosis
penunjang, sesuaikan dosis
berdasarkan respon klinis pasien
• Penyakit hati
a. Sedapat mungkin dipilih obat yang
eliminasinya terutama melalui eksresi
ginjal
b. Gunakan dosis yang lebih rendah dari
normal, terutama obat-obat yang
eliminasinya melalui metabolisme hati.
• Penyakit Ginjal
a. Sedapat mungkin dipilih obat yang
eliminasinya terutama melalui hati
b. Gunakan dosis yang lebih rendah dari
normal, terutama obat-obat yang
eliminasinya melalui ekskresi ginjal
Pemilihan Obat Pada Kondisi Khusus
• Kehamilan
Obat sebaiknya diresepkan selama kehamilan
jika keuntungan pada ibu lebih besar dari
resiko yang diterima oleh janin
• Menyusui
a. Gunakan obat yang berdasarkan pengalaman
sudah terbukti aman.
b. Jika terpaksa minum obat, bayi harus disusui
segera sebelum minum obat
Evaluasi Penggunaan Obat
Evaluasi penggunaan obat merupakan
tanggung jawab Panitia Farmasi dan
Terapi (PFT).
Evaluasi kriteria penggunaan
obat menjelaskan tentang
penggunaan obat dengan
benar dan mengamati
berbagai macam
komponen.
Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
Program evaluasi penggunaan obat (EPO)
di rumah sakit adalah suatu proses
jaminan mutu yang terstruktur,
dilaksanakan terus-menerus, dan
diotorisasi rumah sakit, ditujukan untuk
memastikan bahwa obat-obatan
digunakan dengan aman, tepat, dan
efektif.
Komponen yang digunakan
untuk menilai kriteria
• indikasi tepat
• tepat untuk kondisi klinik
• dosis yang sesuai dengan indikasi
• Interaksi
• langkah yang terkaitan dengan
pemberian obat
• menginstruksikan penggunaan obat
kepada pasien
• keadaan klinik dan laboratorium dari
pasien.
SASARAN EPO
• Mengkaji penggunaan obat yang efisien dan terus
menerus
• Meningkatkan standar penggunaan terapi obat.
• Meningkatkan kemitraan antarpribadi professional
pelayan kesehatan.
• Menyempurnakan pelayanan terhadap pasien
• Mengurangi resiko tuntutan hukum pada rumah sakit.
• Mengurangi biaya rumah sakit dan perawatan pasien
sebagai akibat dosis akurat, efek samping yang lebih
sedikit, dan waktu hospitalisasi yang lebih singkat.
Pemantauan dan evaluasi obat terus–menerus
yang diseleksi berdasarkan alasan berikut:
• Obat dapat berinteraksi dengan obat lain
yang menimbulkan resiko kesehatan yang
signifikan yg didasarkan pada pengalaman
klinik
• Berbagai reaksi obat dapat disebabkan
oleh umur, atau karakteristik metabolik
yang unik.
• Obat telah ditetapkan melalui program
pengendalian infeksi rumah sakit atau
kegiatan jaminan mutu lain
• Obat yang salah satu paling sering ditulis.
Proses Pemantauan Dan Mengevaluasi
Penggunaan Obat
• Dilakukan oleh staf medik dan bekerja
sama dengan IFRS, bagian keperawatan,
staf manajemen, administratif, bagian
lain/pelayanan, dan berbagai individu.
• Didasarkan pada pengalaman klinik, dan
pustaka yang relevan.
• Dapat mencakup penggunaan mekanisme
penapisan untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi lebih intensif berbagai
masalah
PELAKSANA EPO
• Komite Farmasi dan
Terapi ( PFT )
• Panitia Pengendalian
Infeksi
• Panitia Staf Medik
Fungsional (SMF)
TANGGUNG JAWAB APOTEKER
DALAM PROGRAM EPO
• Bekerja sama dengan staf medis dan dengan
yang lain, mengadakan koordinasi harian
program EPO.
• Menyediakan data kuantitatif penggunaan obat
untuk menetapkan obat yang akan dievaluasi
(data konsumtif terakhir)
• Mengumpulkan data penggunaan obat yang
akan dievaluasi dan mengkaji order obat, profil
pengobatan pasien (P3), terhadap kriteria
penggunaan obat yang telah ditetapkan.