pasien jantung-dr.irsyad

Download Report

Transcript pasien jantung-dr.irsyad


Penyakit jantung koroner adalah penyebab kematian utama
baik di negara maju maupun di negara berkembang

Kejadian infark miokard akut menyebabkan 7.2 juta orang
meninggal dunia setiap tahunnya di seluruh dunia dan 25%
dari yang berhasil bertahan hidup menderita gagal jantung
kronik (WHO; 2006)
Di Indonesia

Prevalensinya sekitar 7,2% penduduk
Dokter gigi akan sering berhadapan dengan
penderita penyakit Jantung.






Penyakit jantung iskhemik/Penyakit jantung
koroner
Gagal jantung khronik
Hipertensi
Penyakit jantung katup
Penyakit jantung kongenital
Aritmia jantung




Kecemasan
Rasa sakit durante tindakan
Risiko perdarahan
Penggunaan anestesi dengan obat vasokontriksi
(adrenalin)
 Bagaimana pada penderita dengan penyakit
jantung?

Penyakit jantung iskhemik/Penyakit jantung koroner
 Usia laki-laki > 40 tahun, wanita diatas 50 tahun /menopause
 Faktor risiko : merokok, hipertensi, diabetes mellitus,
dislipidemi, obesitas
 Ada riwayat nyeri dada kiri, seperti tertekan, tertusuk atau
rasa panas
 Sering dilakukan pemasangan stend
 Sering menggunakan obat anti platelet aspirin atau
clopidogrel jangka panjang
 Kecemasan dan nyeri yang berlebihan  vasokons triksi
pembuluh darah  kekambuhan Penyakit jantung koroner
 Nyeri dada kiri
- hentikan tindakan
- berikan oksigen
- pasang infus berikan NaCl
- Periksa tekanan darah bila TD Sistolik
> 100mmHG berikan isosorbid dinitrat 5 mg
- Rujuk ke Rumah sakit terdekat

Gagal jantung khronik.
 Pada usia tua umumnya disebabkan penyakit jantung iskhemik
atau hipertensi
 Pada usia muda karena penyakit jantung katup atau kongenital
 Sesak nafas yang mula-mula berhubungan dengan aktifitas
menjadi gejala utama
 Tindakan gigi dapat menyebabkan exaserbasi  sesak nafas
bertambah berat
 Hentikan tindakan , berikan O2
 posisi setengah duduk
 berikan isosorbid dinitrat 5 mg sublingual (bila TD sistolik
> 100 mmHG
 rujuk ke rumah sakit terdekat.

Hipertensi emergensi/urgensi
 Hipertesi dengan tekanan darah umumnya
>230/110 mm HG.
 Bila disertai dengan kelainan target organ seperti
nyeri dada, pusing yang hebat, tanda stroke 
hipertensi emergensi hentikan tindakan rujuk
ke rumah sakit terdekat.
Penyakit jantung katup atau kongenital
Masalah yang sering dihadapi:
- sudahkah dilakukan tindakan
koreksi/bedah
- pemakaian obat antikoagulan jangka
panjang
- Profilaksis antibiotik
 Aritmia jantung ( Atrial fibrilasi)
- Denyut jantung tidak teratur
- Beberapa penderita memakai antikoagulan.





Antiplatelet aspirin dan Clopidogrel merupakan obat
yang wajib diberikan pada penyakit jantung koroner
Penderita PJK yang dilakukan prosedur pemasangan
Stend akan memakai double anti platelet (aspirin dan
clopidogrel minimal 1 bulan sampai 12 untuk Bare Metal
Stend (BMS) dan 6 sampai 12 bulan untuk Drug Eluting
Stendnt (DES) .
Penderita tanpa pemasangan stend biasanya memakai
double anti platelet minimal 1 sampai 12 bulan.
Aspirin selanjutnya akan diberikan seumur hidup.

Recommendation: In patients with a coronary stent who
are receiving dual antiplatelet therapy and require
surgery, we recommend deferring surgery for at least 6
weeks after placement of a bare-metal stent and for at
least 6 months after placement of a drug-eluting stent
instead of undertaking surgery within these time periods

Recommendation: In patients who require surgery within
6 weeks of placement of a bare-metal stent or within 6
months of placement of a drug-eluting stent, we suggest
continuing dual antiplatelet therapy around the time of
surgery instead of stopping dual antiplatelet therapy 7-10
days before surgery.
Recommendation: In patients at moderate-to-high risk for
cardiovascular events who are receiving ASA therapy and
require non-cardiac surgery, we suggest continuing ASA
around the time of surgery instead of stopping ASA 7-10
days before surgery (Grade 2C).
Recommendation: In patients at low risk for cardiovascular
events who are receiving ASA therapy, we suggest
stopping ASA 7-10 days before surgery instead of
continuation of ASA (Grade 2C).
Antikoagulan sering diberikan pada penderita:
 atrial fibrillation
 Post operasi penyakit jantung katup dengan
katup mekanik
 venous thromboembolism
 Warfarin obat paling sering digunakan
Rerata half-life warfarin 40 jam
Efek antikoagulan 2-5 hari
Target terapi pada international
normalised ratio (INR 2-3) 2.0–3.0.
Untuk katup mekanik target INR range
is 2.5–3.5
 Warfarin adalah a vitamin K antagonis



resuming warfarin postoperative:


warfarin can be resumed on the evening of the procedure (regardless of
whether the procedure is performed in the
morning or afternoon), at the usual maintenance dose (no loading dose)
low molecular weight heparin or unfractionated heparin
can be resumed 12–24 hours following the procedure for minor surgery.
For major surgery, the first dose should be 24–72 hours post surgery.9
The initial dose will vary from the prophylactic dose (for example,
enoxaparin 40 mg daily) to the therapeutic dose (for example,
enoxaparin 1 mg/kg twice daily) depending on the risk of thrombosis, and
the risk of bleeding. This needs to be individualised for each patient
Prinsip dasar:

Pada pasien dengan riwayat penyakit
kardiovaskular disarankan untukmeminimalkan
stress emosional yang berlebih dan pemberian
analgetik yang adekuat namun efektif dengan
mempertimbangkan efek sampingnya

Vasocontrictor lokal (adrenalin, nor ephineprin) harus
diberikan secara cermat dan hati hati terutama pada pasien
dengan riwayat penyakit jantung koroner.
Pemberian anestetik lokal adrenalin bersifat vasoconstrictor
yang akan meningkatkan tahanan perifer sistemik,
meningkatkan tekanan darah, kinerja jantung dan
kebutuhan  resiko serangan jantung/ infark miokard akut
 Terapi adrenalin lokal (dengan pengenceran yang sesuai)
umumnya aman.


Antibiotik profilaksis diberikan pada
penderita dengan risiko endokartitis infektif.
 Penyakit jantung katup dan kongenital.
 Penderita dengan katup mekanik.
 Penderita dengan riwayat endokarditis
infektif.
Adult Prophylaxis: Dental, Oral, Respiratory, Esophageal
Standard Regimen
Amoxicillin 2g PO 1h before procedure or
Ampicillin 2g IM/IV 30m before procedure
Penicillin Allergic
Clindamycin
600 mg PO 1h before procedure or
600 mg IV 30m before
Cephalexin OR Cefadroxil 2g PO 1 hour before
Cefazolin 1.0g IM/IV 30 min before procedure
Azithromycin or Clarithromycin 500mg PO 1h before
21