Hama wereng coklat

Download Report

Transcript Hama wereng coklat

 Di Indonesia, wereng batang coklat (WBC) telah menjadi
perhatian sejak tahun 1970/1971.
 Penggunaan insektisida untuk mengatasi menggerek batang
di wilayah Jabar bukan hanya malah meningkatkan populasi
penggerek batang tetapi meningkatkan pula populasi WBC 10
kali lipat (Soehardjan, 1972)
 Tahun 1976/1977, WBC mengakibatkan kerusakan pada
450.000 ha padi sawah akibat dari penyemprotan insektisida
secara besar-besaran, bahkan menggunakan pesawat (Oka,
1997)
Sumber : Nugroho, 2010
 Kebijakan perlindungan tanaman yang mempromosikan
penggunaan pestisida telah mengakibatkan dua ledakan
hama pada Tahun 1979 dan 1986. Thailand, Vietnam,
Kamboja dan Malaysia mengalami gejala yang sama
(kenmoe et.al., 1984)
 Para pakar pemulia tanaman mengembangkan varietas
tahan wereng, tetapi penggunaan pestisida terus
menerus mengakibatkan WBC mampu mengatasi
ketahanan varietas baru (Gallagher, 1984)
Sumber : Nugroho, 2010
 Penelitian dari Tahun 1979-1986 membuktikan bahwa :


Wereng coklat merupakan hama yang ledakan populasinya
disebabkan oleh penggunaan pestisida secara berlebihan
Populasi tersebut dapat dikendalikan oleh agen pengendali hayati
berupa predator/pemangsa yang secara alami ada di lahan sawah.
 Presiden
Soeharto
mengintruksikan
penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dengan inpres
nomor 3 Tahun 1986 dan PHT menjadi strategi nasional
pengendalian hama.
Sumber : Nugroho, 2010
Kerajaan
Filum
Upafilum
Kelas
Famili
Genus
Spesies
:
:
:
:
:
:
:
Animalia
Arthropoda
Hexapoda
Insecta
Delphacidae
Nilaparvata
Nilaparvata lugens
Sumber : wikipedia.org.
Siklus hidup WBC terdiri dari Telur – Nimfa – Imago/Dewasa
(metamorfosis : paurometabola). Telur-telur diletakkan secara
berkelompok seperti sisiran pisang didalam jaringan pelepah daun
yang menempel pada batang. Bentuk telur seperti silinder agak
melengkung. Pada awalnya telur berwarna transparan keputihan
namun ketika akan menetas warnanya menjadi lebih gelap. Telur
menetas dalam waktu sekitar 4-9 hari. Telur menetas menjadi
nimfa dan mengalami lima kali pergantian kulit (instar) untuk
menjadi dewasa. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan periode nimfa adalah 12,2 hari, yaitu 2,6 hari, 2,1
hari, 2,0 hari. 2,4 hari dan 3,1 hari berturut-turut untuk nimfa
instar I, II, III, IV, dan V. Nimfa yang baru menetas berukuran <1
mm. Nimfa kecil berwarna putih dan semakin tua berubah menjadi
kekuningan, coklat muda dan akhirnya menjadi coklat/coklat tua.
WBC dewasa berwarna coklat dengan tubuh coklat kekuningan dan
berukuran ± 3 mm. WBC dewasa dapat hidup sampai dengan 20
hari. WBC dewasa mempunyai dua tipe sayap (dimorfis) yaitu
makroptera (bersayap panjang) dan brakiptera (bersayap pendek).
WBC makroptera merupakan indikator populasi
Sumber : bbpopt.info
Sumber : http://mynature-faiq.blogspot.com
Sumber : http://penyuluhcipeucang.blogspot.com/
 Hama wereng coklat merupakan hama utama pada
tanaman padi. Wereng coklat mudah berkembang dan
beradaptasi pada suasana lembab oleh karena itu
biasanya akan menyerang tanaman padi saat awal
musim hujan atau musim kemarau tetapi ada hujan.
 Jika menyerang tanaman padi berumur 15 hst hama
wereng bisa membentuk dua generasi, sedangkan jika
menyerang tanaman padi sekitar umur 30 hst maka dia
hanya mampu hidup satu generasi. Populasi wereng satu
generasi akan mencapai puncak saat satu bulan setelah
terjadinya serangan.
Sumber : http://www.gerbangpertanian.com
 Imago wereng coklat ada dua tipe yaitu wereng bersayap
panjang dan wereng bersayap pendek. Hama wereng
coklat bersayap panjang akan mampu terbang dan
berpindah jauh dari tanaman satu ke tanaman lain.
Wereng coklat bersayap panjang inilah yang menjadi
penyebar populasi hama wereng coklat.
 Hama wereng coklat mempunyai tipe mulut pencucuk
penghisap yang berupa stilet, alat ini berfungsi untuk
menghisap bagian tanaman yang masih muda dan lunak.
Hama ini akan meletakkan telur pada pangkal pelepah
daun, tempat ini pula yang menjadi tempat hidup nimfa
wereng coklat.
Sumber : http://www.gerbangpertanian.com
 Dari satu pasang hama wereng coklat dalam 90 hari mampu
berkembang biak menjadi 10.000 ekor wereng coklat betina.
Jika nisbah jantan betina 1:1 maka dari satu pasang wereng
coklat dalam 3 bulan akan menghasilkan keturunan 20.000
ekor.
 Satu betina wereng coklat mampu bertelur 100 hingga 500
butir telur yang diletakkan berkelompok dengan masing
masing kelompok antara 3 sampai 21 butir. Waktu yang
dibutuhkan untuk menetaskan telur wereng antara 7 sampai
10 hari. Setelah itu telur wereng coklat akan menetas
membentuk nimfa yang berumur antara 12 hingga 15 hari.
Berakhirnya fase nimfa akan membentuk wereng dewasa atau
disebut imago.
Sumber : http://www.gerbangpertanian.com
 Tanam VUB tahan wereng coklat
 Terapkan jajar legowo,
 Pemupukan berimbang sesuai hasil PUTS dan BWD
 Bersihkan lingkungan areal persawahan dari gulma
 Jangan gunakan pestisida secara sembarangan
 Lakukan pengamatan kondisi tanaman padi secara rutin,
3-7 hari
Sumber : dari berbagai sumber
Musuh alami adalah hewan pemangsa (predator) yang memangsa
hama dan berada di areal persawahan.
Hewan-hewan berikut
adalah pemangsa wereng coklat :










Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata)
Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus)
Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa).
Kepik permukaan air (Microvellia douglasi)
Kepik mirid (Cyrtorhinus lividipennis)
Kumbang stacfilinea (Paederus fuscipes)
Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata)
Kumbang tanah atau kumbang karabid (Ophionea nigrofasciata)
Belalang bertanduk panjang (Conocephalous longipennis)
Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp.)
Sumber : centongkaleng.wordpress.com
Pengendalian kimia sebaiknya merupakan langkah terakhir
yang ditempuh oleh petani. Apabila harus dilakukan, maka
aplikasinya harus benar-benar tepat. Berikut ini panduan
penerapan pengendalian secara kimia :
 Pesemaian
disemprot dengan entomopatogen seperti
Beauveria bassiana, Metarhizium, Verticillium dengan dosis
5-10 cc/l interval satu minggu.
 Pengamatan lapang dilakukan 3-7 hari sekali pada pangkal
batang. Bila di lahan dijumpai populasi > 3 ekor/rumpun,
tanaman disemprot dengan insektisida kontak interval 2 kali
seminggu selama 3 kali penyemprotan.
Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id
 Apabila
setelah tiga kali penyemprotan insektisida
kontak, populasi turun <3 ekor/rumpun, tanaman
disemprot insektisida sistemik sampai di pertanaman
padi tidak ditemukan wereng coklat. Penyemprotan
insektisida diarahkan pada pangkal batang, dilakukan
jam 7-10 pagi atau jam 3-5 sote, hindari penyemprotan
saat hujan. Pengamatan terus dilakukan 3-7 hari sekali.
 Bila banyak hujan, penyemprotan insektisida ditambah
perekat. Lakukan pengendalian yang
tanaman padi pada radius 100-200 m.
sama
pada
Sumber : http://www.litbang.deptan.go.id
Terkadang kita merusak keseimbangan alam secara tidak
sengaja.
Ilmu pengetahuan akan membantu kita
mengurangi ketidaksengajaan tersebut karena biasanya
ketidak sengajaan berasal dari kurangnya wawasan
terhadap ilmu pengetahuan. Jadi, gunakanlah kelompok
tani sebagai wahana belajar bagi kita semua.
Semoga permasalahan serangan wereng coklat dapat
teratasi segera. Terima kasih atas segenap perhatian dan
mohon maaf atas kesalah dan kebodohan Saya.
Penyusun