Pendidikan Islam Nonformal (Sejarah

Download Report

Transcript Pendidikan Islam Nonformal (Sejarah

SEJARAH & PERKEMBANGAN
Pendidikan Islam Nonformal
Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
Mahasiswa mampu menguraikan sejarah pendidikan Islam baik
formal maupun non formal dari masa ke masa:
 Masa Pembinaan (Nabi Muhammad SAW, Pendidikan di
Makkah dan Pendidikan di Madinah)
 Masa khulafaurasyidin (Sahabat)
 Masa bani Umayyah (Khalifahan Umayyah)
 Masa bani Abbasiyah (HarunAl-Rasyid & Al-Ma’mum)
 Masa Kini di Indonesia (Masa Kerajaan Islam (Samudera
Pasai, Perlak, Darussalam), Masa Kolonial (Pesantren), dan
Masa Kemerdekaan (Pesantren & Madrasah)
Berkembangnya Lembaga Pendidikan Islam
Sebelum timbulnya sekolah dan universitas
yang kemudian dikenal sebagai lembaga
pendidikan formal, dalam dunia islam
sebenarnya telah berkembang lembaglembaga pendidikan islam yang bersifat
nonformal
An-nidzamiyah (Baghdad-Iraq)
Al-Qarawiyyin (Fez-Maroko)
 Menurut Majalah Time edisi 24
Oktober 1960, lembaga ini
didirikan pada tahun 859 M.
Dalam tulisannya, Majalah Time
menjuluki universitas ini sebagai
Renaissance in Fez.
 Guiness Book of Record (Museum
Rekor Dunia) mencatat, lembaga
ini merupakan perguruan tinggi
pertama di dunia yang
memberikan gelar kesarjanaan
Kutab sebagai lembaga pendidikan dasar
Kutab atau maktab
berasal dari kata dasar
kutaba yang berarti
menulis atau tempat
belajar menulis. Sebelum
datangnya islam kutab
telah ada di negri arab,
walaupun belum banyak
dikenal.
Diantara penduduk mekkah yang mula-mula belajar huruf arab ialah Sufyan
Ibnu Umayah Ibnu Abdu Syams dan Abu Qhais Ibnu Abdi Manaf Ibnu Zuhro Ibnu
Kilat. Keduanya mempelajarinya di negri hira.
Sewaktu agama islam diturunkan Allah sudah ada diantara sahabat yang
pandai menulis dan membaca. Kemudian tulis baca itu mendapat tempat dan
dorongan yang kuat dalam islam, sehingga berkembang sangat luas dalam
kalangan umut islam. Ayat al-quran yang pertama diturunkan telah
memerintahkan untuk membaca dan membarikan gambaran bahwa membaca
dan menulis merupakan sarana utama dalam pengambangan ilmu pengetahuan
dalam pandangan islam.
Pendidikan rendah di istana
Pendidikan anak-anak di istana
berbeda dangan pendidikan
anak2 di kutab pd umumnya. Di
istana para orang tua murid
(para pejabat istana) adlh yg
membuat rencana pelajaran
tersebut selaras dg anaknya
dan tujuan yang dikehendaki
oleh orang tuanya.
Contoh dari rencana pelajaran dan petunjuk-petunjuk yang dikemukakan oleh
para pembesar istana kepada pendidik anak-anaknya agar dijadikan pedoman
sebagai berikut ;
a. Berkata Amru Ibnu Utbah kepada pendidik putranya ; “kerjamu yang
pertama untuk memperbaiki putra-putriku ialah memperbaiki dirimu sendiri
karena mata mereka selalu tertuju kepadamu.
b. Harun Al-Rasyid telah mengajukan rencana pelajaran bagi putranya (AlAmin) dengan mengatakan sebagai berikut ; ”hai Ahmar sesungguhnya
Amirul Mu’minin telah memberikan kepadamu buat hatinya, maka
jadikanlah tanganmu terbuka kepadanya dan ketaatannya kepadamu wajib”.
Toko-toko kitab
Pada permulaannya masa
Daulah Bani Abasiyah
dimana ilmu pengetahuan
dan kebudayaan islam
sudah tumbuh dan
berkembang dan diikuti
oleh penulisan kitab-kitab
dalam berbagai cabang
ilmu pengetahuan, maka
berdirilah toko-toko kitab.
 Pada mulanya toko-toko kitab tersebut berfungsi
sebagai tempat berjual beli kitab yang telah ditulis
dengan berbagai macam ilmu pengatahuan yang
berkembang pada masa itu.
 Berkembang fungsinya sebagai tempat berkumpulnya
para ulama, pujangga dan ahli-ahli ilmu pengetahuan
lainnya untuk berdiskusi, berdebat dan bertukar pikiran
dalam berbagai masalah ilmiah.
Rumah-rumah para ulama ahli ilmu pengetahuan


Diantara rumah para ulama
terkenal yang menjadi tempat
memberikan pelajaran adalah
rumah Ibnu Sinah, Al-Ghazali, Ali
Ibnu Muhammad Al-Fasihi, Yakub
Ibnu Kilis, wazir Khalifah Al-Aziz
Billah Al-Fatimy dan lainnya.
Ahmad Syalab mengemukakan
bahwa, dipergunakannya rumahrumah tersebut adalah karena
terpaksa dalam keadaan darurat
Majelis

Dalam majelis adalah suatu
majelis khusus yang
diadakan oleh khalifahkhalifah untuk membahas
dalam bebagai macam ilmu
pengetahuan. Majelis ini
dimulai pada masa khalifah
Al-Rasyidin yang biasa
memberi ketua-ketua dan
diskusi dengan para
sahabat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi
pada masa itu.
Pada masa Harun Al-Rasyid (170-193H)
majelis sastra ini mengalami kemajuan yang
luar biasa karena khalifah sendiri adalah ahli
ilmu pengatahuan dan juga cerdas sehingga
khalifah aktif didalamnya. Disamping itu
dunia
islam
juga
diwarnai
dengan
perkembangan dan negara aman tenang
dalam masa pembaharuan.
Badi’ah (padang pasir desa tempat tinggal Padwi)


Disamping itu di badi’ah
berdiri ribat-ribat atau
zawiyah yang merupakan
pusat kegiatan dari ahli
sufi
Disanalah para sufi
mengembangkan metode
khusus dalam mencapi
ma’rifat, suatu tingkat ilmu
pengetahuan yang paling
tinggi tingkatannya.
Rumah sakit


zaman jayanya kemajuan dan
kebudayaan islam dalam rangka
menyebarkan ajaran islam banyak
didirikannya rumah sakit oleh
khalifah dan para pembesarpembesar negara.
Rumah sakit bukan hanya
berfungsi sebagai tempat
merawat, tetapi juga menjadi
tempat mendidik. Tenaga-tenaga
yang berhubungan dengan
perawat dan pengobat mereka
menjadikan penelitian, percobaan
dalam bidang kedokteran dan
obat-obatan.
Perpustakaan
Pada zaman perkembangan ilmu pengatahuan dan kebudayaan
islam, buku mempunyai nilai yang sangat tinggi. Buku digunakan
sebagi sumber informasi, berbagi macam ilmu pengetahuan yang
ada dan telah dikembangkan oleh para ahlinya. Disamping itu
perkembangan perpustakaan yang bersifat umum yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau wakaf dari ulama sarjana
di baitul Baghdad yang didirikan oleh khalifah harun Al-Arasyid
adalah merupakan suatu contoh dari perpustakaan islam yang
lengkap yang berisi ilmu-ilmu agama islam dan berbagai macam
ilmu pengetahuan
Perpustakaan Alexandria-Mesir
Masjid
Masjid
dalam
dunia
islam
sepanjang
sejarahnya tetap memegang peranan yang
pokok, disamping fungsinya sebagai tempat
berkomunikasi dengan tuhan juga sebagai
tempat lembaga pendidikan dan juga tempat
berkumpulnya umat muslim.
Al-Azhar (Cairo-Mesir)
Dayah Cot Kala (Aceh-Indonesia)
Sistem Pendidikan Di Sekolah-Sekolah
Timbulnya lembaga pendidikan formal dalam bentuk
sekolah adalah merupakan pengembangan sematamata dari system pengajaran dan pendidikan yang
telah berlangsung di masjid-masjid yang sejak awal
telah berkembang dan telah dilengkapi dengan
sarana-sarana untuk mempelancar pendidikan dan
pengajaran didalamnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan berdirinya sekolah-sekolah
diluar masjid adalah
Khalakah-khalakah (lingkaran) untuk mengajarkan berbagai
macam ilmu pengetahuan yang didalamnya juga terjadi
diskusi dan perdebatan yang ramai, sering satu sama lain
saling mengganggu disamping mengganggu orang yang
beribadah ke masjid.
Dengan berkembang luasnya ilmu & pengetahuan baik
mengenai agama maupun umum maka semakin banyak
diperlukannya khalakah (lingkaran-lingkaran pengajaran)
yang tidak mungkin keseluruhan tertompang dalam ruang
masjid.
Sejarah Perkembangan Pendidikan Formal & Nonformal
di Indonesia:
 Zaman Kolonial
 Pada tahun 1882 pemerintah Belanda mendirikan Priesterreden (Pengadilan
Agama) yang bertugas mengawasi kehidupan beragama dan pendidikan
pesantren.
 Dikeluarkan Ordonansi tahun 1905 yang berisi peraturan bahwa guru-guru
agama yang akan mengajar harus mendapatkan izin dari pemerintah setempat.
 Peraturan yang lebih ketat lagi dibuat pada tahun 1925 yang membatasi siapa
yang boleh memberikan pelajaran mengaji.
 Pada tahun 1932 peraturan dikeluarkan yang dapat memberantas dan menutup
madrasah dan sekolah yang tidak ada izinnya atau yang memberikan pelajaran
yang tak disukai oleh pemerintah. (Dhofier 1985:41, Zuhairini 1997:149)
Sejarah Perkembangan Pendidikan Formal & Nonformal
di Indonesia:

Zaman Orde Lama & Orde Baru
Adanya pengawasan yang sangat ketat
terhadap pesantren-pesantren terutama
yang sistem pendidikannya tradisional
Jumlah pesantren, madrasah dan santri di Jawa dan Madura
pada tahun 1942
Propinsi Daerah
Jumlah Pesantren dan
Madrasah
Jumlah Santri
Jakarta
167
14 513
Jawa Barat
1 046
69 954
Jawa Tengah
351
21 957
Tawa Timur
307
32 931
Jumlah:
1 871
139 415
(Dhofier, 1985:40)
Tugas


Carilah data mengenai jumlah lembaga Pendidikan
dibawah ini:
 Pesantren (Tradisional & Modern)
 Madrasah (Swasta & Negeri)
 Sekolah Islam atau Perguruan (Swasta & Negeri)
Carilah bentuk sekolah2 nonformal yg ada di Indonesia
beserta:
 sistem pendidikannya, Kurikulumnya, pendidik,
siswa, metode belajar, dll
Ketentuan Tugas:




Seamkin lengkap data yg diberikan nilai semakin
baik
Harus ada sumber yg disebutkan, bila dari
internet ex: ditulis oleh Andi Thahir dalam
www.sainspsychology.wordpress.com
Dikumpul melalui email: [email protected]
atau [email protected]
Batas akhir pengiriman 29-06-2011
Sejarah Perkembangan Pendidikan Formal & Nonformal
di Indonesia:

Zaman Reformasi
• Saat ini telah berkembang Pesantren dan
Madrasah baik Formal maupun nonformal
• Baik yg sistem pendidikannya Tradisional
maupun Modern
Sejarah Perkembangan Pendidikan Formal & Nonformal
di Indonesia:
Saat ini telah banyak muncul Sekolah-sekolah
Islam Terpadu yang menggabungkan antara
Pendidikan Formal dg Pendidikan Nonformal:
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)
Sekolah Menengah Islam Terpadu (SMPIT/SMUIT)
Perguruan Tinggi Islam
‫السالم عليكم‬
“Ilmu tanpa Iman adalah Buta
Iman tanpa Ilmu adalah Lumpuh”
“Science without Faith is Blind
Fait without Science is Lime”
(Einstein)