Masalah Penelitian - George The Educator

Download Report

Transcript Masalah Penelitian - George The Educator

Mengidentifikasi Masalah Penelitian
(Research Problem)
 Salah satu aspek yang paling menantang dalam melakukan
penelitian adalah mengidentifikasi “masalah” yang
mengarah kepada kebutuhan untuk diteliti.
 Masalah Penelitian = Isu-isu pendidikan, kontroversi-
kontroversi, atau perhatian-perhatian yang memandu
kebutuhan untuk diteliti.
 Masalah-masalah penelitian yang baik untuk diteliti dapat
ditemukan dalam lingkungan pendidikan seperti:
1.
2.
3.
Gangguan-gangguan di kelas yang disebabkan oleh siswa
bermasalah
Peningkatan kekerasan di kampus
Kurangnya keterlibatan orang tua di sekolah bagi siswasiswa berperilaku buruk.
 Untuk menemukan masalah penelitian, tanyakan pada diri
anda sendiri:
 Apa sajakah isu, masalah, atau kontroversi yang peneliti
inginkan untuk dibahas?
 Kontroversi apa yang menyebabkan adanya suatu kebutuhan
untuk diteliti?
 Perhatian apa yang sebenarnya sedang dibahas dalam
penelitian ini?
 Adakah kalimat seperti berikut: “Masalah yang dibahas dalam
penelitian ini adalah …. ?
 Anda dapat menemukan masalah penelitian pada bagian
pendahuluan penelitian. Ditulis dalam bagian yang disebut
Rumusan Masalah (statement of the problem).
 Kita meneliti masalah penelitian sehingga dapat
membantu pembuat kebijakan ketika mereka
memutuskan; menolong para guru dan petugas di
lingkungan sekolah untuk memecahkan masalah
praktis; dan memberikan pemahaman yang mendalam
kepada peneliti lain terhadap isu-isu pendidikan.
 Masalah penelitian berbeda dari topik penelitian, tujuan penelitian, dan
pertanyaan penelitian. Secara ringkas berikut definisi-definisi yang
membedakan satu dengan yang lain:
1.
Topik Penelitian = Pembahasan dalam suatu penelitian yang cakupannya
luas. Contohnya: Peneliti meneliti kepemilikan senjata oleh siswa di sekolah.
2.
Masalah Penelitian = Isu, perhatian, dan kontroversi yang umum dalam
pendidikan. Masalah penelitian ini ditujukan untuk mempersempit topik.
Contoh: Peneliti menyatakan eskalasi kekerasan di sekolah karena (sebagian)
adanya kepemilikan senjata oleh siswa.
3.
Tujuan Penelitian = Tujuan utama penelitian yang digunakan untuk
menyatakan masalah.
Contoh: Peneliti dapat menyampaikan tujuan penelitiannya sbb: “Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi sejauh mana siswa membawa senjata ke dalam lingkungan
sekolah.”
4.
Pertanyaan Penelitian = Mempersempit tujuan penelitian menjadi
pertanyaan-pertanyaan spesifik yang akan dijawab peneliti dalam
penelitiannya. Contoh: Peneliti mungkin akan bertanya “Apakah teman siswa
mempengaruhi siswa itu sendiri untuk membawa senjata?
Kesalahan umum dalam menyatakan masalah
penelitian sebagai tujuan penelitian atau
sebagai pertanyaan penelitian
 Model yang keliru:
Peneliti bermaksud mengidentifikasi masalah penelitian
tetapi malah menyajikannya sebagai tujuan penelitian.
“Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti pendidikan
para wanita di negara-negara dunia ketiga.”
 Model yang direvisi:
Masalah penelitian  “Wanita di negara-negara dunia
ketiga tidak diperbolehkan untuk belajar di perguruan
tinggi karena masih dipengaruhi oleh masyarakat yang
sangat memegang adat istiadat dan norma-norma
patriarkal.”
 Model yang keliru:
Peneliti bermaksud menulis masalah penelitian tetapi
malah mengidentifikasi pertanyaan penelitian. Pertanyaan
dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi perasaan rindu akan rumah oleh para
mahasiswa?”
 Model yang direvisi:
Masalah penelitian  Perasaan rindu akan rumah
merupakan suatu isu utama dalam kehidupan mahaiswa
pada saat ini. Ketika mahasiswa merasa rindu dengan
rumah/tempat asal, mereka mulai tidak menghadiri
perkuliahan sehingga menyebabkan penurunan prestasi
belajar selama semester pertama.
Dapatkah masalah diteliti?
 Anda dapat meneliti suatu masalah jika anda memiliki
akses kepada partisipan dan lokasi penelitian maupun
waktu, sumber daya, dan skill yang dibutuhkan
mengkaji isu yang terkait.
Haruskah masalah diteliti?

Anda harus meneliti suatu masalah jika penelitian
seputar masalah tsb secara potensial berkontribusi
kepada pengetahuan pendidikan atau menambah
efektifitas dalam praktek pengajaran di lapangan.
5 cara untuk menilai apakah anda harus meneliti suatu
masalah:
1.
Teliti suatu masalah jika penelitian anda akan mengisi
kekosongan (gap) dalam literatur pada saat ini.
2.
Teliti suatu masalah jika penelitian anda mereplikasi penelitian
terdahulu namun meneliti partisipan dan lokasi yang berbeda
dari yang pernah dilakukan.
3.
Teliti suatu masalah jika penelitian anda mengembangkan
penelitian terdahulu atau meneliti topik secara lebih cermat.
4.
Teliti suatu masalah jika penelitian anda menyuarakan
orang/pihak yang dibungkam, diasingkan, dan ditolak oleh
masyarakat.
5.
Teliti suatu masalah jika penelitian anda menginformasikan
suatu praktek yang potensial di lapangan.
 Setelah identifikasi masalah penelitian, harus
dipertimbangkan apakah cocok dilakukan pendekatan
kuantitatif atau pendekatan kualitatif.
 Karena 2 pendekatan ini berbeda dari segi
karakteristik, maka harus ada kecocokan antara
masalah penelitian dan pendekatannya. Faktor apa
yang dianggap penting untuk menentukan kecocokan
tersebut? Tipe masalah penelitian apa yang paling
cocok untuk penelitian kualitatif maupun penelitian
kuantitatif?
 Contoh 1:
Dalam penelitian keterlibatan orang tua dlm
pendidikan anak (Kuantitatif), peneliti
mengasumsikan bahwa kita mengetahui sangat sedikit
tentang faktor-faktor yang menyebabkan orang tua
memutuskan untuk (atau menjelaskan mengapa orang
tua) terlibat dalam pendidikan sekolah anak-anaknya.
Mengapa kurangnya keterlibatan ortu dianggap
penting diperhatikan? Menjelaskan atau
memprediksikan hubungan-hubungan antar variabel
merupakan karakteristik penting dari penelitian
kuantitatif.
 Contoh 2:
Dalam penelitian kepercayaan ibu terhadap kepala
sekolah, peneliti mendeskripsikan suatu untuk
mendapatkan suatu pandangan dari isu kepercayaan
ibu terhadap ketidakmampuan kepala sekolah. Hal ini
membutuhkan eksplorasi dan pemahaman sifat
(nature) dari kepercayaan. Eksplorasi masalah adalah
karakteristik penelitian kualitatif.
 2 faktor—penjelasan dan eksplorasi—menyajikan
suatu standar yang dapat digunakan dalam
menentukan apakah masalah penelitian anda cocok
untuk untuk kuantitatif atau kualitatif.
Gunakan penelitian KUANTITATIF
jika masalah penelitian anda
butuh:
Gunakan penelitian KUALITATIF
jika masalah penelitian anda
butuh:
 Mengukur variabel
 Mengetahui pandangan-pandangan
individu
 Menilai dampak variabel-variabel
pada suatu hasil
 Menilai suatu proses dalam kurun
waktu tertentu
 Menguji (test) teori-teori atau
penjelasan-penjelasan umum
 Membangkitkan teori-teori
berdasarkan perspektif partisipan
 Menerapkan hasil penelitian pada
sejumlah besar orang.
 Memperoleh informasi yang rinci
tentang beberapa individu dan lokasi
penelitian
 Rumusan Masalah terdiri dari masalah penelitian aktual
dan 4 aspek lain berikut ini:
1.
Topik
2.
Masalah Penelitian
3.
Pembenaran (justification) pentingnya masalah seperti
pada penelitian terdahulu dan dalam prakteknya di
lapangan.
4.
Kurangnya pengetahuan yg ada saat ini seputar masalah
penelitian tsb.
5.
Pembaca yang nantinya akan mendapatkan manfaat dari
hasil penelitian tsb.
Topik
 Kalimat pembuka dari Rumusan Masalah ditulis untuk
membangkitkan ketertarikan pembaca untuk
membaca kalimat-kalimat berikutnya sekaligus
memberikan gambaran besar untuk memahami
keseluruhan topik penelitian.
 Peneliti menulis rumusan masalah dimulai dengan
topik besar yang mudah dipahami pembaca.
Selanjutnya pembaca diajak untuk memahami kajian
secara bertahap dan menarik perhatian mereka untuk
membaca halaman-halaman berikutnya.
 Suatu topik pendidikan dianggap suatu pokok pembahasan yang
diangkat oleh peneliti.
 Seperti ditujukkan pada gambar pada slide selanjutnya, peneliti
menyatakan topik dalam judul dan ditempatkan pada kalimat
pertama.
 Perhatikan bahwa pembahasan penulis bergerak dari gagasan
umum yang dipahami oleh pembaca.
Contoh:
Penulis memulai topik dengan dengan pembahasan tentang
plagiarisme di kampus. Pendekatan ini mempersempit topik
terlalu dini dan kurang tepat bagi pembaca yang belum pernah
mempelajari plagiarisme. Sebaliknya, penulis dapat mengawali
pembahasan dengan topik yg lebih luas tentang ketidakjujuran di
kampus dan butuh eksplorasi nilai-nilai (values) apa saja yang
mahasiswa pelajari selama masa kuliahnya.
 Pada kalimat pertama haruslah meyakinkankan bagi pembaca
sehingga ia tertarik untuk membaca kalimat-kalimat
selanjutnya. Kalimat pertama tersebut memiliki beberapa tipe
sbb:
1.
Data statistik (contoh: “Lebih dari 50% populasi penduduk usia
dewasa mengalami depresi pada saat ini.”)
2.
Pertanyaan provokatif (contoh: “Mengapa peraturan sekolah
yang melarang merokok di lingkungan SMA tidak ditegakkan?”)
3.
Kebutuhan yang jelas untuk diteliti (contoh: “Penskorsan di
sekolah menarik perhatian kalangan mahasiswa pendidikan
keguruan.”)
4.
Maksud atau tujuan pengkajian/penelitian (contoh: “Tujuan
kajian ini adalah untuk meneliti bagaimana para klien
memahami arti hubungan terapis dan kliennnya.”)
Masalah Penelitian
 Penulis/peneliti dapat menyatakan masalah penelitian
dalam satu kalimat atau beberapa kalimat pendek.
 Penulis/peneliti dapat menyatakan masalah sebagai
bukti kurangnya literatur. Contohnya: kita sebagai
pembaca mengetahui sangat sedikit faktor-faktor yang
menyebabkan kurangnya orang tua terlibat dalam
pendidikan anak di sekolah.
 Tipe Masalah Penelitian: Masalah Penelitian Praktis &
Masalah Penelitian Berbasis Penelitian.
 Masalah Penelitian Praktis:
Masalah penelitian muncul dari isu dan keprihatinan
yang ditemukan dalam lingkungan sekolah atau
lingkungan pendidikan lainnya.
 Masalah Penelitian Berbasis Penelitian:
Masalah berdasarkan kebutuhan akan penelitian lebih
lanjut karena ada kekosongan (gap) atau memperluas
atau mengembangkan penelitian ke bidang penelitian
lain. Juga dapat berdasarkan literatur yang
bertentangan.
 Dalam beberapa penelitian, pendekatan masalah
berbasis penelitian maupun praktis dapat
disampaikan.
Contoh: “Ada kebutuhan menjelaskan kemajuan
dalam ketrampilan membaca (pendekatan praktis)
sama halnya dengan kebutuhan penelitian tentang
pengembangan praktek dan orientasi guru yang tepat
(pendekatan berbasis penelitian).”
Pembenaran Masalah Penelitian
Kurangnya pengetahuan yg ada
saat ini
 Kurangnya bukti (evidence) berarti literatur terdahulu atau
pengalaman praktis dari peneliti tidak cukup untuk menyampaikan
masalah penelitian. Contoh: Kekurangan dalam penelitian mungkin
membutuhkan pengembangan suatu penelitian, mereplikasi suatu
kajian, mengeksplor suatu topik, mengangkat suara dari kaum yang
termarjinalkan, atau memperkaya praktek lapangan.
 Kurangnya kepraktisan berarti pendidik belum mengidentifikasi solusi
yang baik dan praktis bagi sekolah maupun bagi lingkungan
pendidikan lainnya.
 Ketika anda meringkas kekurangan-kekurangan yang ada, identifikasi
2 atau 3 alasan mengapa penelitian dan praktek yang ada dipandang
masih kurang untuk memaparkan masalah penelitian.
Template
 Suatu strategi yg dapat digunakan untuk menulis
bagian Rumusan Masalah adalah membayangkan
bagian ini dalam 5 paragraf dengan masing-masing
paragraf mewakili salah satu dari 5 aspek bagian RM.
Strategi Lainnya
 Menggunakan banyak referensi di sepanjang bagian
pendahuluan.
 Referensi yang banyak dapat memperkuat ciri tulisan akademis
dan ilmiah sekaligus menyajikan banyak bukti (evidence)
daripada mengandalkan opini pribadi. Penggunaan referensi yg
banyak dalam penelitian akan meningkatkan kredibilitas karya
penelitian anda.
 Menyediakan referensi dari trend statistik untuk mendukung
pentingnya meneliti suatu masalah. Berapa banyak remaja
merokok? Berapa banyak pengidap HIV? Bukti-bukti ini populer
digunakan dalam penelitian kuantitatif.
 Strategi lain adalah menggunakan kutipan partisipan-
partisipan penelitian atu dari catatan observasi untuk
mengawali “Rumusan Masalah”.
 Pendekatan ini populer dan sering digunakan dalam
penelitian kualitatif.
 Hati-hatilah dalam menggunakan kutipan dari literatur
untuk memulai suatu kajian, khususnya pada kalimat
pertama. Karena mungkin saja pemahaman pembaca atas
kutipan yang ditulis berbeda dengan pemahaman peneliti
yang mengutip sumber yg ada. Khususnya pada kalimat
pertama. Kutipan seringkali terlalu sempit untuk dijadikan
bagian dari pendahuluannya.