14_Jasmine F.R_X TP4-A kasus pelanggaran dan

Download Report

Transcript 14_Jasmine F.R_X TP4-A kasus pelanggaran dan

Contoh
Kasus-kasus
Pelanggaran/penyalahgunaan teknologi
informasi
Presentasi
“Pelanggaran/penyalahgunaan
teknologi informasi dan pelanggaran
ITE”
By:Jasmine F.R
X.TP4-A
PENIPUAN
Penipuan secara online melalui
internet dengan menggunakan
beberapa metode seperti
phishing,spoofing,spimming,atau
bentuk penipuan lainnya untuk
mendapatkan uang.
-> contoh:kasus penipuan kartu
kredit dan pencurian identitas dan
berpura sebagai teman untuk
mendapatkan uang.
PEMBAJAKAN
menguntip atau menduplikasi suatu
produk,misalkan program komputer,kemudian
menggunakan dan menyebarakan tanpa izin atau
lisensi dari pemegang hak cipta merupakan
pembajakan,dan masuk kategori kriminal.
-contoh:ketika seseorang menduplikasikan
microsoft office,kemudian diinstalasi tanpa
memberi lisensi yang sah,jika pelaku pembajakan
ini di tuntut oleh pemegang hak cipta maka
pembajak akan ada dalam posisi lemah akan
dikenai sanksi dan konsekuensi sesuai hukum
yang berlaku.
Carding
Carding merupakan kejahatan yang dilakukan untuk
mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan digunakan
dalam transaksi perdagangan di internet.
kasus:Salah satu jenis cyber crime yang
terjadi di Bandung sekitar Tahun 2003 pelaku yang
kebanyakan remaja tanggung dan mahasiswa digerebek
aparat kepolisian setelah beberapa kali berhasil melakukan
transaksi di internet menggunakan kartu kredit orang lain.
Para pelaku, rata-rata beroperasi dari warnet-warnet.
Mereka biasa bertransaksi dengan menggunakan nomor
kartu kredit yang mereka peroleh dari beberapa situs.
Namun lagi-lagi, para petugas kepolisian ini menolak
menyebutkan situs yang dipergunakan dengan alasan
masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
sumber:http://nu2ges.blogspot.com/p/blog-page_9245.html
Cybersquatting
Cybersquatting adalah mendaftar, menjual
atau menggunakan nama domain dengan
maksud mengambil keuntungan dari merek
dagang atau nama orang lain. Umumnya
mengacu pada praktek membeli nama
domain yang menggunakan nama-nama bisnis
yang sudah ada atau nama orang orang
terkenal dengan maksud untuk menjual nama
untuk keuntungan bagi bisnis mereka.
Contoh kasus cybersquatting, Carlos Slim, orang terkaya di dunia itu pun
kurang sigap dalam mengelola brandingnya di internet, sampai domainnya diserobot orang lain.
Beruntung kasusnya bisa digolongkan cybersquat sehingga domain carlosslim.com bisa diambil alih.
Modusnya memperdagangkan popularitas perusahaan dan keyword Carlos Slim dengan cara
menjual iklan Google kepada para pesaingnya. Penyelesaian kasus ini adalah dengan menggunakan
prosedur Anticybersquatting Consumer Protection Act (ACPA), memberi hak untuk pemilik merek
dagang untuk menuntut sebuah cybersquatter di pengadilan federal dan mentransfer nama domain
kembali ke pemilik merek dagang. Dalam beberapa kasus, cybersquatter harus membayar ganti rugi
uang.
sumber:http://nu2ges.blogspot.com/p/blog-page_9245.html
Pelanggaran
UU ITE
Secara garis besar UU ITE mengatur hal-hal sebagai
berikut :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
* Tanda tangan elektronik memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tanda tangan konvensional
(tinta basah dan bermaterai). Sesuai dengan e-ASEAN Framework Guidelines (pengakuan tanda
tangan digital lintas batas).
* Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHP.
* UU ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum, baik yang berada di
wilayah Indonesia maupun di luar Indonesia yang memiliki akibat hukum di Indonesia.
* Pengaturan Nama domain dan Hak Kekayaan Intelektual.
* Perbuatan yang dilarang (cybercrime) dijelaskan pada Bab VII (pasal 27-37):
o Pasal 27 (Asusila, Perjudian, Penghinaan, Pemerasan)
o Pasal 28 (Berita Bohong dan Menyesatkan, Berita Kebencian dan Permusuhan)
o Pasal 29 (Ancaman Kekerasan dan Menakut-nakuti)
o Pasal 30 (Akses Komputer Pihak Lain Tanpa Izin, Cracking)
o Pasal 31 (Penyadapan, Perubahan, Penghilangan Informasi)
o Pasal 32 (Pemindahan, Perusakan dan Membuka Informasi Rahasia)
o Pasal 33 (Virus?, Membuat Sistem Tidak Bekerja (DOS?))
o Pasal 35 (Menjadikan Seolah Dokumen Otentik (phising?))
•
Sumber:http://aguuuuung.blogspot.com/2013/06/undang-undang-ite-dan-contoh-kasusnya.html
•
•
Dunia maya vs UU ITE
•
•
Dunia Maya memang tempat yg paling tepat untuk menyampaikan segala macam gagasan maupun
Expresi kita,namun ingatlah kita tidak bisa seenaknya melakukan hal-hal yg di luar norma dan aturan yg
berlaku,
apalagi dengan adanya UU ITE yg telah secara sah di Berlakukan sejak 25 maret 2008, para penghuni
dunia maya seperti kita ini harus lebih mawas diri dan berlaku sewajarnya saja...
Masalah-masalah yg muncul akibat dunia maya tidaklah sedikit,bahkan sebelum di sahkan nya UU ITE
sudah bermunculan hal-hal tersebut,
contoh kasus yang semula dianggap iseng bisa menjadi masalah UU ITE
Contoh:
Tidak lama ini ada teman saya sebut saja( X) tidak puas akan fasilitas dan pelayanan di salah satu cafe
yang ada di Surabaya. kemudian X menulis atau membuat status disalah satu jejaring sossial. akibat
tulisannya yang menjelekan cafe dan pemilik cafe merasa keberatan maka pemilik cafe melaporkannya
pada pihak berwajib.
Akibat tulisannya itu X dikenakan UU ITE yaitu pencemaran nama baik. untungnya pemilik cafe mau
diajak berdamai dengan syarat X terkena denda dan X harus menulis pernyataan di jejaring sosial yang
isinya meminta maaf dan harus memulihkan nama baik cafe selama 10 hari.
nah itu adalah contoh pelanggaaran UU ITE yang sudah terjadi baru baru ini.
•
Sumber:http://aguuuuung.blogspot.com/2013/06/undang-undang-ite-dan-contoh-kasusnya.html
Pasal-pasal yang dinilai mengandung pasal karet oleh pemohon uji materiil, Iwan Piliang, adalah Pasal 27 ayat
(3) dan Pasal 45 ayat (1) UU Informasi dan Transaksi Elektronik. "Pasal-pasal itu malah menciptakan
ketidakpastian hukum," kata Wasis Susetio selaku kuasa hukum Iwan, dalam sidang panel pengujian undangundang itu di gedung Mahkamah Konstitusi, Selasa 6 Januari 2009.
Pasal tersebut mengatur sanksi hingga enam tahun penjara dan denda Rp 1 miliar untuk dugaan penghinaan
dan pencemaran nama baik. Hukuman itu jauh lebih berat dibandingkan dengan tindak pidana yang sama
namun diatur dalam Pasal 30 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.
•
•
Kasus 3 : Nur Arafah / Farah
Waktu: Juli 2009 – Sekarang
Pekerjaan: Pelajar SMA (saat kasus terjadi)
Media: Facebook
Substansi: Cacimaki
Motivasi: Marah lantaran cemburu
Konten: “Hai anjing lu nggak usah ikut campur gendut. Kayak tante-tante enggak bisa gaya, emang
lu siapa. Urus saja diri lu yang jelek kayak babi. Sok cantik enggak bisa gaya belagu. Nyokap lu nggak
sanggup beliin baju buat gaya. Makanya lu punya gaya gendut. Pantat besar lu kayak bagus aja.
Emang lu siapanya UJ. Hai gendut bangsat ya lu anjing”. Keterangan: Isi postingan Farah.
Pelapor: Felly Fandini Julistin
Hasil: Saat artikel ini diposting, Farah masih menjalani proses pemeriksaan oleh Mapolresta Bogor.
Dia dianggap melanggar Pasal 310 dan 311 KUHP, serta kemungkinan akan dikenakan pula UU ITE,
Pasal 27 ayat 3.
•
•
Sumber: http://aguuuuung.blogspot.com/2013/06/undang-undang-ite-dan-contoh-kasusnya.html
Kasus Prita Mulyasari
• Pada tahun yang sama seorrang ibu yang bernama
Prita Mulyasari terjerat pasal UU ITE karena Prita
Mulyasari mengeluhkan atau mengkritik
pelayanan RS.OMNI INTERNATIONAL melalui surat
elektronik (e-mail) dan sebuah group diinternet,
setelah itu pihak rumah sakit tidak terima atas kritikan
tersebut dan melanjutkan ke jenjang hukum atas dasar
melanggar undang-undang ITE No.11 Tahun 2008.
Kasus Prita melanggar pasal 29 UU ITE No.11Tahun
2008 yang berbunyi “setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan
atau menakut-nakuti yang ditujukan secara pribadi”
Kasus Agus Hamonangan
• Agus Hamonagan seorang moderator
forum pembaca kompas diperiksa polisi
karena mencemarkan nama baik dan
penistaan yang dilaporkan oleh seorang
politikus Partai Amanat Nasioanal yang
bernama Alvin Lie .Hinaan Agus
Hamonagan kepada Alvin Lie diduga
mengandung SARA yang melanggar pasal
27 ayat (3) “Setiap Orang dengan sengaja
dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat
dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik”.
•
Pasal 31ayat 2
Setiaporang tanpa sengaja tidak ada hak
atau melanggar hukum dilakukan intersepsi
atau penyadapan atas informasi
elektronika/dokumen elektronika atas
informasi elektronika dalam suatu komputer
tertentu milik orang lain
PELANGGARAN
WhatsApp salah satu aplikasi instalan messeging
Yang sedang di gandrungi tersandung kasus
Lembaga perlindingan di kanada dan belanda
Menganggap WhatsApp telah melanggar privasi penggunanya
“pengguna tidak diberikan pilihan untuk memakai aplikasi tersebut tanpa harus
memiliki akses ke seluruh kontak”tulis ernyataan jacob johnstamm,Chairman Of
The Ducth Data Protection Authority.
menurut investigasi yang dilakukan lembaga tersebut,WhatsApp
dituding mengirimsemua daftar kontak pengguna ke sistem merek guna
mensinkronisasikan data antara pemakai aplikasi tersebut.Namun yang
dipermasalahkan adalah,nomr telepon pengguna WhatsApp juga tetap disimpan
tanpa alasan yang jelas