ketrampilan dasar wawancara (2)

Download Report

Transcript ketrampilan dasar wawancara (2)

KETRAMPILAN DASAR
WAWANCARA
Rini Nurahaju
2014
Ketrampilan Dasar Wawancara
• Ada bbrp hal yang harus dikuasai oleh pewawancara
•
•
•
•
•
•
yang baik yang mrpk kerampilan dasar dlm melakukan
wawancara yaitu :
1. Kemampuan membina rapport
2. Dapat berempati dgn interviewee
3. Attending behavior
4. Questioning technique
5. Kemampuan observasi
6. Active listening skill
1. Bina Rapport
• Adalah suatu kondisi dimana klien/interviewee merasa
nyaman dan dapat berbicara scr jujur dan bebas namun
tetap berkaitan dgn topik yang dibicarakan
• Rapport dapat dibangun dgn senyum hangat, sambutan
yg bersahabat, berjabat tangan dan mempersilahkan
duduk klien, memulai pembicaraan mengenai hal umum
spt cuaca hari itu, kesulitan menemukan lokasi
wawancara dll
• Sangat disarankan pewawancara menghindari raut wajah
datar atau bersikap judgemental. Raut wajah datar
berkesan pewawancara tdk tertarik dgn topik; sikap
judgemental dpt membuat klien tdk nyaman
lanjutan
• Karakteristik ruangan bisa mempengaruhi rapport misal
ukuran ruangan dan meja terlalu kecil / besar / tinggi /
rendah, asesoris/hiasan di meja
• Jangan gunakan HP agar dapat memusatkan perhatian
terhadap perkataan klien
• Penting utk pewawancara utk tdk bersikap sok tahu
namun lebih bersikap bahwa pewawancara mengerti
2. Empati
• Adalah suatu perilaku yang mengerti, menerima dan
merasakan semua perasaan klIen tanpa melakukan
judgement terhadapnya
• Bagaimana pewawancara dapat merefleksi, berkaca pada
perilaku, pengalaman dan perasaan klien
• Seberapa akurat pewawancara dpt mempersepsi afek
(perasaan) klien, mencoba memahami posisi klien (bgmn
klien bisa berperilaku spt itu dll)
lanjutan
• Respon empati membiarkan klien utk tahu bahwa
pewawancara memerima, mengerti dan mengkonform
dunia klien tanpa melakukan judgement
• Empati sendiri merupakan kunci keefektifan dalam
membangun rappor ataupun dlm proses wawancara
terhadap klien
3. Attending behavior
• Maksudnya bahwa hadir secara badan dan pikiran utk
memberikan atensi dan fokus penuh thd klien
• Kunci dari attending behavior adalah dengan mengurangi
kuantitas bicara pewawancara/intervewer dan
memberikan klien waktu untuk menceritakan ttg diri
mereka.
• Attending dpt dilakukan dgn mudah jika interviewer
memfokuskan perhatiannya pada klien utk mencatat
pembicaraan, bertanya, dan memberikan komentar ttg
topik tsb
lanjutan
• Ada 4 critical dimension pada attending behavior yaitu :
• 1. visual (eye contact) : tdk mengalihkan pandangan dari klien
• 2. vocal qualities (tone and speech rate) : nada dan kecepatan bicara
mengindikasikan seberapa besar ketertarikan dan rasa empati
• 3. verbal tracking (following the client or changing the topic) : tdk
mengubah tujuan pembicaraan yg ditetapkan sejak awal
• 4. body language (attentive and authentic) : misal tdk melipatkan
kedua tangan atau menaikkan salah satu lutut keatas kursi
4. Question technique /
teknik bertanya
• Yang perlu diperhatikan adalah jangan memaksa klien
untuk bercerita krn ia akan merasa tdk nyaman & tdk
percaya pd pewawancara
• Jangan menggunakan wawancara utk memuaskan rasa
ingin tahu pewawancara atas suatu hal yg tdk ada
kaitannya dgn topik wawancara
lanjutan
• Teknik bertanya dibagi 2 yaitu :
• 1. open question
• Mrpk pertanyaan yg sifatnya tdk terarah dan klien lebih dibebaskan
utk mengekspresikan perasaannya
• Contoh : apa yang bisa sy bantu? ; dapatkah anda menceritakan
lbh lanjut? ; apa yang kamu maksud dgn penyakit jiwa?
• 2. closed question
• Mrpk pertanyaan yang ditujukan thd suatu jawaban tertentu dan
bersifat mengarah
• Closed question memiliki jawaban pendek, hanya sebatas ‘ya’ atau
‘tidak’
• Contoh : apakah anda marah?
5. Observation skills
• Wawancara dan observasi tdk bisa dipisahkan
• Yg perlu diperhatikan adalah prlk verbal dan non verbal
dari klien
• Apakah prlk verbal dan non verbal dari klien kongruen?
Kalau tdk mungkin klien merasa tdk nyaman, atau
berbohong
• Harus diperhatikan juga kata / key word yg sering diulangulang
lanjutan
• Berfokus ada 3 jenis yaitu :
• 1. perilaku non verbal : ekspresi wajah (contoh alis dinaikkan,
bibir dirapatkan, bibir menganga yg merefleksikan emosi klien)
• 2. perilaku verbal : sellective attention (klien berbicara kmdn
interviewer tertarik dan bersedia utk mendengar) dan key words
(memperhatikan thd kata2 yg diberikan penekanan oleh klien
• 3. konflik, diskrepansi (interviewer harus mewaspadai
diskrepansi antara tindakan verbal dan non verbal selama
wawancara berlangsung) dan inkongruensi (dpt mengindikasikan
bhw klien merasa tdk nyaman utk diskusi atau klien bersikap tdk
jujur)
6. Active listening
• Tujuannya adalah mendorong klien agar mau bicara
• Kita dapat menggunakan perilaku verbal dan non verbal
utk membuat klien mau bicara
• Selain itu kita juga harus membedakan perasaan dan
pikiran yg diungkapkan klien
• Selain itu kita juga harus dpt menyimpulkan apa saja
yang diceritakan oleh klien dan mengklarifikasikannya
pada klien dengan menggunakan parafrase
lanjutan
• Terbagi 3 yaitu :
1. encouraging : digunakan utk membuat klien terus bercerita baik verbal
(misal probing) & non verbal (probing : menggali pertanyaan dari klien utk
mengetahui lbh banyak cerita ttg apa yg klien katakan)
• Scr verbal : mengulangi kata terakhir yg baru diucapkan klien dgn nada
berbeda (parroting) dan menguraikan perkataan klien sebelumnya
• Scr non verbal : mengangguk ; jangan bicara tanpa henti tapi beri jarak 1015 detik utk diam ; terlalu lama diam memberikan efek pada klien bhw
interviewer tdk tertarik atau tdk mendengarkan; tdk berlebihan dm
menggunakan body language dan kontak mata
2. paraphrasing : inti dari apa yg baru saja dikatakan klien dan
menglakrifikasi komentar klien
• Reflection of feeling : mengidentifikasi emosi klien, contoh sedih, senang
marah, senang dll
• Reflection of content : memastikan apa yg didengar dari klien adalah benar
3. summarizing : merupakan gabungan dari content dan feeling ; mirip
paraphrasing tapi digunakan utk memperjelas dan menyaring apa yg klien
katakan selama rentang waktu yg lebih lama;