FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Onto,Epistem

Download Report

Transcript FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM (Onto,Epistem

ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Dr. Andi Thahir, S.Pt,S.Psi,M.A
Pendidikan Biologi IAIN Raden Intan Lampung
Kompetensi Pembelajaran
• Mahasiswa mendeskripsikan hakikat ontologi
• Mendeskripsikan bidang kajian Ontologi
• Implikasi Ontologi dalam dunia pendidikan
• Mahasiswa mendeskripsikan hakikat pengetahuan
• Mendeskripsikan teori-teori ilmu pengetahuan
• Mengidentifikasi pendekatan dan metode memperoleh ilmu
pengetahuan
• Mahasiswa mendeskripsikan hakikat makna nilai
• Mengidentifikasi macam-macam nilai dalam kehidupan manusia
Sistematika Filsafat

Adapun Bidang-bidang kajian/sistimatika filsafat antara
lain adalah :
Al-Jarnuzi



Bidang filsafat yang meneliti hakikat wujud/ada (on =
being/ada; logos = pemikiran/ ilmu/teori).
Filsafat yang menyelidiki tentang sumber, syarat serta
proses terjadinya pengetahuan (episteme =
pengetahuan/knowledge; logos = ilmu/teori/pemikiran)
Bidang filsafat yang menelaah tentang hakikat nilainilai (axios = value; logos = teori/ilmu/pemikiran)
Epistemologi
Aksiologi
Tiga pernyataan yang dikemukakan oleh Immanuel Kant:







Apa yang dapat saya ketahui ?
Apa yang dapat saya harapkan ?
Apa yang dapat saya lakukan ?
ketiga pertanyaan tersebut menghasilkan tiga wilayah besar
filsafat yaitu wilayah pengetahuan, wilayah ada, dan wilayah
nilai. Ketiga wilayah besar tersebut kemudian dibagi lagi kedlm
wilayah-wilayah bagian yang lebih spesifik.
Wilayah nilai mencakup nilai etika (kebaikan) dan nilai
estetika (keindahan),
wilayah Ada dikelompokan ke dalam Ontologi dan Metafisika,
dan
wilayah pengetahuan dibagi ke dalam empat wilayah yaitu
filsafat Ilmu, Epistemologi, Metodologi, dan Logika.
ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Bidang filsafat yang
meneliti hakikat
wujud/ada:
on = being/ada;
logos = pemikiran/ ilmu/teori
ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Kalau kita membicarakan ilmu hakikat ini sangat luas,
apakah hakikat dibalik alam nyata ini, menyelidiki
hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang
terbatas oleh panca indera kita. Hakikat ialah realitas,
realitas ialah ke-real-an, real yakni kenyataan yang
sebenarnya, kenyataan yang sesungguhnya, keadaan
sebenarnya sesuatu, bukanlah keadaan yang sementara
atau keadaan yang menipu, bukan pula keadaan yang
berubah dan bukan sesuatu yang fatamorgana. Jadi,
ontologi pendidikan adalah menyelami hakikat dari
pendidikan Islam, kenyataan dalam pendidikan Islam
dengan segala pola organisasi yang melingkupinya:
ONTOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Hakikat Pendidikan Islam dan
Ilmu Pendidikan Islam
 Hakikat Tujuan Pendidikan Islam
 Hakikat Manusia Sebagai Subjek
Pendidikan (Pendidik dan Peserta
Didik)
 Hakikat Kurikulum Pendidikan
Islam

EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian dan Ruang Lingkup Epitemologi
 Apa sebenarnya epistemologi itu? Dari beberapa literatur dapat
disebutkan bahwa Epistemologi adalah teori pengetahuan, yaitu
membahas tentang bagaimana cara mendapatkan pengetahuan
dari obyek yang ingin dipikirkan.
 Epistemologi yang lebih jelas, diungkapkan oleh Azyumardi Azra
bahwa epistemologi sebagai ilmu yang membahas tentang
keaslian, pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

Hal inilah yang kemudian menjadi tekanan dalam
pembahasan filasafat Barat modern dan
berusaha untuk disosialisasikan ke seluruh dunia,
sehingga terjadilah apa yang disebut dengan
“imperialisme epistemologi”. Sementara itu,
epistemologi Barat memiliki ciri-ciri pendekatan
skeptis, rasional-empirik, dikotomik, dan
pendekatan yang menentang dimensi spiritual.
Oleh karena itu, epistemolog Barat setidaknya
masih sulit dipertemukan dengan pesan-pesan
Islam, bahkan dalam banyak hal bertentangan
dengan ajaran Islam. Hal inilah yang dipandang
dapat membahayakan umat Islam
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Melihat kenyataan tersebut, dipelopori oleh Ziauddin Sardar, Ismail Raji al-Faruqi, Syed
Mohammad Naquib al-Attas dan lainnya, epistemologi Islam mulai dibangun.
Epistemologi yang berdasarkan Alquran dan hadis ini dirancang dengan
mempertimbangkan konsep ilmu pengetahuan, islamisasi ilmu pengetahuan dan karakter
ilmu dalam perspektif Islam yang bersandar pada kekuatan spiritual. Dari sinilah
kemudian muncul epistemologi pendidikan Islam.
Perlu disadari bahwa selama ini ilmu pendidikan Islam belumlah didasari dengan
epistemologi pendidikan Islam yang kokoh. Jika pendidikan menjadi penentu kemajuan
dan kejayaan peradaban, maka pendidikan Islam harus diperkokoh dengan pondasi yang
kuat. Dan pondasi yang kuat itu dapat eksis bila didasari oleh epistemologi yang mapan.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Harus ditegaskan terlebih dahulu, sebelum mengulas
epistemologi di perguruan tinggi Islam, bahwa yang
dimasudkan dengan perguruan tinggi Islam tidak hanya sebatas
lembaga pendidikan tinggi yang sudah masyhur dalam sejarah
pendidikan Islam seperti madrasah (misalnya Nizamiyah), dan
al- Jami’ah (seperti al-Azhar).
Dua lembaga terakhir ini merupakan pengembangan
selanjutnya dari pendidikan tinggi Islam. Namun, perguruan
tinggi Islam adalah pelaksanaan proses belajar-mengajar yang
dapat dikategorikan dalam jenjang pendidikan tinggi, yang
dipraktikkan dalam mayarakat Islam, meskipun masih dalam
bentuk yang non-formal atau informal sebelum kehadiran
madrasah.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Hal ini berarti, sebagaimana yang dikatakan Bayard Dodge, proses
belajar-mengajar yang masuk kategori jenjang pendidikan tinggi
dalam lembaga masjid, majlis maupun halaqah ataupun di lembagalembaga lain dapat dikategorikan sebagai perguruan tinggi Islam.
Penegasan ini dirasakan perlu karena memang yang menjadi fokus
telaah bukanlah persoalan manajemen, organisasi dan
profesionalisme kelembagaan, melainkan adalah bagaimana sumber
pengetahuan di perguruan tinggi tersebut & Cara memperoleh
pengetahuan tersebut serta pengembangannya.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Contoh, seorang guru dapat mengajarkan kepada siswanya bahwa empat kali lima
sama dengan dua puluh
 (2 X 5 = 10)
dan siswa mengetahui, bahkan hafal. Namun, bagi siswa yang cerdas tidak pernah
puas dengan pengetahuan da hafalannya itu. Dia akan mengejar bagaimana
prosesnya, empat kali lima sama dengan dua puluh. Maka guru yang profesional
akan menerangkan proses tersebut secara rinci dan mendetail, sehingga siswa benarbenar mampu memahaminya dan mampu mengembangkan perkalian angka2 lain.
 (2 X 5 = 1440)
Pahami Wujudnya
Pahami Prosesnya
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Landasan Epistemologi
Landasan epistemologi memiliki arti yang
sangat penting bagi bangunan
pengetahuan, sebab ia merupakan
tempat berpijak. Bangunan pengetahuan
menjadi mapan, jika memiliki landasan
yang kokoh. Landasan epistemologi ilmu
adalah metode ilmiah, yaitu cara yang
dilakukan ilmu dalam meyusun
pengetahuan yang benar.
EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Metode ilmiah mrpkan prosedur dlm
mendapatkan pengetahuan. Jadi, imu
pengetahuan mrpkan pengetahuan yg
diperoleh lewat metode ilmiah.
Dg demikian, metode ilmiah mrpkan
penentu layak-tidaknya pengetahuan
mjdi lmu, sehingga memiliki fungsi yg
sangat penting dalam bangunan ilmu
pengetahuan.
Dari pengertian, ruang lingkup, objek, &
landasan epistemologi ini, dapat kita
disimpulkan bahwa epistemologi
merupakan salah satu komponen filsafat
yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan, khususnya berkenaan
dengan cara, proses, dan prsedur
bagaimana ilmu itu diperoleh.
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Pengertian Aksiologi
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu;
 axios yang berarti sesuai atau wajar.
 logos yang berarti ilmu.
Aksiologi dipahami sebagai teori nilai.
Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada
pemikiran atau suatu sistem seperti politik, social dan agama. Sistem
mempunyai rancangan bagaimana tatanan, rancangan dan aturan
sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu institusi dapat
terwujud.
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk
perilaku etis. Ia bertanya seperti apa itu baik (what is good?).
Tatkala yang baik teridentifikasi, maka memungkinkan seseorang
untuk berbicara tentang moralitas, yakni memakai kata-kata atau
konsep-konsep semacam “seharusnya” atau “sepatutnya”
(ought/should).
Demikianlah aksiologi terdiri dari analisis tentang kepercayaan,
keputusan, dan konsep-konsep moral dalam rangka menciptakan atau
menemukan suatu teori nilai
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Ada beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teroi nilai, yaitu :
1. Nilai objektif atau subjektif
Nilai itu objektif jika ia tidak bergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai;
sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung
pada reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini
bersifat psikis atau fisik.
2. Nilai absolute atau berubah
Suatu nilai dikatakan absolute atau abadi, apabila nilai yang berlaku sekarang sudah
berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku serta abash sepanjang masa, serta akan
berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun kelas social. Dipihak lain ada
yang beranggapan bahwa semua nilai relative sesuai dengan keinginan atau harapan
manusia.*
AKSIOLOGI PENDIDIKAN ISLAM
Terdapat beberapa pandangan yang berkaitan dengan tingkatan/hierarki nilai :
1. Kaum Idealis
Mereka berpandangan secara pasti terhadap tingkatan nilai, dimana nilai spiritual lebih
tinggi daripada nilai non spiritual (niai material).
2. Kaum Realis
Mereka menempatkan niai rasional dan empiris pada tingkatan atas, sebab membantu
manusia menemukan realitas objektif, hokum-hukum alam dan aturan berfikir logis.
3. Kaum Pragmatis
Menurut mereka, suatu aktifitas dikatakan baik seperti yang lainnya, apabila memuaskan
kebutuhan yang penting, dan memiliki nilai instrumental. Mereka sangat sensitive terhadap
nilai-nilai yang meghargai masyarakat.*
* Drs. Uyoh Sadulloh, M. Pd. Pengantar Filsafat Pendidikan. 2007. Bandung. Penerbit Alfabeta CV
TIADA KEKAYAAN LEBIH
UTAMA DARIPADA AKAL.
TIADA KEPAPAAN LEBIH
MENYEDIHKAN
DARIPADA KEBODOHAN.
TIADA WARISAN LEBIH
BAIK DARIPADA
PENDIDIKAN
(SAYIDINA ALI BIN ABI THALIB)
‫السالم عليكم‬