KONTRAK PERKULIAHAN

Download Report

Transcript KONTRAK PERKULIAHAN

KONTRAK PERKULIAHAN

NAMA MATA KULIAH :
 KODE M. K./BOBOT
:
 PENGAJAR
:
SEMESTER
:
KELAS
:
 HARI PERTEMUAN/JAM:
Analisis PTL
1114-3-15-4 /4 SKS
Drs. Husain Jusuf, MPd
GANJIL / 2008-2009
B2
Rabu, 16.10-17.50
Kamis , 12.30-14.10
TEMPAT PERTEMUAN : R.D2 / RK .A1
TUJUAN/MANFAAT MATA
KULIAH

Salah satu tugas utama pend.di sekolah
adalah membimbing pembentukan peri
laku siswa ke arah yang diinginkan
serta memperbaiki peri laku yang tidak
diinginkan. Tugas ini bukan pekerjaan
mudah sehingga memerlukan penanganan profesional. Mata kuliah ini
dimaksudkan untuk memberikan
kemamp.profesional bagi calon GuruGuru BK untuk menangani pemb.dan
pengubahan t. l. yang dimaksud.
DESKRIPSI PERKULIAHAN

MATA KULIAH INI MEMBAHAS
WAWASAN DAN RUANG LINGKUP
KONSEP DASAR TINGKAH LAKU
SERTA TEKNIK-TEKNIK PENGUBAHAN TINGKAH LAKU INDIVIDU,
DENGAN MEMANFAATKAN
FAKTOR-FAKTOR PROSES BEL.
ATAU CONDITIONING.
STANDAR KOMPETENSI

Secara umum, pada akhir mata
kuliah ini mahasiswa diharapkan
mampu mengidentifikasi siswa
yang bermasalah tingkah laku, dan
mampu mengubah tingkah laku
siswa yang bermasalah ke arah
yang diharapkan dengan
menggunakan berbagai teknik
pengubahan tingkah laku secara
tepat.
KOMPETENSI DASAR
1. MENJELASKAN DGN TEPAT PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS TINGKAH LAKU
2. MENJELASKAN DGN TEPAT MACAMMACAM MASALAH TINGKAH LAKU.
3. MENJELASKAN DENGAN TEPAT
PRINSIP-PRINSIP PENGUBAHAN
TINGKAH LAKU
KOMPETENSI DASAR
4. MENJELASKAN DENGAN TEPAT LANGKAHLANGKAH ANALISIS PENGUBAHAN T. LAKU
5. MENJELASKAN GARIS-GARIS BESAR
TEKNIK PENGUBAHAN TINGKAH LAKU.
6. MENJELASKAN DENGAN TEPAT SIASAT
YANG LEBIH CEPAT DAN LEBIH MUDAH
UNTUK MENGUBAH TINGKAH LAKU.
7. MENGGUNAKAN DENGAN TEPAT STIMULUS
DISCRIMUNATION TRAINING
8. MEMBUAT PROGRAM PENERAPAN TEKNIK
POSITIVE REINFORCEMENT” DAN “NEGATIVE REINFORCEMENT” .
9. MENERAPKAN DENGAN TEPAT TEKNIK
“EXTINCTION”.
KOMPETENSI DASAR
10. MEMBUAT PROGRAM PENERAPAN TEKIK “SHAPING” DAN “FADING”.
11. MEMBUAT PROGRAM PENERAPAN TEKNIK “BEHAVIOR CONTRACT”
12. MENERAPKAN TEKNIK DRL, DRO, DAN
DRI.
13. MENERAPKAN TEKNIK “SISTEMATIC DESENSITIZATION” DAN “RELAXATION”.
KOMPETENSI DASAR
14. MENJELASKAN TEKNIK “AUDIO TAPE
RECORDED MODELS” DAN “SELF MODELING”.
15. MENJELASKAN TEKNIK “LIVE MODELS”
DAN FILMED MODELS”.
16. MENJELASKAN TEKNIK “SIMULATION”
DAN “GAMING”.
KOMPETENSI DASAR
15. MENJELASKAN TEKNIK “CONFRONTATION” DAN PARADOXICAL
INTENTION”
16. MEMBUAT PROGRAM “ASSERTIVE
TRAINING”.
17. MENJELASKAN TEKNIK “AVERSION
THERAPY”.
18. MENJELASKAN TEKNIK “PUNISHMENT”.
ORGANISASI MATERI
MATERI KULIAH INI DISUSUN DALAM
TOPIK BAHASAN SEBAGAI BERIKUT:
1. PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS TINGKAH
LAKU
2. MACAM-MACAM MASALAH TINGLAH LAKU
3. PRINSIP-PRINSIP PENGUB. TINGKAH LAKU
4. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU
5. GARIS-GARIS BESAR TEKNIK PENGUBAHAN
TINGKAH LAKU.
ORGANISASI MATERI
6. PROGRAM PENERAPAN TEKNIK
“POSITIVE REINFORCEMENT” DAN
“NEGATIVE REINFORCEMENT”.
7. PENERAPAN TEKNIK “EXTINCTION”.
8. PROGRAM PENERAPAN TEKNIK “SHAPING” DAN “FADING”.
9. PROGRAM PENERAPAN TEKNIK
“BEHAVIOR CONTRACT” DAN “TOKEN
ECONOMIC”.
ORGANISASI MATERI
10. PENERAPAN TEKNIK DRL, DRO, DAN
DRI.
11. PENERAPAN TEKNIK “SYSTEMATIC DESENSITIZATION” DAN “RELAXATION”.
12. TEKNIK “AUDIO TAPE RECORDED
MODELS” DAN “SELF MODELING.”
13. TEKNIK “LIVE MODELS” DAN “FILMED
MODELS”.
14. TEKNIK “SIMULATION” DAN “GAMING”
ORGANISASI MATERI
15. TEKNIK “CONFRONTATION” DAN
PARADOXICAL “INTENTION”.
16. PROGRAM “ASSERTIVE TRAINING”.
17. TEKNIK “AVERSION THERAPY”.
18. TEKNIK “PUNISHMENT”.
STRATEGI PERKULIAHAN

METODE PERKULIAHAN INI AKAN BANYAK
MENGGUNAKAN METODE DISKUSI DAN KERJA
KELOMPOK DI SAMPING TUGAS-TUGAS
INDIVIDUAL. SELAIN ITU DIGUNAKAN JUGA
METODE TANYA JAWAB DAN CERAMAH
SINGKAT UNTUK MEMBERI LATAR BELAKANG
DAN KERANGKA BERPIKIR BAGI DISKUSI
KELAS. PEMBAHASAN SETIAP POKOK BAHASAN
AKAN SELALU DIKAITKAN DENGAN KENYATAAN
DI LAPANGAN, ATAU MEMPERTEMUKAN TEORI
DAN PRAKTEK.
STRATEGI PERKULIAHAN

MAHASISWA DIHARAPKAN BERPARTISIPASI AKTIF BERTUKAR PIKIRAN,
MENGUNGKAPKAN HASIL-HASIL
OBSERVASI DAN HASIL PENGALAMAN DI
LAPANGAN, MENGERJAKAN TUGASTUGAS KELOMPOK DAN TUGAS-TUGAS
INDIVIDUAL
BAHAN BACAAN
Buku / bahan pokok dalam perkuliahan ini
adalah :
1. Alberto, Paul. A; Troutman, Anne C. (1990), Applied
Behavior Analysis for Teachers, London : Merril
Publishing Company.
2. Axelrod, Saul, (1983), Behavior Modification for
Classroom Teacher, New York: McGraw-Hill Book Comp.
3. Corey, Gerald,
(1977),
Theory and Practice of
Counseling and Psychotherapy, California : Brooks/Cole
Publishing Company.
4. Daruma, Abdul Razak, (1993), Modeling sebagai Teknik
Pengubahan Tingkah Laku, Ujung Pandang: Panitia
Konvensi Nasional IX IPBI.
BAHAN BACAAN
5. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. (1997),
Studi Kasus, Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
6. Dombeck, Mark, Ph.D. and Jolyn Wells-Moran, Ph.D.
(2006), Methods for Changing Behavior and Thoughts
http://www.amhc.org/poc/view_doc.php?type=doc&id=9730&c
n=353
7. Handarini, Dany M., (1995), Analisis dan Pengubahan
Tingkah Laku, Malang: IKIP Malang.
8. Manrihu, Moh. Thayeb, (1993) , Teknik Konseling
Perilaku Desensitisasi, Ujung Pandang: Panitia
Konvensi Nasional IX IPBI.
9. Marten, Garry and Pear, Joseph, (1983), Behavior
Modification, What it is and How to Do Is, New
Yersey: Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs.
BAHAN BACAAN
10. Mather,N., & Goldstein, S. (2001), Behavior
Modification in the Classroom.
http://www.ldonline.org/article/6030
11. Teknik Pengubahan Tingkah Laku, Ujung
Pandang: Panitia Konvensi Nasional IX IPBI.
12. Rosyidan, (1994), Pendekatan-Pendekatan
Konseling Kelompok, Malang: IKIP Malang.
13.Shertzer, Bruce, and Stone, Shelley C., (1981),
Fundamentals of Guidance, Fourth Edition,
Boston : Houghton Mifflin Company.
TUGAS
1. ANDA WAJIB MENGIKUTI KULIAH, MINIMAL 80% DARI SELURUH KEGIATAN
TATAP MUKA, SEBAGAI PERSYARATAN UNTUK DAPAT MENGIKUTI UJIAN
AKHIR SEMESTER.
2. SETIAP BAHAN BACAAN SESUAI TOPIK
PERKULIAHAN HARUS SUDAH DIBACA SEBELUM MENGIKUTI KULIAH.
TUGAS
3. UNTUK SETIAP POKOK BAHASAN DALAM
KEGIATAN TATAP MUKA, ANDA DIWAJIBKAN MELAKUKAN DISKUSI, MENGERJAKAN
TUGAS KELOMPOK ATAU TUGAS
INDIVIDUAL YANG DIBERIKAN SESUAI
POKOK BAHASAN, DAN DISERAHKAN PADA
AKHIR KEGIATAN TATAP MUKA UNTUK
DINILAI. HASIL-HASIL DISKUSI ATAU
TUGAS TERTENTU DIPRESENTASIKAN DLM
DISKUSI KELAS (PLENO).
PENILAIAN
PENILAIAN AKAN DILAKUKAN DENGAN
MENGGUNAKAN KRITERIA SEBAGAI
BERIKUT:
NILAI
A
B
C
D
E
POINT
4
3
2
1
0
INTERVAL
85% - 100%
70% - 84%
55% - 69%
50 % - 54%
0% - 49%
ASPEK PENILAIAN
DALAM MENENTUKAN NILAI AKHIR
AKAN DIGUNAKAN PEMBOBOTAN
SEBAGAI BERIKUT:
1.
2
3.
4.
KUIS
TUGAS PEKERJAAN RUMAH
UJIAN TENGAH SEMESTER
UJIAN AKHIR SEMESTER
:
:
:
:
10%
20%
30%
40%
Pertemuan I
Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu
menjelaskan dengan tepat Pengertian
Dan Jenis-jenis Tingkah Laku.
 Pokok Bahasan: Pengertian Dan Jenisjenis Tingkah Laku.
 Sumber materi: 1. Axelrod, hal.2 – 3.
2. Marten, 5-11, 3. Shertzer,198,
4.Alberto, 30-33.
Tugas: Kerjakan tugas pada slide no. 3233.

Pengertian Tingkah Laku
Behavior is anything that a
person says or does
Behavior modification put strong
emphasis on defining problems
in terms of behavior that can
be measured in some way.
Macam-Macam Tingkah Laku
1. Respondent behaviors, are ones
that are controlled by events that
precede the behavior. For
example, a light is presented and
pupillary constriction occurs.
Associated with respondent
behaviors is a process known as
respondent conditioning or
classical conditioning
Macam-Macam Tingkah Laku
2.Operant behaviors, on the other
hand, are controlled by events that
follow the behavior. These events
are called the consequences of
behavior
The process by which the
consequences of behavior increase
or decrease the future rate of that
behavior is known as operant
conditioning.
Tugas
1. Jelaskan dengan singkat apa yang
dimaksud dengan:
a. Tingkah laku.
b. Analisis pengubahan tingkah
laku.
c. Respondent Behavior.
d. Classical Conditioning.
e. Operant Behavior.
f. Operant Conditioning.
Tugas (Lanjutan)
2. Berikan contoh dan penjelasan:
a. Tiga contoh respondent behavior
dan cara pembentukannya
masing-masing
b. Tiga contoh operant behavior dan
cara pembentukannya masingmasing.
Pertemuan 2
Kompetensi Dasar: Mahasiswa
mampu menjelaskan dengan tepat
macam-macam masalah tingkah laku
 Pokok Bahasan: Macam-macam
masalah tingkah laku.
 Sumber materi: Marten, 5-11,
Tugas: Kerjakan tugas pada slide
no.40

Macam-Macam Masalah
Tingkah Laku
1. Behavioral Deficits
(too little behavior of a particular type)
2. Behavioral Excesses
(too much behavior of a particular type)
3. Behavioral Inappropriatenesses
(doing the wrong thing at the right time or
place or the right thing at the wrong time or
place.
Behavioral Defisits
1. A normal child doesn’t pronounce
words clearly, or eat a reasonable
amount of food.
2. A normal teenager doesn’t complete
homework assignment, help around
the house, work in the yard, or discuss
problems and difficulties with his
parents.
3. A normal adult doesn’t attend to traffic
regulation, express sincere thanks to
other who help her in various
situation.
Behavioral Excesses
1. A normal child frequently gets out of bed
and throws tantrums at bedtime, throws
food on the floor at mealtime.
2. A normal teenager frequently interrupts
conversations between his parents and
other adults, spends hours talking on the
telephone, and uses abusive language.
3. A normal adult watches television
excessively, frequently eat candies and
other sweets between meals, smoke
cigarettes, and bite her fingernails.
Behavioral Inappropriatenesses
1. A normal child put toys in the garbage can
and cigarette butts in the toy box, and uses
a crayon to write on walls but doesn’t write
on paper provided him.
2. A normal teenager helps a neighbor to
shovel gravel on a driveway but will not
take out garbage for her mother.
3. A normal adult reads the news paper at
breakfast when his spouse wants to talk
rather than at more reasonable times,
laughs at funny jokes, but also laughs on
sad occasions.
Summary
1. The bahavior modification approach focuses
primarily on observable behavior.
2. Individuals who are labeled mentally
retarded, autistic, schizophrenic, neurotic, or
what ever are individuals who show
behavioral deficits, excesses, and or
inappropriatenessess.
3. Behavior modification consists of a set
procedures that can be used to change
behaviors that these individuals will be
considered less retarded, les autistic, or less
of whatever label has been given them.
Tugas
1. Pertimbangkan tingkah laku salah seorang
yang paling dekat dengan anda, kemudian
identifikasi masing-masing dua tingkah
lakunya yang defisit, yang berlebihan, dan
yang tidak pantas, yang perlu diperbaiki.
2. Renungkan tingkah laku anda sendiri,
kemudian identifikasi masing-masing tiga
tingkah laku yang defisit, yang berlebihan,
dan yang tidak pantas, yang anda ingin
perbaiki jika anda ingin bertingkah laku
yang baik.
Pertemuan 3
Kompetensi Dasar: Mahasiswa
mampu menjelaskan dengan tepat
Prinsip-prinsip Pengubahan Tingkah
Laku
 Pokok Bahasan: Prinsip-prinsip
Pengubahan Tingkah Laku.
 Sumber materi: Mather: 1,
Shertzer: 199, Handarini: 1-7.
Tugas: Kerjakan tugas pada slide
no.44.

Prinsip-prinsip
Pengubahan Tingkah Laku
1. Kebanyakan tingkah laku manusia
adalah hasil belajarnya, karenanya
dapat diubah dengan belajar.
2. Target tingkah laku yang mudah diubah
adalah tingkah laku yang dapat
diamati dan dapat diukur. Tingkah
laku itu perlu dirinci dengan jelas
indikatornya.
3. Tingkah laku dapat diubah dengan
memanipulasi kondisi belajar.
Prinsip-Prinsip Pengubahan Tingkah Laku
(Lanjutan)
4. Meskipun ada keterbatasan tertentu
(pengaruh temperamen atau emosional),
semua anak berfungsi lebih efektif , jika
mengalami konsekuensi yang tepat.
. Reinforcement merupakan konsekuensi
yang memperkuat tingkah laku yang
diinginkan.
. Hukuman merupakan konsekuensi yg melemahkan tingkah laku yg tdk diinginkan.
5. Tingkah laku siswa dapat diatur, diubah
dengan memberikan konsekuensi terhadap
tingkah laku di kelas.
Tugas
1. Menurut pengalaman anda, prinsipprinsip mana yang sudah pernah
anda terapkan dalam membimbing
tingkah laku siswa dan bagaimana
hasilnya.
2. Sebutkan prinsip-prinsip mana yang
sulit anda terapkan dan apa
penyebabnya.
Pertemuan 4
Kompetensi Dasar: Mahasiswa
mampu menjelaskan dengan tepat
langkah-langkah analisis pengubahan
tingkah laku
 Pokok Bahasan: Langkah-langkah
Analisis Pengubahan Tingkah Laku.
 Sumber materi: Handarini: 1-13,
Martin: 292-307.
Tugas: Kerjakan tugas pada slide
no. 54.

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS PENGUBAHAN TINGKAH LAKU
1. Mengidentifikasi tingkah laku yang bermasalah dan
merumuskan masalahnya secara operasional,
yang dapat diamati dan diukur.
2. Mengidentifikasi berbagai kemungkinan penyebab
timbulnya masalah itu.
3. Menetapkan target tingkah laku yang diinginkan.
4. Merancang dan melaksanakan strategi untuk
mengatasi masalah dan mencapai target tingkah
laku yang diharapkan dengan memilih dan
menggunakan teknik yang tepat.
5. Mengevaluasi proses dan hasil capaian.
Behavior Modification Program
A successful behavior modivication
program typically involves at least
three components during which
behavior is recorded:
1. A baseline, or preprogram
behavioral-assessment phase
2. A treatment phase, and
3. A follow-up phase.
Behavior Modification Program
During the baseline phase, the
behavior modifier assess the
behavior to determine its level prior
to the introduction of the program or
treatment.
Ideally, after making a precise baseline
assessment a behavior modifier will
design an effective treatment
program to bring about the desired
behavior change.
Behavior Modification Program
(continued)
Finally, the follow-up phase is carried
out to determine whether the
improvements during treatment are
maintained after the termination of
the program.
Merancang Program Pengubahan
Tingkah Laku
1. Fase pengukuran tingkah laku
awal yang bermasalah (a baseline
phase, or preprogram behavioralassesssment phase)
2. Fase tindakan (treatment phase)
3. Fase tindak lanjut (a follow-up
phase).
Perlunya Pengukuran Tingkah
Laku Awal
1. Pengukuran yang akurat akan memberikan
deskripsi yang jelas tentang permasalahan,
apakah perilaku itu betul-betul bermasalah,
dan apakah masalahnya betul-betul perlu
dipecahkan atau tidak, serta untuk
mempertimbangkan apakah kita mampu
menanganinya atau perlu dialihtangankan
kepada pihak lain. Sering terjadi tingkah
laku yang dianggap bermasalah ternyata
bukan masalah atau tidak penting untuk
dimasalahkan.
Perlunya Pengukuran Perilaku
Awal (Lanjutan).
2. Proses pengukuran yang akurat dapat
membantu dalam mengidentifikasi strategi
tindakan (treatment) yang paling baik dan
dalam merancang program intervensi yang
efektif.
3. Hasil pengukuran yang akurat pada fase
baseline dan fase treatment akan
menunjukkan secara jelas apakah program
pengubahan tingkah laku itu berhasil baik
atau tidak.
(Open and read: Martin, page 295).
Three Main Function of
Behavioral Assessment
1. Description of the problem
2. Selection of a treatment strategy,
3. Evaluation of treatment outcome.
Tugas
1. Jelaskan dengan singkat tiga komponen
program pengubahan tingkah laku.
2. Jelaskan dengan singkat tiga fungsi utama
pengukuran tingkah laku dalam program
pengubahan tingkah laku.
3. Jelaskan dengan singkat lima alasan
perlunya pengumpulan data secara akurat
selama fase baseline dan fase pelaksanaan
program.
Pertemuan 5
Kompetensi Dasar: Mahasiswa
mampu menjelaskan dengan tepat
garis-garis besar teknik pengubahan
tingkah laku
 Pokok Bahasan: Teknik-Teknik
Pengubahan Tingkah Laku.
 Sumber materi: Shertzer:286-295,
Correy: 126-140, Martin: 17-431.
Tugas: Kerjakan tugas pada slide
no. 59.

Teknik-Teknik Pengubahan
Tingkah Laku
1. Reinforcement Techniques.
a. Positive Reinforcement
b. Negative Reinforcement
c. Extinction
d. Stimulus Discrimination Training
d. Shaping & Chaining
e. Fading
f. Behavior Contract
g. Token Economics
h. Teknik DRL,DRO, DRI
Teknik-Teknik Pengubahan
Tingkah Laku (Lanjutan)
2. Social Modeling Techniques.
a. Life Models
b. Filmed Models
c. Audiotape Recorded Models
d. Self Modeling
3. Counter- Conditioning Techniques
a. Systematic Desensitization
b. Relaxation
Teknik-Teknik Pengubahan
Tingkah Laku (Lanjutan)
4. Cognitive Techniques.
a. Simulation
b. Gaming
c. Confrontation
d. Paradoxical Intention
e. Assertive Training
f. Aversion Therapy
5. Punishment
Tugas
1. Menurut pengalaman anda, teknikteknik mana yang sudah pernah anda
terapkan dalam membimbing,
memelihara, membentuk, dan
mengubah tingkah laku siswa dan
bagaimana hasilnya.
2. Sebutkan teknik-teknik mana yang
sulit anda terapkan dan apa
penyebabnya.
Pertemuan 6
Kompetensi Dasar: Mahasiswa
mampu menjelaskan dengan tepat
siasat yang lebih cepat dan lebih
mudah untuk mengubah tingkah laku.
 Pokok Bahasan: Siasat yang lebih
cepat dan lebih mudah untuk
mengubah tingkah laku.
 Sumber materi: Martin: 252-274.
Tugas: Kerjakan tugas pada slide
no. 70, 71, dan 72.

Short –Cut Tactics
1.
2.
3.
4.
Instruction
Modeling
Guidance
Situational Inducement
Instruction
Instrusi atau perintah berupa kata-kata
yang diucapkan atau tertulis untuk
melengkapi teknik-teknik pengubahan
tingkah laku berupa reinforcement, dan
extinction sangat efektif untuk
mempercepat proses pengubahan
tingkah laku .
Dari pada menunggu munculnya tingkah
laku yang akan diberikan reinforcement
atau extinction, lebih baik terlebih
dahulu diberikan instrusi tentang
tingkah laku apa yang perlu dilakukan
dan tingkah laku apa yang dilarang.
Instruction (Lanjutan)
Jika penggunaan instruksi gagal
dalam mengubah tingkah laku,
mungkin karena guru atau orang
tua tidak konsisten memberikan
reinforcement terhadap tingkah
laku yang mengikuti instruksi, dan
tidak memberikan extinction atau
hukuman bagi tingkah laku yang
melawan instruksi.
Panduan Instrusi yang Efektif
1. Instruksi hendaknya dapat dipahami
oleh individu yang dimaksud.
2. Instruksi merinci tingkah laku yang
diharapkan.
3. Instruksi hendaknya ditindak lanjuti
secara konsisten.
4. Instruksi hendaknya diberikan
dengan cara yang menyenangkan
dan sopan.
5. Gunakan fading jika perlu.
Modeling
Modeling merupakan satu prosedur
dengan menunjukkan satu tingkah
laku kepada seseorang untuk
mempengaruhinya supaya
melakukan tingkah laku yang
sama.
Modeling dapat dikombinasikan
dengan instruksi, shaping, dan
reinforcement.
Panduan Modeling yang Efektif
1. Kompleksitas tingkah laku yang dimodelkan
hendaknya sesuai dengan taraf tingkah
laku klien.
2. Kombinasikan modeling dengan instruksi
3. Peniruan yang tepat dengan perilaku yang
dimodelkan hendaknya diberikan
reinforcement.
4. Episode modeling hendaknya diurutkan
mulai dariyang mudah ke yang sulit.
5. Suasana modeling hendaknya serealistis
mungkin.
6. Gunakan fading jika diperlukan
Physical Guidance
Physical guidance merupakan
aplikasi kontak fisik untuk
mempengaruhi individu untuk
melakukan gerakan tingkah laku.
Contoh: membimbing anak kecil
menyeberang jalan, melatih anak
autis untuk mengikuti printah:
duduk, berdiri, dsb.
Panduan Physical Guidance
1. Berikan reinforcement segera setelah anak
berhasil melakukan tingkah laku yang
dibimbing.
2. Bimbingan hendaknya dilakukan secara
bertahap mulai dari tingkah laku yang
mudah ke tingkah laku yang sukar.
3. Stimulus yang akan digunakan pada akhir
bimbingan hendaknya diperlihatkan dengan
jelas selama bimbingan dilakukan.
4. Gunakan fading jika perlu untuk memberikan
kesempatan pada stimulus lain untuk
mengontrol tingkah laku.
Situational Inducement
Situational inducement menunjuk
kepada pengaturan situasi dan
kondisi lingkungan yang sangat
berpengaruh terhadap tingkah
laku seseorang.
Mengatur/mengubah situasi dan
kondisi telah dilakukan secara efek
tif dalam beberapa program
pengubahan tingkah laku.
Contoh Situational Inducement
1. Rearranging the Exiting
Surroundings.
2. Moving Activities to a new
Location.
3. Relocating People.
4. Changing the Time of Activity.
Tugas
1. Teknik-teknik dasar apa yang paling tepat
untuk:
a. Meningkatkan t. laku yang diinginkan.
b. Membentuk tingkah laku yang baru.
c. Menghilangkan atau mengurangi
tingkah laku yang tidak diinginkan.
2. Jika guru mengeluh:”Jika saya mengatakan
kepada siswa saya untuk tetap tinggal di
tempat duduk dan bekerja, mereka tidak
pernah mendengarkan saya”. Jelaskan
langkah-langkah apa yang perlu dilakukan
guru supaya siswa menuruti perintahnya.
Tugas (lanjutan)
3. Jelaskan langkah-langkah khusus apa yang
perlu dilakukan dalam menggunakan
modeling untuk mengatasi tingkah laku
anak TK yang tidak pernah berinteraksi
dengan anak-anak lain. Identifikasi prinsip
dasar dan prosedur yang akan digunakan
dalam program anda.
4. Apakah yang dimaksud dengan physical
Guidance?
5. Apakah yang dimaksud dengan situational
inducement?
Tugas (lanjutan)
6. Pilih dua tingkah laku di antara tingkah laku di
bawah ini:
a. mencuci piring segera sesudah makan.
b. bangun jika alarm telah berbunyi.
c. membersihkan tempat tidur tiga kali per minggu
d. menurunkan kebiasaan merokok.
Untuk setiap tingkah laku, jelaskan bagaimana
anda mempengaruhinya dengan
mengkombinasikan minimal tiga siasat: modeling,
guidance, mengatur lingkungan, memindahkan
kegiatan ke lokasi baru, dan mengubah waktu
kegiatan.
Pertemuan 7
Kompetensi Dasar: Mahasiswa
mampu menggunakan dengan tepat
stimulus discrimunation training
 dalam mengubah tingkah laku.
 Pokok Bahasan: Stimulus
Discrimunation Training.
 Sumber materi: Martin: 114-131.
Tugas: Kerjakan tugas pada slide
no.

Stimulus Discrimination Training
Stimulus discrimunation training adalah
prosedur untuk melatih seseorang untuk
bertingkah laku (berespons) yang tepat
terhadap stimulus yang benar, dan tidak
bertingkah laku yang tepat terhadap
stimulus yang salah.
Pada dasarnya prosedur ini melibatkan
pemberian reinforcement terhadap tingkah
laku yang benar terhadap stimulus yang
benar, dan tidak menghiraukan tingkah
laku yang benar terhadap stimulus lainnya.
Stimulus Discrimination Training
Setiap situasi yang memunculkan tingkah laku
dapat dianalisis dalam tiga set kejadian,
yaitu:
1. Kondisi stimulus yang mendahului
munculnya tingkah laku.
2. Tingkah laku atau respons itu sendiri
3. Konsekuensi dari tingkah laku itu.
Jika konsekuensinya berupa reinforcement,
maka interaksi antara ketiga set kejadian
itu disebut contingencies of reinforcement
Faktor-Faktor yang Dapat
Mempengaruhi Efektifitas
Stimulus Discrimination Training
1. Ketepatan pemilihan stimulus control.
Stimulus itu hendaknya spesifik
untuk memunculkan tingkah laku
yang diinginkan.
2. Meminimalkan kemungkinan untuk
membuat kekeliruan.
3. Memaksimalkan frekuensi latihan
Tugas
1. Jelaskan perbedaan antara stimulus
dan stimulus discriminatif.
2. Jelaskan perbedaan antara stimulus
control dan stimulus discrimination
training.
3. Jelas dan berikan contoh apa yang
dimaksud dengan contingencies of
reinforcement.
Tugas 1. untuk Akhir
Semester
Bahas dan buat ringkasan buku Dombeck,
Mark, Ph.D. and Jolyn Wells-Moran, Ph.D.
(2006), Methods for Changing Behavior
and Thoughts
Pertemuan 9
Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu
membuat program penerapan teknik
“positive reinforcement” dan “negative
reinforcement” .
Pokok Bahasan: “Positive reinforcement”
dan “negative reinforcement”
 Sumber materi: Mather: 3-11,Axelrod:
4-8, Martin: 19-41 Correy: 133,
Alberto: 22, Rosidan: 31, Donbeck: 1-3.
Tugas: Kerjakan tugas pada slide no.

Shea and Bauer (1987) described
the following process to apply
positive reinforcement effectively:
1. Select a target behavior to increase, define the behavior,
and choose a reinforcer.
2. Observe the child and watch for the behavior.
3. Reinforce the target behavior every time it is exhibited.
4. Comment in a positive way about the behavior when
providing reinforcement.
5. Be enthusiastic -and interested.
6. Offer assistance.
7. Vary the reinforcer.
Positive Reinforcement
We can say that positive reinforcement has
occurred when three conditions have been
met:
1. A consequence is presented dependent on a
behavior.
2. The behavior becomes more likely to occur.
3. The behavior becomes more likely to occur
because and only because the consequence
is presented dependent on the behavior.