PENDIDIKAN KARAKTER - lp3-ub

Download Report

Transcript PENDIDIKAN KARAKTER - lp3-ub

PENDIDIKAN KARAKTER
Prof. Dr. Munawar, SE, DEA
Ketua LP3 Universitas Brawijaya
Mengapa Karakter ?



Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Singapura tidak
memiliki SDA tetapi negaranya maju
Lawrence Horrison,1985, menerbitkan buku
Underdevelopment Is a State of Mind: The Latin
American Case, budaya merupakan hambatan
utama untuk Amerika Latin
"When wealth is lost, nothing is lost; when health is
lost, something is lost; when character is lost,
everything is lost."
Renungan Bagi Seorang Muslim



“Allah membuat perumpamaan sebuah negeri yang dahulunya aman dan
tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah di semua penjuru, lalu
penduduknya mengingkari nikmat Allah, karena itu lalu Allah membiarkan
mereka merasakan pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa
yang mereka perbuat” (Q.S. An-Nahl:112).
“Maka datanglah sesudah mereka, generasi yang jelek, menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka itulah yang jelas akan
sesat. Kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan beramal salih. Maka
mereka itu akan masuk surge dan tidak mungkin dianiaya (dirugikan)
sedikitpun”. (Q.S. Maryam 59-60)
Nabi bersabda: Ketahuilah bahwa dalam diri setiap kalian ada
”mudghoh” (segumpal daging), jika mudghoh itu bersih maka semua yang
ditampilkan oleh orang tersebut juga bersih (baik), dan jika mudghoh itu
rusak maka yang ditampilkan oleh orang tersebut juga rusak (tidak baik).
Ketahuilah bahwa yang disebut mudghoh itu adalah al-qolb (hati). (AlHadist)
Usaha Membangun Karakter Bangsa

Presiden Soekarno:



Orde Baru (Soeharto):



Perlunya nation and character building karena mental bangsa
masih dipengaruhi oleh mental penjajah
Semangat berdikari, untuk mandiri dalam bidang ekonomi, politik,
dan budaya (Trisakti)
Membentuk manusia Pancasila melalui P4
Cara indoktrinasi dan miskin keteladanan
Orde Reformasi:


Ingin menjadi negara demokratis dan bebas dari KKN, tetapi
Korupsi masif, anarkisme meluas, kesantunan merosot, kohesi sosial
luntur, primodialisme menjadi sumber perpecahan (konflik
horisontal), tawuran pelajar, gerakan nyontek nasional, bocoran
soal, plagiarisme meluas di institusi pendidikan, dsb .....
Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Naional
Arti Karakter



Istilah karakter sering dipertukarkan dengan istilah
etika, ahlak, dan atau nilai dan berkaitan dengan
kekuatan moral, berkonotasi positif bukan netral
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dari yang
lain
Jadi, karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang
terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam
perilaku
Persfektif Karakter


Psikologis: karakter merupakan perwujudan dari
potensi Intellegence Quotient (IQ), Emotional
Quentient (EQ), Spritual Quotient (SQ) dan Adverse
Quotient (AQ) yang dimiliki oleh seseorang
Agama: karakter mengandung potensi sidiq (jujur),
amanah (dapat dipecaya), fathonah (cerdik), dan
tablig (menyampaikan) yang dimiliki seseorang


Pendidikan: berkarakter apabila seseorang
memiliki potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang teraktualisasi dalam kehidupannya
Sosial: berkarakter artinya mempunyai logika dan
rasa dalam menjalin hubungan intra personal, dan
hubungan interpersonal dalam kehidupan
bermasyarakat
Apa “Berkarakter” itu ?

Berkarakter artinya individu mampu mewujudkan tiga
sekaligus :




fungsi totalitas psikologisnya (kognitif, afektif, konatif, dan
psikomotorik)
fungsi totalitas sosial kultural dalam konteks interaksi nya
dengan orang lain, serta
berlangsung sepanjang hayat
Perwujudan “psikososial” tersebut merupakan hasil interaksi
dari:




Olah Hati (Spiritual and Emotional development)
Olah Pikir (Intellectual development)
Olah Raga dan Kinestetik (Physical and Kinestetic development)
Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development)
Proses PSIKOSOSIAL Berkarakter
Pendidikan: Karakter > Moral
Pendidikan Moral :


Mengajarkan mana
yang benar dan
mana yang tidak
benar
Menjelaskan alasan
mengapa benar dan
mengapa tidak
benar
Pendidikan Karakter :


Menanamkan kebiasaan
yang baik (habituasi)
Sasarannya adalah:



memahami mana yang
baik dan tidak (domain
kognitif),
mampu merasakan yang
baik (domain afektif), dan
mampu melaksanakan
yang baik (domain
perilaku)
Faktor Pembentuk Karakter

Dua faktor penentu karakter:
1.
2.

Faktor bawaan atau “gawan bayi” (nature), bersifat
given dan sulit direkayasa
Faktor lingkungan (nurture) di mana seseorang
tumbuh dan berkembang, sehingga masih bisa
terjangau oleh masyarakat dan individu
Membentuk karakter melalui pendidikan berarti
merekayasa lingkungan yang dapat dilakukan oleh
individu dan masyarakat
Pendidikan Melalui Keteladanan




Satuan pendidikan harus dikondisikan sebagai
pendukung kegiatan keteladanan
Pendidik dan tenaga kependidikan harus menjadi
contoh (berpakaian rapi, tepat waktu, sopan, jujur,
disiplin, dsb..)
Bisa menjadi kegiatan rutin (upacara, sholat wajib
berjamaah, berdoa sebelum dan setelah belajar)
maupun spontan (yang melanggar dihukum dan
sebaliknya)
Kegiatan rutin bekal menjadi kebiasaan (karakter)
Integrasi Melalui Kegiatan Pembelajaran



Melalui proses pembelajaran di kelas (misalnya:
model diskusi kelompok untuk memupuk kerjasama
dan saling memahami)
Melaui kegiatan di satuan pendidikan (misalnya:
lomba lagu cinta tanah air yang diikuti oleh
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik;
lomba olah raga, dsb)
Kegiatan di luar satuan pendidikan (misalnya:
mengunjungi musium perjuangan, PkM, outbond,
dsb)
Pendidikan Karakter Melalui Berbagai Kegiatan Pembelajaran
Terintegrasi Kesemua Mata Kuliah



Pembentukan karakter tidak harus berdiri sendiri tetapi
diintegrasikan dengan MK
MK Agama untuk membentuk pribadi yang beriman,
bertaqwa, berbudi mulia
MK Kewarganegaraan untuk membentuk akhlaq
kewarganegaraan, meliputi:
1)
2)
3)

Kecerdasan kewarganegaraan (civic intelligennce)
Tanggungjawab kewarganegaraan (civic responsibility)
Partisipasi kewarganegaraan (civic participation)
MK lain bisa diselipkan berbagai pesan karakter
(misalnya: susunan planet adalah kuasa Allah swt)
Wassalam
Semoga Bermanfaat