disini - WordPress.com

Download Report

Transcript disini - WordPress.com

Leha Silfiana
Eka Yuli Budi Prastiwi
Rizal Agmas Tahta Pratama
Dwi Wahyu Kartika Sari
Sonie Setiawan
(134254055)
(134254057)
(134254064)
(134254073)
(134254091)
Bab ini menyajikan hasil studi longitudional selama 20
tahun tentang perkembangan pertimbangan moral.
Studi ini merupakan suatu upaya untuk
mendokumentasi asumsi-asumsi dasar teori
perkembangan kognitif mengenai pertimbangan moral
dari Kohlberg.
Perkembangan moral berdasarkan
pendapat Kohlberg lebih banyak
memberi penekanan terhadap
penalaran moral daripada
perilaku moral
Kohlberg melakukan penelitiannya
kepada anak-anak
Kohlberg menyiratkan bahwa
perkembangan moral
berkembang secara bertahap dan
menurut tahapan urutan yang
teratur
studi terdahulu mengenai
pertimbangan moral tidak
sepenuhnya mendukung
pendapat konsep tahapan
Mengadakan
Skoring
Tahapan Moral
Ada tiga macam metode
skoring, yaitu :
1. Sentence Rating
2. Global Story Rating
3. Standard Issue Scoring
Reliabilitas
 Reliabilitas tahapan-tahapan untuk menetukan
hasil dari pertimbangan moral. Koefisien relasi
untuk mengetes dan mengetes ulang reabilitas itu
berada di atas 90-an dengan skor di waktu 1 dan
waktu 2.
 Pada saat wawancara sehubungan dengan tes dan
tes ulang menggunakan skala titik untuk
mendapatkan skor yang sama.Sehubungan dengan
persoalan reliabilitas antar pengukuran angkaangkanya sama benar dengan realibilitas di atas
90-an.
 Persentase kesepakatan dapat di bandingkan
dengan reliabilitas tes dan tes ulang sekitar 100%
dari sepertiga tahapan skor dengan menggunkan
katagori 9 dan dua pertiganya menggunakan
sistem katagori 13.
 Korelasi antara skor kematangan moral untuk
reliabilitas bentuk wawancara yang diganti-ganti
menunjukkan angka sekitar 95-99.
keabsahan
Validitas konstruk memiliki 2 asumsi :
• Invariance dari urutan
• Keseluruhan struktural atau internal yaitu sifat umum
dari penggunaan tahapan yang bertautan dengan
masalah moral.
 Keabsahan dikatakan positif apabila dari analisis
yang dilaksanakan mendukung asumsi teoritisnya.
Sedangkan keabsahan dapat dikatakan negatif
apabila teorinya yang salah, atau tesnya yang salah,
atau kedua-duanya salah.
Hasil
• kesalahan
pengukuran
yaitu
terjadinya
penyimpangan dari penelitian pertama dan
penelitian berikutnya pada suatu individu.
• Frekuensi penyimpangan dalam urutan data dari
pnelitian yang dilakukan secara berkala adalah
sekitar 4%.
• Menurut Teori perkemangan-kognitif setiap tahapan
merupakan syarat bagi tahapan berikutnya
Konsistensi Internal
 Menurut teori perkembangan kognitif,maka setiap
tahapan membentuk suatu kesluruhan yang
berstruktur
 Persentase rata-rata dari penalaran pada tahapan
mode individu ialah:
 68% untuk bentuk A,
 72% untuk bentuk B,
 69% untuk bentuk C,dan
 67% untuk gabungan bentuk A,B,dan C
 Pesentase rata-rata dari penalaran yang digunakan
oleh subyek ialah:
 98% untuk bentuk A ,
 97% untuk bentuk B,
 99% untuk bentuk C,dan
 99% untuk kombinasi bentuk A,B,dan C.
Analisis Faktor
 Untuk kelompok usia individu dan untuk sampel dari
kelompok, dimunculkan tidak lebih dari satu faktor
yang dapat diinterpretasikan.
 Pertimbangan moral seperti yang diukur dengan
Standard Interview Form A, B , dan C, dan diskor
dengan menggunakan Standard Issue Skoring,
merupakan suatu ranah (domain) yang umum dan
tunggal.
Relasi Antara Tahapan
Pertimbangan Dengan Usia




Memperhatikan norma usia dalam sebuah sampel
dengan wawancara dari berbagai sumber, yaitu :
Usia 10 tahun
: Skor 1, 2, 1/2, 2/3
Usia 13-14 tahun
: Skor 2 atau 3 atau 4
Usia sekitar 20 tahun
: Skor 3 atau 4
Usia 25 dan 35 tahunan
: Skor 3 dan 4, subjeksubjek yang diskor pada Tahapan Post
Konvensional (tahapan 4/5 atau 5), pada usia 20
tahun ke atas.
Kohlberg dan Kremer (1969) menyimpulkan dalam
analisisnya, bahwa “tidak ada cara pemikiran baru
sehubungan dengan situasi moral, yang ditemukan
pada masa dewasa dan tidak ditemukan pada masa
remaja”., hal ini menjelaskan bahwa sistim skoring
yang dulu tidak mampu membedakan secara tegas
di antara berbagai pertimbangan moral pada
tahapan-tahapan 3, 4, dan 5yang di atas permukaan
tampak sama.
Model Tahapan
 Hasil penelitian juga mendukung asumsi model
tahapan melalui urutan perkembangan yang
invarian. Dengan beberapa perkecualian yang dapat
dicari penyebabnya pada kesalahan Skoring. Dalam
model tahapan perkembangan mendapatkan kritikan
dalam ranah (domain) kognitif oleh Fiavell (1971)
dan, yang lebih langsung lagi, dalam ranah (domain)
pertimbangan moral, oleh Rest (1979).
Rest sepakat dengan Kohlberg bahwa bentukbentuk pertimbangan moral yang secara kualitatif
berbeda, hal itu dikarenakan diidentifikasi yang
mencakup penambahan penggunaan tipe-tipe yang
lebih maju dan canggih.