Pariwisata dan Pembangunan - Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si

Download Report

Transcript Pariwisata dan Pembangunan - Saparila Worokinasih, S.Sos, M.Si

Pariwisata dan Pembangunan
When top government and officials do not
understand and support the development of
tourism........
The entire economy suffer because a useful
economic tool is lying idle
Mengapa destinasi wisata perlu
dikembangkan :
1.
2.
3.
Motivasi seseorang untuk berwisata merupakan peluang bagi
suatu wilayah yang memiliki potensi untuk menjadi destinasi
pariwisata untuk menjadi “media” pemenuhan kebutuhan
dimaksud
Dengan menjadi media kebutuhan, maka ada berbagai
keuntungan yang dapat diraih, antara lain: terbukanya lapangan
pekerjaan; peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar
destinasi pariwisata; meningkatkan nilai/citra suatu wilayah
geografis, termasuk yang miskin akan sumber daya ekonomi, dan
mendorong revitalisasi suatu wilayah geografis yang telah
kehilangan daya tariknya, misalnya kota tua atau wilayah bekas
pertambangan
Bagi negara sedang berkembang, industri pariwisata dapat
dikatakan merupakan media pembangunan ekonomi yang tidak
memerlukan investasi terlalu besar dalam jangka panjang sebelum
dapat memberikan keuntungan
4.
5.
Sektor pariwisata dapat mengurangi ketergantungan impor karena
sebagian besar barang modal dan barang habis pakai dapat
disediakan oleh destinasi pariwisata, seperti kerajinan tangan,
makanan dan minuman, dan daya tarik wisata
Data statistik menunjukkan perannya yang sangat besar dalam
perekonomian dunia. United Nations’ World Tourism Organization
(UNWTO) melaporkan bahwa pada tahun 2010 jumlah kunjungan
internasional telah mencapai angka 940 juta kali dan
menghasilkan keuntungan sebesar US$ 919 milyar. Diperkirakan
bahwa pada tahun 2020, jumlah kunjungan internasional akan
mencapai angka 1,56 milyar kali, dengan peningkatan jumlah
perjalanan jarak jauh (long-haul) dari 18% menjadi 24%.6 Dengan
demikian, terdapat peluang yang lebih besar bagi Indonesia untuk
menarik lebih banyak segmen pasar tersebut yang pada umumnya
berasal dari negara-negara yang berpendapatan tinggi .
6.
Industri pariwisata dapat mengurangi tingkat kemiskinan karena
karakteristiknya yang khas sebagai berikut:
 Konsumennya datang ke tempat tujuan sehingga membuka
peluang bagi penduduk lokal untuk memasarkan berbagai
komoditi dan pelayanan;
 Membuka peluang bagi upaya untuk mendiversifikasikan
ekonomi lokal yang dapat menyentuh kawasan-kawasan
marginal;
 Membuka peluang bagi usaha-usaha ekonomi padat karya yang
berskala kecil dan menengah yang terjangkau oleh kaum
miskin; dan,
 Tidak hanya tergantung pada modal, akan tetapi juga
tergantung pada modal budaya (cultural capital) dan modal
alam (natural capital) yang seringkali merupakan asset yang
dimiliki oleh kaum miskin.
Tantangan dalam pembanguan
pariwisata
Pariwisata bagi negara sedang berkembang :
 Adanya keunggulan komparatif sumber daya ‘4S’ (sunshine,
sea,shore, sands)
 Tertiary industry (industri ketiga),
 Kebijakan pembangunan yang berimbang (investor,
wisatawan, penduduk setempat)
a. Kebijakan pada investor asing.
b. Penurunan urbanisasi melalui partisipasi aktif
penduduk lokal.
c. Nilai ekonomis yang diharapkan dari pembangunan
pariwisata sebanding dengan nilai non-moneter
lainnya.
Pariwisata sebagai ‘Quick Yielding
Industry’ (cepat menghasilkan):
Export vs Invisible Export :
Export :
Permintaan
barang ke
LN
Proses
produksi
Distribusi
barang ke
LN (laut,
udara,
darat)
Pembayaran
dgn mata
uang negara
tujuan
Jumlah
seluruh
devisa
dalam
setahun
(devisa)
Invisible Export :
Kedatangan
wisatawa
Tourist
expenditure
Jumlah seluruh
devisa dalam
setahun
Tourist Expenditure :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Accomodation
Food and bevarage
Entertainment
Purchases
Tours and sightseeing
Local transportation
Fee visa
Others
Perlu adanya ‘Integrated Policy’ agar tidak terjadi
kebocoran namun ada peningkatan perolehan devisa,
maka pemerintah harus memastika bahwa :
 Semua wisatawan menggunakan alat transportasi milik
dalam negeri.
 Semua wisatawan menginap di hotel milik dalam
negeri.
 Semua bentuk perjalanan wisata diselenggarakan oelh
tour operator milik dalam negeri.
 Semua tenaga pelayan wisatawan adalah orang dalam
negeri.
 Meminimalisir pemakain barang impor oleh kelompok
industri pariwisata.
 Pembatasan orang Indonesia melakukan perjalanan
wisata ke luar negeri.