Putri Mayawati ict

Download Report

Transcript Putri Mayawati ict

Putri Mayawati
0901095047
Tata Niaga
Bahan ajar
Untuk satu semester 12x pertemuan
SMK kelas x
Jurusan Kewirausahaah
Pertemuan Pertama
Perencanaan bisnis merupakan langkah awal dalam
menjalankan bisnis, biasanya terdiri dari apa yang akan kita
lakukan, kapan dan bagaimana cara melakukannya.
Perencanaan bisnis yang baik akan membantu dalam
melihat lebih jelas mengenai tipe bisnis yang akan dirintis,
siapa saja yang akan menjadi pelanggan dan produk atau
jasa apa yang akan anda tawarkan kepada mereka.
Jenis usaha kecil tidak perlu membuat rencana bisnis yang
rumit untuk memulai usahanya. Seringkali rencana bisnis
dibuat bentuk catatan saat melakukan diskusi atau tanya
jawab.Seringkali orang dalam memulai bisnis tanpa rencana
sama sekali, sehingga ide-ide mereka menjadi kabur dan
mereka tidak tahu apa yang selanjutnya harus mereka
lakukan. Dengan menulis sebuah rencana, meskipun itu
berupa catatan-catatan kecil, kita akan mendapat gambaran
yang lebih jelas mengenai jenis bisnis yang anda inginkan,
serta bagaimana bisnis itu harus berkembang sejalan
dengan waktu.
Beberapa hal yang dapat kita pikirkan saat menulis rencana bisnis, yaitu:
1. Jenis usaha apa yang akan kita rintis;
2. Tujuan apa dari bisnis yang akan dirintis;
3. Bagaimana bisnis kita akan menghasilkan uang;
4. Siapa yang akan menjadi pelanggan kita;
5. Bagaimana cara kita mendapatkan pelanggan.
jenis-jenis usaha kecil :
1. Bisnis pulsa. Bisnis modal kecil hanya dengan modal 100 hingga 200
ribu, anda bisa memulai menjual pulsa melalui HP ada.
2.
menjual Informasi melalui blog. Cukup menceritakan informasi
mengenai apa yag pernah anda lakukan dengan keahlian yang
anda miliki, atau menceritakan informasi yang anda punya.
Pengelolaan usaha berdasarkan aspek organisasi dan produksi
Organisasi adalah sebuah yunit usaha yg di miliki oleh perseorangan/
kelompok orang yg berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk
badan hukum. Tolak ukur yg menentukan bahwa suatu usaha di
kategorikan sebagai usaha kecil adalah ketentuan dalam uu no 9 thn
1995 tentang usaha kecil.
1.
2.
3.
4.
5.
Didalam uu tersebut, usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yg
berskala kecil dengan kriteria :
Kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000 tidak termasuk tanah dan
bangunan
Memiliki hasil penjualan maksimum Rp. 1 milyar
Milik WNI
Berdiri sendiri bukan anak perusahaan / dimiliki, dikuasai berafiliasi baik
langsung atau tidak dengan
usaha menengah atau usaha besar.
Berbentuk usaha perseorangan
Organisasi usaha sederhana yg berupa usaha kecil memiliki peranan
penting dalam perekonomian indonesia, usaha kecil jg menjadi fasilitas
untuk melancarkan arus barang dari produsen pada konsumen.
Oleh karena itu pemerintah merasa perlu untuk meningkatkan peranan
usaha kecil :
1. Pembentukan dan peningkatan produk nasional
2. Perluasan kesempatan bekerja
3. Peningkatan eksport
4. Produk barang dan jasa daerah
5. Pemerataan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
Tujuan dan sasaran usaha
Membahas masalah tujuan dan sasaran usaha tidak bisa dipisahkan
dari membahas visi dan misi usaha karena keduanya adalah satu
rangkaian yg saling berhubungan. Visi adalah gambaran utuh
tentang apa yg kita inginkan. Visi perusahaan adalah pandangan
jauh kedepan kemana perusahaan akan di bawa yg menunjukan
kondisi ideal tentang masa depan yg realitas, dapat di percaya,
meyakinkan serta memiliki daya tarik. Misi adalah langkah – langkah
kita untuk mencapai visi. Misi perusahaan adalah tindakan untuk
mewujudkan visi perusahaan.
Untuk memudahkan dalam menentukan sasaran beberapa hal yg
harus di miliki antaralain :
1. SDM
2. Sumber daya keuangan
3. Kemampuan menghasilkan laba
4. Kedudukan pasar
5. Sasaran kerja
6. Pengembangan usaha
7. Tanggung jawab rasional.
Pertemuan kedua
setiap wirausahawan mempunyai peluang untuk maju.peluang usaha
perlu digali dan dimanfaatkan dengan baik.
Sifat positif wirausahawan untuk menggali peluang usaha antara lain :
a. percaya dan uakin bahwa usaha atau bisnisnya bisa dilaksanakan
b. menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha
c. harus bertanya pada diri sendiri
d. harus mendengarkan saran orang lain
e. Mempunyai etos kerja yang tinggi
f. Pandai berkomunikasi
Cara memanfaatkan peluang bisnis berdasarkan Dr. D. J. Schwartz
a. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilaksanakan
b. Jangan hadiri lingkungan yang statis yang akan melumpuhkan
pikiran wirausahawan
c. Setiap hari bertanya pada diri sendiri “bagaimana saya dapat
melakukan usaha lebih baik “
d. Bertanya dan dengarkanlah
e. Perluas pikiran anda
Ada 4 unsur yang harus dimiliki seorang wirausawan agar
mencapai sukse berdasarkan Paul Charlap
a. Kerja keras
b. Kerja cerdas
c. Kegairahan
d. Pelayanan
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam memiliki bidang usaha :
– Pengaruh lingkungan sekitar
– Banyak sedikitnya pemintaan masyarakat terhadap jenis
usaha yang kita pilih
– Kecocokan antara kebutuhan mayarakat dengan jenis usaha
tertentu
– Banyak sedikitnya pesaing
– Adanya kemampuan untuk bertahan dan memenangkan
persaingan.
• Beberapa resiko usaha yang mungkin terjadi,
antara lain sebagai berikut:
– Perubahan permintaan
– Perubahan konjungtur
– Persaingan
– Akibat lain yang merupakan risiko usaha, seperti
perubahan teknologi, perubahan peraturan,
bencana alam, dan sebagainya
Pertemuan ketiga
• Wirausahawan (bahasa
Inggris: entrepreneur)
adalah orang yang pandai
atau berbakat mengenali
produk baru, menentukan
cara produksi baru,
menyusun operasi untuk
pengadaan produk baru,
memasarkannya, serta
mengatur permodalan
operasinya.
• Wirausaha adalah orang
yang menjalankan usaha
atau perusahaan dengan
kemungkinan untung atau
rugi. Oleh karena itu
wirausaha perlu memiliki
kesiapan mental, baik untuk
menghadapi keadaan
merugi maupun untung
besar. Sehingga seorang
wirausaha harus
mempunyai karakteristik
khusus yang melekat pada
diri seorang wirausaha
seperti percaya diri,
mempunyai banyak minat,
bisa bersepakat,
mempunyai ambisi, berjiwa
penjelajah, suka mencoba
sesuatu,
Ruang lingkup kewirausahaan
1. Bidang usaha agraris
2. Bidang usaha pembeli jasa
3. Bidang usaha Pertambangan dan energi
4. Bidang usaha perdagangan
5. Bidang usaha industri
6. Bidang usaha koperasi
Sikap dan Perilaku Kewirausahaan
•
•
•
•
•
•
•
Percaya Diri.
Wataknya : Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Berorientasikan tugas dan hasil.
Wataknya : Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki
inisiatif.
Pengambil Resiko.
Wataknya : Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
Kepemimpinan.
Wataknya : Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain
dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Keorisinilan.
Wataknya : Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
Berorientasi ke masa depan.
Wataknya : Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada
masa depan
Jujur dan tekun.
Wataknya : Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
Faktor kegagalan
• Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial
serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan.
• Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat
memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti.
• Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal
dan kendali kredit).
• Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana
biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman
orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan.
• Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai.
•
•
•
Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan
bahan baku dan sarana peralatan.
Tidak adanya produk yang baru
Keuntungan yang tidak mencukupi.
Faktor keberhasilan
• Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke
mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang
harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
• Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana
pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu
memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
• Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar
prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk,
pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian
utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu
dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
• Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki
seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang
maupun waktu.
• Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di
mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang
pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu
memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya
untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan
tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
• Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya.
baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang
pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada
berbagai pihak.
• Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus
dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan
sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana
direalisasikan.
• Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan
berbagai pihak baik yang berhubungan langsung dengan usaha
yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu
dlijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah,
pemasok, serta masyarakat luas.
Pertemuan Keempat
Keinginan semua orang untuk terus maju dan berprestasi tidak dapat
dihindari. Seorang wirausaha harus berbuat dan bekerja prestatif.
Prestatif artinya seorang wirausaha selalu berambisi ingin maju
(ambition drive). Di sini seorang wirausaha memiliki komitmen tinggi
terhadap pekerjaannya atau tugasnya dan setiap saat pikirannya tidak
lepas dari bisnisnya.
Seorang wirausaha yang ingin berhasil di dalam usahanya janganlah
loyo, pasrah diri, tidak mau berjuang, tetapi harus bersemangat tinggi,
berjuang dan berambisi ingin maju dengan komitmen tinggi terhadap
pekerjaannya. Dengan berbuat dan bekerja prestatif terhadap
bisnisnya, wirausaha tersebut akan berhasil di dalam kegiatan
usahanya. Berbuat dan bekerja secara prestatif merupakan modal
dasar untuk keberhasilan
seorang wirausaha.
Perilaku kerja prestatif dapat dilihat dalam sikap-sikap berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Kerja ikhlas. Kerja ikhlas adalah bekerja dengan bersungguhsungguh dan menghasilkan sesuatu yang baik serta dilandasi
dengan hati yang tulus
Kerja mawas diri. Terhadap emosional kerja, mawas diri terhadap
emosional adalah bekerja dengan tidak terpengaruh oleh
perasaan kemarahan yang sedang melanda jiwanya.
Kerja cerdas. Perilaku kerja cerdas ialah bahwa di dalam bekerja
harus pandai memperhitungkan resiko, mampu melihat peluang,
dan dapat mencari solusi persoalan yang ada dengan tepat dan
benar sehingga dapat mencapai keuntungan yang diharapkan
Kerja keras. Arti kerja keras adalah bahwa dalam bekerja kita harus
mempunyai sifat mampu kerja atau gila kerja untuk mencapai
sasaran yang ingin di capai.
Kerja tuntas. Yang dimaksud dengan kerja tuntas yaitu bahwa di
dalam bekerja kita mampu mengorganisasikan bagian usaha
secara terpadu dari awal sampai akhir untuk menghasilkan usaha
sampai selesai dengan maksimal.
4 sisi potensial yang dimiliki manusia
untuk maju yaitu:
a. Self awareness adalah sikap mawas diri dan memiliki
b. Couscience adalah mempertajam suara hati, supaya
menjadi manusia berkehendak baik seraya
memunculkan keunikan serta memiliki misi dalam
hidup.
c. Independent Will adalah pandangan independen
untuk bekal bertindak dan kekuatan untuk mengambil
manfaat hasil.
d. Creative imagination adalah berpikir dan mengarah
kedepan untuk memecahkan masalah dengan
imajinasi, khayalan, serta memiliki dengan yang tepat.
Pentingnya menanamkan bekerja
prestatif melalui latihan adalah:
1) Menghargai cita-cita dan masa depan;
2) Meningkatkan kemampuan bekerja secara
prestatif;
3) Mengurangi pengawasan dalam bekerja;
4) Terus menerus menambah ilmu pengetahuan;
5) Mengembangkan rasa kesetiakawanan;
6) Mengembangkan sikap yang positif;
7) Mengembangkan kemampuan berprakarsa;
8) Mengembangkan daya kreativitas;
9) Efektif dan efisien dalam bekerja.
Pertemuan Kelima
• Masalah adalah suatu problem yang dihadapi
seseorang dan merupakan inti dari proses untuk
diatasi.
Teknik pemecahan masalah yaitu:
1. Menemukan permasalahannya, menyampaikan
masalah secara singkat dan jelas akan semakin baik.
2. Mencari berbagai metode penyelesaian yang
memungkinkan.
3. Pertimbangkan setiap cara penyelesaian pragmatis
dan dampaknya.
4. Curhat kepada seseorang atau konsultasikan
Faktor penyebab masalah dalam
wirausaha
•
•
•
•
•
•
•
•
Tidak kompeten dalam manajerial
Kurang memiliki pengalaman dalam berbagai segi
Kurang dapat mengendalikan keuangan.
Adanya kegagalan dalam perencanaan
Lokasi kurang memadai.
Kurangnya pengawasan peralatan.
Sikap kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan/transisi kewirausahaan.
Kunci sukses wirausaha
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengetahuan khusus
Percaya diri
Ulet
Motivasi yang tepat
Kreatifitas dan inovasi
Kepemimpinan
Menghilangkan ego
Kemampuan untuk berbelok
etika
Pertemuan keenam
Prinsip-prinsip kewirausahaan
• Ada tujuan dan mimpi (arah yang jelas)
sebagai Visi dan misi
• Ada unsur semangat dan gairah sebagai
sumber emosi
• Ada unsur manajerial dalam melaksanakan
suatu usaha
• Ada unsur kreativitas dan inovasi
• Ada unsur pola pikir yang lebih jauh kedepan
Mengembangkan semangat wirausaha
Untuk mengembangkan semangat wirausaha perlu
memiliki sikap berani dalam menghadapi kegagalan
dan perlu memiliki kreatifitas. 5 faktor penting dalam
menjalankan usaha adalah:
Faktor-faktor penyebab munculnya semangat wirausaha
1.
2.
3.
4.
Keinginan meniru figur seseorang yang sukses.
Rasa suka terhadap tantangan.
Keinginan untuk tetap bertahan hidup.
Keinginan untuk memperbaiki taraf hidup yang
lebih baik lagi, dari yang dijalan.
5. Kegagalan yang dialami dalam meniti karir
pekerjaan.
6. Adanya cita-cita untuk menjadi pengusaha.
Pertemuan ketujuh
• Menurut Porter Komitmen adalah kekuatan yang
bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasikan
keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi. Hal ini
dapat ditandai dengan tiga hal yaitu :
1. Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan
organisasi.
2. Kesiapan dan kesediaan untuk berusaha
dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi.
3. Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di
dalam organisasi (Mowday.1982:27).
Pentingnya Komitmen bagi Wirausaha
• Memiliki kesabaran dan ketabahan di dalam
berusaha.
• Pantang menyerah terhadap keadaan dan
situasi apapun juga.
• Memiliki semangat dan tahan uji terhadap
setiap tantangan.
• Selalu berkerja berjuang dan berkorban
Jenis-jenis komitmen dalam berwirausaha
1. Komitmen terhadap diri sendiri
Komitmen pada diri sendiri atara lain :
a. Komitmen untuk mewujudkan cita – cita
b. Komitmen untuk keluar dari kemiskinan
c. Komitmen untuk hidup lebih baik
d. Komitmen untuk maju,hidup makmur, dan kaya
2. Komitmen pada keluarga (family commitment)
3. Komitmen pada visi bisnis (bussiness commitment)
4. Komitmen kepada orang yang mempercayai (trust bulding commitment)
5. Komitmen kepada konsumen (commitment to customers)
6. Komitmen terhadap lingkungan (environment commitment)
7. Komitmen terhadap aspek sosial ( social commitment)
contoh nyasebagai berikut :
a. Ikut menjaga kebersihan
b. Ikut mendukung program masyarakat
8. Komitmen terhadap etika bisnis (business ethic commitment)
9. Komitmen terhadap sang Maha Pencipta (commitment for god)
Pertemuan kedelapan
Pengertian dari resiko
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena
kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan
terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang
(Opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat
yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk).
Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan
yang merugikan. Bagaimana jika kemungkinan yang dihadapi dapat
memberikan keuntungan yang sangat besar sedangkan kalaupun rugi
hanya kecil sekali? Misalnya membeli loterei. Jika beruntung maka
akan mendapat hadiah yang sangat besar tetapi jika tidak beruntung
uang yang digunakan membeli loterei relatif kecil.Apakah ini juga
tergolong Risiko? jawabannya adalah hal ini juga tergolong risiko.
Selama mengalami kerugian walau sekecil apapun hal itu dianggap
risiko.
Jenis-jenis resiko usaha
1. Market Risk / Resiko Pasar
2. Resiko Kredit
3. Resiko Operasional
4. Resiko Likuiditas
5. Resiko Legal / Hukum
6. Resiko Strategi
7. Resiko Compliance / Kepatuhan
8. Resiko Reputasi
Faktor penyabab resiko wirausaha
•
•
•
•
•
•
•
•
Kegagalan melakukan riset pasar
Miskin manajemen waktu
Kurang serius mengolah bisnis
Tidak mengikuti filosofi
Tidak sering mempromosikan bisnis
Terlalu menghabiskan banyak modal
Tidak membelanjakan uang dengan bijaksana
Tidak memiliki rencana daruran untuk
menghadapi masalah ekonomi yang sulit
Klasifikasi resiko usaha
• Speculative Risks (Risiko Spekulatif)
Risiko spekulatif adalah risiko yang memberikan kemungkinan untung
(gain) atau rugi (loss) atau tidak untung dan tidak rugi (breakeven). Risiko
Spekulatif disebut juga risiko dinamis (dynamic risk).Contoh:Risiko dalam
dunia perdagangan (kemungkinan untung atau rugi).
• Pure Risks (Risiko murni)
Risiko yang hanya mempunyai satu akibat yaitu kerugian. Sehingga tidak
ada orang yang akan menarik keuntungan dari risiko ini. Contoh:
Kebakaran.
• Fundamental Risk- (Risiko fundamental)
Risiko yang sebab maupun akibatnya impersonal (tidak menyangkut
seseorang). dimana kerugian yang timbul dari risiko yang bersifat
fundamental biasanya tidak hanya menimpa seorang individu
melainkan menimpa banyak orang. Contoh : Gempa bumi - perang Inflasi - dll
• Particular Risks (Risiko khusus)
Risiko khusus dimana risiko ini disebabkan oleh
peri,stiwaperistiwa individual dan akibatnya terbatas.
Contoh: Pencurian
• Perubahan Klasifikasi Risiko
Perubahan klasifikasi risiko dapat terjadi apabila penyebab
terjadinya risiko dan akibat dari risiko berubah atau dapat
pula disebabkan adanya cara pandang seseorang terhadap
risiko tersebut. Contoh: Dulu pengangguran dianggap
sebagai kemalasan atau kurangnya ketrampilan seseorang
sehingga diklasifikasikan sebagai Particular Risks. Tetapi kini
orang cenderung memandang pengangguran sebagai gejala
yang umum, yang diakibatkan kegagalan pemakaian sistem
ekonomi, oleh karena itu pengangguran dipandang sebagai
Fundamental Risks.
Pertemuan Kesembilan
Pengertian
Pengambilan keputusan sangat penting dalam
manajemen dan merupakan tugas utama dari
seorang pemimpin (manajer).
Pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif-alternatif mengenai
sesuatu cara bertindak—adalah inti dari
perencanaan.
Jenis-jenis keputusan
• Menurut bidangnya, dalam usaha atau bisnis ada
beberapa tipe keputusan sebagai berikut.
a. Keputusan produksi
Keputusan produksi berhubungan dengan :
1) Luasnya perusahaan
2) Susunan (lay out) perusahaan
3) Lokasi perusahaan
4) Metode-metode produksi
5) Pembayaran gaji atau upah
6) Riset pemasaran dan teknik
7) Praktek pembelian dan penjualan
8) Inspeksi supervisi
9) Jumlah inventaris
b. Keputusan penjualan
Keputusan penjualan
berhubungan dengan :
1) Lokasi kantor-kantor
penjualan
2) Riset pemasaran
3) Saluran-saluran
pemasaran
4) Jenis dan luasnya
reklame
5) Metode bidang
penjualan
6) Pengepakan produk
7) Penggunaan merk
dagang
8) Penetapan harga
produk
9) Promosi dan distribusi
c. Keputusan permodalan
Keputusan permodalan
berhubungan dengan :
1) Struktur modal
2) Usaha modal baru
3) Syarat-syarat kredit
4) Rencana permodalan
kembali
5) Likuidasi
6) Pembayaran deviden
7) Jumlah tenaga kerja
dan jam kerja
8) Penetapan biaya
ekspolitasi.
9) Prosedur kantor.
10)Peleburan usaha atau
bisnis
Proses pengmbilan keputusan
1. Menetapkan sasaran dan tujuan dari
mengukur hasil
2. Identifikasi masalah
3. Mengembangkan alternatif
4. Evaluasi alternatif
5. Memilih alternatif
6. Implementasi keputusan
7. Kontrol dan evaluasi
Pertemuan kesepuluh
Jiwa kepemimpinan
jiwa kepemimpinan seorang wirausahawan_Kelebihan yang harus
dimiliki oleh seorang wirausahawan:
• Selalu penuh dengan inisiatif
• Selalu berkeinginan untuk maju
• Mampu beradaptasi dengan lingkungan baik degan bawahan
maupun dengan rekan kerjanya
• Selalu tekun bekerja, tidak mengenal lelah, tidak mudah putus asa
atau pantang menyerah dalam menghadapi tantangan
• Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang
timbul pada dirinya.
• Selalu memerlukan umoan balik yang segera untuk melihat
keberhasilan dan kegagalan
• Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
• Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
• Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fiftyfifty).
Pantang menyerah: aspek dari komitmen tinggi, yakni
sikap bertahan untuk tetap ingin mencapai apa yang
diinginkan kendati mengalami kegagalan, mendapat
hambatan dan rintangan.
•
•
•
•
•
•
Wirausahawan yang memiliki komitmen tinggi dan
pantang menyerah di dalam berwirausaha, setidaknya
harus memiliki 7 kekuatan yang dapat membangun
kepribadian:
keyakinan yang kuat untuk maju
kemauan yang keras untuk maju
pemikiran yang konstruktif dan kreatif
kesabaran dan ketabahan
ketahanan fisik dan mental
kejujuran dan tanggung jawab
Manfaat sikap pantang menyerah dan ulet:
• memberi semangat dalam berusaha
• meningkatkan daya usaha
• menunjang keberhasilan usaha
• mengeliminasi keputusasaan
• Ulet: tangguh, kuat, dan tidak mudah putus
asa
Faktor-faktor yang mempengaruhi keuletan:
• Pembawaan (hereditas): manusia lahir memiliki sifat-sifat
bawaan dari orang tuanya
• Pendidikan dan pelatihan: dengan adanya pendidikan dan
latihan maka bawaan lahir akan berkembang lebih baik
• Lingkungan: manusia cenderung akan menyesuaikan diri
dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di lingkungannya.
• Pengalaman: semakin banyak pengalaman akan
meningkatkan kemampuan dalam menentukan strategi
pemecahan masalah
• Motivasi: seorang wirausahawan yang komit untuk berhasil
dan berkembang dalam usaha kan termotivasi mewujudkan
keinginannya, sehingga akan mencari dan menggunakan
berbagai cara (positif) untuk mewujudkan obsesinya
•
•
•
•
•
•
Kepemimpinan dalam kerja
pantang menyerah dan ulet
Efektifitas kepemimpinan
dalam penerapan kerja
pantang menyerah dan ulet
akan membawa keberhasilan
berwirausaha, diataranya:
mempunyai komitmen tinggi
dalam bekerja
mempunyai etos kerja yang
tinggi
menyangkut distribusi
kekuasaan dalam bekerja
melibatkan orang lain dalm
bekerja
menyangkut penanaman
pengaruh dalam mengarahkan
karyawan
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Karakteristik sikap pantang
menyerah dan ulet:
kerja keras, ulet dan disiplin
mandiri dan realistis
prestatif dan komitmen tinggi
berfikir positif dan
bertanggung jawab
memperhitungkan resiko
usaha
mencari jalan keluar dari
setiap permasalahan
merencanakan sesuatu
sebelum bertindak
kreatif dan inovatif
kerja efektif dan efisien
Pertemuan kesebelas
• Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.
• Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan
hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
• Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu
dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah
menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan,
dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam
interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap
masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya,
konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu
sendiri.
• Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan
sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan
menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat
menciptakan konflik.
Faktor penyebab konflik
• Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan
perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang
memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan
lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau
lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik
sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung
pentas musik di lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap
warganya akan berbeda-beda. Ada yang merasa terganggu karena
berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
• Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola
pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian
yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan
individu yang dapat memicu konflik.
• Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan
yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masingmasing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan
yang berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan
dalam hal pemanfaatan hutan. Para tokoh masyarakat menanggap hutan
sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari kebudayaan mereka
sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang. Para petani menbang
pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi mereka untuk
membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohon-pohon
ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan
membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah
bagian dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada
perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya
sehingga akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat
perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik,
ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antar kelompok
atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok
buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di
antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai,
sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk
dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
• Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang
mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama pada
masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara cepat
berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah
itu seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja
dengan upah yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan
kekerabatan bergeser menjadi hubungan struktural yang disusun dalam
organisasi formal perusahaan. Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi
individualis dan nilai-nilai tentang pemanfaatan waktu yang cenderung
tidak ketat berubah menjadi pembagian waktu yang tegas seperti jadwal
kerja dan istirahat dalam dunia industri. Perubahan-perubahan ini, jika
terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat kegoncangan prosesproses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya penolakan
terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan
tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.
Jenis-jenis konflik
•
•
•
•
•
•
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4
macam :
Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi),
misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau
profesi (konflik peran (role))
Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar
keluarga, antar gank).
Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir
(polisi melawan massa).
Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang
saudara)
Konflik antar atau tidak antar agama
Konflik antar politik.
Manfaat konflik
•
•
•
•
•
•
•
•
Motivasi meningkat
Identifikasi masalah meningkat
Ikatan kelompok lebih erat
Penyesuaian diri pada kenyataan
Pengetahuan atau keterampilan meningkat
Kreatifitas meningkat
Membangun upaya mencapai tujuan
Mendorong pertumbuhan
Pertemuan keduabelas
Pengertian visi dan misi
• visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan citacita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang
ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa
visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau
perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial
bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan
kesuksesan jangka panjang.
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi
serta kebutuhan organisasi di masa depan seperti yang
diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi
(2000:122), Visi adalah pernyataan tentang tujuan
organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan
yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang
diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Visi yang
• Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist /
what we believe we can do). Menurut Prasetyo dan
Benedicta (2004:8), Di dalam misi produk dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan
teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus
mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh
perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut,
dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut
dilakukan.
Menurut Drucker (2000:87), Pada dasarnya misi merupakan
alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan
misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan
batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi
perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan
suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa
berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan
harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8)
Langkah langkah menyusun visi dan misi usaha
1.
Buatlah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) organisasi
terlebih dahulu
Yang perlu diperhatikan sebelumnya adalah ilmu tentang pembuatan
SWOT sendiri.
Perlu diingat bahwa S dan W bersifat internal, sedangkan O dan T
bersifat eksternal.
Jangan sampai apa yang sudah tertulis di Strengths (kekuatan) tertulis
lagi di Opportunities (Peluang). Begitu juga dengan W (Weaknesses)
dengan T (Threats).
2.
Saatnya meringkas SWOT
Meringkas disini maksudnya : pilih kata kunci pada tiap poin di SWOT,
setelah itu susun dan kelompokkan kata kunci-kata kunci tadi. Kata kunci
pada poin S dikelompokkan dengan poin O, sedangkan kata kunci pada
poin W dengan poin T.
3. Menentukan visi
Setelah langkah 2 selesai, artinya kamu sudah
mendapatkan 2 grup kata kunci.
Grup pertama = grup +
Grup kedua = grup Nah, Visi adalah (ini definisi saya sendiri kayaknya) :
Kalimat pendek yang mudah diingat dan memotivasi
ketika dibaca yang isinya menguatkan si grup + dan
menekan grup -.
4. Menentukan Misi
Definisi misi yang terdoktrin dalam benak saya sampai
sekarang adalah
“Misi itu langkah2 untuk mewujudkan visi” Sifatnya lebih
khusus dari visi, biasanya misi berbentuk poin2.
Peran kepemimpinan
•
Peran Kepemimpinan dalam Pembangkit Semangat
Peran membangkitkan semangat kerja dalam bentuk memberikan dukungan, bisa
dilakukan melalui kata-kata , baik langsung maupun tidak langsung, dalam kalimatkalimat yang sugestif. Dukungan juga dapat diberikan dalam bentuk peningkatan
atau penambahan sarana kerja, penambahan staf yag berkualitas, perbaikan
lingkungan kerja, dan semacamnya
•
Salah satu peran kepemimpinan yang harus dijalankan oleh seorang pemimpin
adalah peran membangkitkan semangat kerja. Peran ini dapat dijalankan dengan
cara memberikan pujian dan dukungan.
•
Pujian dapat diberikan dalam bentuk penghargaan dan insentif. Penghargaan
adalah bentuk pujian yang tidak berbentuk uang, sementara insentif adalah pujian
yang berbentuk uang atau benda yang dapat kuantifikasi.
•
Pemberian insentif hendaknya didasarkan pada aturan yang sudah disepakati
bersama dan transparan. Insentif akan efektif dalam peningkatan semangat kerja
jika diberikan secara tepat, artinya sesuai dengan tingkat kebutuhan karyawan
yang diberi insentif, dan disampaikan oleh pimpinan tertinggi dalam organisasi ,
serta diberikan dalam suatu ‘event’ khusus.