- kemenag majalengka

Download Report

Transcript - kemenag majalengka

PENGELOLAAN RUMAH DINAS
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
AGAMA PROVINSI JAWA BARAT
KEPALA BAGIAN TATA USAHA
DR. H.M. ATHOILLAH, M.AG
MAKSUD & TUJUAN
1. Sebagai pedoman pelaksanaan pengelolaan BMN
berupa Rumah Negara.
2. Mewujudkan pengelolaan Rumah Negara yang
tertib, terarah dan akuntabel.
PEJABAT PELAKSANA
1. Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang (secara
fungsional dilaksanakan oleh Dirjen Kekayaan Negara);
2. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang
Rumah Negara Golongan I dan Golongan II (secara
fungsional dilaksanakan oleh unit eselon I yang
membidangi kesekretariatan/pejabat yang ditunjuk);
3. Menteri Agama selaku Pengguna Barang Rumah Negara
Golongan III (secara fungsional dilaksanakan oleh
Sekretariat Jenderal pejabat yang ditunjuk);
4. Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Barang
Rumah Negara Golongan I dan Golongan II;
5. Pejabat eselon II/pejabat yang ditunjuk pada Kementerian
Agama selaku Kuasa Pengguna Barang Rumah Negara
Golongan III.
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
1. Menteri Keuangan selaku Pengelola Barang :
a. menetapkan
Negara;
status
penggunaan
Rumah
b. memberikan persetujuan atas usulan alih
status penggunaan, pemindahtanganan,
dan Penghapusan Rumah Negara;
c. melakukan pengawasan dan pengendalian
Rumah Negara;
d. melakukan penatausahaan Rumah Negara.
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
2. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Barang
Rumah Negara Golongan I dan Golongan II :
a. mengajukan usulan penetapan status penggunaan;
b. mengajukan permohonan persetujuan alih status
penggunaan, pemindahtanganan, dan penghapusan
Rumah Negara;
c. melakukan penggunaan, pemindahtanganan, dan
penghapusan Rumah Negara;
d. melakukan pengawasan dan pengendalian Rumah
Negara dalam penguasaannya;
e. melakukan penatausahaan dalam penguasaannya;
f. melakukan pengamanan dan pemeliharaan Rumah
Negara;
g. melakukan penyerahan Rumah Negara yang tidak
digunakan untuk menunjang tugas dan fungsinya
kepada Pengelola Barang.
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
3. Menteri Agama selaku Pengguna Barang
Rumah Negara Golongan III :
a. mengajukan usulan penetapan status
penggunaan Rumah Negara Golongan III;
b. mengajukan
permohonan
persetujuan
penjualan, dan Penghapusan Rumah
Negara Golongan III;
c. melakukan Penghapusan Rumah Negara
Golongan III;
d. melakukan penatausahaan Rumah Negara
Golongan III.
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
4. Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna Barang
Rumah Negara Golongan I dan Golongan II :
a. mengajukan usulan penetapan status penggunaan
Rumah Negara;
b. mengajukan permohonan persetujuan alih status
penggunaan, pemindahtanganan, dan Penghapusan
Rumah Negara;
c. melakukan penggunaan, pemindahtanganan, dan
Penghapusan Rumah Negara;
d. melakukan pengawasan dan pengendalian Rumah
Negara dalam penguasaannya;
e. melakukan penatausahaan Rumah Negara dalam
penguasaannya;
f. melakukan pengamanan dan pemeliharaan Rumah
Negara;
g. melakukan penyerahan Rumah Negara yang tidak
digunakan untuk menunjang tugas dan fungsinya
kepada Pengguna Barang.
WEWENANG & TANGGUNG JAWAB
5. Pejabat eselon II/pejabat yang ditunjuk pada
Kementerian Agama selaku Kuasa Pengguna
Barang Rumah Negara Golongan III :
a. mengajukan
usulan
penetapan
status
penggunaan Rumah Negara Golongan III;
b. mengajukan
permohonan
persetujuan
penjualan, dan Penghapusan Rumah Negara
Golongan III;
c. melakukan Penghapusan Rumah Negara
Golongan III;
d. melakukan penatausahaan Rumah Negara
Golongan III.
PENGGUNAAN
1. Penetapan status Rumah Negara oleh Pengelola
Barang, yaitu :
a. Rumah Negara Golongan I dan Golongan II pada
Pengguna Barang
b. Rumah Negara Golongan III pada Pengguna
Barang Rumah Negara Golongan III
2. Alih status penggunaan Rumah Negara dilakukan
dengan persetujuan Pengelola Barang, terdiri atas :
a. antar Pengguna Barang;
b. dari Pengguna Barang kepada Pengguna Barang
Rumah Negara Golongan III;
c. dari Pengguna Barang Rumah Negara Golongan
III kepada Pengguna Barang;
PENGGUNAAN
3. Rumah Negara hanya dapat ditempati oleh
pejabat/pegawai negeri yang memiliki Surat Izin
Penghunian.
4. Rumah Negara yang tidak digunakan sesuai
peraturan perundang-undangan wajib diserahkan
kepada Pengelola Barang.
5. Alih fungsi Rumah Negara menjadi bangunan
kantor dapat dilakukan dan ditetapkan oleh
Pengguna Barang.
PEMINDAHTANGANAN
1. Penjualan
2. Tukar
menukar.
3. Hibah.
4. Penyertaan
Modal
Pemerintah
Pusat
Rumah
Negara
Golongan III
Rumah
Negara
Golongan II &
Golongan III
PEMINDAHTANGANAN
1. Penjualan Rumah Negara Golongan III :
a. dilakukan dalam bentuk pengalihan hak kepada
penghuni yang sah
b. tidak melalui mekanisme lelang
c. status Rumah Negara tidak dalam sengketa
d. harus mendapat persetujuan Pengelola Barang
e. apabila nilainya diatas Rp.10.000.000.000,00 harus
mendapat persetujuan Presiden
2. Tukar Menukar Rumah Negara harus memperoleh
penggantian sekurang-kurangnya berupa Rumah Negara
yang jumlah dan tipenya sama dengan yang dilepas.
PEMINDAHTANGANAN
3. Hibah Rumah Negara dapat diberikan kepada :
a. Pemerintah Daerah
b. Lembaga sosial
c. Lembaga keagamaan
d. Organisasi kemanusiaan
4. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat berupa Rumah
Negara dapat diberikan kepada :
a. BUMN/D
b. BHMN
PENGHAPUSAN
1. Penghapusan Rumah Negara berdasarkan keputusan
Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan
Pengelola Barang.
2. Penghapusan Rumah Negara Golongan I dan Golongan
II dari Daftar Barang Pengguna/Kuasa Pengguna,
sebagai tindak lanjut dari :
a. penyerahan kepada Pengelola Barang
b. penetapan status Rumah Negara Golongan III
c. alih status penggunaan kepada Pengguna Barang
lain
d. alih fungsi menjadi bangunan kantor
e. pemindahtanganan
f.
sebab-sebab lain
PENGHAPUSAN
3. Penghapusan Rumah Negara Golongan III dari Daftar
Barang Pengguna/Kuasa Pengguna Rumah Negara
Golongan III, sebagai tindak lanjut dari :
a. penyerahan kepada Pengelola Barang
b. penjualan dalam bentuk pengalihan hak
c. pembatalan pengalihan status golongan Rumah Negara
Golongan II ke Golongan III
d. sebab-sebab lain
4. Penghapusan Rumah Negara dari Daftar
Pengelola Barang, sebagai tindak lanjut dari :
a. Pemindahtanganan
b. Sebab-sebab lain
BMN
PENATAUSAHAAN
1. Pembukuan
Dilakukan terhadap seluruh kegiatan pengelolaan
Rumah Negara.
2. Inventarisasi
a. Dilakukan minimal 5 tahun sekali
b. Untuk mengumpulkan data administrasi dan fisik
Rumah Negara
c. Hasil inventarisasi dilaporkan kepada Pengelola
Barang
3. Pelaporan
a. dilaksanakan setiap semester sebagai bagian dari
pelaporan BMN
b. dilakukan terhadap kegiatan pembukuan dan
inventarisasi Rumah Negara dan disampaikan
kepada Pengelola Barang
KETENTUAN PERALIHAN
1. Permohonan penetapan status penggunaan yang
telah diajukan dan telah ditetapkan sebelum
Peraturan Menteri Keuangan ini, dinyatakan tetap
berlaku.
2. Penjualan Rumah Negara yang telah diajukan
sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan
ini, dapat diproses berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan ini.
3. Persetujuan penjualan yang telah diterbitkan
sebelum berlakunya Peraturan Menteri Keuangan
ini, dinyatakan tetap berlaku.
•TERIMA KASIH…