bab 12 – zat aditif dan psikotropika

Download Report

Transcript bab 12 – zat aditif dan psikotropika

ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
Disusun oleh:
Azzahra Jelita K P / 04
Divani Dian W S / 07
Eva Aisya P / 08
Nabilla Pridya S / 18
Rhea Khairun N / 20
Shevany Akhwat D / 24
A. PSIKOTROPIKA
Pengertian :
Zat atau obat bukan
narkotika, baik alami maupun
sintetis, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan sistem
saraf pusat, dan dapat
menimbulkan
ketergantungan/ketagihan.
Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 1997,
Psikotropika dibagi menjadi 4 golongan, yaitu :
1. Golongan 1, mempunyai potensi sangat kuat
dalam menyebabkan ketergantungan dan
dinyatakan sebagai barang terlarang.
Contoh: Ekstasi (MDMA)
2. Golongan 2, mempunyai potensi kuat dalam
menyebabkan ketergantungan
Contoh: Metamfetamin (sabu-sabu)
3.
4.
Golongan 3, mempunyai potensi
sedang dalam menyebabkan
ketergantungan.
Contoh: Amorbarbital,
brupronorfina, dan mogadon
Golongan 4, mempunyai
ketergantungan kecil dalam
menyebabkan ketergantungan
dapat digunakan obat dengan
resep dokter.
Contoh: diazepam, lexotan, pil
koplo, sedativa, dan hipnotika
B. NARKOTIKA
Menurut UU RI No. 22 tahun 1997,
narkotika dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu:
1. Golongan 1, berpotensi sangat kuat
dalam menimbulkan
ketergantungan dan dilarang
digunakan untuk pengobatan.
Contoh: Opium, heroin, dan ganja
2.
3.
Golongan 2, berpotensi kuat
dalam menimbulkan
ketergantungan dan digunakan
secara terbatas untuk
pengobatan.
Contoh: petidin, candu, dan
betametadol
Golongan 3, berpotensi ringan
dalam
menimbulkan ketergantungan dan
banyak digunakan untuk
pengobatan.
Contoh: dokstroporposifen,
dihidrocodeina, dan asetil
dihidrocodeina.
DAMPAK PENGGUNAAN PSIKOTROPIKA
1.
Amfetamin
1. Bertingkah laku aneh dan
kasar
2. Penurunan berat badan
3. Gelisah
4. Mudah marah dan
tersinggung
5. Sulit tidur dan mudah
bingung
2.
Ekstasi
1. Perasaan gembira
berlebihan dan
agresif
2. Mudah
tersinggung dan
gejala putus asa
3. Cemas
4. Halusinasi
3. Sabu – sabu
Sabu – sabu memiliki nama lain metamfetamin. Sabu –
sabu berbentuk kristal seperti gula pasir, maupun vetsin.
Sabu – sabu tidak berbau pula maka disebut ice. Jenis sabu
– sabu yang terkenal antara lain adalah Crystal, Coconut,
dan Gold River.
Cara menggunakannya dibakar dengan aluminium
foil dan dihisap melalui alat yang bernama bong. Pengaruh
pemakaian sabu – sabu adalah syaraf yang rusak, penyakit
jantung dan kematian jika digunakan dalam waktu yang
lama.
C. ZAT ADIKTIF
Pengertian:
Zat atau obat bukan narkotika/psikotropika
yang jika dikonsumsi akan bekerja pada sistem saraf
pusat dan dapat mengakibatkan
ketagihan/ketergantungan.
Contoh:
 Rokok (nikotin dan tar)
 Minuman keras (alkohol)
Rokok
Adalah merupakan lintingan tembakau kering yang
dibungkus kertas.
Zat Berbahaya di dalam Rokok
1.
2.
Nikotin
Zat beracun, mudah terserap lewat kulit,
berwarna kuning sampai coklat bila terkena sinar
matahari, efek nikotin sebagai stimulan yang
mempercepat kegiatan otak.
Tar
Bersifat karsinogenik, berdampak langsung
menimbulkan penyakit pada tenggorokan dan
paru-paru.
3.
Karbon monoksida
Gas beracun dan berbahaya yang dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna, dapat mengakibatkan
darah kekurangan O2 karena CO mampu mengikat
hemoglobin lebih kuat.
Contoh:
Hb + O2
HbO2
Hb + CO HbCO
Perokok Aktif & Pasif


Perokok Aktif adalah orang yang menghisap rokok
secara langsung.
Perokok Pasif adalah orang yang tidak merokok
tapi ikut menghisap asap rokok.
Resiko penyakit dari perokok pasif adalah
kanker paru – paru, asma, dll.
Akibat merokok
1.
Pengaruh langsung
a. Peningkatan denyut jantung
b. Berkeringat
c. Napas berbau rokok
d. Mual atau ingin muntah
e. Pusing
f. Keluar air liur
g. Tenggorokan gatal
h. Pakaian berbau asap tembakau
2.
3.
Pengaruh Pada Sistem Pernapasan
a. Bronkitis
b. Kanker paru – paru (akibat tar)
c. Berdahak
d. Susah Bernapas
e. Radang Saluran Pernapasan
Pengaruh Pada Sistem Jantung & Pembuluh Darah
a. Tekanan Darah Tinggi
b. Terkena Serangan Jantung
c. Penyempitan Pembuluh Darah
4.
5.
Pengaruh Pada Sistem Pencernaan
Lambung & Usus terluka
Pengaruh Pada Sistem Reproduksi dan Pengaruhnya
Pada Bayi
a. Ibu hamil yang merokok menyebabkan berkurangnya
fungsi paru – paru & sempitnya jalan pernapasan
pada bayinya.
b. Keguguran pada kehamilan.
c. Bayi beratnya berkurang.
d. Pertumbuhan Bayi Terhambat
6.
Pengaruh Pada Sistem Syaraf
a. Pembuluh darah menyempit
b. Stroke
Minuman Keras
Minuman keras beralkohol
termasuk zat adiktif, yang tergolong
menjadi 3, yaitu:
a. Golongan A, yaitu minuman
keras berkadar alkohol 1% 5%. Contoh: bir.
b. Golongan B, yaitu minuman
keras berkadar alkohol 5% 20%. Contoh: anggur / wine.
c. Golongan C, yaitu minuman
keras berkadar alkohol 20% 45%. Contoh: arak, wiski, vodka.




Zat organik yang terdapat di
alkohol adalah Ethanol atau etil
alkohol (C2H5OH)
Alkohol berupa cairan bening,
tidak berwarna, berbau khas,
dan mudah menguap.
Alkohol dapat diperoleh dari
fermentasi / peragian madu,
gula, sari buah, atau umbi –
umbian oleh mikroorganisme.
Menghasilkan alkohol dengan
kadar sampai 15%.
Alkohol juga dapat diperoleh
melalui penyulingan dengan
kadar mencapai 100%. Hasilnya
seperti bir, anggur, dan wiski.
Akibat Minuman Berakolhol


Jika diminum dalam jumlah banyak,
dapat menekan aktivitas otak bagian
atas, sehingga menghilangkan
kesadaran.
Dan dalam jangka waktu lama dapat:
a. Menginduksi & meningkatkan
metabolisme obat – obatan
b. Mengurangi timbunan vit. A dalam
hati
c. Meningkatkan aktivitas zat - zat
racun dalam hati
d. Menghambat pembentukan protein
e. Menyebabkan gangguan fungsi hati



Penggunaan alkohol dapat menyebabkan ketagihan,
maka disebut zat adiktif
Alkohol yang diminum
diserap ke dalam
pembuluh darah
disebarluaskan ke seluruh
jaringan & cairan tubuh
masuk ke dalam hati &
usus
Didalam hati, alkohol akan dioksidasi /
dibakar.
Apabila terdapat alkohol yang berlebih, maka
alkohol akan tersisa di darah ke otak. Apabila masih
tersisa sedikit, maka akan mengalami euphoria.
Tetapi jika terlalu banyak, akan mengantuk, tertidur
ataupun meninggal.
1.
2.
Pengaruh Langsung Setelah
Minum
a. Kehilangan keseimbangan tubuh
b. Pusing, merasa gembira, kulit
menjadi merah
c. Perasaan dan ingatan menjadi
tumpul
d. Mabuk, tindakan tidak
terkontrol, kendali diri
berkurang (dosis tinggi)
Pengaruh Pada Sistem
Pernapasan
Denyut jantung dan pernapasan
lambat
3.
4.
Pada Sistem Pencernaan
a. Selera makan hilang & kekurangan vit.
b. Peradangan hati
c. Kanker mulut, kerongkongan, dan hati
d. Luka & radang lambung
Pada Sistem Reproduksi dan Pengaruh Pada Bayi
a. Pada ibu hamil dapat menyebabkan cacat bayi yang
dikandung
b. Abortus Bayi
c. Kelahiran prematur Bayi
d. Pada Pria dapat menyebabkan impotensi
5.
6.
Pada Sistem Jantung dan
Pembuluh Darah
a. Pembengkakan jantung
b. Kegagalan fungsi jantung
Pada Sistem Syaraf Pusat
a. Memperlambat fungsi otak
yang mengontrol pernapasan dan
denyut jantung, sehingga dapat
menimbulkan kematian.
b. Menyebablam hilangnya
memori (amnesia), sakit jiwa,
kerusakan pada otak dan sistem
syaraf.
MENGHINDARI ZAT adiktif & PSIKOTROPIKA

Secara Preventif (Pencegahan)
a. Meningkatkan hub.
keharmonisan rumah tangga
b. Memperbanyak kegiatan
bermanfaat dan positif
c. Memilih pergaulan yang positif
dan tidak mudah
terpengaruh orang lain
d. Meningkatkan keimanan &
ketaqwaan kepada Tuhan
YME

Secara Kuratif (Penyembuhan)
Darurat = Dimandikan air
hangat, diberi banyak makan &
minum bergizi dengan sedikit
namun sering, dan dialihkan
perhatiannya dari zat
psikotropika.
Tahap yang lebih rinci adalah:
a. Terapi secara Suportif
Terapi ini dilakukan dengan
men-suport atau memberi
semangat kepada pengguna
yang telah mengalami over
dosis (sakau).
b. Detoksifikasi (menghilangkan racun di dalam darah).
Detoksifikasi dapat dilakukan secara medis dan non –
medis.
Dalam dunia medis, dapat dilakukan dengan cara:
- Pengurangan dosis secara bertahap & menghentikan
ketergantungan
- Menggunakan antagonis morfin. Yaitu senyawa yang
dapat mempercepat proses neuroregulasi (pengaturan
kerja syaraf)
- Penghentian total pemakaian obat, yang
menimbulkan gejala putus obat (sakau) dan harus
diterapi lagi untuk menghilangkannya.
c. Rehabilitasi
Setelah melewati detoksifikasi (Tes Urine sudah negatif),
psikis pemakai terkadang masih sering timbul keinginan
terhadap apa yang ia konsumsi sebelumnya, walaupun dapat
dibilang fisiknya sudah tidak ketagihan.
Maka, setelah didetoksifikasi, pemakai harus diproteksi
dari lingkungan dan pergaulan pecandu.
TERIMA KASIH