9. TURUNAN ALKANA (GGS fUNGSI)

Download Report

Transcript 9. TURUNAN ALKANA (GGS fUNGSI)

TURUNAN ALKANA
Alkana  CnH2n+2
CnH2n+1 – H
R - H  diganti gugus lain
R - X  X= atom halogen : F, Cl, Br, I
 Halo alkana / Alkil halida
R - OH  Alkanol / alkohol
R – O R  Alkoksi alkana / eter
R – COH  Alkanal / Aldehid
R – CO-R  Akanon / Keton
GUGUS FUNGSI  atom/gugusan atom yg menentukan
sifat senyawa
 bagian yang reaktif/ bagian yang akan
bereaksi dg zat lain
Cont: -OH gugus hidroksil  senyawa alkohol / alkanol
-O- gugus eter
 senyawa eter / alkoksi alkana
-CHO gugus aldehid  senyawa aldehid / alkanal
-CO- gugus karbonil  senyawa keton / alkanon
dll
ISOMER FUNGSI:
senyawa-senyawa dengan rumus molekul sama
tetapi gugus fungsi berbeda.
Contoh:
1. Alkena dg sikloalkana
2. Alkuna dg sikloalkena dan alkadiena
3. Alkohol dg eter  R-OH dg R-O-R
(CnH2n+2O)
4. Aldehid dg keton  R-CHO dg R-CO-R
(CnH2nO)
5. Asam karboksilat dg ester  R-COOH dg R-COO-R
(CnH2nO2)
R = - CnH2n+1
GOLONGAN
SENYAWA
RUMUS
STRUKTUR
SENYAWA
GUGUS FUNGSI
NAMA IUPAC
ALKIL
HALIDA
R−X
−X
HALO ALKANA
R − OH
− OH
ALKANOL
R − O − R’
−O−
ALKOKSI
ALKANA
ALKOHOL
ETER
O
//
ALDEHID
R−C
\
H
KETON
O
║
R − C − R’
O
//
−C
\
H
−CHO
O
║
−C−
−CO−
ALKANAL
ALKANON
NAMA TRIVIAL
ALKIL HALIDA
ALKIL
ALKOHOL
ASAM
KARBOK
SILAT
ESTER
O
//
R − C
\
OH
O
//
R− C
\
O R’
O
//
− C
\
OH
−COOH
O
//
− C
\
O−
−COO−
ASAM
ALKANOAT
ALKIL
ALKANOAT
Alkohol  CnH2n+1OH
 R – OH
n =1  CH3OH : metanol / metil alkohol
n = 2  C2H5OH : etanol / etil alkohol
n = 3  C3H7OH : propanol
1-propanol / propil alkohol
2-propanol / isopropil alkohol
n = 4  C4H9OH : butanol
1- butanol / butil alkohol
2- butanol / sek butil alkohol / sek butanol
2-metil-1-propanol/ isobutanol
2-metil-2-propanol / ters-butil alkohol/ ters-butanol
Rumus Struktur alkohol
Isomer alkohol dari C4H9OH
Aturan Penamaan IUPAC senyawa alkohol
1. Penamaan sesuai nama alkana tetapi berakhiran “ol”
2. Rantai utama harus terpanjang dan mengandung gugus
–OH (gugus hidroksil).
3. Penomoran pada
rantai utama dimulai dari ujung yang
.
terdekat dengan gugus –OH.
4. Semua atom karbon di luar rantai utama dinamakan
cabang, diberi nama alkil sesuai jumlah atom C
5. Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad.
PEMBAGIAN ALKOHOL
• Berdasarkan jumlah gugus OH alkohol dibedakan atas
• 1. alkohol monovalen /monoalkohol  terdapat sebuah
gugus OH
• 2. alkohol polivalen /polialkohol ( terdapat > sebuah
gugus OH )
alkohol bivalen ( 2 buah OH ) , trivalen ( 3 buah OH )
Berikut adalah contoh alkohol polivalen :
CH2- CH2
l
l
0H
0H
etilen glikol / glikol
1,2-etanadiol
CH2 - CH - CH2
l
l
l
OH OH OH
gliserol
1,2,3-propanatriol
Glikol = zat cair tak warna, rasa manis (glykis),
mudah larut dalam air, sbg bahan anti beku
radiator.
Gliserol = gliserin = zat cair kental, tak warna,
rasa manis (glykeros), larut dalam air, sebagai
pelarut obat, pelembab lotion & kosmetik,
sebagai bahan peledak .
Berdasarkan letak gugus OH , alkohol dibedakan atas :
• 1. Alkohol primer
• 2. Alkohol secunder
• 3. Alkohol tersier
: Bila gugus OH terikat pada C
primer.
: Bila gugus OH terikat pada C
secunder.
: Bila gugus OH terikat pada C
tersier
( pengelompokan ini hanya berlaku untuk alkohol
monovalen saja , untuk alkohol polivalen tidak
dinyatakan )
COBA TERAPKAN ISTILAH INI PADA CONTOH DIATAS
Klasifikasi alkohol
Klasifikasi alkohol didasarkan pada jenis atom C yang mengikat gugus OH. Oleh karena itu alkohol menjadi tiga, yaitu alkohol peimer, alkohol
sekunder dan alkohol tersier. Mengapa tidak terdapat alkohol kuartener?
1. Alkohol primer adalah alkohol dengan gugus -OH terikat pada atom C
primer.
Contoh
2. Alkohol sekunder adalah alkohol dengan gugus -OH terikat pada atom C
sekunder.
Contoh:
Dari struktur tersebut gugus -OH selalu diikat oleh CH. Oleh karena itu
secara umum struktur dari alkohol sekunder adalah:
3. Alkohol tersier adalah alkohol dengan guguh -OH terikat pada atom C
tersier.
Contoh:
Dari struktur tersebut gugus -OH selalu diikat oleh C. Oleh karena itu
secara umum struktur dari alkohol primer adalah:
Tata nama eter
Tatanama eter dapat dilakukan dengan sistem IUPAC dan
nama trivial.
Menurut sistem IUPAC eter disebut juga alkoksi alkana.
Tatanama dilakukan dengan dua cara menetapkan alkil
yang lebih kecil sebagai alkoksi dan alkil yang lebih besar
sebagai alkana.
Tatanama dengan nama trivial dilakukan dengan
menyebutkan nama alkil sesuai urutan abjad dan diakhiri
eter. Jika kedua alkil sama digunakan awalan di.
R’-O-R IUPAC Alkoksi alkana
OH
Hex-4-en-2-ol
4-ena-2-heksanol