Transcript ppt ke-5

Kedatangan Islam di
Indonesia
Oleh : Tri Andri Pujiastuti
2F
Datangnya Islam di Indonesia
Islam masuk di Indonesia pertama kali di Aceh
Utara sedangkan waktunya adalah menjelang
akhir abad 13. Agama Islam di Indonesia
berasal dari Arab, Persia dan Gujarat (India).
Golongan pembawa Islam ke Indonesia adalah
pedagang, mubalig, kaum sufi dan para wali.
Adapun golongan penerima Islam di Indonesia
adalah golongan raja dan bangsawan,
masyarakat daerah pesisir dan masyarakat
pedalaman melalui para wali.
Bukti – bukti masuk dan berkembangnya Islam di
Indonesia
a. Berita Cina dari Dinasti Tang (674 M)
b. Berita Jepang (749 M)
c. Batu Nisan Fatimah binti Maimun di Leran (Gersik) 1083 M
d. Berita Marcopolo dari Venesia, Italia (1292 M)
e. Makam Sultan Malik al Saleh (1297 M)
f. Berita dari Ma – Huan (1416 M)
g. Kompleks Makam Tralaya di Trowulan, Mojokerto (1369)
Saluran – Saluran Penyebaran Islam
1. Melalui perdagangan
2. Melalui perkawinan
3. Melalui pendidikan
4. Melalui seni budaya
5. Melalui ajaran tasawuf
Hal – hal yang menyebabkan Islam mudah
berkembang dan diterima oleh masyarakat
Indonesia
1. Syarat masuk agama Islam sangat mudah, yaitu hanya mengucapkan dua
kalimat syahat
2. Upacara – upacara peribadatan dalam Islam sangat sederhana
3. Ajaran Islam tidak mengenal sistem kasta
4. Islam bersifat terbuka sehingga penyebaran Islam dapat dilakukan oleh setiap
orang Islam
5. Penyebaran agama Islam di Indonesia disesuaikan dengan adat dan tradisi
masyarakat Indonesia
6. Ajaran Islam berdampak positif bagi terciptanya kesejahteraan masyarakat
degan adanya kewajiban membayar zakat bagi orang Islam yang mampu
7. Keruntuhan kerajaan – kerajaan bercorak Hindu – Buddha, seperti Sriwijaya dan
Majapahit memberikan kesempatan yang luas bagi perkembangan agama Islam
Kerajaan yang bercorak di Indonesia
1.Kerajaan Samudra Pasai (1128)
Samudra
Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di
Indonesia. Raja pertamanya ialah MarahSilu dengan gelar
Sultan Malik ash-Shaleh. Samudra Pasai berada terletak di
Lhokseumawe,Aceh. Pusat pemerintahan di Pasai. Samudra
Pasai meluaskan wilayahnya ke pedalaman meliputi: Tamiang,
Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Terlang dan Rama Candi
Tukas.
Sultan Malik ash-Shaleh wafat kemudian diganti oleh
Sultan Muhammad lalu diganti oleh Sultan Ahmad.
Pada massa pemerintahan Sultan Ahmad mendapat
kunjungan dari Ibnu Batutta, seorang utusan Sultan
Delhi.
Samudra Pasai mencapai puncak kejayaan pada
sekitartahun 1350. pengganti Sultan Ahmad yaitu
Sultan Zainal Abidin. Setelah pemerintahan Sultan
Zainal Abidin Samudra Pasai mengalami kemunduran
2. Majapahit dan Islam
Adanya bagian Majapahit di Aceh yang menjadi kerajaan Islam tidak membuat
masalah bagi Majapahit. Pedagang – pedagang dari Majapahit banyak yang datang
ke Samudra dan di pelabuhan – pelabuhan Tuban dan Gresik banyak pula pedagang
Islam dari India yang dari Samudra. Menurut cerita, di Majapahit itu ada seorang
puteri Islam disebut Puteri Cempa. Putrei ini adalah isteri atau permaisuri dari
salah seorang Raja Majapahit. Majapahit bersikap penuh toleransi terhadap Islam,
terbukti banyak makam – makam Islam di desaTralaya. Ada pula batu batu nisan
yang menarik perhatian karena hiasannya. Bentuknya seperti kurawal
mengingatkan kepada lengkung – lengkung kala – makra, sedangkan hiasannya
pun tidak memperlihatkan sesuatu pengaruh Islam. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam pertengahan abad 14 Islam di Majapahit bukanlah sesuatu yang baru saja
masuk melainkan sesuatu yang sudah biasa
3. Kerajaan Aceh (1511 M)
Kerajaan Aceh timbul setelah jatuhnya Malaka ke tangan
Portugis (1511) dan Pase (1522). Kerajaan Aceh didirikan
oleh Sultan Ali Mughayat Syah yang juga raja pertama. Lalu
digantikan oleh Sultan Iskandar Muda dan mencapai
puncak kejayaan dengan tentaranya yang kuat dan
armadanya yang besar yang menguasai lebih dari separoh
Sumatera.
Sultan Iskandar Muda digantikan oleh Iskandar Tani. Pada
pemerintahannya kejayaan Aceh membumbung terus, tapi
setelah ia wafat keadaan menjadi semakin mundur.
Perselisihan
dan
pertikaian
di
kalangan
sendiri
menyebabkan kerajaan ini runtuh ,selain itu peranan orang
Belanda yang pandai mengadu domba semakin
menyebabkan keruntuhan
4. Kerajaan Demak (1513)
Pada tahun 1500 M, Raden Patah melepaskan diri dari kekuasaan
Majapahit yang lalu mendirikan kerajaan Demak. Tindakan yang
dilakukannya antara lain membangun masjid demak, menjadikan
para wali sebagai penasehat dan pendamping raja, di bawah
pimpinan Adipati Unus Demak menyerang Portugis di Malaka.
Setealah Raden Patah wafat kemudian digantikan oleh Adipati Unus.
Setelah itu digantikan oleh Sultan Trenggana.
Di bawah pimpinan Sultan Trenggana Demak mengalami puncak
kejayaannya dan berupaya memperluas wilayah kekuasannya.
Setelah Trenggana wafat terjadi perebutan kekuasaan antara
Surawiyata dengan Sunan Prawoto yang menyebabkan kesultanan
demak akhirnya dipindah ke Pajang
5. Kerajaan Pajang (1568-15860
Joko Tingkir menjadi raja pertama yang disahkan oleh Sunan Giri dan
dapat pengakuan dari adipati – adipati di seluruh Jateng dan Jatim.
Di Pajang terjadi perunbahan yang besar, Joko Tingkir meninggal
tahun 1582 kemudian putranya Pangeran Benowo disingkirkan oleh
Arya Pangiri maka bertahtalah Arya Pangiri ini. Sultan yang baru ini
banyak tindakan yang merugikan rakyat, maka Sultan Benowo
memanfaatkan keadaan ini untuk menjatuhkan Arya Pangiri dengan
meminta bantuan pada Senopati dari Mataram. Lalu Pajang diserang
dari dua jurusan dan Arya pangiri menyerah pada senopati. Karena
Benowo tidak sanggup menghadapi lawannya itu, maka ia mengakui
kekuasaan Senopati. Hingga pada akhirnya kerajaan Pajang
dipindah ke Mataram
6. Kerajaan Banten
Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah berkuasa di daerah
tersebut. Lalu kekuasaan diserahkan ke putranya bernama Pangeran
Pasarean yang kemudian digantikan oleh Sultan Hasanuddin.
Sultan Hasanuddin dikenal sebagai sultan pertama di Banten. Ia
berhasil memperluas kekuasaannya sampai ke Lampung sehingga
Banten menjadi penguasa tunggal dalam kegiatan pelayaran dan
perdagangan di Selat Sunda. Setelah wafat digantikan oleh
Panembahan Yusuf. Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan
kerajaan Pajajaran
Sekitar tahun 1600 Banten mengalami puncak kejayaan. Setiap
pedagang yang mau membeli atau menjual lada tentu ke Banten
perginya. Banten adalah pusat perdagangan baik lada maupun
cengkeh.
Mundurnya Banten sejak dari masa pemerintahan Sultan
Abdulmufakir sendiri terutama akibat semakin kuatnya Batavia dan
blokade – blokade yang dilakukan oleh Belanda.
7. Kerajaan Mataram
Senapati ing Aalga Sayyidin Panatagama naik tahta, masa
pemerintahannya diwarnai dengan perang untuk menundukkan para
bupati yang berupaya untuk memisahkan diri maupun untuk
memperluas wilayah kekuasaan. Senapati di ganti oleh Mas Jolang,
pada pemerintahannya banyak sekali pemberontakan yang dilakukan
oleh para bupati di Jateng dan Jatim. Kemudian diganti oleh Sultan
Agung, dibawah pemerintahannya Mataram mencapai puncak
kejayaan . Sultan Agung bercita – cita mempersatukan pulau jawa.
Setelah wafat beliau digantikan oleh Amangkurat I dan kemudian
Amangkurat I diganti oleh Amangkurat II. Pada masa
pemerintahannya Mataram mengalami kemunduran karena banyak
wilayah kekuasannya yang dikuasi oleh VOC
8. Kesultanan Gowa dan Tallo (1591 M)
Kerajaan Gowa dan Tallo menjadi kerajaan Islam karena dakwah dari
Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman dari Minangkabau. Gowa Tallo
berkembang menjadi kesultanan yang maju karena letaknya yang
strategis di tengah lalu lintas pelayaran antara Malaka dan Maluku.
Sultan Alaudin memerintah Makasar dari 1539-1639 yang berhasil
mengembangkan
pelayaran
dan
perdagangan
sehingga
kesejahteraan rakyat meningkat. Kemudian diganti oleh Muhammad
Said yang membuat Makasar maju pesat menjadi bandar transit.
Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Hasanudin yang berhasil memperluas kekuasannya di Nusa
Tenggara seperti Sumbawa dan sebagian Flores, kegiatan
perdagangan melalui Laut Flores harus singgah di Makasar. Hal ini
ditentang keras oleh Belanda yang akhirnya menimbulkan
pergolakan dan melahirkan sebuah perjanjian yaitu Perjanjian
Bongaya tahun 1667 yang berisi : VOC memperoleh hak monopoli
dagang di Makasar, Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar,
Makasar harus melepaskan daerah – daerah jajahannya seperti Bone
dan pulau –pulau di luar Makasar, Aru Palaka diakui sebagai Raja
Bone.
Sultan Hasanuddin diganti oleh Sultan Amir hamzah, ia tidak mampu
mempertahankan Makasar dari serbuan Belanda secara besar –
besaran
9. Kerajaan Ternate dan Tidore
Berdiri sejak abad ke 13 M yang terletak di sebelah barat Pulau
Halmahera di Maluku Utara. Di Maluku dulu ada pembagian
kelompok yaitu Uli Lima (Ternate, Obi, Bacan, Seram dan Ambon)
sedangkan uli siwa terdiri dari (Tidore, Makayan, Jailolo, Halmahera
dab pulau – pulau kecil di Papua).
Raja Ternate yang memeluk Islam ialah Sultan Marhum,
kemudiannditeruskan oleh Zainal Abidin, Sultan Sirullah, Sultan
Hairu dan Sultan Baabullah .
Sultan Baabulah berhasil meluaskan wilayahnya sampai antara
Sulawesi dan Papua dan pulau – pulau di antara Minandoso sampai
Bima di Nusa Tenggara. Setelah wafat digantikan oleh putranya
Sahid Barkat.
Rakyat Maluku sangat membenci Portugis sehingga kedatangan
Belanda disambut baik. Dengan mudah Belanda mendapat ijin untuk
mendirikan pangkalan di Ambon, Ternate, Tidore dan Halmahera.
Akan tetapi pada masa berikutnya Belanda melaksanakan aturan –
aturan monopoli yang lebih kejam dari Portugis.
Di Tidore, Sultan Jamaluddin naik tahta dengan mewarisi utang
sebesar 50.000 ringgit. Karena tidak mampu untuk membayar, ia
dipaksa untuk menyerahkan Pulau Seram ke Belanda. Hal ini
membuat perlawanan oleh rakyat salah satunya yang dipimpin oleh
Sultan Nuku yang menggunakan politik adu domba antara Belanda
dan Inggris, sejak saat itulah Tidore dan ternate bersatu.