Psikologi Pendidikan Pertemuan 3

Download Report

Transcript Psikologi Pendidikan Pertemuan 3

Konteks Sosial & Perkembangan
Sosioemosional
Citra Dewi, M.Psi., Psi
Perkembangan Sosioemosional
Teori Ekologi
Bronfenbrenner
• konteks sosial tempat
anak tinggal
• orang yg mempengaruhi
perkembangan anak
Lima sistem lingkungan
Teori Perkembangan
Rentang Kehidupan
Erikson
Perubahan dlm
perkembangan
Delapan tahapan perkembangan
Mikrosistem
Lingkungan tempat
individu menghabiskan
banyak waktu,
Mesosistem
Melibatkan hubungan
antar mikrosistem
5 sistem lingkungan
Bronfenbrenner
Kronosistem
mencakup kondisi
sosiohistoris dari
perkembangan siswa
Eksosistem
Pengalaman di keadaan
lain (dimana siswa tidak
memiliki peran aktif)
mempengaruhi apa yg
dialami siswa dan guru
dalam konteks tersebut,
Makrosistem
melibatkan budaya yg
lebih luas (faktor etnis
dan sosioekonomi)
Sistem Ekologi Bronfenbrenner
Ekosistem:
Teori Perkemb Rentang Kehidupan Erikson
Tahap Erikson
Periode Perkembangan
Integrity vs Despair
Masa dewasa akhir (60 th >)
Generality vs Stagnation
Masa dewasa menengah (40-50an)
Intimacy vs isolation
Masa deawas awal (20-30an)
Identity vs Identity Confusion
Masa remaja (usia 10-20an)
Industry vs Inferiority
Kanak2 menengah & akhir (6-puibertas)
Initiative vs Guilt
Masa kanak2 awal (3-5 th)
Autonomy vs Shame & Doubt
Masa bayi (usia 1-3 th)
Trust vs Mistrust
Masa bayi (tahun pertama)
1. Trust VS Mistrust (tahun pertama kehidupan)
• Bayi mendapat kasih sayang & kehangatan yg cukup
 kepercayaan dasar  merasa nyaman dan aman
• Bayi diabaikan dan diperlakukan scr terlalu negatif/
kasar  kecurigaan dasar  dunia tdk bs dindalkan
& berbahaya
2. Autonomy VS Shame & Doubt (1-3 th)
• Anak mampu memenuhi sejumlah kebutuhan sndr 
pengasuh mendorong perilaku mandiri 
mengembangkan otonomi (perasaan mamu
menangani berbagai masalah scr mandiri)
• Anak mampu memenuhi sejumlah kebutuhan sndr 
Tll dikendalikan, dicemooh, dihukum tll keras 
perasaan malu dan ragu
3. Initiative VS Guilt (3-5 th)
• Org dewasa mengharapkan agar anak mjd
bertanggung jawab atas diri sendiri & barang
kepunyaan.
• Mendapat dukungan utk mengembangkan tanggung
jawab  meningkatkan inisiatif, kemandirian
• Tdk mendapat dukungan & dianggap mengganggu 
mengembangkan rasa bersalah
4. Industry VS Inferiority (6 – pubertas/ remaja awal)
• Anak disemangati utk mengerjakan berbagai hal &
dipuji atas tindakannya  menampilkan rasa mampu
(industry)
• Anak dicemooh atau dihukum atas tindakannya,
merasa gagal memenuhi tuntutan guru & ortu 
mengembangkan perasaan rendah diri (inferiority)
5. Identity VS Identity Confusion (10-20 th)
• Remaja mencari jati diri  dihadapkan dg banyak
peran baru & status orang dewasa (pekerjaan & cinta)
• Membentuk identitas  Diijinkan utk mengeksplorasi
jalan2 yg berbeda
• Tdk cukup mengeksplorasi peran2 yg berbeda & tdk
mengembangkan jalan masa depan yg +  tetap
akan bingung dg identitas mereka
6. Intimacy VS Isolation (20-30 th)
• Tugas perkembangan: membentuk hubungan yg
positif dg orang lain.
• Keintiman: meleburnya diri sendiri dalam diri orang
lain.
• Gagal membentuk hubungan yg akrab dg teman atau
pasangan  terasing secara sosial  kesepian.
7. Generativity VS Stagnation (40-50 th)
• Org dewasa membantu generasi berikutnya dlm
mengembangkan kehidupan yg berguna.
• Generativitas: memindahkan sesuatu yg positif ke
generasi berikutnya
• Stagnasi: perasaan tdk melakukan apapun utk
membantu generasi berikutnya.
8. Integrity VS Despair (60 th - mati)
• Org dewasa akhir mulai meninjau kembali kehidupan
dan merenungkan apa yg sudah dilakukan.
• Evaluasi masa lampau +  menganggap
kehidupannya memiliki integritas (perasaan puas &
keuuhan diri) & layak dijalani
• Evaluasi masa lampau -  putus asa dan kecewa
Konteks Sosial
KELUARGA
TEMAN SEBAYA
 Perlakuan orangtua
 Keutuhan keluarga:
utuh, cerai, kelg tiri
 Pekerjaan orangtua
 Sosial ekonomi
 Punya saudara atau
tunggal
 Memberikan
dukungan sosial &
emosional yg
dibutuhkan .
 Medan pembelajaran
anak utk melatih
ketrampilan sosial
SEKOLAH
 Perubahan dari
prasekolah sampai
sekolah menengah
atas
Perkembangan sosioemosional anak
Perkembangan siswa di dalam & luar kelas
OTORITER
OTORITATIF
 Membatasi &
menghukum
 Tuntutan mengikuti
perintah & hormat ortu
 Batas & kendali tegas
 Sedikit kom. verbal
 Mendorong anak utk
mandiri
 Msh ada batas & kendali
 Komunikasi verbal longgar
 Ortu bersikap mengasuh &
mendukung
POLA ASUH
(Baumrind)
MENGABAIKAN
 Ortu tdk terlibat dlm
kehidupan anak
 Hanya menghabiskan
sedikit waktu bersama
anak
 Sedikit batasan/ laranga
MEMANJAKAN



Ortu sgt terlibat dlm
kehidupan anak
Sedikit batasan/ larangan
Membiarkan anak
melakukan apa yg
diinginkan
OTORITER
OTORITATIF
 Tdk percaya diri
 Khawatir perband. sos
 Kurang inisiatif
 Ketramp. kom buruk
 Bergantung pd orang
lain
 Percaya diri , gembira
 Kontrol diri baik
 Mandiri
 Termotivasi & berpestasi
 Menghargai org lain
 Mudah disukai
Dampak PA
thd Anak
MENGABAIKAN
 Perilaku kurang cakap
scr sosial
 Pengendalian diri buruk
 Tidak termotivasi utk
berprestasi
MEMANJAKAN
 Egois
 Kemandirian kurang
 Tdk termotivasi
 Tdk belajar cara
mengendalikan perilaku
• Pengaruh perceraian thd anak2 sgt kompleks
(tergantung usia anak, jenis pengawasan, SES,
fungsi keluarga pasca cerai).
• Sekolah berperan penting membantu anak2 yg
tumbuh dewasa dlm keluarga yg bercerai  anak2
dpt menyesuaikan diri dan tetap berprestasi.
• Anak yg diabaikan atau dianiaya  memiliki harga
diri rendah, ketrampilan sosial kurang berkembang
& prestasi sekoalh yg kurang memuaskan 
pemarah, agresif, pemberontak / tertekan, cemas,
menarik diri dr pergaulan sosial, bunuh diri
• Ortu SES rendah  memberikan nilai yg tinggi
pd karakteristik eksternal (kepatuhan &
kerapian); menggunakan hukuman fisik &
mengkritik anak; menganggap pendidikan anak
sebagai tanggung jawab guru.
• Ortu SES menengah  memberikan nilai tinggi
pd karakteristik internal (pengendalian diri &
penundaan kepuasan segera); menjelaskan,
memuji dan menyertai kedisiplinan serta
mengajukan pertanyaan utk anak; pendidikan
anak butuh dukungan dan kerjasama ortu dan
guru.
ANAK POPULER
 Dianggap teman baik
 Jarang tidak disukai
oleh teman sebaya.
 Antusiasme &
perhatian
 Percaya diri
 Tdk sombong
ANAK KONTROVERSIAL
 Dianggap sbg teman baik
 Bisa pula sebagai anak yg
tidak disukai
ANAK TERABAIKAN
Teman
Sebaya
 Jarang dipilih oleh
teman2 sekelas
 Tidak berarti tidak
disukai oleh teman
sebaya
ANAK BIASA
 Dianggap teman baik
 Cukup disukai oleh
teman sebaya.
 Tidak terlalu menonjol
 Spt anak2 kebanyakan
ANAK DITOLAK
 Paling tidak dipilih oleh
teman2nya
 Seringkali tidak disukai
oleh teman sebaya
• Anak yg ditolak terus menerus dlm jangka waktu
lama  menarik diri dr aktivitas kelas, mencari
perhatian, keefektifan mereka dlm belajar di kelas
mjd terganggu.
• Anak yg diabaikan, cenderung pendiam & tertutup,
lebih suka menyendiri, tdk mengetahui cara
memulai interaksi  resiko terserang depresi
• Siswa yg tidak memiliki teman, kurang terlibat dlm
perilaku prososial, mendapatkan nilai yg lebih
rendah dan lebih sedih secara emosional.
• Mengapa persahabatan begitu penting???
Manfaat Persahabatan
• Pertemanan  memberikan seorang teman
akrab, menghabiskan waktu bersama &
bergabung dlm aktivitas kolaboratif
• Dukungan Fisik  memberikan sumber &
bantuan kapanpun dibutuhkan
• Dukungan Ego  membantu anak merasa sbg
individu yg kompeten & berharga, mendapat
duksos dr teman2.
• Keintiman/ kasih sayang  memberi hub yg
hangat, kepercayaan, dekat dg org lain 
merasa nyaman, terbuka utk berbagi informasi
pribadi
Konteks Perkembangan Sosial
• SEKOLAH
Kanak-kanak (TK, SD)
SMP / SMA
Lingk. Sosial: ruang kelas
(terbatas)
Lingk. Sosial: seluruh sekolah (tdk
hanya ruang kelas)
Berinteraksi dg 1 atau 2 guru
Berinteraksi dg banyak guru
Figur yg kuat: Guru perempuan
Mayoritas guru laki-laki
Berinteraksi dg teman2 sebaya dlm Berinteraksi dg teman sebaya dg
kelompok kecil
latar belakang budaya serta minat
yg lebih luas
Siswa mempunyai minat yg lebih
besar dlm persahabatan
Mementingkan teman sebaya,
kegiatan ekstrakurikuler, klub, dan
masyarakat
Transisi dari SD ke SMP
• Penuh tekanan, karena bersamaan dg banyak
perubahan perkembangan.
• Siswa mulai mengalami pubertas
• Mengalami perubahan dari kelas yg kecil & personal
menuju ke sekolah yg lebih besar dan impersonal.
• Fenomena top-dog  gerakan dari posisi puncak ke
posisi terendah.
• Siswa dpt menyesuaikan diri dg baik, ketika: ada
dukungan dari sekolah; ortu menyesuaikan diri
dengan kebutuhan perkembangan remaja.
Hubungan Sekolah - Keluarga
• Peran penting keluarga: mempertahankan
lingkungan keluarga yg terstruktur & membentuk
lingkungan keluarga yg memiliki harapan tinggi
thd prestasi.
• Korelasi positif antara manajemen keluarga
dengan nilai dan tanggung jawab para siswa
(prestasi sekolah para remaja, perhatian di
dalam kelas, serta kehadiran)
• Korelasi negatif antara manajemen keluarga
dengan masalah2 yg berkaitan dg sekolah
• Keterlibatan ortu merupakan prioritas utama utk
meningkatkan kualitas pendidikan
• Ortu membutuhkan bimbingan tahunan dari para
guru mengenai bagaimana agar selalu terlibat scr
produktif pd pendidikan anak2.
• Percakapan atau tugas rumah yg memungkinkan
siswa2 utk berbagi ide dan merayakan
keberhasilannya, cenderung meningkatkan interaksi
positif ortu-siswa yg berkaitan dg sekolah.
• Minimnya keterlibatan ortu, dpt berkaitan dg
rendahnya prestasi para siswa.
Perkembangan Sosioemosional
HARGA DIRI (SELF ESTEEM)
• Pandangan individu ttg dirinya sendiri.
• Harga diri berubah ketika anak2 berkembang.
• Masa kanak2  harga diri tinggi (♂ & ♀)
• Masa remaja  harga diri anjlok (♀ > 2 ♂ )
KARENA...............
Pergolakan dlm perubahan fisik masa
remaja
Tuntutan & harapan prestasi yg lebih tinggi
Dukungan yg tidak memadai dr sekolah &
ortu
• Harga diri yg rendah & menetap, berhubungan
dg prestasi yg rendah, depresi, gangguan
makan & kejahatan.
• Empat kunci meningkatkan harga diri:
1.
Mengidentifikasi penyebab2 harga diri yg rendah & bidang2
kompetensi yg penting bagi siswa
2.
Memberikan dukungan emosional & duksos
3.
Membantu siswa2 berprestasi
4.
Mengembangkan ketrampilan para siswa utk mengatasi
masalah
• STATUS IDENTITAS
• Konsep identitas menurut James Marcia melibatkan
2 hal, yaitu Eksplorasi dan Komitmen.
• Eksplorasi melibatkan pemeriksaan alternatif2 yg
berarti, yg berkaitan dg identitas.
• Komitmen berarti menunjukkan investasi personal
dalam sebuah identitas dan terus berlanjut apapun
yg diimplikasikan identiotas tsb.
Klasifikasi Status Identitas (Marcia):
Belum
Sudahkah orang tsb
mengeksplorasi
alternatif2 yg berarti
sehubungan dg
bbrp pertanyaan
mengenai identitas?
Sudah
Sudahkah orang tsb membuat
komitmen?
Sudah
Belum
Pencapaian
Identitas
Penangguhan
Identitas
Penutupan
Identitas
Difusi Identitas
Status Identitas
PENCAPAIAN
 Tjd ketika individu telah
mengalami krisis dan
membuat komitmen
PENUTUPAN
• Sdh membuat komitemen,
tetapi belum mengalami
krisis.
• Ortu memberikan
komitmen kpd remaja
• Remaja belum sempat utk
mengeksplorasi dg cara
mereka sendiri
PENANGGUHAN
 Individu berada di tengah krisis,
 Belum ada komitmen atau hanya
didefinisikan secara samar
DIFUSI
• Individu blm mengalami krisis
• Ragu ttg pilihan pekerjaan &
ideologi
• Menunjukkan sedikit minat thd
hal2 tsb
PERKEMBANGAN MORAL
•
Berhubungan dg peraturan & ketentuan ttg
interaksi yg pantas diantara orang2.
•
Kesadaran moral yg kuat bisa meningkatkan
kemungkinan para siswa akan memikirkan
perasaan orang lain dan tidak menyontek dlm
ujian.
Perkembangan Moral Kohlberg
Penalaran
Pra-konvensional
Penalaran
Konvensional
Penalaran
Pasca-konvensional
 Belum ada
 Internalisasi menengah  Interinternalisasi moral
internalisasi nilai
sepenuhnya
moral (apa yg benar  Individu bertindak
atau salah)
sesuai dg standar2
 Tidak didasarkan pd
internal tertentu, yg
standar2 eksternal
 Penalaran moral
ditentukan oleh orang
dikendalikan oleh
lain, spt: orangtua atau  Individu memutuskan
penghargaan
oleh hukum
kode moral yg terbaik
eksternal &
masyarakat
utk dirinya
hukuman
Mendorong Perilaku & Perkemb Moral di dlm Kelas:
•
Jelaskan mengapa beberapa perilaku dianggap tidak
pantas (dg berfokus pd kerugian atau kesusahan yg
ditimbulkan perilaku2 tsb)
•
Doronglah sikap selalu mempertimbangkan perspektif
orang lain, empati & perilaku prososial & berikan
pujian saat tindakan tsb terjadi
•
Berikan teladan ttg perilaku prososial
•
Masukkan topik ttg isu dan dilema moral dlm diskusi2
kelas
•
Ajaklah siswa utk terlibat aktif dlm pelayanan
masyarakat