Transcript materi 8

HEMATOLOGI
DR. RINI RAHMAWATI KADIR, M.KES
 Hematologi adalah suatu cabang ilmu yang
mempelajari jaringan pembentuk darah (bloodforming tissues) dan komponen-komponen darah
(circulating blood components) yang terdapat
dalam sirkulasi darah.
 Hematopoiesis adalah proses pembentukan atau
perkembangan sel darah atau teori tentang asal usul
darah. Pembentukan dan perkembangan sel-sel darah
dimulai sejak masa embrio yaitu pada lapisan
mesoderm.
• Mulai usia 4 bulan, sumsum tulang secara tahap
menunjukkan peningkatan aktifitas hematopoiesis
sementara hati dan limpa mulai menurun terutama
setelah janin berusia 6 bulan lebih
• Saat sekitar kelahiran atau pada bayi baru lahir peran
hati dan limpah telah di gantikan sepenuhnya oleh
sumsum (intra) medullary hematopoiesis).
• Pada masa bayi atau anak semua sumsum adalah aktif
hematopoiesis dan di sebut sumsum merah.
• Setelah dewasa yang di mulai pada usia 18 tahun sumsum
merah hanya di temukan pada tulang vertebra iga sternum,
pelvis, tengkorak, pangkal humerus dan femur
• sisanya menjadi sumsum kuning yang banyak berisi lemak
dan sudah tidak aktif lagi.
• Darah adalah cairan tubuh yang paling sering di gunakan
sebangai bahan pemeriksaan di laboratorium.
• Untuk memperoleh darah dapat di lakukan fungsi vena,
arteri, dan kapiler.
• Jenis dan banyaknya darah yang di ambil tegantung dari
jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
 Darah adalah cairan tubuh yang paling sering
digunakan sebagai bahan pemeriksaan di laboratorium.
Untuk memperoleh darah dapat dilakukan fungsi vena,
arteri, dan kapiler. Jenis dan banyaknya darah yang
diambil tergantung dari jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan.
 Sirkulasi darah merupakan rangkaian aliran dari
jantung ke aorta, arteri besar, sedang, kecil (arteriola),
kapiler, vena kecil (venula), sedang, besar untuk
kemudian masuk lagi ke jantung.
 Darah terdiri dari 2 komponen utama yaitu komponen cairan
atau plasma darah dan komponen seluler. Komponen cairan
plasma darah adalah bagian darah sirkulasi tanpa disertai
komponen sel.
 Faktor pembekuan dalam serum telah terpakai untuk
merubah fibrinogen menjadi benang fibrin yang
membentuk bekuan darah tersebut.
 Serum adalah bagian cairan yang bening di luar bekuan
darah yang timbul bila darah di tampung tanpa
antikoagulan.
Kelainan darah didasarkan terutama pada satu jenis sel darah tertentu
sedangkan bila pada lebih dari satu jenis sel darah lebih jarang terjadi.
 Kelainan ERITROSIT
1.
2.
3.
4.
Secara sederhana dapat digolongkan menjadi:
Kelainan jumlah eritrosit: jumlah kurang misalnya dijumpai pada anemia
aplastik atau akibat kehilangan darah, sedangkan jumlah eritrosit berlebihan
dijumpai pada polisitemia
Kelainan hemoglobin: bila kadar hemoglobin rendah terjadi anemia. Bila
pembentukan hemoglobin terganggu akibat tidak terbentuknya 1 atau lebih
rantai globin yang diperlukan untuk menyusun molekul hemoglobin maka
terjadi thalassemia (termasuk kelainan genetik) Sedangkan bila fungsi
hemoglobin yang tidak normal akibat pembentukan rantai globin yang
abnormal disebut hemoglobinopati (termasuk kelainan didapat)
Kelainan metabolisme besi dalam proses pembentukan hemoglobin. Keadaan
ini ditandai oleh maturasi eritrosit yang abnormal misalnya pada anemia
sideroblastik.
Anemia hemolitik adalah anemia akibat masa hidup eritrosit yang terlalu
singkat.
 Kelainan LEUKOSIT
 Kelainan leukosit dapat juga diakibatkan oleh jumlah
yang kurang atau berlebihan, atau karena fungsinya yang
abnormal. Leukopenia atau jumlah leukosit kurang dapat
disebabkan oleh infeksi, obat-obatan. Sedangkan
leukimia merupakan kelainan yang disebabkan proliferasi
abnormal berlebihan dari sel leukosit dan dapat
digolongkan menjadi leukimia akut dan kronik.
 Kelainan TROMBOSIT
Kelainan disini menyangkut jumlah misalnya kurang atau
trombositopeni, atau tinggi / meningkat atau
trombositosis, serta kelainan bentuk misalnya ukuran
besar atau raksasa.
TUJUAN PEMERIKSAAN HEMATOLOGI:
 Membantu menegakkan diagnosa
 Menunjang diagnosa
 Membuat diagnosa banding
 Memantau perjalan penyakit
 Menilai beratnya sakit
 Menentukan pronogsa
MACAM PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
 Pemeriksaan darah lengkap , meliputi: laju endap darah (LED), kadar
hemoglobin (Hb), kadar hematokrit (Hct), hitung eritrosit, indeks
eritrosit atau nilai eritrosit rata-rata (NER) yaitu volume eritrosit ratarata (VER atau mean corpuscular volume, MCV), hemoglobin eritrosit
rata-rata (HER atau mean corpuscular hemoglobin, MCH), dan
konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER atau mean
corpuscular hemoglobin concentration, MCHC), hitung leukosit,
hitung jenis leukosit (WBC differential), hitung trombosit, hitung
retikulosit dan evaluasi sediaan harus darah tepi.
 Pemeriksaan khusus, meliputi: hitung eosinofil, aktivitas G6PD,
resistensi osmotik, malaria, filaria, pemeriksaan immunophenotyping
(flow cytometry).
ANEMIA

Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya
kadar hemoglobin (Hb) di bawah nilai normal. Kadar Hb tergantung
dari jenis kelamin, umur, tinggi tempat tinggal dan metode
pemeriksaan yang dipakai.
Klasifikasi Anemia:
 Di bedakan berdasarkan secara morfologik dan faktor etiologik
(penyebab), yaitu
Morfologik: - Anemia Mikrositik Hipokrom
- Anemia Normositik Nomokrom
-Anemia makrositik
 Dasar klasifikasi ini adalah hasil evaluasi hapusan darah tepi serta
hitung nilai eritrosit rata-rata (NER) yaitu volume eritrosit rata-rata
(VER atau MCV), hemoglobin eritrosit rata-rata (HER), MCH), dan
konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER, MCHC).
Etiologik:
 Kehilangan darah
 Akut
 Menahun
 Aktivitas eritropoiesis berkurang
 Anemia gizi: kekurangan protein, asam folat, besi,
vitamin B12, dll
 Kegagalan sumsum tulang memproduksi eritrosit:
anemia aplastik, anemia pada keganasan, dll
 Detruksi eritrosit meningkat
 Herediter: kelainan membran eritrosit, kelainan
enzim, hemoglobinopati
 Didapat: kelainan imunologik, obstetrik, mekanik,
infeksi, zat kimia, fisika, dll.
Pemeriksaan:
 Penegakan diagnosis anemia berdasarkan riwayat
penyakit (anamnesa), pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (laboratorium, lainnya)
Pengobatan / Penatalaksanaan
 Berdasarkan koreksi faktor etiologik sekaligus
perawatan penunjang yang disertai pemantauan klinis
dan laboratorik secara berkala sehingga mencapai
keadaan normal.
TERIMA KASIH