BACTERIOPHAGE

Download Report

Transcript BACTERIOPHAGE

 Bacteriophage
digunakan untuk mempelajari
dan mengidentifikasi virus, karena lebih
sederhana dan mudah dimengerti.
 Bacteriophage ditemukan oleh Twort (1915)
dari Inggris dan D’Herelle (1917), dari
Perancis.
 Bacteriophage hanya mengandung DNA.
Bacteriophage terdiri 2 bagian :
 Bagian luar : kapsul yg terdiri dari protein tidak
aktif. Dalam kapsul terdapat DNA yg merupakan
pusat aktivitas.
 Bagian ekor: bagian ujungnya bermuatan listrik
RECEPTOR
 Receptor merupakan tempat menempel pada
receptor bakteri yang diserang.
 Virus
dapat bereproduksi dengan
membutuhkan sel inang.
 Daur reproduksi virus ada 2, yaitu litik dan
lisogenik.
 Virus yang melangsungkan daur litik disebut
virus virulen.
 Daur
litik terdapat lima tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke
dinding bakteri melalui ekornya (belum
masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag
ke dalam sel bakteri.
3. Replikasi/ Sintesa, yaitu DNA pembawa
informasi genetika diperlukan bagi sintesa
partikel virus baru. DNA fag/ virus akan
mengambil alih metabolisme sel inang.
4. Perakitan, yaitu semua bagian virus
terbentuk dengan lengkap. DNA fag dan
selubung protein dirakit menjadi fag yang
lengkap.
5. Pelepasan fag/ lisis, yaitu dinding sel bakteri
akan dilapisi.
 Virus
yang melakukan daur lisogenik disebut
virus temperal.
 Daur lisogenik terdapat 4 tahapan :
1. Adsorbsi, yaitu melekatnya fag/ virus ke
dinding bakteri melalui ekornya (belum masuk).
2. Penetrasi, yaitu penyuntikan DNA virus/ fag ke
dalam sel bakteri.
3. Penggabungan/ penyisipan, yaitu materi
genetika virus menyusup ke DNA sel inang
membentuk provirus.
4. Pembelahan, yaitu provirus mengalami
replikasi yang mengikuti pembelahan diri sel
inang. Setiap saat sel inang membelah dan
provirus ditransfer ke setiap anakan sel inang.
Jika berhasil maka provirus

Fase I : setiap bakteri mempunyai
bacteriophage tertentu, bacteriophage yang
telah menempel pada dinding bakteri
mengadakan pemboran, Bila sudah terdapat
saluran maka DNA akan meluncur masuk
kedalam sitoplasma, sedangkan capsul tetap
tertinggal di luar menjadi kepompong kosong
dan lama-lama terlepas dari bakteri
 Fase
II : DNA atau phage hilang lenyap
mengadakan fusi dengan sitoplasma dan menuju
ke pusat kebakaan. Waktu mulai masuknya
phage kemudian menghilang disebut periode
laten atau fase eclipse.
 Fase III : setelah beberap saat menghilang,
muncul phage-paghe baru dalam sitoplasma.
Phage-phage ini membuat capsul sendiri.
Setelah lengkap menjadi bacteriophage baru
maka bakteri menjadi lisis dan bacteriophage
keluar
 Reproduksi
bacteriophage diperoleh dari
penelitian fage-fage E. coli.
 Escherichia coli mempunyai 7 strain virus yaitu
T1 – T7.
 Tidak selamanya bacteriophage yang
menginfeksi bakteri menimbulkan lisis pada
bakteri, hal ini disebabkan oleh :
1. Bacteriphage yang telah temperate (kehilangan
virulensinya)
2. Sel bakteri yang telah tua
3. Adanya mutasi kebakaan
 Prophage
: phage (DNA) yang telah masuk
sitoplasma dan tidak mampu mengadakan
lisis.
 INDUKSI :
Bila bakteri terkena ultraviolet maka kondisi
bakteri menjadi lemah, dalam keadaan
demikian maka prophage mendapat induksi
yang tadinya lemah menjadi patogen dan
memperbanyak diri, bakteri menjadi lisis
dan bakteriophage baru akan keluar
 TRANSDUKSI:
Virus dapat masuk kedalam material
kebaqaan, seolah-olah menjadi bagian dari
material kebaqaan dari bakteri dan dapat
dipindah-pindahkan kepada keturunannya.
Disamping itu bakteriophage mendapat
beberapa bagian dari material kebaqaan
kuman yang dapat dipindahkan ke kuman lain.
Contoh : bakteriophage dari kuman non motil
masuk kedalam kuman yang motil maka
kuman yang tadinya motil menjadi non motil
atau sebaliknya
 Virus
bersifat menular. Penularan itu bisa
terjadi melalui beberapa cara. Ada yang
penularannya langsung dari penderita ke
orang yang sehat melalui kontak langsung
atau peralatan yang digunakan, adapula
yang penularannya melalui saluran
pernapasan dan vektor binatang.
 Pencegahan
:
1. Cara pencegahan alami yng dilakukan zat
anti bodi.
2. Cara pencegahan buatan melalui
pemberian vaksin kepada orang yang sehat
untuk merangsang pembentukan zat
antibody.
3. Rumah dibangun sedemikian rupa agar
sinar ultraviolet matahari dapat langsung
masuk kedalam rumah dan menonaktifkan
virus.