SEMADI-Dhcls-09-02

Download Report

Transcript SEMADI-Dhcls-09-02

SEMADI
K. Wijaya-Mukti
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE
15 FEBRUARI 2009
JALAN MULIA BERUNSUR DELAPAN
KEBENARAN MULIA TENTANG JALAN MENUJU LENYAPNYA DUKA
(S. V, 9)
Pandangan Benar
Semadi Benar
KEBIJAKSANAAN
Pemikiran Benar
SEMADI
Perhatian Benar
Ucapan Benar
Perbuatan Benar
Daya Upaya Benar
Penghidupan Benar
SILA
PENGERTIAN





“Memusatkan pikiran pada satu objek yang
tunggal, inilah yang disebut semadi” (M. I, 30)
Sinonim: meditasi, konsentrasi, tafakur,
kontemplasi
Sebagai metode atau cara mengembangkan
batin, semadi dinamakan bhawana
Hasil meditasi berupa keadaan batin yang
menunggal, pemusatan pikiran kuat memegang
objek, dinamakan jhana atau dhyana, ch’an, zen
Meditasi dalam bahasa Tibet disebut gom:
membiasakan diri ~ cara hidup yang menyeluruh

Tidak mungkin menguasai semadi tanpa
menguasai sila, tidak mungkin pula menguasai
kebijaksanaan tanpa menguasai semadi (A. III, 14)
TIGA FAKTOR SEMADI

Kelompok Semadi terdiri dari Semadi Benar, Daya
Upaya Benar & Perhatian Benar
 Pemusatan pikiran membutuhkan syarat adanya
daya upaya berupa Empat Ketekunan Usaha yang
Benar, dan ditandai perhatian berupa Empat
Landasan Kesadaran (M. I, 301)
DAYA UPAYA BENAR
4 Ketekunan Usaha yang Benar

Usaha mencegah timbulnya pikiran buruk/ yang
merugikan/ hawa nafsu/ kerinduan & kekesalan,
dengan menjaga, mengawasi, mengendalikan indra
 Usaha melenyapkan pikiran buruk yang sempat
muncul, dengan mencampakkannya, mengakhirinya,
mengalihkan pikiran pada sesuatu yang baru
 Usaha membangkitkan/mengembangkan pikiran
baik yang belum muncul (faktor Penerangan) melalui
ketenangan, dengan tujuan mencapai kebebasan
 Usaha mempertahankan pikiran baik/ objek
konsentrasi yang telah berhasil dicapai
(A. II, 16)
PERHATIAN BENAR
4 Landasan Kesadaran
Penuh kesadaran/ perhatian murni, terkendali,
menguasai diri menghadapi gangguan yang timbul,
merenung, mengamati sungguh-sungguh:
 Badan jasmani
 Perasaan
 Pikiran
 Fenomena dharma
Secara internal, eksternal atau bersama, mengenai
proses timbulnya, lenyapnya, timbul/lenyapnya
sesuatu, hanya sekadar mengetahui,
mengendalikan, bebas tanpa kemelekatan
(D. II, 290)
Mahasatipatthana-sutta:
“Satu-satunya jalan yang
membuat orang menjadi suci,
mengatasi kesedihan &
ratapan, mengakhiri hal-hal
yang menyakitkan &
penderitaan, metode yang
benar, untuk merealisasi
Nirwana, itulah Empat
Landasan Kesadaran
(Perhatian murni)”
(D. II, 290)
SEMADI BENAR

Menjauhkan diri dari nafsu & semua yang buruk,
memasuki jhana tingkat pertama hingga
keempat, tinggal dalam keadaan itu (S. V, 9)
 Pikiran yang baik, yaitu kesadaran & corak batin
yang baik, terpusat dengan mapan pada satu
objek (Vism. 84)
 Semadi memiliki karakteristik pikiran yang tidak
terganggu, fungsinya mengatasi kekacauan,
menyebabkan ketenangan, manifestasinya tidak
bergelombang, sebab terdekat yang
menimbulkan pemusatan pikiran adalah
kebahagiaan.
 Dengan merasa bahagia, pikiran menjadi
terpusat (D. I, 73)
MANFAAT SEHARI-HARI

Mengenal & menguasai diri
 Mengatasi masalah mental/kejiwaan,
mengurangi ketegangan ~ sabar, tenang,
seimbang, damai
 Membangun kebiasaan baik dari pikiran, sikapsikap yang positif, realistis, konstruktif ~
kecerdasan intelektual, emosi, spiritual, sosial
 Meningkatkan kebugaran & daya tahan jasmani,
menyembuhkan sejumlah penyakit
(efek a.l. terhadap saraf & otak, sirkulasi darah &
jantung, reaksi biokimia & fisiologi)
TUJUAN SEMADI

Mencapai ketenangan batin & pandangan terang
~ pemurnian kesadaran (perhatian penuh &
pemahaman jernih)
~ sadar di sini saat ini
~ pencerahan
 Tujuan akhir: Nirwana
 “Orang yang bijaksana tekun bersemadi, selalu
berusaha keras, akan mencapai Nirwana,
kebebasan mutlak, kebahagiaan yang tiada tara
(Dhp. 23)
 Tidak ada hubungannya dengan mistik,
sekalipun bisa menghasilkan kemampuan
supernatural
MACAM-MACAM BHAWANA

Samatha-bhawana (semadi duniawi)
pengembangan ketenangan, menghasilkan
jhana & kekuatan batin, tidak dapat
melenyapkan seluruh kotoran batin

Wipassana-bhawana (semadi supra-duniawi)
pengembangan pandangan terang,
melenyapkan seluruh kotoran batin, ajaran khas
Buddha
Wipassana-bhawana memerlukan landasan
ketenangan batin, karena itu kedua metode
tidak terpisahkan
SUBJEK SAMATHA BHAWANA

Ada 40 subjek , dikelompokkan 7 kategori:
 Kasina, wujud benda & warna & cahaya (10)
 Asubha, wujud menjijikkan/mayat (10)
 Anussati, perenungan (10)
 Appamanna, keadaan tak terbatas (4)
 Arupa, perenungan tanpa materi (4)
 Aharapatikulasanna, persepsi jijik makanan (1)
 Catudhatuvavatthana, analisis 4 unsur jasmani (1)
Pilih salah satu yang paling cocok
WIPASSANA-BHAWANA





Melihat dengan cara istimewa, gerak gerik batin
& jasmani, terus-menerus: tidak kekal, duka,
tanpa inti
Perenungan jasmani: keluar masuk napas,
posisi jasmani, perhatian & menyadari, analisis
organ, unsur jasmani, proses kerusakan
Perenungan perasaan: menyenangkan,
menyakitkan, netral
Perenungan pikiran: dicengkeram hawa nafsu,
kebencian, kebodohan atau tidak, apa penuh
perhatian, luhur, ideal, tenang, bebas atau tidak
Perenungan fenomena dharma: muncul
lenyapnya agregat kehidupan, indra, rintangan
batin, Empat Kebenaran Mulia, dll
PENCAPAIAN KONSENTRASI

Konsentrasi sesaat (khanikasamadhi): tiada rintangan batin
untuk sementara
 Konsentrasi permulaan/mendekat
(upacara-samadhi): rintangan
batin lenyap sama sekali,
penampakan gambaran batin
tercapai, faktor jhana belum
mapan
 Konsentrasi penuh (appanasamadhi): gambaran batin
terkendali, semua faktor jhana
mapan
FAKTOR-FAKTOR JHANA
Jhana/dhyana: konsentrasi yang dicapai dalam
meditasi, keadaan batin di luar aktivitas panca-indra
dengan pikiran terpusat menunggal kuat
5 faktor Jhana
 Vitakka: pikiran yang terarah menangkap objek
 Vicara: pikiran bertahan telah menangkap objek
dengan kuat
 Piti: kegiuran
 Sukha: kebahagiaan
 Ekaggata: pemusatan pikiran yang menunggal kuat
(S. V. 9)
GAMBARAN BATIN
Nimitta ~ tanda/ lambang, menunjukkan tingkat
perkembangan perenungan pada suatu objek

Parikamma-Nimitta: gambaran batin selama
pembacaan = objek perenungan itu sendiri
 Uggaha-nimitta: gambaran batin tercapai =
reproduksi oleh batin, bukan bayangan saat
menutupkan mata atau khayalan
 Patibhaga-nimitta: gambaran batin terkendali =
turunan dari bentuk asli yang dapat dibuat lebih
besar/kecil, diubah warnanya sekehendak hati
RINTANGAN BATIN
Kotoran batin (kilesa)
 Nafsu keinginan akan
objek indra yang
menyenangkan
 Niat/kemauan jahat
 Kemalasan dan
kelesuan
 Kegelisahan dan
kekhawatiran
 Keraguan
(A. III, 62)
Kemelekatan,
kesombongan,
pandangan keliru/
ilusi
Rintangan batin
dikendalikan dengan:
keyakinan, usaha,
kesadaran/perhatian
murni, semadi,
kebijaksanaan
PRAKTIK MEDITASI

Duduk bersila
 Berdiri
 Jalan
 Berbaring
Di dalam posisi & kondisi apa pun, sadar sepenuhnya
akan adanya kebahagiaan & ketidakbahagiaan,
melepaskan keduanya, tidak melekat
TERIMAKASIH