Psikologi Desain Pertemuan 6

Download Report

Transcript Psikologi Desain Pertemuan 6

Psikologi Persepsi dalam Kawasan
Desain Komunikasi Visual
Cuplikan isi buku hal 178 sd. 219: Psikologi Persepsi pada
Kawasan Desain KomunikasiVisual, tulisan Drs. Nasbahry
Couto, M. Sn, terbitan tahun 2010. 256.hal.(14x21 cm),
ISBN: 978-602-8819-16-9. Editor substansi: Dr. Ramalis
Hakim, M.Pd. Editor Bahasa: Prof. Dr. Ermanto. M.Hum.
DESAIN GRAFIS DAN RAGAM PERSEPSI
 Dalam ilmu desain, yang dicari adalah fisik benda yang akan
diciptakan, benda itu berbentuk.
 Dalam teori desain, bentuk (form) menjadi pusat perhatian
desainer dan bukan hanya masalah warna atau lainnya.
 Teori-teori desain dimulai dari teori pembangkit bentuk (form
generator) atau pengarah bentuk (generator of form), yaitu teoriteori yang lahir dari pandangan ini.
Pertanyaan;
Mana yang penting mencari bentuk
visual tanpa mempedulikan
persepsi yang akan ditimbulkannya
atau sebaliknya?
 Pengetahuan yang mengandung teori persepsi di dalam pengetahuan
dasar dalam mendesain, seperti;
 nirmana datar, nirmana ruang, dasar visual, rupa dasar dsb.
 Kita mulai dengan pertanyaan;
 apakah yang berfungsi sebagai pembangkit bentuk (form generator) dalam
sebuah desain?.
 Apa pula yang membatasi bentuknya (constraint)?.
 Untuk hal yang bersifat interpretasi atau persesi kita dapat mulai
dengan pertanyaan;
 bagaimana membangun persepsi sebuah karya desain yang mencitrakan
moderen, klasik, romantis, folk, tradisional, kekanakan, dewasa atau
analogi-analogi dari persepsi lainnya?
 Bagaimana pula peranan gambar atau font dalam membangun persepsi
semacam itu?
 Jadi, masih ada masalah yang krusial dan mendasar yang terkait dengan
masalah persepsi yang perlu diungkapkan di antaranya adalah sebagai
berikut ini.
(a) Teori atau konsep desain seperti yang dikemukakan (Meggs,
1998), Walschaeger, 1991; dsb).
(b) Pembangkit Bentuk (form generator) dan Pembatas Bentuk Desain
(constraint) seperti yang dikemukakan (Walschaeger, 1991,
Sarwono & Lubis, 2005).
(c) Persoalan Desain, yaitu memahami bagaimana elemen atau
bagian-bagian desain grafis disusun atau diaransir, atau bagaimana
karyanya dapat menciptakan persepsi atau citra tertentu seperti
yang dikemukakan (Walschaeger, 1991, Allen, 2009).
(d) Persepsi terhadap huruf (font) dan font-font yang efektif dipakai
dalam bidang desain grafis seperti yang dikemukakan (Airey,
David. 2010, Pujiyanto, 2008).
(e) Persepsi terhadap gaya atau corak desain seperti yang
dikemukakan(Meggs, 1998, Ansley, 2001), dan sebagainya.
 Wallsclaeger (1992), di antara pemahaman yang harus dikuasai
seniman, desainer dan arsitek adalah tentang teori; konsepsi,
pembangkit bentuk, sasaran komunikasi visual yang terkait dengan gaya
desain, dan teori yang melatar belakanginya.
 Istilah teori dan konsep; sebuah teori berlaku umum dan diakui
lapangan ilmu pengetahuan tertentu, misalnya teori persepsi Gestalt
oleh Koffka, dan teori atom dsb.
 Dalam konteks aplikasi teori desain, teori sebenarnya membimbing
kelahiran konsep-konsep desain yang baru.
 Konsep desain adalah hal yang dicari desainer dalam merancang sesuatu,
mis; bagaimana seorang desainer mengutarakan dan atau mempersepsikan
karya desainnya melalui konsep-konsep tertentu.
 Couto (2009c:4), pikiran manusia tentang yang telah dikategorisasikan,
mis; suatu objek diutarakan melalui label bahasa verbal, tetapi bukan
sembarang label, yaitu yang khusus dan terkategorisasi.
 Konsep diutarakan dalam dua bentuk yaitu; bahasa verbal dan dalam
bahasa visual, mis; konsep visual untuk menggantikan bentuk benda
nyata, a.l. untuk menjelaskan sebuah karya desain atau detil desain.
Persoalan–persoalan (Faktor) Desain
 Faktor artinya adalah issue (persoalan), yang mirip pengertiannya
dengan ini adalah[2] influence, feature, aspect, reason, cause, dynamic,
element, thing, consideration, circumstance, component, part
 Menurut Hepler, dalam dunia desain, umumnya ada tujuh unsur
yang menjadi isue/persoalan utama yaitu (1) bentuk kegiatan, (2)
kreativitas desain, (3) aspek teknologi dalam desain, (4) persepsi
terhadap karya desain, (5) elemen-elemen desain, (6) prinsip
organisasi elemen desain, dan (7) tahapan mendesain (merancang).[3]
Grafis dan Arsitektur
 Hal-hal yang membatasinya (konstrain);
 Grafis; dibatasi bidang datar yang akan di desain, satu
lembar atau berlembar-lembar; di pajang di pinggir
jalan, dsb.
 Arsitektur; dibatasi oleh kebutuhan manusia dan ruang
yang kemudian diutarakan dalam konsep grafis. Desain
pakaian misalnya, dibatasi oleh bentuk tubuh manusia
dan fungsinya. Wallsclaeger, C., & Snyder, Cynthia
Busic menyebutnya dengan istilah aspek preskriptif
(prescriptive aspect), istilah yang sepadan dengan ini
adalah constraint atau pembatasan (Sarwono & Lubis
(2005:24).
Bentuk-bentuk Kegiatan Desain
 Dari segi organisasi, bentuk kegiatan mendesain dapat berbentuk
(1) individual, (2) kelompok desainer, (3) kolaboratif antara
individual, kelompok desainer dan masyarakat.
 Dari segi formalnya, kegiatan merancang dapat
(1) informal, yaitu; kegiatan yang tidak terikat dengan usaha bisnis dan
aturan-aturan tertentu dalam merancang, desain dalam hal ini dapat
dilakukan secara intuitif dan individual yang tidak terikat kontrak
kerja
(2) formal; terikat dengan kontrak kerja, untuk tujuan pasar, dan
kepentingan skala besar dan melibatkan berbagai pihak yang terkait
dan aturan yang jelas. Kegiatan desain ini dilakukan secara sistematis,
dan bahkan melalui sebuah riset.. Kegiatan informal. Sedangkan
kegiatan formal dalam desain adalah yang
Tobe continued