Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Ulama Klasik

Download Report

Transcript Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Ulama Klasik

Bersama Imam Muhammad bin al-Hasan
asy-Syaibani dengan Kitab al-Kasab
Ikhwan A. Basri
Mengenal Imam Muhammad (132-189 H)
Salah seorang murid Imam Abu Hanifah R.A
bersama dengan Abu Yusuf disebut shohiban
dan muridan. Keduanya pendukung utama
madzhab Hanafi dalam daulah abbasiyyah.
Menulis karya ilmiah dengan judul Kitab alkasab fir Rizq al-mustathob ( Buku tentang
usaha dan rizki yang baik).
Dengan judul seperti itu kitab ini seolah-olah
ditulis untuk menjadi panduan bagi setiap orang
dalam berusaha dan menggunakan hasul
usahanya secara optimal sesuai dengan
pandangan hidup Islam.
Lebih jauh dengan Kitab al-Kasab
Dengan judul al-kasab mengandung arti usaha, bekerja, dan
berkarya. Yang menjadi pusat perhatiannya adalah economic agent
seperti consumer dan producer. Karena itu karya ini bernuansa
mikroekonomi.
Banyak karya ilmiah di bidang public finance, kitab al-kasab memiliki
fokus perhatian yang berbeda dengan kecenderungan kitab-kitab
yang ditulis pada masa itu seperti al-khoroj dan al-amwal.
Penulisan karya ilmiah pada masa itu lebih menyerupai kodifikasi
hadis dan atsar, kitab al-kasab menyajikan suatu analisis terhadap
perilaku konsumen, produsen, konsumsi dan produksi dengan
mengacu kepada pola-pola yang diperbolehkan oleh Islam.
Karya ini mengandung ketauladanan dalam mengoreksi pahampaham yang keliru seperti kaum mutaqossyifah.
Konsumsi dan herarkhinya
Nafaqoh (konsumsi) sangat pokok karena selain
untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk
bertahan hidup juga ada keterkaitannya dengan
zakat.
Islam memiliki pola, cara dan gaya sendiri dalam
konsumsi. Islam memiliki parameter sendiri
dalam konsumsi dengan istilah-istilah seperti
israf, tabzir, turf dan lain-lain.
Menurut Imam Muhammad kebutuhan pokok
(dhoruriyyat) ada 4 yaitu makan, minum,
pakaian dan tempat tinggal.
Perilaku Konsumsi
Seorang Muslim
Muslim
Konsumen
Non Muslim
Membedakan
antara Syahwat,
Keinginan (wants) dan
Kebutuhan (hajat)
Tidak membedakan
antara Syahwat,
Keinginan (wants) dan
Kebutuhan (hajat)
Perilaku Konsumsi Seorang
Muslim
Syahwat
Tidak Ada
• Pertimbangan Maslahat
• Pertimbangan Norma
• Pertimbangan Akal Sehat
Keinginan
Tidak terbatas
Kebutuhan
Sebab riil dan maslahat
Perilaku Konsumsi Seorang
Muslim
Dhoruriyat
Hajat
(Kebutuhan)
Hajiyaat
Tahsiniyat
Dasar kehidupan, apabila tidak
dipenuhi  hancur kehidupan
Sandang, pangan, papan, nikah,
kendaraan dll
Menghilangkan kesulitan makan
dengan sendok
Di atas Hajiyat dan di bawah
tabzir atau kemewahan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam konsumsi
 Memenuhi kebutuhan diri sendiri  keluarga 
kerabat  orang yang memerlukan bantuan
 Penuhi dulu Dhoruriyat, baru hajiyat kemudian
tahsiniyat
 Pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan diri, keluarga
dan mereka yang memerlukan bantuan sebatas
kemampuan finansialnya
 Tidak boleh mengkonsumsi yang haram
 Konsumsi ideal
bakhil
mengumbar
As-sarof
Tingkatan konsumsi menurut
imam Muhammad asy-S yaibani
Al-kifayah
Konsumsi islami
Sadd ramq
Al-mutadanni
DisarikanolehIkhwanA. Basri
dari kitabal-Kasab
Tahapan Mengumbar Nafsu
MENGUMBAR
AT - TURF
BAKHIL
WILAYAH
KONSUMSI
AT - TABZIR
AL - ISRAF