80 cara mengajar yang efektif dan seterusnya

Download Report

Transcript 80 cara mengajar yang efektif dan seterusnya

80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
PEMBELAJARAN INOVATIF
PENGEMBANGAN PROFESIONALISME
GURU SECARA BERKELANJUTAN
Oleh:
Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
EFEKTIVITAS PENGAJARAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pengajaran untuk apa?  kejelasan tujuan
Apa yang diajarkan ?  mutu bahan ajar
Pengajaran untuk siapa?  kesiapan siswa
Jenis pengajaran?  jenis & bentuk pengajaran
Siapa mengajar?  kompetensi pengajar
Bagaimana cara mengajar?  cara mengajar yang
cocok dengan bahan yang diajarkan dan tingkat
perkembangan siswa
7. Dengan apa mengajar?  media pengajaran yang
sesuai
8. Dimana mengajar?  tempat/kancah mengajar
9. Bagaimana cara mengevaluasi?  evaluasi
pembelajaran yang otentik
10.Berapa lama mengajar?  lama mengajar
11.Bagaimana penggunaan waktu?  efektivitas waktu
Dari
banyaknya
faktor-faktor
yang
mempengaruhi efektivitas pengajaran, cara
mengajar ( no 6) hanyalah merupakan salah
satunya
sehingga
kita
tidak
boleh
mendetotalisasi kalau cara mengajarnya
sudah efektif, otomatis hasil pengajarannya
juga efektif. Faktor-faktor lain juga harus
diperhitungkan, memadai atau tidak.
Namun demikian, cara mengajar yang
efektif memang memiliki kontribusi yang
lebih besar dibanding faktor-faktor lainnya.
80 CARA MENGAJAR YANG EFEKTIF
1. Metode ceramah dan tanya jawab
2. Diskusi terarah
3. Demonstrasi
4. Ilustrasi/Memberi contoh
5. Metode proyek
6. Kunjungan lapangan/study tour
7. Melakukan praktek
8. Pemberian tugas
9. Pekerjaan rumah
10.Meringkas dan mengomentari buku
11.Menggunakan nara sumber/guru tamu
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Diskusi panel
Debat
Curah pendapat
Pembahasan kasus
Bermain peran
Sosio drama
Lessons study
Presentasi oleh siswa
Bermain peran
Diskusi kelompok
Simulasi
Mentoring kawan sejawat (antar siswa)
Mengajar beregu (team teaching)
Memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi (animasi)
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Kejelasan dalam mengajar
Variasi dlm penggunaan metode/media
Motivasi/keantusiasan mengajar
Kegiatan mengajar terarah pada tugas
Pemberian kesempatan belajar kpd siswa
Paket belajar mandiri
Pemanfaatan ide-ide peserta didik
Kritik yang konstruktif
Penggunaankomentar yg menyemangatkan
Jenis pertanyaan yang kreatif
Manajemen kelas dan disiplin
37. Penguatan, penghargaan, dan hukuman
38. Pemeriksaan terhadap hasil kerja siswa
39. Pengembangan berfikir siswa
40. Pengajaran yang memperhatikan individual
41. Pemberdayaan siswa
42. Penggunaan waktu secara efektif & efisien
43. Pengajaran PAKEM
44. Penggunaan variasi alat bantu pengajaran
45. Penggunaan prinsip-prinsip penghargaan
terhadap berfikir kreatif
46. Tingkat kesulitan pengajaran
47. Pembelajaran kontekstual
48. Pemecahan masalah
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
Ekspektasi yang tinggi
Hubungan interpersonal yang hangat
Strategi pengajaran yang inovatif
Penggunaan prinsip-prinsip belajar
yang kreatif dan inovatif
Metode inkuiri
Penggunaan slide foto
Penggunaan film
Belajar mandiri
Pengajaran terprogram
Pembelajaran berbantuan komputer
e-instruction & e-learning
60. Pemanfaatan televisi
61. Pemanfaatan pameran, gambar-gambar,
poster, papan flannel
62. Mengarahkan siswa untuk mengajar siswa
lainnya
63. Penggunaan laboratorium
64. Menggunakan teknik-teknik bertanya
65. Menyediakan program akselerasi bagi anakanak cerdas
66. Menyediakan program remedi bagi siswa
kurang cerdas
67. Metode demonstrasi untuk keterampilan
kejujuran
68. Metode demostrasi suatu konsep dan
prinsip
69. Menyampaikan informasi dengan audiovisual
70. Menyampaikan informasi dengan model,
benda nyata
71. Jaga keseimbangan daya pikir, daya hati
dan daya pisik
72. Jaga keseimbangan antara tujuan pribadi
dan tujuan sosial
73. Jaga keseimbangan antara kreativitas dan
disiplin
74. Jaga keseimbangan antara persaingan dan
solidaritas
75. Jaga keseimbangan antara antara tuntutan
dan prakarsa
76. Menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
77. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan
78. Mengekspresikan ide dalam tulisan
79. Penggunaan papan tulis dan flip chart
80. Diskusi panel dan simposium
Oleh:
Prof. Slamet PH. MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D.
KONDISI PEMBELAJARAN SAAT INI
• Pembelajaran
saat
ini
cenderung
memberikan porsi guru aktif siswa pasif,
guru memberi siswa menerima, dan guru
menjelaskan
siswa
mendengarkan.
Sedemikian lemahnya interaksi guru-siswa
sehingga pembelajaran belum mampu
menumbuhkan rasa keingintahuan, daya
kritis, daya kreasi, daya inovasi, dan belum
mampu mengaktualkan potensi siswa.
Akibatnya, proses pemberdayaan potensi
siswa tidak dapat dilakukan secara optimal.
KONDISI …… (LANJUTAN)
• Pembelajaran
saat
ini
juga
lebih
mementingkan
jawaban
baku
yang
dianggap benar oleh guru, tidak ada
keterbukaan dan demokrasi, tidak ada
toleransi pada kekeliruan akibat kreativitas
berpikir karena yang benar adalah apa
yang dipersepsikan benar oleh guru. Itulah
yang disebut sebagai memorisasi dan
recall, yaitu tidak dihargainya kreativitas
dan kemampuan inovasi peserta didik.
KONDISI …… (LANJUTAN)
• Pembelajaran saat ini juga lebih
cenderung
memberi
dari
pada
memberdayakan, kurang mem-berikan
peluang bagi peserta didik untuk
mengaktualkan
potensinya,
baik
intelektual,
spiritual,
emosional,
estetikal, maupun pisikalnya.
ARTI PEMBELAJARAN INOVATIF
• Pembelajaran inovatif adalah proses interaksi
yang pro-perubahan antara peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran yang properubahan adalah pembelajaran yang mampu
menumbuhkan dan mengembangkan daya
imajinasi,
kreasi,
inovasi,
nalar,
rasa
keingintahuan, dan eksperimentasi untuk
menemukan kemungkinan-kemungkinan baru,
dan yang tidak tertambat pada tradisi dan
kebiasaan
pembelajaran
yang
lebih
mementingkan memorisasi dan recall.
Karakteristik pembelajaran inovatif:
(1) mendorong keingintahuan, (2)
keterbukaan
pada
kemungkinankemungkinan baru, (3) prioritas pada
fasilitasi kemerdekaan dan kreativitas
dalam
mencari
jawaban
atau
pengetahuan baru (meskipun jawaban
itu salah atau pengetahuan baru
dimaksud belum dapat digunakan, (4)
pendekatan
yang
diwarnai
oleh
eksperimentasi untuk menemukan
kemungkinan-kemungkinan baru, dan
(5) ada mekanisme apresiasi prestasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN INOVATIF
Tujuan utama pembelajaran inovatif
adalah untuk memberdayakan potensi
peserta didik agar mampu menumbuhkan daya imajinasi, kreasi, inovasi, nalar,
rasa keingintahuan, dan eksperimentasinya untuk menemukan kemungkinankemungkinan
baru.
Tujuan
ini
mensyaratkan bahwa pendidik harus
lebih demokratis/egaliter dan mampu
membebaskan
peserta
didik
dari
tekanan-tekanan kejiwaan.
Untuk itu, pembelajaran seharusnya
dikembangkan melalui berbagai gaya dan
selera
agar
mampu
mengaktualkan
potensi peserta didik, baik intelektual,
emosional, spiritual, estetikal, maupun
pisikalnya. Selain itu, pembelajaran yang
bermatra individual-sosial-kultural perlu
dikembang-kan sekaligus agar sikap dan
perilaku peserta didik sebagai makhluk
individual tidak terlepas dari kaitannya
dengan kehidupan masyarakat lokal,
nasional, regional, dan global.
UPAYA-UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN
PEMBELAJARAN INOVATIF
Kembangkan dan laksanakan pendekatan
pembelajaran yang mampu menggugah
kreativitas dan inovasi peserta didik,
misalnya PAKEM, pembelajaran kontekstual,
dsb.;
Selenggarakan pembelajaran yang memperhatikan keselarasan dan keseimbangan
antara: (a) kreativitas dan disiplin, (b)
persaingan dan kerjasama, (c) berpikir
holistik dan atomistik, (d) berpikir induktif
dan deduktif, (e) tuntutan dan prakarsa
Kembangkan pembelajaran sebagai sistem
(Gambar 1);
Pembelajaran
inovatif
menghendaki
pembelajaran bergerak dari pemahaman, ke
penghayatan hingga sampai ke penerapan
(Gambar 2);
Bergeserlah pembelajaran dari abstrak ke
riil, dari tekstual ke aktual, dari verbal ke
konkret, dari artifisial ke realita, dan dari
maya ke nyata (Gambar 3);
Pilihlah strategi pembelajaran yang variatif
(Gambar 4);
Laksanakan penilaian pembelajaran yang
mencakup proses, tidak hanya hasil.
PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG IDEAL
Idealnya, penyelenggaraan pembelajaran
pada pendidikan dasar dan menengah
mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
(1) proses belajar mengajar mampu
mengakrabkan,
menghayatkan
dan
menerapkan
nilai-nilai
(religi,
teori,
ekonomi, kuasa, seni, solidaritas termasuk
moral),
norma-norma
untuk
mengkonkretisasikan nilai-nilai tersebut, dan
standar-standar;
(2)
proses
belajar
mengajar harus pro-perubahan yaitu yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan
eksperimentasi untuk menemukan
kemungkinan baru, “a joy of discovery”,
yang tidak tertambat pada tradisi dan
kebiasaan proses belajar di sekolah yang
lebih mementingkan memorisasi dan recall;
(3) penggunaan pendekatan proses belajar
mengajar yang beragam agar mampu
mengaktualkan potensi peserta didik, baik
intelektual, emosional, spiritual, estetikal
maupun kinestetikalnya; (4) proses belajar
mengajar yang bermatra individual-sosialkultural perlu dikembang-kan sekaligus agar
sikap dan perilaku peserta didik sebagai
makhluk individual tidak terlepas dari
kaitannya dengan kehidupan masyarakat
lokal, nasional, regional dan global; (5)
proses belajar
mengajar
mampu
membangun
karakter
peserta didik yang berjati diri warga Negara
Indonesia serta berwawasan internasional; (6)
penggunaan
media
pembelajaran
yang
bervariasi sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan bahan ajarnya; (7) proses belajar
mengajar yang mendorong keingintahuan (a
sense of curiosity and wonder), keterbukaan
pada
kemungkinan-kemungkinan
baru,
prioritas pada fasilitasi kemerdekaan dan
kreativitas dalam mencari jawaban atau
pengetahuan baru (meskipun jawaban itu
salah atau pengetahuan baru dimaksud belum
dapat
digunakan);
dan
(8)
penerapan
pendekatan yang diwarnai oleh eksperimentasi
untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan
baru.
GAMBAR 1: PEMBELAJARAN SEBAGAI SISTEM
INPUT
PROSES
OUTPUT
Tujuan
Evaluasi
Materi
Pengajar
Siswa
Metode
P.B.M
HASIL BELAJAR
• Perilaku Guru
• Peningkatan Daya Fikir
• Perilaku Siswa
• Peningkatan Daya Kalbu
• Peningkatan Daya Fisik
• Penguasaan Ilmu
Media
Waktu
Lingkungan
LOGOS
ETOS
(Pengenalan Nilai) (Internalisasi Nilai)
Pengetahuan
Penghayatan
PATOS
(Penerapan Nilai)
Perbuatan
(Pengamalan)
GAMBAR 3:
KONVENSIONAL VS INOVATIF
Konvensional
Inovatif
Abstrak
Tekstual
Verbal
Artifisial
Maya
Riil
Aktual
Konkret
Realita
Nyata
GAMBAR 4: STRATEGI PEMBELAJARAN
JENIS REALITA
KONKRET
PANDANG
ABSTRAK
JENIS PENGALAMAN
ASLI
TIRUAN
• Praktik
• Bekerja
• Eksperimen
• Simulasi
• Role Playing
• Reflektif
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Pengamatan
Film Nyata
Peragaan
Study Tour
Film Fiksi
Buku
Fiksi
VCD
Animasi
Verbal
(kata-kata)
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
YANG MENDUKUNG
PEMBELAJARAN INOVATIF
1. Anak didik belajar dengan baik jika siap
belajar (law of readiness);
2. Anak didik cenderung mengulang
belajar jika hasilnya memuaskan (law
of effect);
3. Anak didik cenderung belajar terbaik
jika sering latihan (law of exercise);
4. Anak didik cenderung belajar terbaik
jika motivasi belajarnya tinggi;
5. Anak didik belajar terbaik jika tertarik;
6. Anak didik belajar terbaik
kebutuhan yang jelas;
7. Anak didik
melakukan;
belajar
terbaik
jika
ada
dengan
8. Anak didik belajar terbaik jika informasi/
pengetahuan baru dapat dihubungkan
dengan pengalaman yang lalu;
9. Anak didik belajar terbaik jika bagianbagian bahan pelajaran diintegrasikan
menjadi keseluruhan yang bermakna;
10. Anak didik belajar terbaik jika kondisi
belajar menyenangkan;
11. Anak didik belajar
tujuannya jelas;
terbaik
jika
12. Anak didik belajar terbaik jika kondisi
fisiknya sehat;
13. Anak didik belajar terbaik jika mereka
tahu kegunaan/nilai belajar;
14. Anak didik belajar terbaik jika
stimulus diterima lewat beberapa
indera (katakan-tunjukkan-kerjakan);
15. Pelajaran yang impresif akan teringat
lama;
16. Setiap individu berbeda dalam minat,
kemampuan dan pengalaman;
17. Kebiasaan, keterampilan dan ide-ide
dapat dikembangkan lewat
pengulangan;
18. Belajar dipengaruhi oleh pengalaman
yang lalu, kerangka berfikir dan
kecukupan pengajaran;
19. Belajar membutuhkan aktivitas;
20. Keadaan perasaan/sikap mempengaruhi
belajar;
21. Sukses awal mempengaruhi belajar
berikutnya;
22. Tantangan menggairahkan/merangsang belajar;
23. Penghargaan (reward) mempengaruhi
belajar yang positif;
24. Belajar akan lebih efektif jika segera
diikuti aplikasinya;
25. Semakin hasil belajar itu jelas, dekat,
realistik dan relevan, semakin efektif
belajar;
26. Tensi emosional menurunkan efisiensi
belajar;
27. Minat adalah indikator pertumbuhan
dan pengembangan;
28. Belajar yang memuaskan cenderung
akan diulang;
29. Partisipasi (keterlibatan) meningkatkan belajar;
30. Belajar dapat ditingkatkan
pemecahan masalah;
lewat
31. Keefektifan belajar tergantung umpan
balik; dan
32. Belajar
dapat
ditingkatkan
oleh
atmosfir informal dan kebebasan
untuk membuat kesalahan.
Tugas guru adalah menciptakan kondisi agar
prinsip-prinsip belajar dapat dicapai. INGAT
MOTO BERIKUT: “JIKA SISWA TIDAK
BELAJAR, GURU TIDAK MENGAJAR”.
PENGEMBANGAN
PROFESIONALISME GURU
SECARA BERKELANJUTAN
Oleh:
Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D.
1. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi
guru sesuai SNP melalui kuliah di
perguruan tinggi dalam bidangnya bagi
yang belum memiliki S1/D-IV; S2 bagi
yang sudah S1
2. Mengikuti pendidikan profesi yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi
terakreditasi
yang
ditunjuk
oleh
pemerintah
3. Mengikuti pelatihan dan lokakarya yang
sesuai dengan bidang keahliannya
4. Mengikuti pelatihan penelitian tindakan
kelas dan melaksanakannya di sekolahnya untuk perbaikan proses belajar
mengajar
5. Mengikuti pelatihan penulisan karya
ilmiah di profesinya
6. Mengikuti
kegiatan-kegiatan
forum
ilmiah (seminar, semiloka, diskusi
panel, konferensi, konvensi, temu
ilmiah, dll. pada tingkat nasional dan
internasional
7. Belajar secara berkelompok melalui
pertemuan-pertemuan KKG, MGMP, dll.
8. Belajar secara mendiri yang dilakukan
secara terus menerus
9. Mempelajari modul-modul pendidikan
guru berbasis kompetensi
10. Belajar dari kesalahan dan melakukan
perbaikan atas kekurangannya
11. Berkunjung ke pusat-pusat kegiatan
ilmiah/pengembangan ilmu (LIPI, pusatpusat penelitian di perguruan tinggi,
laboratorium, perpustakaan, dll.
18. Mengunjungi
pusat-pusat
sumber
belajar, penerbit, dan tempat-tempat lain
yang memiliki sumber belajar
19. Menjadi anggota organisasi profesi
domestik dan
internasional serta
berpartisipasi didalamnya
20. Menulis artikel yang dipublikasikan di
jurnal profesinya
21. Memanfaatkan internet (web-site) dan
membangun jaringan dengan pihakpihak lain
22. Menghadiri ceramah-ceramah oleh para
ahli
12.Mengunjungi sekolah-sekolah yang
hebat (input, proses dan outputnya)
13.Mengunjungi dan berdialog dengan
guru-guru yang hebat
14.Melakukan pemagangan ke guruguru yang hebat
15.Membaca buku, jurnal, majalah, hasil
penelitian di profesinya
16.Mengunjungi
dunia
usaha
dan
industri (bagi guru kewirausahaan)
17.Pengalaman kerja di dunia usaha dan
industri (bagi guru kewirausahaan)
23. Membaca tulisan-tulisan di media masa
untuk
mengetahui
perkem-bangan
mutakhir profesinya
24. Memiliki perpustakaan di rumahnya
(jika memungkinkan)
25. Mengikuti perlombaan
ilmiah di profesinya
karya
tulis
26. Detasering/pertukaran
guru dengan
guru dari sekolah lain (domestik dan
internasional)
27. Tutorial oleh
sekolahnya
kawan
sejawat
di
28. Membiasakan membaca 2 jam per hari
pada profesinya dan bacaan terkait
29. Menerapkan 9 kebiasaan perilaku orang
tangguh: proaktif, mulailah dengan
mengacu pada tujuan akhir, dahulukan
yang utama (buat prioritas), berfikir
menang-menang (saling menghidupi),
mendengar baru didengar, bersinergi
(kerjasama kreatif yang memberi nilai
tambah),
pembaruan
secara
terus
menerus
(pro-perubahan),
berjiwa
kewirausahaan, dan spirit baru untuk
maju (lihat Stephen Covey, 2005)
30. Berfikir, bersikap dan bertindak
secara sistem (utuh dan benar)
 Input (I)
 Proses (P)
 Output (O)
I
P
O
31. Kehidupan adalah perubahan sehingga
jika seseorang tidak membuat perubahan berarti tidak ada kehidupan padanya.
Jangan tertambat pada tradisi dan kebiasaan masa lalu. Oleh karena itu,
lakukanlah perubahan (peningkatan,
pengembangan, dan modifikasi) sekecil
apapun
32. Lakukan apa saja yang terbaik, jalan
menuju ke puncak akan terbuka
33. Milikilah spirit hidup yang hebat untuk
maju dan jangan kerdil
34. Berfikir, bersikap dan bertindak secara
profesional, tidak amatiran
35. Memiliki budaya yang berdaya preservatif
(melestarikan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia)
dan
berdaya
progresif
sekaligus (mengembangkan nilai-nilai
moderen yang sesuai dengan konteks
Indonesia)
36. Jaga keseimbangan tujuan antara daya
fikir, daya qolbu dan daya pisik; disiplin
dan kreativitas, deduktif dan induktif,
bersaing dan kerjasama, holistik dan
atomistik, pribadi dan sosial, tuntutan
dan prakarsa.
37. Menjaga
harmonisme
nilai-nilai
kehidupan
antara
nilai
agama,
teori/iptek, seni, ekonomi, solidaritas dan
kuasa (agama menjadi penglimanya)
38. Berwawasan lokal, nasional, regional dan
global sekaligus di profesinya termasuk
bahasa dan budayanya
39. Menjaga
integritas,
kejujuran
dan
kebersihan, profesionalisme, berpusat
pada
anak
didik,
keunggulan,
tanggungjawab, respek dan percaya
kepada orang yang bisa dipercayai
40. Memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap
keberhasilan anak didiknya
41. Mempelajari ICT untuk media mengajar, e-
learning,
e-administration,
curriculum on-line, etc.
internet,
42. Mempelajari
bahasa
Inggris
untuk
kepentingan
mengajar,
komunikasi
internasional, membaca buku, dsb.
43. Guru
memahami,
menyadari,
berkewajiban, dan melaksanakan belajar
secara mandiri dan terus menerus
44. Guru mau belajar dari kesalahan dan
melakukan perbaikan atas kekurangan-nya
45. Guru mau berfikir, bersikap dan bertindak
secara profesional, berkelas dunia