9. legislasi nasional

Download Report

Transcript 9. legislasi nasional

LEGISLASI NASIONAL
• Kegiatan konservasi biodiversitas selalu menurut
aturan masing2 negara. Oleh krn itu tak mengherankan kalau ada banyak variasi, semuanya tergantung negara yang bersangkutan.
• Meskipun ada banyak variasi, tetapi ada sejumlah
aturan yang sama, memperhatikan kesepakatan2
internasional.
• Pada umumnya, legislasi nasional disusun secara
sektoral, misalnya perlindungan flora, perlindungan
fauna, dan perlindungan habitat.
• Perlindungan Flora Liar
• Konservasi flora liar biasanya mendapatkan prioritas
yang rendah. Akibatnya inisiatif legislasi nasional
untuk proteksi flora liar khusus jarang, dan hanya
terbatas di negara2 maju.
• Sebagian besar negara2 Eropa sekarang memiliki
legislasi perlindungan flora liar.
• Di USA jenis2 terancam dilindungi dng Federal
Endangered Species Act, dan negara bagian tertentu
memberlakukan legislasi tambahan.
• Di negara lain juga ada legislasi yang komprehensif
untuk konservasi flora liar, mis: Israel, Kanada,
Afrika Selatan, dan Australia.
• Ada 4 hal yang perlu diatur dalam legislasi
perlindungan flora liar, yi:
a. Koleksi dan kepemilikan.
Mis. Di Swiss ada pembatasan koleksi edelweis; di
Itali larangan koleksi semua tumbuhan yg tumbuh
pada batuan dan lahan basah di wilayah tertentu;
di Afrika Selatan dan Swaziland ada larangan
koleksi flora liar di sepanjang highway dng jarak
100 m di kedua sisi, demikian juga di bbp negara
bagian USA. Ada juga perlindungan parsial, mis di
Luxemburg, Zimbabwe, yi larangan koleksi
destruksi massal tanpa alasan yg dpt diterima.
• Salah satu masalah dalam pengendalian koleksi
ialah mereka sering terbatas pada lahan publik.
Pada lahan2 privat, pemilik biasanya mengoleksi
flora yg tumbuh tanpa batasan, dan kolektor hanya
minta izin kpd pemilik.
b. Pembatasan perdagangan
• Tujuannya untuk memperkuat larangan koleksi dng
menghilangkan insentif ekonomi.
• Pembatasan perdagangan ini biasanya juga sulit
dalam pelaksanaannya.
c. Destruksi/perusakan
• Banyak negara yg memberlakukan larangan
destruksi jenis2 tertentu, tetapi sering kali tidak
efektif. Larangan tsb dinyatakan dng kalimat yg tak
jelas dan sering sulit untuk di terapkan, dan sering
dng banyak perkecualiannya shg larangan tsb
menjadi tidak praktis.
• Larangan tsb juga jarang mencakup habitat flora yg
bersangkutan.
d. Pengendalian Introduksi Jenis2 Eksotik
• Biasanya ini menyangkut dibolehkannya impor
jenis2 tertentu untuk tujuan yg terbatas, mis.
untuk penelitian, atau pendidikan.
• Untuk itu, masing2 negara melakukan pengendalian
sesuai dengan Convention on International Trade in
Endangered Species of Wild Fauna and Flora
(CITES).
• Perlindungan Fauna Liar
• Perlindungan fauna liar umumnya lebih mendapat
perhatian daripada perlindungan flora liar.
• Hal-hal yg mesti ada dalam legislasi tsb pada
umumnya mirip dg perlindungan flora liar.
• Pengambilan (Taking),
• adalah perlindungan yg tertua dan paling umum
ada dalam legislasi fauna liar.
• Proteksi parsial juga bervariasi. Di India ada Wildlife
Protectioan Act 1972, yg membagi ke dalam 5
klompok. Jenis2 yg masuk dlm klompok I adalah
dilindungi sepenuhnya, sedang klompok lain
bervariasi.
• Kepemilikan dan Perdangan
• Aturan ini biasanya dalam bentuk pembatasan
perdagangan dan produk2nya. Seringkali
pengendalian juga diberikan berdasarkan izin untuk
orang2 tertentu
• Untuk fauna juga diberlakukan CITES.
• Di USA aturannya sangat luas dan inovatif. Disana
ada Endangered Species Act 1973, dan the Marine
Mammal Protection Act 1972.
• Keterbatasan Legislasi Spesies
• Biasanya sangat tergantung pejabat yg mempunyai
kewenangan saat itu.
• Dalam banyak hal daftar/senarai takson relatif
pendek jarang yg lebih dari 100 masukan. Seringkali
daftar tsb didominasi jenis2 spektakuler yg menarik
bagi kolektor, tidak komprehensif yg meliputi juga
jenis2 terancam di suatu negara.
• Senarai untuk tumbuhan dan invertebrata kerapkali
sangat terbatas.
• Dalam legislasi, batasan untuk pengambilan (taking)
sangat terbatas shg tidak efektif.
• Perlindungan Habitat Alami
•
•
•
•
•
Habitat2 Jenis Dilindungi
Area Dilindungi
Pengendalian Penggunaan Lahan
Insentif
Legislasi Tak Langsung
•
•
•
•
Area Dilindungi
Sistem Nasional Area Dilindungi
Ini bervariasi, tergantung masing2 negara.
IUCN melalui Commission on National Parks and
Protected Areas (CNPPA) mengembangkan sistem
klasifikasi didasarkan tujuannya, yi:
I. Scientific Research/Strict Nature Reserve: untuk
melindungi alam dan proses2 alami di suatu negara
yg tak terganggu dg maksud memiliki contoh
lingkungan alami yg tersedia bagi studi ilmiah,
pemantauan lingkungan, pendidikan, dan
pemeliharaan sumberdaya genetik.
II. National Park: untuk melindungi area dan
pemandangan alami yg signifikan secara nasional
atau internasional, untuk kegunaan ilmiah,
pendidikan, dan rekreasi.
III. Natural Monument/Natural Landmark: untuk
melindungi dan mengawetkan keadaan alami yg
signifikan secara nasional karena unik dan spesial.
IV. Managed Nature Reserve/Wildlife Sanctuary:
untuk meyakinkan kondisi alam yg diperlukan untuk
melindungi jenis2, komunitas biologi, dan keadaan
alam yg signifikan secara nasional, yg memerlukan
manipulasi oleh manusia secara khusus untuk
perkembangannya.
V. Protected Landscape or Seacape: untuk menjaga
bentanglahan alami yg signifikan secara nasional yg
memiliki interaksi harmoni antar manusia dan lahan
secara khas dan memberikan kesempatan kpd
publik untuk menikmatinya melalui rekreasi dan
torisme maupun aktivitas ekonomi area tsb.
VI. Resource Reserve
VII. Natural Biotic Area/Anthropological Reserve
VIII.Multiple-Use Management Area/Managed
Reserve Area
IX. World Heritage Sites
X. Biosphere Reserve