Infus dan Injeksi - WordPress.com

Download Report

Transcript Infus dan Injeksi - WordPress.com

Kuliah FTS Steril (Infus dan
macam-macam sediaan
parenteral volume besar,
serta sediaan injeksi
suspensi dan emulsi)
INFUS
Infus adalah sediaan steril yang berupa larutan
yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes
dengan bantuan peralatan yang cocok
Merupakan sediaan parenteral volum besar
(Large Volume Parenteral=LVP's)yang diberikan
untuk menambah nutrisi, cairan tubuh atau
elektrolit, volume 250 ml atau lebih
Infus tidak boleh mengandung zat bakteriostatik



Dikemas dalam wadah besar dosis tunggal
Dapat juga ditambahkan antibiotik atau obat lainnya ke
dalam infus.
Penggunaan infus:
1) untuk terapi pemeliharaan pada pasien yang akan atau
sudah dioperasi
2) Untuk pasien yang tidak sadar dan tidak dapat menerima
cairan, elektrolit atau nutrisi secara oral
3) Untuk terapi pengganti pada pasien yang mengalami
banyak kehilangan cairan dan elektrolit yg berat

Pada terapi pemeliharaan, pemilihan jenis bahan yg ada
diinfus yang akan diberikan pada pasien tergantung pada
lamanya infus diberikan, misalnya:
1) untuk pemberian kurang dari 3 hari, maka infus yg diberikan
cukup dengan larutan sederhana yg mengandung air dan
dektrosa secukupnya, dan sejumlah kecil Na dan K
2) Pada pemberian 3-6 hari dapat diberikan infus dengan nilai
kalori yang tinggi
3) pada pemberian lebih dari satu minggu, digunakan infus yang
mengandung nutrisi lengkap parenteral utk menyediakan
semua nutrisi esensial (untuk menjaga keadaan normal tubuh),
dalam infus ini mengandung: protein, karbohidrat, vitamin,
mineral, elektrolit, dan air yg cukup

Untuk terapi pengganti, misal pada diare berat, muntah2X

Kebutuhan air, elektrolit, dan kalori
1) Kebutuhan air, normalnya adalah sejumlah yg hilang (air
kemih, keringat, pernafasan). Untuk org dewasa: kurang
lebih 25-40 mL/kg BB atau 2 L per meterpersegi luas
permukaan tubuh
- anak-anak dan dewasa bertubuh kecil membutuhkan air
lebih banyak dibandingkan org dewasa bertubuh besar,
kebutuhan air lebih erat kaitannya dengan luas permukaan
tubuh drpd dgn BB




Pada terapi pengganti air untuk orang dewasa, dibtuhkan
70 mL air/kg BB/hr disamping kebutuhan air utk
pemeliharaan
Misal untuk orang dewasa dengan BB 50 kg, berarti untuk
terapi pengganti memerlukan 3500 mL ditambah 2400 mL
Pada pasien dengan gangguan ginjal atau kardiovaskuler
perlu monitoring tekanan darah
Pada terapi pengganti air secara iv dapat menimbulkn
hemolisis osmotik sel darah merah sehingga perlu cek
tonisitasnya
2) kebutuhan elektrolit
K+ adalah kation utama intrasel (berperan dalam fungsi normal jantung
dan otot polos)

Kebutuhan per harinya: krg lbh 100 mEq
dan kehilangan perharinya krg lbh 40 mEq, shg untuk terapi pengganti
diperlukan minimal 40 mEq ditambah yg diperlukan untuk pengganti


Na+ adalah kation utama ekstrasel, penting dlm menjaga kenormalan
cairan ekstra sel
Kebutuhan perharinya: 135-170 mEq (8-10 gNaCl),
3)kebutuhan kalori
dapat diberikan dekstrosa 5% pada terapi
pemeliharaan atau terapi pengganti

Pemberian larutan protein jangka panjang iv yg
mengandung dekstrosa kadar tinggi (20%),
elektrolit, vitamin, atau dapt juga mengandung
insulin disebut hiperalimentasi parenteral
Penggolongan sediaan parenteral
volum besar berdasarkan komposisi
dan kegunaannya
1. Infus elektrolit


Digunakan untuk mengatasi perbedaan atau
penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam
darah.
Ada 2 kondisi plasma darah yang menyimpang:
1) Asidosis, yaitu kondisi plasma darah yg terlalu
asam akibatnya adanya ion Cl yg berlebihan

2) Alkalosis, yaitu kondisi plasma darah yang terlalu
basa sehingga jumlah ion Na, K, dan Ca dalam
jumlah berlebih

Sistem dapar darah adalah keseimbangan
asam basa darah mengikuti sistem dapar, yaitu:

Hidrogen karbonat-karbonat

Hidrogen fosfat-dihidrogenfosfat

Serum-protein

Beberapa istilah:

Hipovolemia: kehilangan natrium

Dehidrasi: kekurangan air

Asidosis metabolik: kekurangan asam karbonat

Hipokalemia: kekurangan kalium


Asidosis: berkaitan dengan proses fisiologis yg
menyebabkan penurunan pH darah
Asidemia: keadaan pH arteri < 7,35
Contoh formula infus Asering
(Otsuka)

R/ Na+
K+
Cl
130 mEq
4 mEq
109 mEq
Ca ++
3 mEq
Asetat
28 mEq
Aqua pi
ad 1000 mL
2. Infus Karbohidrat
Infus karbohidrat adalah sediaan infus yang berisi
larutan glukosa atau dektrosa yang cocok untuk
donor kalori

Kegunaan : - untuk diuretik (20%)
- untuk terapi oedema (30-50%)
- larutan manitol 15-20% untuk menguji
fungsi ginjal
3. Infus elektrolit dan Karbohidrat

Contoh : infus KA-EN 4 B paed (otsuka)
formulanya:
mengandung:
Na+
K+
30 mEq
8 mEq
Cl-
28 mEq
Laktat
10 mEq
Glukosa 37,5 mEq
Aqua pi
ad 1000 mL
4. Larutan Irigasi



Larutan irigasi adalah sediaan steril berupa
larutan dalam jumlah yang besar (3 liter).
Larutan tidak disuntikkan di vena tapi
digunakan di luar sistem peredaran darah,
umumnya menggunakan jenis tutup yang
diputar atau plastik yg dipatahkan sehingga
memungkinkan pengisian larutan dengan cepat
Digunakan untuk merendam atau mencuci luka
sayatan bedah atau jaringan tubuh, dapat untuk
mengurangi pendarahan
Persyaratan larutan irigasi:
- isotonik
- steril
- tidak diabsorbsi
-bukan larutan elektrolit
- tdk mengalami metabolisme
- cepat dieksresi
- mempunyai tekanan osmotik diuretik

Contoh larutan irigasi:
*acetic acid irrigation (0,25%): digunakan untuk irigasi kandung
kemih, pH dibuat 2,9-3,3, digunakan selama prosedur urologi.
*Neomicyn dan polimiksin sulfat sol. For irrigation : digunakan
sebagai antibakteri topikal dalm irigasi kandung kemih yg terus
menerus
* ringer irrigation (mgd NaCl, KCl, CaCl2)
*Steril water for irrigation, adalah larutan untuk obat suntik yg
steril, etiket harus ditulis dengan jelas, hanya untuk irigasi,
bukan untuk injeksi
5. Larutan Dialisis Peritoneal



Merupakan suatu sediaan larutan steril dalam
jumlah besar (2 liter).
Larutan tidak disuntikkan ke vena tapi dibiarkan
mengalir ke dalam ruangan peritoneal dan
umumya menggunakan tutup plastik yang
dipatahkan sehingga memungkinkan larutan
dengan cepat turun ke bawah
Penggunaan untuk menghilangkan senyawa
toksik yg secara normal diekskresikan oleh
ginjal (misal digunakan pada keracunan ginjal,
atau gagal ginjal)


Larutan diabsorbsi dalam membran peritoneal
mengikuti peredaran darah. Selanjutnya, di
dalam ujung sel peritoneal terjadi penarikan zat
toksin dari darah ke dalam cairan dialisis yang
bekerja sebagai membran semipermeabel
Syarat larutan dialisis peritoneal:
hipertonis, steril, dapat menarik toksin dalam
ruang peritoneal


Larutan yg tersedia di perdagangan
mengandung dekstrosa, vitamin, mineral,
elektrolit dan asam amino(peptida)
Larutan dibuat hipertonik dengan tujuan untuk
mencegah absorbsi air dari larutan dialisis ke
dalam sirkulasi

Contoh :
larutan Dianeal 1,5% dan 2,5%, 2 liter pH 5,2
NaCl
538 mg
538 mg
Na Laktat
448 mg
448 mg
CaCl2
25,7 mg
25,7 mg
MgCl2
5,08 mg
5,08 mg
Dektrosa
1,5 g
2,5 g
Aqua pi
100 ml
100 ml
Osmolarity 346
396
6. Infus Plasma Expander
(Penambah darah)


Merupakan sediaan larutan steril yang
digunakan untuk menggantikan plasma darah
yang hilang akibat perdarahan, luka bakar,
operasi, dan lain-lain
Macam-macamnya:
1. Whole Blood (darah lengkap),
darah yang diambil donor manusia, yg dipilih
dengan pencegahan pendahuluan aseptik yg
ketat (darah ditambah heparin atau ion sitrat
sebagai antikoagulan)



Kita menyimpan darah yang dikumpulkan pada
suhu 1-10 derajat C dan mempertahankan tetap
konstan pada suhu 2 derajat C.
Tanggal kadaluwarsanya maksimal 21 hari
setelah pengambilan darah ( jika digunakan
sitrat sebagai antikoagulan), dan maksimal 48
jam jika digunakan heparin sebagai
antikoagulan
Kemasan: 1 unit (500 ml)
2. Human Albumin (minimal 96% protein harus
albumin)
adalah sediaan steril albumin serum yang
diperoleh dari fraksinasi darah dari donor
manusia sehat.

Setiap 100 ml mengandung 25 g albumin serum
yg sebanding atau ekuivalen keosmotikannya
dengan 500 ml plasma manusia normal, atau 5
g sebanding dgn 100 ml plasma manusia
normal

Pemberian infus intravena sebagai penyokong
volume darah, yg ekuivalen dgn 25-75 g
albumin setiap harinya.
Kadaluwarsa 3-10 tahun



Contoh formulanya (infus human albumin 20%)
Mengandung 20% protein dengan minimum
96% albumin)
R/ Human albumin
Na+
192 g
125 mmol/L
2,88 g/L
K+
max 2 mmol/L
0,08 g/L
Ca++
max 2 mmol/L
0,08 g/L
Cl-
max 100 mmol/L

3. Plasma protein
merupakan larutan steril protein yg terpilih dari
plasma darah donor manusia dewasa



Plasma mengandung 5 g protein per 100 ml, di
mana 83-90% adalah albumin dan sisanya alfa
dan beta globulin
Pemberian plasma protein 250-500 ml, tapi
dapat sampai 1500 ml sebagai penyokong
volum darah
Kadaluwarsa 3-5 th, tergantung penyimpanan


Contoh infus plasmanate
Plasma protein Fraction (Human) 5%, 100 ml
USP
R/ plasma protein
5g
Na Karbonat
0,004M
Na+
K+
Cl-
145 mEq/L
0,25mEq/L
100 mEq/L
4. Larutan Gelatin (hidrolisis kolagen), senyawa
polipeptida (sebagai cairan pengganti darah)


Larutan ini cocok untuk plasma expander
(terdiri atas protein, sehingga dapat
memberikan efek osmotik yang sama dengan
protein)
Pada suhu kamar gelatin dapat mengental,
sehingga perlu menghangatkan larutan,
sementara pada proses pemanasan gelatin
dapat terurai



Untuk memperbaiki kelarutan dapat
ditambahkan glioksal atau isosianat agar
molekulnya bertambah panjang dan bercabang.
Setelah 24 jam dieliminasi atau diurai secara
enzimatik, gelatin hilang dari peredaran darah.
Digunakan gelatin 5% yg diisotonikan dengan
NaCl dan dapat disterilkan dengan autoclaf
121-124 derajat C

Contoh: infus Haemacel

R/3,5% Colloidal infusion Solution
Gelatin dari polipeptides (bovine bone)
Cl-
5,14 g
145 mmol
K+
0,20 g
5,1 mmol
Ca++
0,25 g
6,25 mmol
Na+
3,33 g
145 mmol
35 g

5. Larutan Dekstran
merupakan senyawa polisakarida yg tertersusun
atas glukosa sebagai komponen monomer yg
terikat secara glikosidik pd posisi alfa 1,6.

Dekstran terbentuk di dalam media yg
mengandung sakarosa di bawah pengaruh
enzim dekstran sakarase yg diproduksi oleh
berbagai spesies leuconostoc


Sebagai pengganti plasma digunakan 6 atu10%
larutan dekstran 40 atau 70 dengan BM 40.000
sampai 70.000 dengan penambahan NaCl
0,9%
Sterilisasi dengan autoclaf suhu 120 derajat C,
penyimpanan suhu 4 der C stabil selama 19 th

Contoh formula infus Otsutran-70 (Otsuka)
R/Dekstran 70 in normal salin
Dekstran 70
6,0%
NaCl
0,9%
aqua pi
500 ml
osmolaritas : 316,5 mOsm/L
6%
6. Infus Protein (asam amino)
Larutan terdiri atas: 8 asam amino: L-isoleusin, LLeusin, L-Lisine, L-Metionin, L-Fenilalanin, LTrionin, L-Triptopan, L-Valin. Semua asam
amino tersebut harus ada dalam sediaan infus
dalam jumlah dan perbandingan tertentu di
dalam infus. Hilangnya satu komponen
menyebabkan efek yg diinginkan tidak tercapai,
begitu pula dengan jumlah yg berlebihan.





Sebagai penyangga energi digunakan sorbitol,
dapat pula ditambahkan vitamin dan elektrolit
PH larutan dibuat 6 (berhubungan dengan
stabilitas)
Sterilisasi menggunakan autoclaf 120 der C
disertai dengan penjenuhan gas netral
Penambahan Na pirosulfit dalam jumlah kecil
dapat mengusir oksigen
Contoh infus Aminofusin L (Primer)
R/ L-Isoleusin
L-Leucin
L-Lisine monoHCl
1,55 g
2,20 g
2,50 g
L-Methionon
2,10 g
L-Fenilalanin
2,20 g
L-Treonin
1,00 g
L-Triptophan
0,45 g
L-Valin
1,50 g
L-alanin
6,00 g
L-Arginin
g
L- Glutamic acid
4,00
9,00 g
Glisin
g
10,00
L-Histidin
g
1,00
L-Prolin
g
7,00
Sorbitol
50,00
Mg asetat
g
Sodium hidroksid
L-Malic acid
g
1,07
1,60 g
2,01
vitamin
aqua pi
ml
1000
SUSPENSI UNTUK INJEKSI

Digunakan jika zat aktif tidak larut dalam
pembawa

Dapat digunakan sebagai depo

Kadar partikel padat < 5%

Diameter partikel 5-10 mikrometer

Pembuatan dilakukan mensterilkan masingmasing komponen sendiri-sendiri dan dibuat
secara aseptik, dan sterilisasi akhir tidak boleh
menggunakan penyaring bakteri



Sterilisasi bahan padat dapat menggunakan
sterilisasi panas kering atau gas
Perlu diperhatikan laju sedimentasi partikel
tersuspensi
Laju endap partikel dapat dikurangi dengan
meningkatkan viskositas medium suspensi
Faktor yg terlibat dalam laju kecepatan mengendap
partikel suspensi berhubungan dengan persamaan
hukum stokes dan aliran tiksotropi
1. Ukuran partikel dan bobot jenis bahan
mempengaruhi kec sedimentasi, kecepatan
sedimentasi dapat ditekan jika perbedaan BJ
dua fase kecil dan viskositas medium
ditingkatkan, misal dengan membentuk struktur
vehicle, misal dengan penambahan gom, atau
bentonit (sifat alir pseudoplastik tiksotropi)
2. sifat alir pseudoplastik tiksotropi, adalah suatu
keadaan di mana pada penyimpanan
sedimentasi suspensi terbentuk lambat, jika
akan digunakan dengan pengojokan ringan



Viskositas medium cepat menjadi encer, dan
sedimen tidak cepat terbentuk kembali.
Sehingga memudahkan dalam pengambilannya
ke dalam jarum suntik (dosis tetap homogen).
Masalah yg sering muncul yaitu terjadinya
caking, solusi: dengan penambahan agent
pemflokulasi seperti benzil alkohol atau fenol
etanol.
Perlu juga ditambahkan suspending agent
seperti CMC-Na atau hidroksietilselulosa, yg
juga dapat meningkatkan viskositas (koloid
pelindung)


Penambahan wetting agent juga perlu seperti
tween 80, pluronik F-68 (BASF Corp), atau
sorbitan trioleat dapat membantu partikel
berada dalam bentuk tersuspensi
Bahan tambahan lain: pengawet, pengatur
tonisitas

Suspensi injeksi dapat berupa suspensi injeksi
dalam air atau suspensi injeksi dalam minyak
1. Suspensi injeksi dalam air
Mengandung: bahan pembantu yang mengurangi
sedimentasi, pengisotoni, dapar, pengawet

Contoh formula:

R/ Kortison asetat
Tween 80
CMC Na
NaCl
Benzil alkohol
aqua pi
25 mg
4 mg
5 mg
9 mg
9 mg
ad 1 ml
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan suspensi
injeksi dalam air
1. Ukuran partikel dan BJ
2. Sifat alir sediaan
3. Kerja surfaktan (contoh surfaktan), tween,
lechitin, polisorbat 80, emulphor EL 620,
Pluronic F 60
4. Kecepatan sedimentasi (Gel-Form)
untuk mengaturnya dapat ditambahkan koloid
hidrofilik (CMC Na 0,1-0,3%, GOM, gelatin,
Carmellose sodium, MC), sorbitol, ester
5. Caking
dapat diatasi dengan penambahan bahan
pembasah atau dengan penambahan natrium
sitrat
6. Kelarutan zat aktif
diatasi dengan membentuk kompleks yang sulit
larut, misalnya insulin protamin atau prokain
penisilin
7. Bahan antibusa (oktil alkohol atau emulsi
silikon)
8. sifat alir (reologi)
pseudoplastis tiksotropi
9. isotonis, isohidris
10. bahan antibakteri
Tahapan kerja dalam pembuatan sediaan
suspensi injeksi dalam air
1. Menghaluskan ukuran partikel atau
merekristalisasi bahan obat
2. Sterilisasi bahan obat
3. Sterilisasi pembawa
4. Campur bahan aktif dengan pembawa secara
aseptik
5. Masukkan dalam wadah steril, tutup, dan segel
secara aseptik
2. Suspensi injeksi dalam minyak


Sebagai pembawa dapat digunakan minyak
seperti oleum arachidis, Oleum olivarum,
Oleum sesami, etil oleat), perlu diperhatikan
sifat fisis dan stabilitas suspensi
Yg perlu diperhatikan dalam pembuatan
suspensi injeksi dalam minyak:
1) perlu peningkatan viskositas dan pencegahan
terjadinya caking, misal suspending agent,
misal aluminium monostearat 2%
2) Ukuran partikel, yg dikehendaki adalah 5
mikrometer, perlu diperhatikan efek ukuran
partikel terhadap afek obat dan juga stabilitas
suspensi,

Contoh: Zinc insulin amorf
: onset 0,5-2 jam,
durasi efek 10-16 jam
Zinc insulin kristalin
36 jam
: onset 4-6 jam, durasi 24-

Contoh formula: injeksi prokain penisilin
R/ prokain penisilin
Aluminium monostearat
300.000 S.I/ml
2.0
Minyak zaitun netral steril ad 100 ml

Cara buat: disuspensikan prokain penisilin yang
telah dihaluskan sedikit demi sedikit dalam larutan
campuran aluminium monostearat dan minyak
zaitun secara aseptik
Emulsi injeksi


Perlu emulgator (tidak boleh toksik), contoh:
gelatin, lecitin, polisorbat 80, metilselulosa dan
serum albumin
Injeksi phytomenadione (vitamin K)
menggunakan lesitin sebagai emulgator.