bab 10 IJARAH1.

Download Report

Transcript bab 10 IJARAH1.

PRODI - S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Prodi S1 Akuntansi FEUG - wwa
13/04/2015
1
A. AKAD IJARAH
PENGERTIAN :
Ijarah adalah akad pemindahan hak
guna (manfaat) atas suatu barang
atau jasa, dengan waktu tertentu
dengan pembayaran upah sewa
(ujrah), tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas
barang itu sendiri.
- Ijarah sejenis dengan akad jual beli, namun
yang dipindahkan bukan hak kepemilikannya,
tapi hak guna atau manfaat, manfaat dari
suatu asset atau dari jasa/pekerjaan.
- Sebaliknya Penyewa atau pengguna jasa
memiliki kewajiban membayar sewa atau
upah.
-Aset yang disewakan (objek ijarah) dapat berupa
rumah, mobil, peralatan dan lain sebagainya,
karena yang ditransfer adalah manfaat dari suatu
asset.
- Sehingga segala sesuatu yang dapat ditransfer
manfaatnya dapat menjadi objek ijarah.
- Barang yang dapat habis dikonsumsi tidak dapat
menjadi objek ijarah, karena mengambil
manfaatnya berarti memilikinya.
-Bentuk lain dari objek ijarah adalah manfaat dari
suatu jasa yang berasal dari hasil karya atau dari
pekerjaan seseorang.
- Akad ijarah mewajibkan pemberi sewa (yang
menyewakan) untuk menyediakan asset yang dapat
diambil manfaatnya selama periode tertentu,
sesuai perjanjian
-Penyewa berkewajiban membayar sewa kepada
pihak yang menyewakan
- Pemberi sewa dapat meminta penyewa untuk
menyerahkan jaminan atas ijarah untuk
menghindari resiko kerugian (ED PSAK 107).
- Pembayaran sewa dapat dimuka, ditangguhkan
atau diahir kontrak.
- Akad ijarah memiliki resiko berupa gagal bayar
dari penyewa, asset ijarah rusak, atau penyewa
menghentikan akad sehingga pemberi sewa harus
mencari penyewa baru.
JENIS AKAD IJARAH :
Berdasarkan objek yang disewakan, ijarah dibagi
dua :
Manfaat atas asset yang tidak bergerak ( Rumah,
Tanah ) Asset bergerak ( mobil / motor / pakaian dll
)
Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau dari
pekerjaan seseorang
Berdasarkan Exposure Draft 107, Ijarah dapat
dibagi menjadi 3, Namun yang telah dikenal secara
luas adalah dua jenis ijarah yang disebutkan
pertama.
IJARAH, adalah akad pemindahan hak guna
(manfaat) atas suatu asset atau jasa, dalam waktu
tertentu dengan pembayaran upah atau sewa
(ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan atas asset itu sendiri.
IJARAH MUNTAHIYA BIT TAMLIK ( IMBT),
merupakan ijarah dengan janji (wa’ad) dari
pemberi sewa berupa perpindahan kepemilikan
objek ijarah pada saat tertentu.
Perpindahan kepemilikan suatu asset yang
disewakan dari pemilik kepada penyewa, dalam
Ijarah Muntahiya Bin Tamlik dapat dilakukan jika
seluruh pembayaran sewa atas objek ijarah yang
akan dialihkan telah selesai dan objek ijarah telah
diserahkan kepada pemberi sewa.
Kemudian untuk perpindahan kepemilikan akan
dibuat akad baru, terpisah dari akad ijarah
sebelumnya.
Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui
(a). Hibah
(b). Penjualan, dimana harga harus disepakati
kedua belah pihak sebelum akad penjualan, namun
pelaksanaan penjualan dapat dilakukan :
- Sebelum Akad Berahir
- Setelah Akad berakhir
- Penjualan secara bertahap sesuai dengan janji
(wa’ad) pemberi sewa. Untuk perpindahan secara
bertahap, harus ditentukan bagian penyewa setiap
kali melakukan pembayaran dari harga total sampai
ia memiliki asset tersebut secara penuh diahir
kontrak.
JUAL DAN SEWA KEMBALI ( SALE AND LEASEBACK), atau
transaksi jual dan ijarah
Jenis ijarah seperti ini terjadi dimana seseorang menjual
asetnya kepada pihak lain dan menyewa kembali asset
tersebut. Alasan dilakukannya transaksi tersebut bisa saja si
pemilik asset membutuhkan uang sementara ia masih
memerlukan manfaat dari aset tersebut.
Transaksi Jual dan Ijarah harus merupakan transaksi yang
terpisah dan tidak saling tergantung (ta’alluq) sehingga harga
jual harus dilakukan pada nilai wajar.
DASAR SYARIAH
Al-Qur’an,
sebagaimana firman allah SWT :
“ Salah seorang dari kedua wanita itu berkata ‘
wahai ayahku ambilah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang
paling baik untuk bekerja (pada kita) adalah orang
yang kuat lagi dapat dipercaya” ( QS 28 : 26 )
( QS 43 : 32 ),
( QS 2 : 233 )
As-Sunah,
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah bersabda : “
Berilah upah pekerja sebelum keringatnya kering
“. ( HR. Ibnu Majjah )
“ Barang siapa mepekerjakan pekerja,
beritahukanlah upahnya “ HR. ‘Abd Ar-Razzaq dari
Abu HUrairah dan Abu Sa’id al-kudri )
RUKUN DAN KETENTUAN SYARIAH IJARAH :
PELAKU,
terdiri atas pemberi sewa/pemberi
jasa/lessor/mu’jjir dan penyewa/pengguna
jasa/lessee/musta’jir.
Harus cakap hukum dan baligh
OBJEK AKAD IJARAH,
MANFAAT ASSET/JASA, adalah sebagai berikut :
- Harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam
kontrak, misal sewa computer, maka computer ini
harus dapat berfungsi dengan baik
- Harus dibolehkan menurut syariah ( tidak
diharamkan ), missal mengupah orang untuk
membunuh, menyewa rumah untuk maksiat dll
-Dapat dialihkan secara syariah, ada beberapa
contoh manfaat yang tidak dapat dialihkan secara
syariah, misalnya.
Kewajiban Sholat, Puasa tidak dapat dialihkan
- Membayar seseorang untuk membaca al’quran
dan pahalanya ditujukan untuk orang tertentu,
tidak dibenarkan
dijadikan objek ijarah, missal makanan, minuman
dll.
- Objek sewa harus dikenali secara fisik sedemikian
rupa untuk menghilangkan ketidak tahuan yang
dapat menimbulkan sengketa, missal kondisi mobil
yang disewa harus baik dll
- Jangka waktu penggunaan manfaat ditentukan
dengan jelas.
-SEWA DAN UPAH, yaitu sesuatu yang dijanjikan
dan dibayar penyewa atau pengguna jasa kepada
pemberi sewa atau pemberi jasa sebagai
pembayaran atas manfaat asset atau jasa yang
digunakannya
-Upah harus jelas besarannya dan diketahui oleh
para pihak yang berakad.
-Tidak boleh menyatakan gajinya tergantung dari
penjualan perusahaan karena besarnya menjadi
tidak pasti.
- Boleh dibayarkan dalam bentuk jasa/manfaat lain
dari jenis yang serupa dengan objek akad.
- Bersifat fleksible, missal sewa 1 tahun Rp. 1 Juta,
untuk 2 tahun Rp. 1,5 Juta.
KETENTUAN SYARIAH UNTUK IJARAH MUNTAHIYA
BIT TAMLIK (IMBT)
Pihak yang melakukan IMBT harus melakukan akad
ijarah terlebih dahulu, Akad pemindahan
kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian,
hanya dapat dilaksanakan setelah berakhirnya akad
ijarah.
Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di
awal akad ijarah adalah wa’ad, yang hukumnya
tidak mengikat. Bila janji itu ingin dilaksanakan,
maka harus ada akad pemindahan kepemilikan
yang dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.
IJAB KABUL
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela
diantara pihak-pihak pelaku akad yang dilakukan
secara verbal, tertulis, melalui korespondensi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
PERBEDAAN IJARAH DENGAN LEASING
Sedikitnya ada empat aspek yang didalamnya
terdapat perbedaan /persamaan antara Ijarah dan
Leasing :
OBJEK
Dalam ijarah, objek yg disewakan dpt berupa asset
maupun jasa/tenaga kerja, Ijarah bisa diterapkan
u/ mendapatkan manfaat dari asset disebut sewamenyewa, sedangkan bila diterapkan u/
mendapatkan manfaat tenaga kerja/jasa disebut
upah mengupah (ujrah).
Dalam leasing hanya berlaku untuk sewa menyewa
asset saja, dengan kata lain terbatas pada
pemanfaatan asset. Ijarah memiliki cakupan yang
lebih luas.
METODE PEMBAYARAN
Dalam ijarah, metode pembayaran dapat dibedakan
menjadi dua :
- Ijarah yang pembayarannya tidak tergantung pada
kinerja objek yang disewa ( misal gaji/sewa )
- Ijarah yang pembayarannya tergantung pada
kinerja objek yang disewa disebut juga ju’alah
atau success fee ( misal bila anda menemukan hp
saya, akan saya bayar Rp. 500.000,- )
Dalam Leasing hanya yang tidak tergantung pada
kinerja objek yang disewa.
PERPINDAHAN KEPEMILIKAN
Pada dasarnya akad ijarah sama seperti operating
lease, yaitu yang dipindahkan manfaat dari asset
yang disewa, sedang dalam IMBT yang menyewakan
asset memberi janji (wa’ad) nanti pada ahir
kontrak akan melepas kepemilikan asset tersebut,
dan akan dibuat kontrak tersendiri.
Dalam leasing, jenis leasing tergantung dari sisi
pemberi sewa dan penyewa. Dalam financial lease
atau capital lease, adalah merupakan bentuk
transfer sebagian resiko dan keuntungan
kepemilikan yang mengikat pada lease. Dan tidak
dibolehkan dalam syariah.
JENIS LEASING LAINNYA
PURCHASE LEASE,
Adalah suatu bentuk lease yang menggabungkan antara hak beli dan
leasing sekaligus.
Ciri dalam purchase lease : Pembeli membayar sejumlah uang
untuk hak beli yang tidak dapat ditarik kembali serta bukan bagian
dari uang muka pembelian, harga jual ditetapkan di awal dan
biasanya lebih tinggi dari harga pasar, selama belum terjadi
pembelian, pembeli membayar sejumlah uang sewa, perjanjian
tidak dapat dibatalkan kecuali gagal bayar yang biasanya objek
sewa akan disita oleh lessor,dan tidak ada orang yang dapat
membeli asset tersebut setelah perjanjian pembeli dan pemilik.
Dalam syariah, akad lease purchase ini diharamkan
karena adanya two in one ( dua akad sekaligus ). Ini
menyebabkan gharar dalam akad, yaitu ada
ketidakjelasan akad. Apakah yang berlaku akad
sewa atau akad beli.
SALE AND LEASE BACK
Adalah suatu bentuk lease di mana penjual
menjual barang kepada pembeli, kemudian
pembeli menyewakan kembali kepada penjual.
Alasan dilakukan transaksi tersebut bisa saja si
pemilik asset membutuhkan dana sementara ia
masih memerlukan manfaat asset tersebut, akad
jenis ini diperbolehkan menurut syariah, asal akad
jual dan akad ijarah harus dipisahkan dan tidak
boleh di persyaratkan.