Transcript Materi_12

Pertimbangan Praktis dalam Memilih Masalah
 Pemilihan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan pertimbangan sebagai


1.
2.
3.
4.
5.
berikut:
Sebaiknya Masalah Dapat Dilaksanakan
Pada saat kita memilih masalah tertentu maka pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini bermanfaat untuk mengecek apakah kita akan dapat melakukan riset dengan
masalah yang sudah kita tentukan sebelumnya:
Apakah masalah tersebut dalam jangkauan kita?
Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk melakukan riset dengan masalah
tersebut?
Apakah kita akan mendapatkan akses untuk memperoleh sampel yang akan
kita gunakan sebagai responden sebagai sarana pemerolehan data clan atau
informasi?
Apakah kita mempunyai alasan khusus sehingga kita percaya akan dapat
memperoleh jawaban dari masalah yang kita rumuskan?
Apakah metode yang diperlukan sudah kita kuasai?
 Jangkauan Riset
 Dari sisi jangkauan atau kedalaman dan keluasan riset; apakah masalahnya cukup memadai






untuk diteliti? Misalnya masalah terlalu luas sehingga waktu yang dibutuhkan menjadi lebih
lama atau masalah terlalu sempit sehingga tidak dapat dikembangkan lagi. Apakah jumlah
variabelnya sudah cukup? Apakah jumlah datanya cukup untuk dilaporkan secara tertulis?
Keterkaitan
Dalam memilih masalah, apakah ada alasan yang terkait dengan persyaratan yang sebaiknya
dipenuhi. Misalnya, apakah masalah yang kita teliti berkaitan dengan latar belakang bidang ilmu,
keahlian, pengetahuan, atau pekerjaan kita? Jika kita melakukan riset dengan masalah tersebut,
apakah kita akan mendapatkan nilai tambah bagi pengembangan diri kita, khususnya menambah
pengetahuan dalam mempraktikkan teori yang sudah kita dapatkan?
NilaiTeoritis
Apakah masalah yang akan diteliti mempunyai nilai teoritis sehingga dapat membantu
mengembangkan teori yang sudah ada? Apakah hasil risetnya nanti akan memberikan
sumbangan pengetahuan terhadap ilmu yang kita pelajari? Apakah hasil risetnya layak untuk
dipublikasikan?
Nilai Praktis
Apakah hasil risetnya nanti akan memiliki nilai-nilai praktis bagi para praktisi di bidang yang
sesuai dengan masalah yang akan diteliti? Artinya, hasil riset akan memberikan kontribusi atau
manfaat praktis, misalnya periklanan, desain kemasan produk, dan lain sebagainya
Di bawah ini diberikan contoh-contoh detil mengenai
masalah yang dapat diteliti.
Pertanyaan Masalah
Desain
Pertanyaan Riset
Tujuan Riset
Apakah perubahan logo
dapat meningkatkan citra
positioning perusahaan?
Apakah logo yang baru dapat
meningkatkan posisi
perusahaan di masyarakat?
Logo baru diharapkan dapat
meningkatkan positioning
perusahaan di masyarakat,
khususnya konsumen.
Apakah desain iklan
memengaruhi minat beli
konsumen?
Apakah desain iklan produk
parfum X dapat
memengaruhi minat beli
konsumen pengguna parfum
tersebut
desain iklan produk parfum
X diharapkan dapat
memengaruhi minat beli
konsumen pengguna parfum
tersebut.
Apakah desain point of
purchase memengaruhi
volume penjualan
Apakah desain point of
purchase dapat
meningkatkan volume
penjualan produk sampo
Sunsilk?
Desain point of purchase
dapat diharapkan
meningkatkan volume
penjualan
Menyusun Hipotesis
 Setelah masalah dirumuskan, langkah berikutnya adalah
merumuskan hipotesis. Apakah hipotesis itu? Ada banyak
definisi hipotesis tetapi kesemuanya mengacu pada pengertian
yang sama, di antaranya ialah bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti.
 Menurut Prof. Dr. S. Nasution, definisi hipotesis ialah
pernyataan tentatif yang merupakan dugaan mengenai apa
saja yang sedang diamati dalam usaha untuk memahami"
(Nasution: 2000
Asal dan Fungsi Hipotesis
 Hipotesis dapat diturunkan dari teori yang berkaitan dengan
masalah yang akan Misalkan seorang peneliti akan melakukan riset
mengenai pengaruh daya tarik suatu desain. Agar dapat
menurunkan hipotesis yang baik maka sebaiknya yang
bersangkutan membaca teori mengenai penentuan harga.
 Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang perlu diuji
kebenarannya. Oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai
kemungkinan untuk menguji kebenaran atau teori dengan
menggunakan data empiris. Jika hipotesis sudah diuji dan bukti
kebenaranya maka hipotesis itu akan menjadi suatu teori. Jadi
sebuah hipotesis diturunkan dari suatu teori yang sudah ada, diuji
kebenarannya, dan kemudian pada akhirnya memunculkan teori
baru
Pertimbangan dalam Merumuskan Hipotesis
 Dalam merumuskan hipotesis, peneliti perlu berbagai pertimbangan, di
antaranya:
 Harus mengekspresikan hubungan antara dua variabel atau lebih. Maksudnya,
dalam merumuskan hipotesis maka seorang peneliti harus setidak-tidaknya
mempunyai dua variabel yang akan dikaji. Kedua variabel tersebut adalah
variabel bebas dan variabel tergantung. Jika variabelnya lebih dari dua, biasanya
terdiri dari satu variabel tergantung dan dua variabel bebas.
 Harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya rumusan
hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna, tidak boleh
menimbulkan penafsiran ganda. Jika hipotesis itu dirumuskan secara umum
maka hipotesis tersebut tidak akan dapat diuji secara empiris.
 Harus dapat diuji secara empiris. Maksudnya ialah memungkinkan untuk
diungkapkan dalam bentuk operasional yang dapat dievaluasi berdasarkan data
yang didapatkan secara empiris. Sebaiknya hipotesis tidak mencerminkan unsurunsur moral, nilai-nilai ataupun sikap.
Jenis-jenis Hipotesis
 Berdasarkan tingkat abstraksi dan bentuknya, secara garis besar ada dua jenis hipotesis.
Menurut tingkat abstraksinya, hipotesis dibagi menjadi:
 Hipotesis yang menyatakan adanya kesamaan-kesamaan dalam dunia empiris. Hipotesis
jenis ini berkaitan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat umum yang kebenarannya
diakui oleh orang banyak pada umumnya, misalnya "pada umumnya orang menyukai
warna", "hitam dan putih dikatakan tidak berwarna", "Jika ada warna merah pada lampu
traffic light maka mobil berhenti". Kebenaran-kebenaran umum seperti itu sudah
diketahui orang banyak walau jika diuji secara ilmiah belum tentu benar.
 Hipotesis yang berkenaan dengan model ideal. Pada kenyataannya dunia ini sangat
kompleks. Untuk memelajari kekompleksitasan dunia tersebut kita memerlukan bantuan
filsafat, metode, dan tipe-tipe yang ada. Pengetahuan mengenai kecenderungan sikap
manusia terhadap warna tertentu akan membantu kita memahami bagaimana para
desainer membuat desain kemasan produk tertentu.
 Hipotesis yang digunakan untuk mencari hubungan antar variabel. Hipotesis ini
merumuskan hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Dalam menyusun
hipotesis, peneliti harus dapat mengetahui variabel mana yang memengaruhi variabel lain
sehingga variabel tersebut berubah, misalnya hubungan antara pemilihan warna logo
pada perusahaan tertentu dengan visi dan misi perusahaan tersebut.
Menurut bentuknya, hipotesis dibagi
menjadi tiga:
Hipotesis riset/kerja. Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar peneliti
verhadap suatu masalah yang sedang dikajinya. Dalam hipotesis ini peneliti :nenganggap
benar hipotesisnya yang kemudian akan dibuktikan secara zmpiris melalui pengujian
dengan mempergunakan data yang diperoleh dari riset. Misalnya: Ada hubungan antara
pengenalan tanda-tanda lalu lintas dengan kesadaran berlalu-lintas.
2.
Hipotesis operasional. Hipotesis ini merupakan hipotesis yang bersifat obyektif di
mana peneliti merumuskan hipotesis tidak semata-mata berdasarkan anggapan dasarnya,
tetapi juga berdasarkan obyektivitasnya bahwa hipotesis riset yang dibuatnya itu belum
tentu benar setelah diuji dengan menggunakan data yang ada. Untuk itu peneliti
memerlukan hipotesis pembanding yang bersifat obyektif dan netral atau yang secara
teknis disebut hipotesis nol (HO). HO digunakan untuk memberikan keseimbangan
terhadap hipotesis riset karena peneliti meyakini bahwa dalam pengujian nanti benar atau
salahnya hipotesis riset tergantung dari bukti-bukti yang diperoleh selama riset. Contoh:
H0: Tidak ada hubungan antara pengenalan tanda-tanda lalu lintas dengan kesadaran
berlalu-lintas.
3.
Hipotesis statistik. Hipotesis ini merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam
bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamat-an peneliti
terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif). Misalnya: H0: p = 0; atau H0:
n = 0.
1.
Tugas Perorangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dari karakter new logo Garuda Indonesia
Terapkan metode desainnya, terapkan dan implementasikan
desainnya kedalam salah satu karya desain produk yang dihasilkan
sesuai ciri karakter logo baru. Pilihannya :
Desain & Penerapan Logo Dalam Pesawat
Desain & Perapan Logo Dalam Mobil Dinas Garuda
Façade Desain Ticketing Counter & Desain Produk counter ticketing
Façade Desain Customer Relation & Deisain Produk meja cs
Desain Produk Furniture Garuda Indonesia shop display
Desain Produk Counter executive lounge
Desain produk Merchandise Garuda Indonesia.
Tugas karya disajikan kedalam gambar 3D kedalam kertas A3
ditempel dalam black impraboard 40 x 60 cm
Konsep kedalam papper A4
Dipresentasikan sebagai Tugas UAS.
Denah Executive lounge