kebudayaan lokal di indonesia (upacara adat)

Download Report

Transcript kebudayaan lokal di indonesia (upacara adat)

ELISA
12511320
MONICA
HARDI
ELVINA M
125110816
125110545
125110451
KEVIN
125110569
KEBUDAYAAN
LOKAL DI
INDONESIA
(UPACARA ADAT)
Ngaben (Pembakaran Jenasah di Bali)
Ngaben adalah upacara pembakaran mayat yang dilakukan di Bali,
khususnya oleh yang beragama Hindu.
Bade dan Lembu  tempat mayat yang akan dilaksanakan
Ngaben.
Makna upacara

untuk mengembalikan roh leluhur (orang yang
sudahmeninggal) ke tempat asalnya.
Biasa dilaksanakan oleh keluarga sanak saudara dari orang yang
meninggal, sebagai wujud rasa hormat seorang anak terhadap orang
tuanya.
Dalam sekali upacara biasanya menghabiskan dana 15 juta s/d 20
juta rupiah.
 Ritual membersihkan dan mengganti busana jenazah leluhur,
bulan agustus di pedalaman Toraja Utara.
diadakan setiap
Ritual Ma’ Nene’ dimulai dari :
 Peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua dikeluarkan dari makam.
 Peti diletakkan di arena upacara.
 Sanak keluarga mayit telah berkumpul dan mereka mengeluarkan jenazah yang
masih utuh maupun sudah menjadi tulang dan mengganti busana di tubuh
jenazah dengan yang baru.
Harapan masyarakat Baruppu dalam mengadakan upacara ini adalah agar arwah
leluhur dapat menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan
hidup.
Ritual Ma’ Nene’ memiliki aturan tak tertulis yang mengikat warga (Mis : jika
seorang istri atau suami meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak
boleh kawin lagi sebelum mengadakan Ma’ Nene’ untuknya.)
Upacara kebo-keboan adalah upacara tradisional di Dusun Krajan, Desa
Alasmalang, Kabupaten Banyuwangi.
Dilaksanakan satu kali dalam satu tahun yang jatuh pada hari Minggu
antara tanggal 1 sampai 10 Sura.
Tahap-tahap yang harus dilalui dalam upacara ini adalah :
1)
2)
3)
Selamatan di Petaunan,
Ider bumi atau arak-arakan mengelilingi Dusun Krajan,
Ritual kebo-keboan yang dilaksanakan di daerah persawahan Dusun
Krajan.
Maksud diadakannya upacara :
adalah untuk meminta kesuburan tanah, panen melimpah, serta
terhindar dari malapetaka baik yang akan menimpa tanaman maupun
manusia yang mengerjakannya.
Images
Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing
kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang
dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan.
Pasola merupakan bagian dari serangkaian upacara tradisional yang
dilakukan oleh orang Sumbayang masih menganut agama asli yang
disebut Marapu (agama lokal masyarakat Sumba).
Permainan pasola diadakan pada empat kampung di kabupaten Sumba
Barat.
Pelaksanaan pasola dilakukan secara bergiliran, yaitu antara bulan
Februari hingga Maret setiap tahunnya.
Pasola menggambarkan rasa syukur dan ekspresi kegembiraan
masyarakat setempat, karena hasil panen yang melimpah.
Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti
mengarak.
Tabuik (Tabut)
adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati
Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad,
yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di
daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota
Pariaman
.
• Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada
tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam.
Kembali
GAMBAR MANENE
Kembali
Gambar Kebo Reboan
Kembali
Gambar Pasola
Kembali
Gambar Tabuik
Kembali