Presentasi Learning Disorder Kulsum NH - Quls-Edu

Download Report

Transcript Presentasi Learning Disorder Kulsum NH - Quls-Edu

Learning Disorder
Kulsum Nur Hayati
Nama Gangguan & Kode PPDGJ
Nama gangguan :
Gangguan Belajar (Learning Disorder)
(perkembangan belajar khas, membaca
khas, berhitung).
Kode PPDGJ
: F.81, F.81.0, F.81.2
What is a learning disability?
Having trouble:
Processing information
Organizing information
Applying information
Types of Learning Disabilities
 Dyslexia
A language and
reading disability
 Dyscalculia
Problems with
arithmetic and math
concepts
 Dysgraphia
A writing disorder
resulting in illegibility
 Dyspraxia (Sensory
Integration Disorder)
Problems with motor
coordination
 Central Auditory
Processing Disorder
Difficulty processing and
remembering languagerelated tasks
 Non-Verbal Learning
Disorders
Trouble with nonverbal
cues, e.g., body language;
poor coordination, clumsy
 Visual Perceptual/Visual
Motor Deficit
Reverses letters; cannot
copy accurately;
 Language Disorders
(Aphasia/Dysphasia)
Trouble understanding
spoken language; poor
reading comprehension
Causes or Presumed causes of
Learning Disabilities
NO real causes
Might be caused by:
Hereditary
Teratogenic
Medical
Environmental
Prevalence
The overall prevalence of LD is estimated
to be between 2 and 10%
Approximately 5% of children have
identified LD in public schools
Gender Differences
Boys>Girls
Among those with LD:
Females generally have a lower IQ, and
perform more poorly in math and reading,
better in writing
Males tend to perform better in math
Gangguan Perkembangan Belajar
Khas (PPDGJ F.81):
 Gangguan pada pola normal kemampuan penguasaan
ketrampilan, yang terganggu sejak stadium awal dari
perkembangan (specific developmental disorder of
scholastic skills).
 Gangguan perkembangan belajar khas seringkali
terdapat bersama dengan sindrom klinis lain (seperti
gangguan pemusatan perhatian atau gangguan tingkah
laku) atau gangguan perkembangan lain (seperti
gangguan motorik khas atau gangguan perkembangan
khas berbicara atau berbahasa).
 Gangguan perkembangan belajar khas diduga
disebabkan oleh faktor biologis yang berinteraksi dengan
faktor non biologis (seperti kesempatan belajar dan
kualitas pengajaran).
Syarat dasar untuk diagnosis
gangguan perkembangan belajar:
Secara klinis terdapat hendaya yang bermakna
dalam ketrampilan skolastik tertentu.
Hendaya harus dalam masa perkembangan,
sudah ada pada awal usia sekolah dan tidak
terdapat pada proses perjalanan pendidikan
lebih lanjut.
Harus tidak ada faktor luar yang dapat menjadi
alasan untuk kesulitan skolastik (misalnya:
kesempatan belajar, sistem pengajaran, pindah
sekolah, dll).
Tidak disebabkan oleh hendaya visus atau
pendengaran yang tidak terkoreksi.
Gangguan Membaca
(Reading Disorder) F.81.0:
 Kriteria DSM-IV-TR, reading disorder didefinisikan
sebagai diskrepansi yang signifikan antara prestasi
seseorang dalam membaca dengan pencapaian yang
diharapkan dari orang lain pada usia yang sama.
 Kemampuan membaca anak lebih rendah
tingkatannya dari pada kemampuan yang diharapkan,
berdasar usia, inteligensi umum, dan tingkatan
sekolahnya.
 Biasanya didahului riwayat gangguan perkembangan
berbicara atau berbahasa.
 Pada tahap awal terjadi kesulitan membaca huruf
abjad, menyebut nama, memberi irama pada kata-kata
yang diucapkan, menganalisis atau mengelompokkan
bunyi-bunyi (meski ketajaman pendengaran normal).
Reading Disorder
 Terjadi kesalahan dalam kemampuan membaca lisan:
 Ada kata-kata atau bagian-bagian yang mengalami
penghilangan, penggantian, penyimpangan, atau
penambahan.
 Kecepatan membaca lambat.
 Salah memulai, keraguan yang lama atau kehilangan
bagian teks dan tidak tepat menyusun kalimat.
 Susunan kata-kata yang terbalik dalam kalimat atau
huruf-huruf yang terbalik dalam kata-kata.
 Dapat juga terjadi defisit dalam memahami isi bacaan:
tidak mampu menyebut kembali isi bacaan, tidak
mampu menarik kesimpulan dari materi bacaan.
Contoh Kasus Reading Disorder
Anak-anak yg mengalami masalah
membaca  mereka melihat huruf-huruf
dalam posisi terbalik atau dalam citra
cermin.
Contoh: melihat huruf b sebagai huruf d.
Penelitian Wolff & Melngailis (1996)
para individu disleksik jarang melihat
huruf terbalik setelah berusia 9-10 tahun.
Gangguan Berhitung Khas (F.81.2):
Kekurangan yang terjadi pada anak yang
mengalami gangguan berhitung khas yaitu
penguasaan pada kemampuan dasar berhitung,
yaitu tambah, kurang, kali, bagi (bukan
kemampuan matematik yang lebih abstrak).
Kemampuan berhitung anak lebih rendah dari
pada tingkat yang seharusnya dicapai berdasar
usianya, inteligensi umum, dan tingkat sekolahnya.
Kesulitan dalam berhitung bukan disebabkan
pengajaran yang tidak adekuat, atau efek langsung
dari ketajaman penglihatan, pendengaran, atau
fungsi neurologis, gangguan jiwa, atau gangguan
lainnya.
Tipe-tipe Gangguan Berhitung
Tipe 1: Kelemahan memori verbal semantik
(memori mengenai arti kata) yg memicu
timbulnya masalah dalam mengingat faktafakta aritmetik, bahkan setelah melalui latihan
ekstensif. Tipe ini berhubungan dg disfungsi
belahan kiri otak dan sering terjadi bersamaan
dg gangguan membaca.
Tipe 2: penggunaan strategi yang tidak sesuai
dg tahap perkembangan dalam menyelesaikan
soal-soal aritmetik dan sering melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal
sederhana.
Contoh tipe 2: anak diminta menjumlahkan 3 dan
4, pertama ia menghitung sampai 3 dg jari mereka
kemudian menghitung lagi sejumlah 4. Pada anak
normal dalam matematika, ia memulai dengan
menunjukkan 4 jari (tanpa menghitungnya),
kemudian menghitung lagi sejumlah 3 dengan
jarinya. Pada kasus seperti ini, umumnya akan
membaik seiring pertambahan usia.
Tipe 3: menyangkut hendaya ketrampilan
visuospasial, yang mengakibatkan kesalahan dalam
mengurutkan angka-angka atau kesalahan dalam
penempatan angka (misalnya: meletakkan poin
desimal di tempat yg salah). Tipe ini sangat
mungkin diturunkan (genetis) (Gillis & deFries,
1991)
Intervensi/ treatment yang direkomendasikan
(psikiatris atau dokter)
Intervensi Processing Sensory meliputi
pendekatan intervensi sensori yang teringerasi
dan holistik
Educational Treatment, sering disamakan
dengan Discrete Trial Training atau
Intervensi Perilaku Intensif.
Biological Treatment, misalnya: diet,
pemberian vitamin dan pemberian obatobatan untuk mengurangi perilaku-perilaku
tertentu (agresivitas, hiperaktif, melukai diri
sendiri, dsb.).
Intervensi/ treatment yang
direkomendasikan (psikiatris atau
dokter)
 Oral Motor dan Speech Language
Intervension, bagi penderita gangguan belajar
yang mengalami gangguan bicara dan oral motor.
Gangguan tersebut dapat diatasi melalui
penanganan gangguan oral motor meliputi
gangguan oral motor berupa gangguan
mengunyah menelan dan gangguan bicara.
 PACS Komunikasi, peningkatan kemampuan
komunikasi, seperti PECS (Picture Exchange
Communication System), bahasa isyarat, strategi
visual menggunakan gambar dalam berkomunikasi
dan pendukung-pendukung komunikasi lainnya.
Intervensi/ treatment yang direkomendasikan
(psikiatris atau dokter)
 Pelayanan Intervensi behaviour
Intensif, meliputi kerja team dari berbagai
disiplin ilmu yang memberikan intervensi baik di
rumah, sekolah maupun lngkungan sosial lainnya.
 Terapi Sensoris Terapi yang bersifat Sensoris,
misalnya: Occupational Therapy (OT), dan
Auditory Integration Training (AIT).
 Intervensi diet alergi dan hipesensitif makanan
berdasarkan Gold Standar Eliminasi provokasi.
 Penyesuaian Kelas: pengaturan tempat duduk
khusus dalam pembelajaran di sekolah.
Intervensi/ treatment yang direkomendasikan
(guru)
 Menggunakan pendekatan linguistik tradisional
dalam kasus kesulitan membaca dan menulis.
Memfokuskan pada instruksi dalam ketrampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis
dg cara yg logis, berurutan, dan multi indrawi
seperti membaca keras seraya disupevisi dengan
teliti. Program Fast for word.
 Penyesuaian Kelas: pengaturan tempat duduk
khusus dalam pembelajaran di sekolah.
Contoh Kasus
Celebrities with dyslexia
Tom Cruise
Henry “The Fonz”
Winkler
Walt Disney
Magic Johnson
Tom Cruise
Tom Cruise berterus terang tentang disleksia yang
pernah diidapnya di depan umum untuk menyakinkan para
orang tua dari anak penderita kesulitan membaca bahwa
ada solusinya untuk menanggulangi sindrom itu.
Tom bercerita bahwa ia sejak kecil mengalami disleksia
sehingga selalu tertinggal pelajaran di sekolahnya.
Akibatnya ia merasa frustasi, bahkan sindrom itu hampir
saja menghancurkan karier aktingnya dan sebelumnya
telah merusak impiannya menjadi pilot pesawat.
Namun ia mendapat pertolongan dari sebuah program
belajar yang dikembangkan Scientology. Melalui program
tersebut yang bernama Study Technologi hasil karya
pendiri Scientology L. Ron Hubbard, Tom berhasil
mengatasi kesulitan membacanya. Kini Tom Cruise adalah
anggota dewan yayasan penanggulangan kesulitan
membaca HELP (Hollywood Education & Literaty Problem)
yang bertujuan membantu para penderita disleksia.
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
quls-edu.com